Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka
membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin.
Langkah – langkahnya dimulai dari (1) pengkajian : pengumpulan data, analisis data
dan penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan
keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan. (Wahit, 2005). Proses
keperawatan pada komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus
yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan.
Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Evaluasi mengacu
kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan
penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. Perawat
menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan
menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima.
Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses
evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan
keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon
klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan
dari keperawatan.
Proses keperawatan komunitas juga memperhatikan adanya perbedaan budaya
di masing-masing daerah, karena hal itu Leininger (1978) mendefinisikan
transkultural di keperawatan sebagai: “ bidang kemanusiaan dan pengetahuan pada
studi formal dan praktik dalam keperawatan yang difokuskan pada perbedaan studi
budaya yang melihat adanya perbedaan dan kesamaan dalam perawatan, kesehatan,
dan pola penyakit didasari atas nilai-nilai budaya, kepercayaan dan praktik budaya
yang berbeda di dunia, dan menggunakan pengetahuan untuk memberikan pengaruh
budaya yang spesifik pada masyarakat.”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep asuhan keperawatan komunitas ?

1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami dan menjelaskan proses asuhan keperawatan komunitas
b. Mampu memahami dan menjelaskan program evaluasi keperawatan komunitas
c. Mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan peka budaya
(menurut teori Madeleine Leininger)
D. Manfaat
Terkait dengan tujuan maka makalah pembelajaran ini diharapkan dapat
memberi manfaat.
1. Dari segi akademis, merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya
dalam asuhan keperawatan komunitas dalam bidang sistem Komunitas III.
2. Dari segi praktis, makalah pembelajaran ini bermanfaaat bagi :
a. Bagi mahasiswa Stikes Hang Tuah Surabaya

Hasil makalah pembelajaran ini dapat menjadi masukkan bagi mahasiswa Stikes
Hang Tuah Surabaya lainnya dalam asuhan keperawatan komunitas.

b. Untuk Penulis
Hasil penulisan makalah ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi penulis
berikutnya, yang akan melakukan penulisan asuhan keperawatan komunitas
dalam bidang sistem Komunitas III.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan
gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara
komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta
resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif
masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan
yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok
dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh
karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan
membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup
mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang
optimal (Elisabeth, 2007).
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang
menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun
spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu :
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

3
a. Pengumpulan Data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
1. Data Inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas
dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum
mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan komunitas),
luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urban), keadaan
demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan
komunitas.
b. Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras
atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama dan
komposisi keluarga.
c. Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR, penyebab
kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
2. Status Kesehatan Komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik
antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, cakupan imunisasi.
Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok umur :
bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat:
ibu hamil, pekerja industry, kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Adapaun
pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :
a. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
b. Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
c. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) :
1) ISPA
2) Penyakit asma
3) TBC paru
4) Penyakit kulit
5) Penyakit mata
6) Penyakit rheumatic
7) Penyakit jantung
4
8) Penyakit gangguan jiwa
9) Kelumpuhan
10) Penyakit menahun lainnya
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :
1) Pola pemenuhan nutrisi
2) Pola pemenuhan cairan elektrolit
3) Pola istirahat tidur
4) Pola eliminasi
5) Pola aktivitas gerak
6) Pola pemenuhan kebersihan diri
f. Status psikososial
g. Status pertumbuhan dan perkembangan
h. Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
i. Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
j. Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang
berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep,
penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.
3. Data lingkungan fisik
a. Pemukiman
1) Luas bangunan
2) Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion
3) Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
4) Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes
5) Dinding : tembok, kayu, bambu
6) Lantai : semen, keramik, tanah
7) Ventilasi : ± 15 – 20% dari luas lantai
8) Pencahayaan : kurang, baik
9) Penerangan : kurang, baik
10) Kebersihan : kurang, baik
11) Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik
12) Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik
b. Sanitasi
1) Penyediaan air bersih (MCK)
5
2) Penyediaan air minum
3) Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan bagaimana
jarak dengan sumber air
4) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
5) Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah, bagaimana cara
pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya
6) Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
7) Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry
c. Fasilitas
1) Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain
2) Pekarangan
3) Sarana olahraga
4) Taman, lapangan
5) Ruang pertemuan
6) Sarana hiburan
7) Sarana ibadah
d. Batas – batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur dan selatan
e. Kondisi geografis
f. Pelayanan kesehatan dan sosial
1) Pelayanan kesehatan
a) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader)
b) Jumlah kunjungan
c) Sistem rujukan
2) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)
a) Lokasi
b) Kepemilikan
c) Kecukupan
3) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan
c) Jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan
d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia

6
4) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan
(1) System keamanan lingkungan
(2) Penanggulangan kebakaran
(3) Penanggulangan bencana
(4) Penanggulangan polusi, udara dan air tanah
b) Transportasi
(1) Kondisi jalan
(2) Jenis transportasi yang dimiliki
(3) Sarana transportasi yang ada
5) Politik dan pemerintahan
a) Sistem pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
6) Sistem komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
7) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
(1) Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
(2) Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
(3) Jenis bahasa yang digunakan
8) Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi

7
b. Jenis Data
1) Data subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh
individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung
melalui lisan.
2) Data obyektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.
c. Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat
kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan,
catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit, 2005). Pengkajian
ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang
pengkajian komunitas
3) Cara Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus
diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Cara Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
b. Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c. Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
4) Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara
sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategori data
2) Penghitungan prosentase cakupan
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
8
5) Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005). Tujuan analisis data :
a. Menetapkan kebutuhan community
b. Menetapkan kekuatan
c. Mengidentifikasi pola respon community
d. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
6) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya
dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak
mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah
(Mubarak, 2005)
7) Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan
perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah
(Mubarak, 2005):
a. Perhatian masyarakat
b. Prevalensi kejadian
c. Berat ringannya masalah
d. Kemungkinan masalah untuk diatasi
e. Tersedianya sumberdaya masyarakat
f. Aspek politis
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada
saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan
masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah

9
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi
(Mubarak, 2009). Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
1. Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
2. Etiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yang
meliputi :
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social
c. Interaksi perilaku dan lingkungan
3. Symptom atau gejala :
a. Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose
b. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1) Dengan rumus PES
Rumus : DK = P + E + S
DK : Diagnosis keperawatan
P : Problem atau masalah
E : Etiologi
S : Symptom atau gejala
2) Dengan rumus PE
Rumus : DK = P + E
DK : Diagnosis keperawatan
P : Problem atau masalah
E : Etiologi
Jadi, menegakkan diagnosis keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a) Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
b) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
c) Partisipasi dan peran serta masyarakat

1. Resiko terjadinya diare di RW 02 Ds. Somowinangun Lamongan sehubungan


dengan:
a. Sumber air tidak memenuhi syarat
10
b. Kebersihan perorangan kurang
c. Lingkungan yang buruk dimanifestasikan oleh : banyaknya sampah yang
berserakan, penggunaan sungai sebagai tempat mencuci, mandi, dan
pembuangan kotoran (buang air besar)

2. Tingginya kejadian karies gigi SDN Somowinangun Lamongan sehubungan dengan:


a. Kurangnya pemeriksaan gigi
b. Kurangnya fluor pada air minum dimanifestasikan : 62% kariies dengan
inspeksi pada murid-murid SDN Somowinangun Lamongan

3. Kurangnya gizi pada balita di desa Somowinangun khusunya di RW.1 sehubungan


dengan :
a. Banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan
b. Kurangnya jumlah kader
c. Kurangnya jumlah posyandu
d. Kurangnya jumlah pengetahuan masyarakat tentang gizi

4. Resiko terjadinya penyakit dapat dicegah dengan imunisasi (PD3 I) di desa


Somowinangun RW.2 sehubungan dengan :
a. Cakupan imunisasi rendah
b. Kader kurang
c. Banyaknya drop out imunisasi

5. Terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat (diare, ISPA, DBD) di desa
X, RW.Y sehubungan dengan :
a. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan
b. Terpaparnya lingkungan oleh bermacam polusi
c. Kurangnya kader kesehatan

6. Resiko terjadi penurunan derajat kesehatan pada usia lanjut di RW.1 Ds.
Somowinangun sehubungan dengan :
a. Tidak adanya pembinaan pada usia lanjut
b. Tidak adanya wadah pada usia lanjut untuk meningkatkan kesehatan usila

11
c. Kurangnya informasi tentang kesehtan usia lanjut yang dimanifestasikan dengan
: jumlah usia lanjut : 200 orang, penyakit yang diderita usia lanjut : rematik
52,8%, hipertensi 32,42%, katarak 7%, diabetes mellitus 5,2%, dan lain-lain
3,29% dan usia lanjut yang memeriksakan kesehatannya tidak teratur 45,4%

7. Resiko peningkatan kenakalan remaja di RT.01 RW.6 sehubungan dengan :


a. Kurangnya pengetahuan remaja dan keluarga tentang tugas perkembangan
b. Wadah organisasi pemuda tidak aktif lagi : karang taruna dan remaja masjid
ditandai dengan : jumlah remaja RW.6 83, remaja dengan kegiatan negatif :
merokok 2,69%, minum-minuman keras 0,19%, dan main kartu 0,28%. Banyak
remaja mengisi waktu luang berkumpul dengan teman sebaya 38,8%, hasil
observasi banyak ditemukan remaja berkumpul di gang-gang jalan , dan hasil
wawancara didapatkan cukup banyak remaja yang mengisi waktu dengan
minum-minuman keras dan merokok

8. Anemia ibu hamil di RW.1 Somowinangun Luntas Kab. Lamongan sehubungan


dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenal kebutuhan gizi ibu selama
hamil yang dimanifestasikan dengan :
a. 35,5% ibu hamil mengeluh pusing
b. 25% ibu hamil pucat dan lemah
c. 71,5% menyatakan kebutuhan makanan sel;ama hamil sama dengan saat tidak
hamil, jumlah kader yang aktif hanya 5 orang, kader tidak tersebar di semua RT,
ada RT yang tidak mau menjadi kader, 60% keluarga mengolah sayur dipotong
dulu baru dicuci, 90% ibu hamil tidak mempunyai KMS, 75% ibu hamil tidak
memperoleh informasi tentang kebutuhan gizi ibu hamil, dan 20% ibu hamil
menyatakan kebutuhan gizinya kurang dari biasanya

9. Resiko timbulnya penyakit : diare, DHF, typhoid, ISPA, dan lain-lain sehubungan
dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang
memenuhi syarat kesehatan ditandai dengan :
a. Letak kandangdi dalam rumah 1,41%
b. System pembuangan air limbah sembarangan 5,71%
c. Jarak pembuangan sampah dengan rumah 30,29%
d. Tidak mempunyai temapt pembuangan sampah sementara 29,14%
12
e. Membuang sampah di sembarang tempat 18,86%
f. Tempat penampungan sampah terbuka 58,29%
g. Penampungan air dalam kondisi terbuka 4%
h. Kondisi air berwarna 1,14%
i. Jarak sumber air dengan septik tank kurang dari 10 meter 10,8%
j. Rumah yang tidak mempunyai jendela 4,57%
k. Rumah yang pencahayaanya remang-remang 10,28%
l. Kasus penyakit yang paling sering diderita batuk pilek 67,42%
m. Tidak mempunyai tempat penampungan sampah sementara 29,14%
n. Tempat penampungan sampah terbuka 58,29%

10. Potensi masyarakat RW.4 Ds. Somowinangun Lamongan dalam meningkatkan


kesehatan balita berhubungan dengan tingginys kesadaran ibu terhadap kesehatan
balita yang ditunjang keaktifan kader kesehatan dan petugas yang ditandai dengan :
a. Hampir seluruhnya balita dibawa ke posyandu setiap bulan 91,14%
b. Hampir seluruhnya balita telah mendapat imunisasi lengkap 86,08%
c. Hampir seluruhnya balita memiliki KMS 92,41%
d. Sebagian besar balita dalam garis hijau 71,23%

11. Resiko terjadi peningkatan angka kesakitan pada lansia di RW.4 berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia, yang
ditandai dengan :
a. Jumlah lanjut usia 51 orang
b. Lansia yang mengalami keluhan penyakit 70,59%
c. Jenis penyakit yang diderita lansia : asma 5,88%, TB paru 3,92%, hipertensi
27,45%, DM 3,92%, reumatik 31,37%, katarak 1,95%, dan lain-lain 8,33%
d. Upaya lansia untuk mencegah penyakit : non medis 13,88% dan diobati sendiri
8,33%
e. Lansia yang tidak mengisi waktu luang dengan kegiatan tertentu 23,5%
f. Belum adanya posyandu lansia

C. Rencana Asuhan Keperawatan


Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan
13
yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009).
Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun
harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain
sebagai berikut:
1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui
kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan

D. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan
masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini
melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009).
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah:
1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)
2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi,
tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan
azas kemitraan (Mubarak, 2009).
3. Rasional
14
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program
yang telah disusun (Mubarak, 2009).
4. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak,
2009).
5. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah :
program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan
partnership in community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).

E. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan
tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan
yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998:
1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan,
merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien
untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan
tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis.
Selanjutnya menetapkan langkah proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data,
pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (Wolf, Weitzel dan Fuerst, 1979). Jadi proses
keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistematis,
dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari
klien, keluarga, kelompok atau masyarakat yang langkah – langkahnya dimulai dari (1)
pengkajian : pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah, (2) diagnosis
keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan
keperawatan. (Wahit, 2005).
Proses Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan. Tugas selama tahap ini
termasuk pencatatan pernyataan evaluasi dan revisi rencana tindakan keperawatan dan
intervensi jika perlu.
Pernyataan evaluasi memberikan informasi yang penting tentang pengaruh intervensi
yang direncanakan pada keadaan kesehatan klien. Suatu pernyataan evaluasi terdiri dari dua
komponen yaitu :
1. Pencatatan data mengenai status klien saat itu.
2. Pernyataan kesimpulan mengindikasikan penilaian perawat sehubungan dengan
pengaruh intervensi terhadap status kesehatan klien.

B. Saran
1. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat bekerja sama dengan komunitas dan
populasi untuk memperbaiki kembali kesehatan.
2. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat memperhatikan standar evaluasi atau
penilaian dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas.
3. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat terlibat dalam koordinasi dan
organisasi dalam merespons isu-isu yang berhubungan dengan kesehatan.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/150516558/Proses-Asuhan-Keperawatan-Komunitas
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/37097/Chapter;jsessionid=E7E63
1969526514FEF8049FDB4AA88FE?sequence=4
https://www.academia.edu/9403415/KONSEP_DASAR_ASUHAN_KEPERAWATAN_KOMUNITAS

17

Anda mungkin juga menyukai