Diabetes Melitus
Diabetes Melitus
8. Komplikasi
9. Tes Diagnostik
Untuk menentukan penyakit DM, disamping dikaji tanda dan gejala yang
dialami pasien juga yang penting adalah dilakukan tes diagnostik
diantaranya:
10. Penatalaksanaan DM
b. Kebutuhan karbohidrat
Karbohidarat merupakankomponen terbesar dari kebutuhan kalori
tubuh, yaitu sekitar 50 – 60 %
c. Kebutuhan protein
Untuk adekuatnya cadangan protein, diperlukan kira – kira 10 % -
20% dari kebutuhan kalori atau 0,8 g/kg/hari.
d. Kebutuhan lemak
Kebutuhan lemak kurang dari 30% dari total kalori, sebaiknya dari
lemak nabati dan sedikit dari lemak hewani.
e. Kebutuhan serat
Serat dibutuhkan sekitar 20 – 35 g perhari dari berbagai bahan
makan atau rata – rata 25 g/hari.
2. Latihan fisik/exercise
Latihan fisik bagi penderita DM sangat dibutuhkan, karena pada saat
latihan fisik energi yang dipakai adalah glukosa dan asam lemak
bebas. Latihan fisik bertujuan :
Menurunkan gula darah dengan meningkatkan metabolisme
karbohidrat.
Menurunkan beratbadan dan mempertahankan berat badan
normal.
Meningkatkan sensitivitas insulin.
Meningkatkan kadar HDL (high density lipoprotein) dan
menurunkan kadar trigliserida.
Menurunkan tekanan darah
Jenis latuhan fisik diantaranya adalah olahraga seperti lahitan
aerobic, jalan, lari, bersepedah, berenang. Yang perlu
diperhatikan dalam latihan fisik pasien DM adalah frekuensi,
intensitas, durasi waktu, dan jenis latihan. Misalnya olahraga
sebaiknya secara teratur 3x/mg, dengan intensitas 60-70% dari
heart, rate maksimum (220-umur), lamanya 20-45 menit.
3. Obat – obatan
a. Obat anti diabetik oral atau oral hipoglikemik agent (OH) efektif
pada DM tipe 2 jika menejemen nutrisi dan latihan gagal.
Jenis obat – obatan anti diabetik oral diantaranya:
1) Sulfonilurea: bekerja dengan merangsang beta sel pankreas
untuk melepaskan cadangan insulinnya. Yang termasuk obat
jenis ini adalah glibenklamid, tolbutamid, klorprokpamid.
2) Biguanida: bekrja dengan menghambat penyerapan glukosa
diusus, misalnya midformin, glukophage.
b. Pemberian hormon insulin
Pasien dengan DM tipe I tidak mampu memproduksi insulin dalam
tubuhnya, sehingga sangat tergantung pada pemberian insulin.
Berbeda dengan DM tipe II yang tidak tergantung pada insulin.
Tetapi memperlukannya sebagai pendukung untuk menurunkan
glukosa darah dalam mempertahankan kehidupan.
Tujuan pemberian insulin adalah menungkatkan transport glukosa
kedalam sel dan menghambat konversi glikogen dan asam amino
menjadi glukosa. Berdasarkan daya kerjanya insulin dibadakan
menjadi:
Insulin dengan masa kerja pedek (2-4 jam) seperti regular
insulin actrapid.
Insulin dengan masa kerja menengah (6-12 jam) seperti
NPH alah alah bahasa ingris
Insulin dengan masa kerja panjang (18-24jam) seperti
protamin zinc insulin dan ultralente insulin
Insulin campuran yaitu kerja cepat dan menengah, misalnya
70% NPH, 30% regular.
Hipoglikemia
Terjadi apabila kadarglukosa darah dibawah 60mg/100ml,
karena kelebihan dosis insulin atau terlambat makan sementara
pasien sudah diberikan insulin, aktivitas yang berlebihan.
Kelebihan pemberian dosis biasanya terjadi kibat kesalahan
menggunakan alat suntik insulin dengan ukuran 40U/ml atau
100U/ml. Pada keadan hipoglekimia pasien biasanya mengalami
gangguan kesadaran, takhikardia, keringat dinin, berkunang-
kunang, lemas.
Hipertropi atau atropi jaringan
Hipertropi jaringan meliputi penebalan dari jaringan subkutan
pada tempat injeksi. Jaringan atropi terjadi dengan hilangnya
lemak pada area injeksi.
Alergi insulin baik reaksi alergi setempat maupun reaksi alergi
sistemik. Reaksi alergi setempat biasanya terjadi pada tahap
permulaan pemberian terapi insulin 1-2 ja, setelah pemberian.
Reaksi setempay ditandai dengan adanya kemerahan,
pembengnkakan, nyeri tekan pada durasi 2-4cm dilokasi
penyuntikan. Reaksi alergi sistemik jarang terjadi, merupakan
reaksi anapilaktik yang merupakan keadaan emergensi.
Resisten insulin. Merupakan keadaan pasien dimana pasien
membutuhkan insulin lebih dari 100 unit per hari. Keadaan ini
disebabkan antibody yang menangkap molekul insulin tidak
aktif.
4. Pendidikan kesehatan
Hal penting yang harus dilakukan pada pasien dengan DM adalah
pendidikan kesehatan. Beberapa hal penting yang perlu disampaikan pada
pasien DM adalah :
a. Penyakit DM yang meliputi penngeetian, tanda dan gejala, penyebab,
patofisiologi dan test diagnosis.
b. Diet atau managemen diet pada pasien DM.
c. Aktivitas sehari – hari termasuk latihan dan olahraga.
d. Pencegahan terhadap komplikasi DM diantaranya penatalaksanaan
hipoglikemia, pencegahan terjadi gangren pada kaki dengan latihan
senam kami.
e. Pemberian obat – obatan Dm dan cara injeksi insulin.
f. Cara monitoring dan pengukuran glukosadarah secara mandiri.
5. Monitoring glukossa darah
Pasien dengan DM perlu dikenalkan tanda dan gejala hiperglikemia dan
hipoglikemia serta yang paling penting adalah bagaimana memonitor
glukosa darah secara mandiri. Pemeriksaan glukosa darah dapat dilakukan
secara mandiri dengan menggunakan glukometer. Pemeriksaan ini penting
untuk memastikan glukosa darah dalam keadan normal.
Cara pengukuran glukkosa darah secara mandiri yaitu :
a. Siapkan alat glukometer, sesuaikan antara glukometer dengan koden
strip pereaksi khusus.
b. Pastikan kode pada glukometer sama dengan kode strip pereaksi
khusus.
c. Lakukan penngambilan darah dengan cara menusukan stik pada ujung
jari sehingga darah akan keluar.
d. Tempelkan darah yang sudah ada pada ujung jari pada strip yang sudah
siap pada glukometer.
e. Biarkan darah dalam strip selama 45-60 detik sesuai dengan ketentuan
pabrik glukometer.
f. Hasil gula darah dapat dilihat pada layar monitor glukometer.