Anda di halaman 1dari 6

Pengolahan limbah cair dari sisa sisa proses produksi menjadi limbah yang aman bagi lingkun

WWTP
nilai ambang batas yang telah ditentukan.

WWTP
No Nama Pengertian/Fungsi
Koagulasi adalah proses perubahan cairan atau larutan
menjadi gumpalan-gumpalan lunak baik secara seluruhan
ataupun hanya sebagian. Atau dengan kata lain, koagulasi
1 Koagulasi
adalah proses penggumpalan suatu cairan atau larutan
sehingga terbentuk padatan lunak ataupun keras seperti
gel.
Aerasi adalah proses pengelolahan air dengan cara
menggontakannya dengan udara. Sumber lain menjelaskan
bahwa aerasi adalah suatu proses atau usaha dalam
menambahkan konsentrasi oksigen yang terkandung dalam
2 Aerasi
air limbah, agar proses oksidasi biologi oleh mikroba akan
dapat berjalan dengan baik. Tujuannya yaitu untuk
penambahan oksigen dan penurunan jumlah karbon
dioksida.

Netralisasi merupakan reaksi dimana asam dan basa


3 Netralisasi bereaksi dalam larutan berair untuk menghasilkan garam
dan air.

Cr Reduction berfungsi untuk menurunkan kadar Cr6+


4 Cr Reduction menjadi Cr3+ dengan cara mereaksikannya dengan Sodium
Metabisulphate (SMBS)
Cooling tower adalah suatu sistem refrigerasi yang
melepaskan kalor ke udara. Dimana cooling tower
5 Cooling Tower
memproses air yang panas menjadi air dingin yang
digunakan kembali dan bisa dirotasikan

Untuk membersihkan air limbah yang terkena kontaminan


melewati karbon aktif dengan metode adsorpsi. Sehingga
6 Carbon Filter kualitas air dapat terjaga sebelum dibuang ke lingkungan,
seperti menghilangkan pengotornya (partikel halus, kation
kation terlarut, bau yang terkandung dalam air).

Flokulasi adalah proses pembentukan flok pada


pengadukan lambat untuk meningkatkan saling hubung
7 Flokulasi
antar partikel yang goyah sehingga meningkatkan
penyatuannya (aglomerasi).

Koagulasi diartikan sebagai proses kimia fisik dari


8 Koagulasi pencampuran bahan koagulan ke dalam aliran limbah dan
selanjutnya diaduk cepat dalam bentuk larutan tercampur.

Sedimentasi adalah proses pemisahan padatan yang


terkandung dalam limbah cair oleh gaya gravitasi, pada
9 Sedimentasi umumnya proses Sedimentasi dilakukan setelah proses
Koagulasi dan Flokulasi dimana tujuannya adalah untuk
memperbesar partikel padatan sehingga menjadi lebih
berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat.
Alat pemisahan padatan yang mempunyai prinsip
10 Settler
sedimentasi.

Sludge thickening adalah alat yang berfungsi untuk


mengurangi kadar air (liquid) dalam lumpur, sehingga
menambah kandungan solid (padatan) dalam lumpur.
Thickener adalah suatu alat untuk memisahkan padatan
11 Thickener
yang tercampur dalamlarutan. Di dalam thickener terdapat
suatu pengaduk (rake) yang berfungsi untuk
mengumpulkan padatan ke bagian bawah. Pengaduk ini
berputar dengan kecepatan rendah (kurang dari 1 rpm)

Filter Press adalah alat yang digunakan dalam proses


pemisahan, khususnya dipemisahan padat/cair
12 Filter Press
menggunakan prinsip tekanan. Filter Press yang berfungsi
menghilangkan air pada sludge untuk menghasilkan limbah
padatan.
pH limbah yang boleh dibuang ke lingkungan yaitu 6-8 dan suhu dibawah 6
Volume basin 2000 liter
Catatan
Limbah plating diolah oleh pihak ketiga yaitu WASTEC
Limbah cake diambil oleh PPLI
Water Rycyle Plant (WRP) untuk air demin dan make up water dikelola oleh PT Krakatau
oduksi menjadi limbah yang aman bagi lingkungan yang sesuai dengan
ang batas yang telah ditentukan.

Prinsip Kerja

Prinsip kerjanya adalah memasukkan koagulan yang berupa


untuk mendestabilisasi partikel tersuspensi (koloid) dan
memperbesar laju pembentukan flok.

Prinsip kerja alat ini adalah untuk menambahkan oksigen


terlarut di dalam air tersebut. Kemudian yang menjadi tugas
utama dari aerator ini adalah memperbesar permukaan
kontak antara air dan udara.

Netralisasi limbah diperlukan jika kondisi limbah masih di


luar range pH baku mutu limbah (BML) yang diperlukan (pH
6 - 8), sebab limbah diluar kondisi tersebut dapat bersifat
racun atau korosif, termasuk bakteri. Dalam beberapa hal
netralisasi dapat diperlukan dengan cara mencampur
limbah yang bersifat asam dengan limbah yang bersifat
basa. pencampuran dilakukan di dalam suatu bak penstabil
pada level ketinggian tetap. Bak ini juga sering disebut
tangki netralisasi. Tangki reaksi netralisasi dilengkapi
dengan alat sensor pH untuk mengontrol kondisi hasil
reaksi.

Proses reduksi berlangsung pada pH 2,5 - 3 dengan waktu


reaksi sempurna 15 - 20 menit. Proses pencampuran
dengan Sodium Meta Bisulfite untuk mendapatkan reaksi
sempurna ditandai dengan perubahan warna dari kuning
kemerah merahan menjadi biru kehijau hijauan dan
dilakukan dengan mechanical stirrer. Air limbah yang
bersifat asam kemudian dinetralkan sampai pH 7-8 dengan
NaOH sehingga ion ion metal berubah menjadi metal
hidroksida yang dengan penambahan flokulan akan cepat
mengendap.
cooling tower bekerja dengan cara mengontakkan air
dengan udara dan menguapkan sebagian air tersebut. Luas
permukaan air yang besar dibentuk untuk menyemprotkan
air lewat nozel atau memercikan air kebawah dari suatu
bagian ke bagian lainnya. Suhu dijaga pada range 32 - 37◦C

Air limbah dialirkan menuju bak penyaring partikulat


sehingga partikel dengan massa lebih berat akan
mengendap dan limbah cair akan menuju pompa influen
dan dialiarkan menuju tabung reaktor yang mengandung
karbon aktif. Dan selanjutnya limbah akan dibiarkan
bereaksi dengan karbon aktif. Setelah itu proses treatment,
air limbah (efluen) akan dialirkan keluar dari tabung reaktor.

Dalam flokulasi, de-stabilisasi suspensi lebih atau kurang


merupakan hasil dari proses fisik daripada kimia. Cara yang
paling umum adalah menambahkan flokulan ke suspensi, di
mana flokulan umumnya adalah polimer. Polimer kemudian
akan memberikan dasar untuk mengendapkan partikel dan
akhirnya akan tumbuh menjadi flok atau serpihan yang
menarik partikel keluar dari suspensi. Oleh karena itu,
flokulasi adalah teknik yang menginduksi aglomerasi
partikel. Agglomerasi didefinisikan sebagai, ‘proses di mana
kumpulan dibentuk untuk menstabilkan suspensi’. Flokulan
yang digunakan sebanyak 0,1%.

koagulasi adalah proses kimia di mana kimia suspensi harus


diubah untuk menginduksi pengendapan partikel. Karena itu
diperlukan penambahan koagulan. Koagulan bereaksi
dengan partikel atau koloid dalam suspensi dan
ketidakseimbangan muatan kimianya. Salah satu koagulan
yang paling sering digunakan adalah alum (Al2(SO4)3.14H2O).
Plate settler merupakan keeping pengendap yang dipasang
pada settling zone (zona pengendapan) di bak sedimentasi
dengan kemiringan tertentu yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan memperluas bidang
pengendapan sehingga proses fisika dari sedimentasi dapat
berlangsung lebih effektif bila tanpa menggunakan plate
settler. Tujuan pemasangan plate dengan kemiringan 600
yaitu agar penggunaan plate maksimal. Yang mana plate
dibuat miring dan berlapis-lapis di bak sedimentasi untuk
memperluas permukaan pengendapan, sehingga flok yang
menempel pada plate dapat sebanyak mungkin. Dengan
bentuk plate yang dipakai yaitu zig-zag dengan sudut 60,
dengan prosentase penurunan total suspended solid
sebesar 92,31%. Dan untuk prosentase penyisihan
kekeruhan sebesar 92,86%. Terdapat 2 jenis aliran yaitu
upflow dan downflow.

Prinsip kerja thickener adalah mengurangi kadar air dalam


lumpur sehingga konsentrasi solid (solid content )
meningkat(kental ). Air limpasan ( overflow ) dari thickener
ini akan dialirkan kembali ke deep tank.

Filter plate yang terbuat dari polypropylene ini di press oleh


hydrolic, lumpur yang dipompakan dari sludge pump dan di
press di dalam plate tersebut untuk beberapa waktu dan
lumpur yang sudah dipress terpisah dengan air akan
menjadi seperti cake.
ang ke lingkungan yaitu 6-8 dan suhu dibawah 60C.
Volume basin 2000 liter
diolah oleh pihak ketiga yaitu WASTEC
mbah cake diambil oleh PPLI
n dan make up water dikelola oleh PT Krakatau Tirta Industri (KTI)

Anda mungkin juga menyukai