Anda di halaman 1dari 2

TATALAKSANA RUMATAN OPIAT

Methadone

Methadone adalah terapi medikasi yang digunakan pada MAT (Medication Assisted Treatment)
untuk membantu pengguna opiat mengurangi dosis atau berhenti menggunakan heroin atau opiat
lainnya. Methadone adalah analgesik narkotik sintetik yang bekerja secara agonis dan daya kerja
panjang. Penggunaan methadone bisa mencegah gejala withdrawal dan mengurangi craving pada orang-
orang dengan ketergantungan opiat. Terapi rumatan methadone bisa menjadi lebih efektif apabila
dikombinasikan dengan konseling pribadi / kelompok, terapi medikasi lainnya, dan terapi psikososial.

Prinsip kerja dari methadone adalah analgesik dan sedatif serta detoksifikasi. Gejala yang
dihasilkan methadone secara kualitatif sama dengan morfin, namun munculnya lebih lambat, gejalanya
bertahan lebih lama, dan lebih tidak parah. Methadone bekerja dengan cara mengubah sistem respon
otak dan saraf terhadap nyeri. Methadone mengurangi nyeri dari gejala withdrawal opiat dan memblok
efek euphoria dari zat-zat opiat seperti heroin, morfin, kodein, atau opiat semi sintetik seperti
oxycodone dan hydrocodone.

Methadone bekerja pada reseptor mu (µ) secara agonis penuh. Methadone dipecah di hati
melalui sistem enzim sitkorom p450. Sekitar 10% methadone yang dikonsumsi secara oral akan
diekskresikan secara utuh. Sisanya akan dimetabolisme. Sisa dari metabolismenya akan diekskresikan
melalui urin dan tinja. Methadone diikat oleh protein plasma dalam jaringan seluruh tubuh. Methadone
dapat ditemukan dalam darah, otak dan jaringan seperti ginjal, limpa, hati, serta paru. Konsentrasi
methadone dalam jaringan tersebut lebih tinggi daripada dalam darah.

Methadone tersedia dalam bentuk pil, sirup, atau wafer dan dikonsumsi satu kali sehari. Onset
kerja dari methadone adalah sekitar 30 menit setelah obat diminum. Efek pereda nyeri dari methadone
bertahan selama 4 sampai 8 jam. Waktu paruh methadone adalah 24 jam. Konsentrasi puncak di otak
dicapai dalam waktu 1 atau 2 jam setelah diminum. Hal ini yang membuat konsumsi methadone tidak
langsung menimbulkan efek euforia. Methadone mencapai kadar tetap dalam tubuh setelah
penggunaan 3-10 hari. SAMSHA menunjukkan bahwa methadone lebih efektif pada dosis tinggi.

Dosis inisiasi yang dianjurkan adalah 20-30 mg untuk tiga hari pertama. Kematian sering terjadi
bila menggunakan dosis awal yang melebihi 40 mg. Pasien harus diobservasi 45 menit setelah
pemberian dosis awal untuk memantau tanda-tanda toksisitas atau gejala putus obat. Jika terdapat
intoksikasi atau gejala putus obat berat maka dosis akan dimodifikasi sesuai dengan keadaan.
Methadone harus diberikan dalam bentuk cair dan diencerkan sampai menjadi 100cc dengan larutan
sirup.

Pada tahap stabilisasi, dosis dinaikkan secara perlahan hingga mencapai dosis rumatan. Pada
tahap ini, resiko intoksikasi dan overdosis cukup tinggi pada 10-14 hari pertama. Dosis yang dianjurkan
dalam tahap ini adalah menaikkan dosis awal 5-10 mg tiap 3-5 hari. Hal ini bertujuan untuk melihat efek
dari dosis yang sedang diberikan. Total kenaikan dosis tiap minggu tidak boleh lebih 30 mg. Apabila
pasien masih menggunakan heroin maka dosis methadone perlu ditingkatkan. Sangat penting untuk
diingat bahwa tak ada hubungan yang jelas antara besarnya jumlah dosis opiat yang dikonsumsi seorang
pengguna opiat dengan dosis methadone yang dibutuhkannya.

Kriteria penambahan dosis methadone antara lain :

1. adanya tanda dan gejala putus opiat yang diukur melalui skala putus opiat obyektif dan subyektif,
dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir 10.

2. jumlah dan/atau frekuensi penggunaan opiat tidak berkurang.

3. craving tetap masih ada.

Prinsip terapi pada PTRM adalah start low go slow aim high yang artinya memulai dosis yang rendah
adalah aman, peningkatan dosis perlahan adalah aman, dan dosis rumatan yang tinggi adalah lebih
efektif.

Pada tahap rumatan, dosis dari metadon sudah mencapai dosis rumatan. Dosis rumatan rata-
rata adalah 60-120 mg per hari. Dosis rumatan harus dipantau dan disesuaikan setiap hari. Fase ini dapat
berlangsung sampai bertahun-tahun sampai perilaku stabil, baik dalam pekerjaan, emosi, ataupun
kehidupan sosial.

Methadone dapat dihentikan secara bertahap dan perlahan. Methadone dapat dihentikan pada
keadaan :

1. Pasien sudah dalam keadaan stabil.

2. Minimal 6 bulan pasien dalam keadaan bebas heroin.

3. Pasien dalam kondisi yang stabil untuk bekerja dan memiliki dukungan hidup yang memadai.

Penurunan dosis maksimal sebanyak 10% dan direkomendasikan setiap 2 minggu. Keadaan psikologis
pasien harus dipantau. Apabila keadaan emosi menjadi tidak stabil, dosis dapat ditingkatkan kembali.

Efek samping dari methadone bisa menjadi suatu kegawatdaruratan. Efek samping dari
methadone antara lain depresi pernafasan, sinkop karena depresi, nyeri dada, takikardi, halusinasi dan
kebingungan.

Anda mungkin juga menyukai