Anda di halaman 1dari 7

Bronchitis

Bronchitis adalah penyakit infeksi saluran pernafasan utama paru-paru (bronki). Infeksi
ini menyebabkan saluran bronkial mengalami iritasi dan radang. Penderita penyakit ini
akan sering batuk dengan dahak yang kental, yang berwarna kuning keabu-abuan atau
kehijauan.

Dinding bronkus secara normal menghasilkan lendir untuk menjebak debu dan partikel
lainnya, sehingga mereka tidak menyebabkan iritasi. Namun pada penderita bronchitis,
dinding bronkus terinfeksi sehingga mengalami peradanganyang memicunya
memproduksi lebih banyak dahak dari biasanya. Untuk mengeluarkan dahak, penderita
akan sering batuk yang merupakan respon perlindungan alamiah tubuh.

Terdapat 2 tipe penyakit bronchitis, yaitu :

 Bronchitis akut

Tipe ini seringkali terjadi di musim dingin dan berkembang dari flu atau infeksi

pernafasan lainnya, seperti sakit tenggorokan. Bronchitis akut sangat umum terjadi, dapat

menyerang orang-orang dari segala umur namun kebanyakan menyerang anak-anak di

bawah usia lima tahun.

Pada kondisi ini, bronkus mengalami peradangan sementara, memperoduksi lebih banyak

dahak sehingga menyebabkan batuk. Gejala biasanya membaik dalam waktu seminggu

sampai 10 hari tanpa efek jangka panjang, Meski begitu, batuk bisa bertahan selama

berminggu-minggu.
 Bronchitis kronis

Pada kondisi yang lebih serius terjadi iritasi konstan atau pembengkakan lapisan tabung

bronkial. Kondisi ini menyebabkan batuk produktif setiap hari yang berlangsung selama

tiga bulan dalam setahun dan setidaknya dua tahun berturut-turut. Penyebab tersering

adalah karena merokok. Penyakit ini kebanyakan menyerang orang dewasadi atas usia 40

tahun.

Bersama emfisema, bronchitis kronis adalah salah satu kondisi yang termasuk dalam

penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Gejala Bronchitis
Gejala utama penyakit ini adalah batuk yang disertai dahak berwarna kuning keabu-abuan

atau kehijauan, kadang-kadang bisa disertai sedikit darah. Gejala lainnya mirip dengan flu

biasa atau sinusitis, misalnya :

 Sakit tenggorokan

 Sakit kepala

 Hidung meler atau tersumbat

 Nyeri

 Kelelahan

 Sesak napas

 Sedikit demam dan menggigil


 Dada tidak nyaman

Gejala bronchitis akut biasanya akan hilang dalam waktu sekitar seminggu, namun batuk

yang mengganggu akan tetap ada selama beberapa minggu. Penderita bronchitis kronis

kemungkinan mengalami periode dimana batuk dan gejala lainnya memburuk, misalnya

mengalami sesak napas atau mengi. Pada saat itu, kemungkinan terjadi infeksi akut.

Penyebab bronchitis
Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus atau bakteri, walaupun pada kebanyakan kasus

disebabkan oleh virus. Virus penyebab bronchitis umumnya adalah virus yang sama

dengan penyebab pilek dan flu (influenza). Antibiotik tidak membunuh virus,

jadi antibiotik tidak berguna pada kebanyakan kasus.

Penyebab paling umum dari bronchitis kronis adalah merokok. Polusi udara dan debu

atau gas beracun di lingkungan atau tempat kerja juga dapat berkontribusi terhadap

kondisi tersebut.

Patologi

Patologi dari bronkitis adalah hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus bronkus, dimana

dapat menyebabkan penyempitan pada saluran bronkus, sehingga diameter bronkus ini

menebal lebih dari 30-40% dari normal. Terdapat juga peradangan difus, penambahan sel

mononuklear di submukosa trakeo bronkial, metaplasia epitel bronkus dan silia

berkurang. Hal ini menyebabkan terjadinya penyempitan jalan napas sehingga


menyebabkan obstruksi jalan napas dan menimbulkan sesak.
Faktor risiko

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkana penyakit ini meliputi :

 Perokok aktif atau pasif

 Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya sedang menderita penyakit
akut lain, seperti flu, atau karena kondisi kronis yang membahayakan sistem kekebalan
tubuh, orang lanjut usia, bayi dan anak kecil memiliki kerentanan lebih besar terkena
infeksi.

 Orang yang tinggal di tempat dengan kualitas udara yang buruk

 Penderita gangguan asam lambung, seperti GERD, maag berulang sering mengalami sakit
tenggorokan karena refluks asam lambung naik ke tenggorokan. (Baca Juga Gangguan
Asam Lambung Dapat Memicu Penyakit Serius).

Komplikasi
Meski bronchitis akut biasanya tidak menimbulkan kekhawatiran, pada beberapa kasus

kejadian yang berulang sering menimbulkan komplikasi. Pneumonia

adalah komplikasi yang paling umum. Pneumonia terjadi ketika infeksi menyebar lebih

jauh ke paru-paru, menyebabkan kantung udara kecil di dalam paru-paru terisi penuh

cairan. Sekitar 1 dari 20 kasus bronchitis menyebabkan pneumonia.


Pemeriksaan Spesifik
1. Pemeriksaan ekspansi thorak Pemeriksaan ekspansi thorak menggunakan midline
dengan mengukur pada 3 titik yaitu pada axilla, ics v, dan xiphoideus sehingga
didapatkan hasil mengalami penurunan ekspansi thorak.

2. Pemeriksaan sesak napas Pemeriksaan sesak napas menggunaka Borg Scale untuk
mengetahui seberapa sesak napas yang sedang dirasakan. Hasil yang didapatkan
menunjukkan nilai 5 (Sesak mengganggu).

3. Pemeriksaan spasme otot Pemeriksaan spasme otot dengan cara palpasi untuk
mengetahui otot-otot pernapasan yang mengalami spasme. Didapatkan hasil terdapat
spasme pada otot pectoralis mayor dan trapezius upper.

4. Pemeriksaan sputum Pemeriksaan sputum dengan cara auskultasi berdasarkan suara


krakel untuk mengetahui letak dan banyak sputum pada penderita.

Permasalahan Fisioterapi
1. Impairment Impairment yang dijumpai pada pasien dengan kondisi bronkitis kronis ini
adalah: a) adanya sesak napas, b) adanya sputum, c) adanya spasme otot-otot
pernapasan, d) adanya penurunan ekspansi thorak.

2. Functional limitation Keterbatasan fungsi yang dirasakan oleh pasien dengan kondisi
bronkitis kronis ialah Pasien mengalami hambatan dalam melakukan pekerjaannya
dikarenakan sesak nafas dan mudah lelah.

3. Disability Pasien memiliki hambatan saat melakukan aktivitas dan bersosialisasi


dengan masyarakat dikarenakan adanya sesak nafas dan mudah lelah.

Penatalaksanaan Fisioterapi
1. Sinar Infra Merah

Lakukan tes sensibilitas tajam tumpul pada area otot pectoralis mayor dan trapezius
upper kemudian posisikan pasien senyaman mungkin. Pada area yang diterapi bebas
dari pakaian. Persiapkan alat IR dengan mengarahkan sinar infra merah tepat tegak lurus
pada otot pectoralis mayor dan trapezius upper dengan jarak 45 cm dengan waktu
penyinaran 10 menit pada tiap bagian. Terapis memberikan informasi efek rasa hangat
yang muncul pada sinar infra merah, apabila pasien merasakan panas yang berlebihan
saat terapi berlangsung diharapkan dapat memberitahukan kepada terapis.

2. Chest Fisioterapi

Fisioterapi dada dengan menggunakan beberapa tehnik seperti postural drainage,


tapotement, batuk efektif, breathing exercise.

a. Postural Drainage

Postural drainage adalah posisi tubuh dengan menggunakan gravitasi


untuk membantu mengalirkan sekresi (mukus) dari segmen paru-paru
pasien. Pada setiap posisi, bronchus segmental pada area yang akan
dialirkan harus tegak lurus dengan lantai.

b. Tapotement

Tapotement adalah pengetokan dinding dada dengan tangan. Untuk


melakukan tapotement, tangan dibentuk seperti mangkuk dengan
memfleksikan jari dan meletakkan ibu jari bersentuhan dengan jari
telunjuk. Perkusi dinding dada secara mekanis akan melepaskan sekret.
Indikasi untuk perkusi dilakukan pada pasien yang mendapatkan postural
drainage.

c. Batuk Efektif

Latihan batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar,


dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan
dapat mengeluarkan sekret secara maksimal.

d. Breathing Exercise

Latihan napas yang terdiri atas pernapasan diafragma dan purse lips
breathing. Tujuan latihan pernapasan adalah untuk mengatur frekuensi
dan pola napas, memperbaiki fungsi diafragma,memperbaiki mobilitas
sangkar thorak dan mengatur kecepatan pernapasan sehingga bernapas
lebih efektif. Latihan ini meningkatkan inflasi alveolar maksimal,
meningkatkan relaksasi otot, menghilangkan kecemasan, menyingkirkan
pola aktivitas otot-otot pernapasan yang tidak berguna dan tidak
terkoordinasi, melambatkan frekuensi pernapasan, dan mengurangi kerja
pernapasan.
DAFTAR PUSTAKA

Chang E. 2010. Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta :


EGC. Depkes RI.2013.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2013


tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Fisioterapis.Jakarta:
Depkes RI

Junaidi I. 2010 Penyakit Paru dan Saluran. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu
Populer.

Lubis M.H. 2005, Fisioterapi pada penyakit paru anak. Universitas


sumatera utara : e-USU Respository.

15 PheeMc S.J. 2003. Pathofisiology of Disease : An Introduction to Clinical


Medicine 4th ed. United State of America.: Lange Medical Book

Mc. Grow HillCompanies. Muttaqin A.2008. Asuhan Keperawatan Klien


dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.

Silver D. 2011. Manfaat dan kegunaan nebulizer, (online). http://


nebulizer/manfaat kegunaan-nebulizer.html, diakses tanggal 15 februari
2015.

Watchie J. 2010; Cardiopulmonary Physical Therapy; WB Saunders


Company, London, Hal. 132.

Anda mungkin juga menyukai