Anda di halaman 1dari 9

1

DOKTRIN KRISTOLOGI 16
Parousia
By DR. Erastus Sabdono

Pengertian kata Parousia


Kata parousia berasal dari bahasa Yunani yang berarti kedatangan (arrival)
atau kehadiran (presence). Kata ini biasanya hanya digunakan dalam
lingkungan orang Kristen yang menunjuk kedatangan Tuhan Yesus kedua
kali. Parousia tidak sama dengan akhir jaman. Akhir jaman menunjuk kepada
suatu akhir sebuah masa, bisa bersangkut paut dengan akhir jaman seluruh
dunia, tetapi juga hanya sekelompok masyarakat atau suatu tempat tertentu.
Tetapi parousia berarti kedatangan Tuhan kedua kali atau akhir sejarah dunia
secara universal.
Ada satu kesalahan yang bisa semacam penyakit bagi iman banyak orang
Kristen. Hal itu adalah ketidak-beranian menerima dan mempercayai apa yang
belum disaksikan sebagai realita yang akan dialami atau benar-benar akan
terjadi. Kedatangan Tuhan Yesus dengan orang saleh-Nya dan mengakhiri
sejarah bumi ini merupakan suatu realitas yang benar-benar akan terjadi.
Orang percaya tidak boleh meragukannya (Kis 1:10-11). Teks ini jelas
menunjukkan bahwa kedatangan Tuhan Yesus dari Sorga dapat ditangkap oleh
mata fisik, sebagaimana Ia naik diikuti oleh pandangan mata fisik banyak orang
pada waktu itu, sekitar tahun 30 masehi, Ia akan datang kembali suatu hari
nanti. Keterangan lain mengenai kedatangan Tuhan juga ditulis oleh Yudas
(Yud 1:14 Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah
bernubuat, katanya: Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang
kudus-Nya).
Peristiwa besar ini pasti terjadi sebab Ia yang berjanji adalah Tuhan yang
setia: Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya
di tempat di mana Aku berada, kamupun berada (Yoh 14:3). Kedatangan Tuhan
menjadi awal dari klimaks keselamatan yang orang percaya peroleh melalui
korban-Nya. Hari ini orang percaya belum merasakan secara penuh buah
keselamatan. Tetapi di hari kedatangan-Nya nanti, ketika sengat dosa yaitu
maut tidak berdaya lagi (berarti tidak ada lagi kematian), Tuhan menciptakan
dunia baru yang sempurna tanpa sakit penyakit dan penderitaan, pada waktu
itulah orang percaya baru sepenuhnya membuktikan buah keselamatan yang
2

Tuhan berikan. Itulah hari yang orang percaya nantikan. Tidak boleh ada saat
yang lebih orang percaya nantikan lebih dari saat itu.
Epifaneia
Dalam Alkitab Perjanjian Baru, dapat dijumpai banyak ayat-ayat Alkitab yang
berbicara mengenai penyataan Tuhan Yesus Kristus. Penyataan bukanlah
pernyataan. Kalau pernyataan artinya selalu menyatakan sesuatu fakta baik
secara lisan dengan kata-kata maupun tertulis; dalam bahasa Inggris
diterjemahkan statement. Tetapi penyataan artinya bisa pengungkapan
sesuatu yang tersembunyi tetapi juga bisa berarti pemunculan atau
penampakkan.
Dalam bahasan ini kata penyataan berarti pemunculan atau penampakkan
Tuhan Yesus. Kedatangan Tuhan tahap pertama ini bisa dikatakan sebagai
penampakkan-Nya. Penampakkan Tuhan Ini disebut pula sebagai “penyataan-
Nya” (Luk 17:30; Kis 1:11; 1Kor 1:7; Kol 3:4; 2Tes 1:7; 1Tim 6:14; 2Tim 4:1; Tit
2:13; 1Pet 1:7,13; Ibr 9:28; 1Yoh 2:28; 3:2,5; Why 1:7). Ada beberapa kata yang
diterjemahkan penyataan berkenaan dengan kedatangan Tuhan Yesus yang
kedua kali:
1. Apokalupsis terdapat dalam 1Korintus 1:7, 2Tesalonika 1:7 dan 1Petrus
1:7,13. Kata ini juga mengandung pengertian memanifestasikan diri atau
membuat terang.
2. Phaneroo terdapat pada Kolose 3:4, 1Timotius 6:14, 2Timotius 4:1, Titus
2:13, 1Petrus 1:20, 1Yohanes 2:28. Kata kedua ini juga mengandung
pengertian “declare” sebuah deklarasi.
3. Ophthesetai, akar katanya horao. Terdapat dalam Ibrani 9:28. Kata ini juga
mengandung pengertian mengungkapkan suatu pengertian.
Kalau dipertanyakan apakah peristiwa ini menunjuk kepada ucapan malaikat
dalam Kisah Rasul 1:11, bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali dengan cara
yang sama, jawabnya adalah “tentu saja”. Orang percaya harus “fair” terhadap
apa yang diinformasikan oleh Alkitab. Tidak boleh menambah atau
mengurangi. Apa yang tertulis demikian biarlah demikian.
Tatkala Yesus menampakkan diri dan menunjukkan kemuliaan-Nya maka
genaplah Firman Tuhan yang mengatakan bahwa semua lutut bertelut dan
semua lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan (Fil 2:9-10). Perlu
diperhatikan bahwa pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan bukan hanya di
sorga, tetapi juga di bumi ini. Pengakuan itu dilakukan semua penduduk bumi
dan semua isinya, perhatikan kata “segala”. Dalam teks Yunaninya adalah “pan
gonu kampsee” (every knee) dan “pasa glosa eksomologesetai” (every tongue).
3

Ini menunjuk suatu situasi atau peristiwa dimana semua orang akan tunduk
kepada Tuhan Yesus dan mengakui bahwa Ia Tuhan. Hal ini terjadi pada
kedatangan-Nya yang kedua. Pada saat inilah semua kerajaan dunia akan
diakhiri dan Tuhan Yesus akan mengakhiri sejarah bumi dan memerintah di
langit baru dan bumi yang baru sebagai penguasa yang akan meliputi seluruh
wilayah jagad raya (Dan 2:31-45).
Pengangkatan
Salah satu pokok penting mengenai akhir jaman berkenaan dengan paraousia
adalah pengangkatan. Selama ini telah banyak konsep dan teori mengenai
pengangkatan yang diajarkan kepada jemaat Tuhan. Diantaranya pengajaran
yang sebenarnya tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab. Dalam tulisan ini
penulis mencoba mengajak pembaca untuk meneliti dengan jujur dan analistis
mengenai pokok tersebut.
Kata pengangkatan disebutkan beberapa kali dalam Alkitab. Dalam 2Korintus
12:2-4, kata “tiba-tiba diangkat” dalam teks aslinya
adalah harpagenta dan herpage (2Kor 12:4), dua kata tersebut memiliki akar
kata yang sama yaitu “harpazo“. Dalam 1Tesalonika 4:17 juga ditemukan kata
yang sama ini yaitu “harpagesometha” akar katanya juga “harpazo” yang
dalam teks bahasa Indonesia terjemahan baru diterjemahkan “akan diangkat”.
Dalam Wahyu 12:5 dapat ditemukan pula kata harpazo ini yang diterjemahkan
“dibawa lari”. Dalam Wahyu 12:5 tersebut kita menemukan pernyataan: …tiba-
tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke tahta-Nya. Kata
“dibawa lari” dalam teks aslinya adalah “herpaste” dari akar kata “harpazo“.
Dengan penjelasan ini dimaksud agar kita memahami bahwa pengangkatan
hanya terjadi sekali saja. Bilamana itu terjadi? Yaitu pada waktu mana Tuhan
memindahkan orang percaya dari dunia yang terbakar oleh api (2Pet 3:10-13)
ke suatu tempat tertentu yang sudah Allah sediakan, yaitu langit baru dan
bumi baru (2Pet 3:10-13). Itulah sebab kata yang digunakan untuk ini adalah
“harpazo” yang artinya dipindahkan.
Sebenarnya kata harpazo memiliki beberapa makna. Kata ini bisa berarti to
seize yang artinya menangkap, menyita, merampas (dalam berbagai aplikasi),
to catch (away, up) jadi artinya menangkap dan membawanya lari, to pluck
(menyentak dengan cepat); pull (menarik); take (by force) artinya mengambil
dengan kekerasan.
Kata pengangkatan ini dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan “rapture”.
Adapun kata berasal dari bahasa latin “rapio” yang mempunyai pengertian:
dikepung, dipaksa pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain.
4

Kata rapio ternyata sinkron dengan pengertian kata harpazo. Dengan demikian
pengangkatan sebenarnya menunjuk suatu kejadian dimana seseorang
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Dalam satu terjemahan Alkitab
bahasa Inggris (NIV) 1Tesalonika 4:17 diterjemahkan “caught up” namun pada
umumnya orang menggunakan istilah rupture untuk kata pengangkatan ini.
Kata “pengangkatan” haruslah dimengerti secara tepat. Pengangkatan ini
hendaknya tidak hanya diartikan sebagai melayang ke atas seperti benda
ringan (seperti balon), pengangkatan harus dimengerti secara dewasa dan
dalam perspektif dimensi ilahi. Pengangkatan berarti dibawa keluar dari alam
kita yang fana ini masuk ke dalam “alam yang baru”. Dalam bayangan atau
imajinasi banyak orang Kristen, pengangkatan hanya dimengerti sebagai
melayang ke atas. Ke atas mana? Bukankah bumi ini bulat? Menatap bumi ini
dengan menggunakan perbandingan luasnya jagad raya, maka bumi bagai
sebuah bola kecil yang melayang di udara yang sedemikian luas, tak bertepi
dan tak terbatas.
Bila kita mengamati kitab Kisah Rasul 1:9-11, khususnya ayat yang ke 11, kita
menemukan peristiwa dimana Tuhan Yesus terangkat ke sorga. Peristiwa ini
diperingati oleh orang Kristen sebagai hari raya “kenaikan Tuhan Yesus”. Dalam
Kisah Rasul 1:9-11 ditulis: Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia
disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.
Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah
dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka:
“Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus
ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan
cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.”
Dari perikop Kisah Rasul 1:9-11 mencatat mengenai kenaikan Tuhan Yesus ke
sorga. Kenaikan Tuhan Yesus inilah yang ternyata berkaitan dengan peristiwa
pengangkatan yang terjadi kemudian hari. Sehingga kenaikan Tuhan Yesus ke
sorga ini merupakan model “pengangkatan” yang akan dialami oleh setiap
orang percaya suatu hari kelak. Perlu diamati fakta bahwa Yesus terangkat lalu
“awan menutup-Nya dari pandangan mereka” (Kis 1:11). Dalam teks aslinya
kata “menutup-Nya” adalah hupolaben auton. Kata ini berarti pula
“dihilangkan” dalam teks Inggrisnya bisa diterjemahkan “receive Him out”
(KJV), dalam terjemahan NIV diterjemahkan “hid” (menyembunyikan).
Kalimat “awan menutup-Nya” dari pandangan mereka bisa menunjukkan
bahwa Tuhan dipermuliakan, pindah dari alam kita ini ke tempat dimana
semula Tuhan Yesus berada. Dalam Yohanes 13:1 ditulis: Yesus telah tahu,
5

bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Dalam
ayat ini hendak ditegaskan bahwa Tuhan Yesus hendak kembali ke tempat
dimana Ia berasal. Karenanya Tuhan Yesus bisa berkata: Aku bukan dari dunia
ini (Yoh 17:14). Perpindahan tersebut berlangsung secara natural tidak secara
mistik seperti menghilang. Ia terangkat ke sorga menunjukkan bahwa Ia pergi
ke suatu tempat dengan arah yang
pasti.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengangkatan adalah istilah untuk
menunjukkan perpindahan orang percaya. Perpindahan dari planet bumi ini ke
suatu tempat tertentu dimana dosa dan penghulu kuasa kegelapan tidak ada
lagi. Sekali lagi, bahwa pengangkatan itu sama dengan perpindahan. Sangat
tepat sekali Paulus menggambarkan bahwa “seseorang yang diangkat” yang
dilihatnya dibawa ke tingkat yang ke tiga dari sorga (2Kor 12:2-4) (tritou
ouranou; the third heaven). Kalimat ini juga bisa diterjemahkan “langit yang ke
tiga”.
The third heaven atau langit ketiga (tingkat ketiga dari sorga) menunjuk adanya
“sebuah lokasi” yang nyata bukan sesuatu yang gaib atau mistik. Tempat
dimana suatu hari kelak orang percaya bertemu berdomisili. Tempat atau
lokasi disini tidak boleh kita mengerti sebagai suatu “dunia” dibalik alam nyata
ini. Sebab semuanya adalah nyata. Lokasi tersebut juga adalah “nyata”, hanya
sekarang kita tidak mampu memahaminya. Jagad raya yang sedemikian luas
adalah fasilitas “lokasi” yang tidak terbatas. Bukan tidak mungkin lokasi itu di
suatu tempat yang jaraknya “sekian juta tahun” kecepatan cahaya dari planet
bumi kita ini. Dengan kemampuan “karunia” Ilahi Paulus melihat “nya”. Kata
“nya” disini diberi tanda kutip dimaksudkan untuk dipertimbangkan barangkali
yang disaksikan Paulus bisa “Stefanus” atau Tuhan “Yesus” atau dirinya sendiri.
Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga digambarkan dalam Wahyu
12:5: Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan
semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa
lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. Terdapat bentuk paralel atau simetris
antara peristiwa kenaikan Tuhan Yesus dengan “Anak itu dibawa lari” dalam
Wahyu 12:5. Kebenaran ini lebih dapat dipertegas dengan apa yang
diinformasikan oleh Injil Markus 16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara
demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah
kanan Allah. Apa yang dikemukakan dalam Markus 16:19 adalah peristiwa
kenaikan Tuhan Yesus yang ditulis oleh Lukas dalam Kisah Rasul 1:9-11.
Bedanya di dalam Kisah Rasul tidak terdapat penjelasan bahwa Ia “duduk di
6

sebelah kanan Allah”. Penjelasan tambahan ini membuka mata kita untuk
melihat sinkronisasi Wahyu 12:5 dengan peristiwa kenaikan Tuhan Yesus.
Dalam Wahyu 12:5 Tuhan Yesus dibawa ke tahta Allah, pernyataan ini paralel
dengan apa yang dikemukakan Markus: “lalu duduk di sebelah kanan Allah”.
Kalau ayat mengenai kedatangan-Nya di awan-awan dihubungkan dengan
1Tesalonika 4:17, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan
seksama: “Kita akan diangkat bersama-sama dengan mereka di awan-awan
permai menyongsong Tuhan”. Dalam teks aslinya ditulis “harpagesometha en
nephelais” (shall be seized in clouds). Kalimat ini dapat diterjemahkan: di
tangkap atau diambil mendadak (to take or grasp suddenly). Dalam terjemahan
NIV: will be caught up. Dalam kalimat terdapat indikasi bahwa Tuhan dari
awan-awan datang mengangkat kita semua dan membawanya ke tempat lain,
keluar dari bumi ini. Pengangkatan adalah perpindahan manusia (umat pilihan)
ke langit yang lain. Bisa berarti dari gugusan bintang yang satu ke gugusan
bintang yang lain.
“Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama dengan Tuhan”. Dalam teks
ini tidak ditunjukkan bahwa orang percaya akan turun kembali ke bumi atau
mengajak orang percaya kembali ke bumi. Beberapa penafsir Alkitab
berpendirian bahwa setelah orang diangkat selama 7 tahun atau 3,5 tahun
maka orang percaya dibawa Tuhan Yesus kembali ke bumi. Tafsiran ini harus
diperiksa ulang.
Dalam 1Tesalonika 4:17 dikatakan bahwa kita akan bersama-sama dengan
Tuhan selama-lamanya. Ini menunjuk kepada pengangkatan yang terakhir
(satu-satunya), dimana kita bersama-sama dengan Tuhan di sorga. Kalimat
“bersama-sama dengan Tuhan” (pantote sun kurio esometha, so shall we ever
be with the Lord) menunjuk perubahan final, dimana orang percaya
dipindahkan dari dunia ini ke dalam persekutuan dengan Allah secara
sempurna, yaitu dalam kerajaan-Nya. Inilah yang Tuhan Yesus maksudkan
“supaya di tempat dimana Aku berada, kamupun berada” (Yoh 14:3).
Dalam hal ini harus ditegaskan bahwa pengangkatan dari akar kata “harpazo”
menunjuk kepada suatu gerak dimana sesuatu dipindah dengan paksa atau
secara cepat ke tempat lain. Perpindahan ini bersifat permanen, bukan
sementara. Hal ini ditegaskan dengan kata “selama-lamanya” bersama dengan
Tuhan. Tidak dikatakan dan tidak kesan sama sekali bahwa orang percaya akan
turun ke bumi lagi. Kedatangan yang kedua kali nanti menunjuk suatu awal
dimana sejak saat itu Tuhan bersama-sama dengan kita secara fisik. Jadi
maksud kalimat “bersama-sama dengan Tuhan” menunjuk perubahan akhir
7

keberadaan orang percaya, dari bumi ini ke “tempat Yesus berada”. Inilah yang
dimaksud oleh Paulus dalam Filipi 1:23, “diam bersama-sama dengan Kristus”.
Perlu dicamkan bahwa dalam teks 1Tesalonika 4:13-18 tidak penjelasan
mengenai perubahan tubuh. Dalam teks ini yang hendak ditekankan oleh
Paulus adalah pengangkatannya. Pada waktu pengangkatan orang percaya
sudah mengenakan tubuh kebangkitan (1Kor 15:50-58; Why 20:1-5), tubuh
kebangkitan diperoleh secara sekejab pada waktu penyataan Tuhan Yesus.
Adapun kebersamaan Tuhan Yesus dengan orang-orang saleh-Nya
menunjukkan kebangkitan di akhir jaman (Yud 14). Sangat besar kemungkinan
pada waktu itu orang-orang kudus-Nya telah mengenakan tubuh kebangkitan
secara fisik.
Harus diterima dan dipahami bahwa konteks pembicaraan dalam perikop ini
(1Tes 4:13-18) yang utama bukan mengenai pengangkatan tetapi adalah
nasihat penghiburan bagi orang yang ditinggal mati orang yang dikasihi. Dalam
memahami isi Alkitab dan menganalisa sebuah teks atau ayat, konteks ayat
sangat penting. Harus ditemukan apa yang menjadi “berita sentral” atau berita
pokok perikop itu. Bila seseorang gagal menemukan berita pokok sebuah
perikop maka besar kemungkinan terjadi kesalahan tafsir terhadap teks atau
ayat yang dianalisa. Harus dicamkan benar bahwa perikop dalam 1Tesalonika
4:13-18 adalah nasihat penghiburan kepada orang yang berduka cita karena
ditinggal mati oleh orang yang mereka kasihi. Berita pokok ini hendaknya tidak
diganti atau diubah.
Kapan terjadi pengangkatan? Pengangkatan terjadi pada akhir sejarah
manusia. Pengangkatan menandai berakhirnya sejarah manusia di bumi ini
sekaligus menandai berakhirnya petualangan iblis. Ada beberapa penjelasan
yang menunjukkan kapan pengangkatan terjadi:
1. Dalam 1Tesalonika 4:17 dikatakan bahwa kita akan bersama-sama dengan
Tuhan selama-selamanya. Ini menunjuk kepada pengangkatan yang
terakhir (satu-satunya), dimana kita bersama-sama dengan Tuhan di sorga.
Alkitab tidak menunjukkan bahwa kita akan turun kembali ke bumi atau
Tuhan mengajak kita kembali ke bumi. Kalimat “bersama-sama dengan
Tuhan” (pantote sun kurio esometha, so shall we ever be with the Lord)
menunjuk perubahan final dimana orang percaya dipindahkan dari dunia
ini ke dalam persekutuan dengan Allah secara sempurna, yaitu dalam
kerajaan-Nya.
2. Alkitab menunjukkan bahwa Tuhan masih dalam awan-awan, kita yang
menyongsong Tuhan (1Tes 4:16-17). Disini jelas sekali bahwa Tuhan tidak
8

datang untuk menginjak bumi ini, apalagi membangun suatu Kerajaan


duniawi.
3. Tuhan Yesus berkata jelas bahwa Ia akan datang menjemput “supaya di
tempat dimana Aku berada, kamupun berada” (Yoh 14:3). Pernyataan
Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:3 menunjukkan bahwa Tuhan Yesus
menghendaki dimana Dia ada kita juga ada bukan dimana kita ada Tuhan
juga ada. Bukan Tuhan yang datang dan menetap dengan kita tetapi kita
yang pergi ke tempat dimana Tuhan ada. Dalam Yohanes 14, percakapan
terjadi ketika murid-murid bertanya kemana Tuhan hendak pergi?
Pengangkatan dari akar kata “harpazo” menunjuk kepada suatu gerak
dimana sesuatu dipindah dengan paksa atau secara cepat ke tempat lain.
Perpindahan ini bersifat permanen, bukan sementara. Hal ini ditegaskan
dengan kata “selama-lamanya” bersama dengan Tuhan. Tidak dikatakan
dan tidak ada kesan sama sekali bahwa orang percaya akan turun ke bumi
lagi. Kedatangan Tuhan yang kedua kali nanti menunjuk suatu awal dimana
sejak saat itu Tuhan bersama-sama dengan kita secara fisik. Jadi maksud
kalimat “bersama-sama dengan Tuhan” menunjuk perubahan akhir
keberadaan orang percaya, dari bumi ini ke “tempat Yesus berada”. Inilah
yang dimaksud oleh Paulus dalam Filipi 1:23, “diam bersama-sama dengan
Kristus”.
4. Pada waktu Tuhan Yesus datang, tubuh manusia diubah dalam sekejap
(1Kor 15:50-55). Ini berarti perubahan tubuh menunjuk kepada perubahan
keadaan. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan: Dalam ayat
50 tertulis bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan
Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak
binasa. Kerajaan Allah ini pasti bukan di bumi ini. Berikutnya dalam ayat
51-55 adanya perubahan permanen. Sejak perubahan tersebut tidak akan
ada kematian. Ini berarti orang percaya tidak akan ada di tempat dimana
kematian bisa terjadi. Sejak saat itu tidak ada lagi maut. Dengan demikian
tempat dimana orang percaya haruslah tempat dimana tidak ada maut lagi
(Why 21:4). Pasti ini bukan di bumi ini.
5. Tuhan Yesus menegaskan bahwa Kerajaan-Nya bukan dari dunia ini (Yoh
18:36). Tetapi kalau pernyataan ini dianggap belum kuat, kita patut
memperhatikan ucapan Tuhan Yesus bahwa orang percaya bukan berasal
dari dunia ini seperti Dia juga bukan berasal dari dunia ini (Yoh 17:16).
Tuhan juga menghendaki agar kita tidak mengingini dunia ini (1 Yoh 2:15-
17). Ini berarti bahwa dunia yang sudah terkutuk ini bukanlah tempat yang
nyaman untuk dihuni.
6. Melalui pernyataan Tuhan Yesus sendiri bahwa keadaan pada waktu Tuhan
Yesus datang, dunia seperti jaman Sodom dan Gomora (Luk 17). Hal ini
9

menunjukkan bahwa dunia dalam suasana normal tetapi kejahatan


bertambah.
Kedatangan Tuhan ini sekaligus merupakan akhir sejarah dunia. Karena jelas
dikatakan bahwa Ia akan datang sekali lagi (hapax) bukan dua kali lagi atau
lebih (Ibr 9:28). Pernyataan ini penting untuk menunjukkan bahwa Ia datang
untuk mengakhiri sejarah dunia dan petualangan iblis.

Anda mungkin juga menyukai