ATONIA UTERI
Disusun oleh :
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur pada Tuhan YME, tim penulis dapat menyelesaikan Makalah
berjudul “Atonia Uteri” dengan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah asuhan kebidanan persalinan dan BBL. Tim penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan saran atas
penyusunan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI…………………………………............................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan ......................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
C. Gejala klinis...............................................................................................................................8
a. Penanganan umum.........................................................................................................9
b. Penanganan khusus........................................................................................................9
A. Kesimpulan ...........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahasiswa dapat mengetahui tentang Penyulit kala III dan IV persalinan ( atonia
Uteri )
BAB II
PEMBAHASAN
5
Pengertian Atonia Uteri
Batasan: Atonia uteri adalah uterus yang tidak berkontraksi setelah janin dan
plasenta lahir.
Sebagian besar perdarahan masa nifas (75 sampai 80 persen) adalah akibat
atonia uteri. Faktor faktor yang menyebabkan predisposisi untuk atonia uteri masa
nifas.
Didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi
yang lebih lembek. Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium
tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas
tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Apri, 2007).
6
hingga 4 jam setelah persalinan. Atonia uteri dapat menyebabkan perdarahan
hebat dan dapat mengarah pada terjdainya syok hipovolemik.
Diagnosis atonia uteri yaitu bila setelah bayi dan placenta lahir ternyata
pendarahan masih aktif dan banyak, bergumpal dan pada palpasi
Penyebab tersering kejadian pada ibu dengan atonia uteri antara lain :
2. Umur yang terlalu muda atau tua (<20 tahun dan >35 tahun)
5. Mal nutrisi
7. Grandemultipara
11.Infeksi uterus
12.Anemia berat
17.Penyakit hati
Gejala Klinis :
* Perdarahan segera setelah plasenta dan janin lahir (Post Partum Primer).
1) Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang sangat banyak dan darah tidak merembes. Peristiwa sering
terjadi pada kondisi ini adalah darah keluar disertai gumpalan disebabkan
tromboplastin sudah tidak mampu lagi sebagai anti pembeku darah
Atonia uteri dapat dicegah dengan Managemen aktif kala III, yaitu
pemberian oksitosin segera setelah bayi lahir (Oksitosin injeksi 10U IM, atau 5U
IM dan 5U Intravenous atau 10-20 U perliter Intravenous drips 100-150 cc/jam.
Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko perdarahan
pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat tersebut
sebagai terapi. Menejemen aktif kala III dapat mengurangi jumlah perdarahan
dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan transfusi darah.Oksitosin mempunyai
onset yang cepat, dan tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi
tetani seperti preparat ergometrin. Masa paruh oksitosin lebih cepat dari
Ergometrin yaitu 5-15 menit. Prostaglandin (Misoprostol) akhir-akhir ini
digunakan sebagai pencegahan perdarahan postpartum.
1. Mintalah Bantuan. Segera mobilisasi tenaga yang ada dan siapkan fasilitas
tindakan gawat darurat.
3. Jika dicurigai adanya syok segera lakukan tindakan. Jika tanda -tanda syok
tidak terlihat, ingatlah saat melakukan evaluasi lanjut karena status ibu
tersebut dapat memburuk dengan cepat.
9
7. Lakukan kateterisasi, dan pantau cairan keluar-masuk.
Jika Hb kurang dari 7 g/dl atau hematokrit kurang dari 20%( anemia
berat):berilah sulfas ferrosus 600 mg atau ferous fumarat 120 mg
ditambah asam folat 400 mcg per oral sekali sehari selama 6 bulan.
Jika Hb 7-11 g/dl: beri sulfas ferrosus 600 mg atau ferous fumarat 60
mg ditambah asam folat 400 mcg per oral sekali sehari selama 6
bulan.
Penanganan Khusus
5. Jika uterus tidak berkontraksi maka :Bersihkanlah bekuan darah atau selaput
ketuban dari vagina & ostium serviks. Pastikan bahwa kandung kemih telah
kosong. Antisipasi dini akan kebutuhan darah dan lakukan transfusi sesuai
kebutuhan.
10
dengan pembuluh darahnya), keluarkan sisa plasenta tersebut.Lakukan uji
pembekuan darah sederhana.
14
Kesimpulan
1) Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana terjadinya kegagalan otot rahim yang menyebabkan
pembuluh darah pada bekas implantasi plasenta terbuka sehingga menimbulkan perdarahan.
2) Factor penyebab terjadinya atonia ateri antara lain uterus membesar, kala 1 dan 2 memanjang,
Persalinan cepat, Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin, iInfeksi
intrapartum, multiparitas tinggi, magnesium sulfat yang digunakan untuk mengendalikan kejang
pada preeklamsia atau eklamsia, dan umur yang terlalu tua atau terlalu muda.
3) Tanda dan gejala atonia uteri antara lain Perdarahan pervaginam, konsistensi rahim lunak,
fundus uteri naik, dan terdapat tanda-tanda syok
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini Kontraksi uterus
merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia uteri terjadi
karena kegagalan mekanisme ini.
Anggraini, Yetti 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Cet I. Yogyakarta : Pustaka
Rihama
17