LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
a. fraktur
1. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang
dapat diabsorbsinya.
2. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik
4. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri,
Didalam buku Kapita Selekta Kedokteran tahun 2010, diungkapkan bahwa patah
tulang tertutup adalah patah tulang dimana tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar. Pendapat lain menyatidakan bahwa patah
tulang tertutup adalah suatu fraktur yang bersih (karena kulit masih utuh atau
Patah tulang paha adalah cedera parah yang biasanya terjadi akibat tabrakan
mobil berkecepatan tinggi atau jatuh dari ketinggian yang terbagi atas :
Fraktur femur proksimal disebut juga dengan patah tulang pinggul. Kondisi ini
terjadi ketika tulang paha paling atas yang berdekatan dengan sendigt;panggul
mengalami patah.
Fraktur batang femur adalah cedera parah yang terjadi di poros femoral, yaitu
bagian tulang paha yang panjang dan lurus. Jenis patah kaki ini hampir selalu
Fraktur femur suprakondiler adalah jenis cedera atau patah tulang paha yang
terjadi tepat di atas sendi lutut. Kondisi ini paling sering dialami oleh penderita
Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, yang terbagi dalam empat kategori: tulang
panjang (mis: femur), tulang pendek (mis:tulang tarsalia), tulang pipih (mis:
sternum), dan tulang tak teratur (mis: vertebra). Bentuk dan konstruksi tulang
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus (trabekular atau spongius) atau
kortikal (kompak). Tulang panjang (mis: femur berbentuk seperti tangkai atau
batang panjang dengan ujung yang membulat (tampak pada gambar). Batang, atau
diafisis, terutama tersusun atas tulang kortikal. Ujung tulang panjang dinamakan
epifisis dan terutama tersusun oleh tulang kanselus. Plat epifisis memisahkan
epifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak-anak.
Pada orang dewasa, mengalami kalsifikasi. Ujung tulang panjang ditutupi oleh
berat badan dan gerakan. Tulang pendek (mis: metakarpal) terdiri dari tulang
kaanselus ditutupi selapis tulang kompak. Tulang pipih (mis: sternum) merupakan
tempat penting untuk hematopoesis dan sering memberikan perlindungan bagi organ
vital. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus di antara dua tulang kompak.
Tulang tak teratur (mis: vertebra) mempunyai bentuk yang unik sesuai dengan
fungsinya. Secara umum struktur tulang tak teratur sama dengan tulang pipih.
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri
atas tiga jenis dasar-osteoblas, osteosit dan osteoklas. Osteoblas berfungsi dalam
3. Etiologi
b. Trauma tidak langsung: Jatuh dari ketinggian dengan berdiri atau duduk
b. Kekerasan tidak langsung Terkena bukan pada bagian yang terkena trauma.
c. Bagian kaki yang patah tampak lebih pendek daripada kaki sebelahnya.
5. Klasifikasi
Patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran
Misal :
- Green stick fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi yang
lain membengkok
c. Berdasarkan bentuk garis patah & hubungan dengan mekanisme trauma antara
lain :
1). Fraktur transversal adalah arah melintang dan merupakan akibat trauma
angulasi / langsung
2). Fraktur oblik adalah arah garis patah membentuk sudut terhadap sumbu
3). Fraktur spiral adalah arah garis patah spiral dan akibat dari trauma rotasi
5). Fraktur komunitif adalah fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa
fragmen
6). Fraktur depresi adalah fraktur dengan bentuk fragmen terdorong ke dalam
7). Fraktur patologik adalah fraktur yang terjadi pada daerah tulang
8). Fraktur avulse adalah fraktur tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau
5. Derajat Fraktur
a. Derajat I
- Luka < 2 cm
- Kontaminasi minimal
b. Derajat II
- Laserasi > 2 cm
- Kontaminasi sedang
c. Derajat III
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, dan
neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi. Fraktur derajat III terbagi atas :
luka.
kontaminasi masif.
3. Luka pada pembuluh arteri/saraf perifer yang harus diperbaiki tanpa melihat
7. Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan tekanan (Apley, A. Graham, 1993). Tapi apabila tekanan eksternal yang
datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada
Lynda Juall, 1995). Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta
saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak.
medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah.
Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang
ditandai denagn vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah
putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang
Fraktur dapat terjadi jika subyek stress lebih besar dari beban yang dapat
ditahan, biasanya terjadi pada orang-orang yang baru saja menambah tingkat
aktifitas mereka (misalnye mereka yang baru saja berlatih militer atau latihan lari).
Fraktur semacam ini dapat sembuh dengan baik jika tulang itu dimobilisasi selama
osteoporosis, pengausan, umur atau penyakit densitas, tulang rapuh dan mudah
mengalami fraktur.
Dalam 24 jam mulai pembekuan darah dan terjadi hematoma di sekitar fraktur.
mengelilingi fraktur dan tidak diabsorbsi selama penyembuhan tapi berubah dan
b. Proliferasi sel.
Sel sel dari lapisan dalam periosteum berproliferasi pada sekitar fraktur, di mana
sel sel ini menjadi precusor dari osteoblast, osteogenesis ini berlangsung terus,
ujung fraktur.
c. Pembentukan callus
Enam sampai sepuluh hari setelah fraktur jaringan granulasi berubah dan
diawali dari jaringan callus yang lunak. Callus ini bertambah banyak, callus
tulang melebihi normal. Hal ini melindungi fragmen tulang tapi tidak
d. Ossification
penumpukan garam garam calcium dan bersatu bersama ujung ujung tulang.
Proses ossifikasi ini mulai dari callus bagian luar kemudian bagian dalam dan
Pada waktu yang sama pembentukan tulang yang sebenarnya callus dibentuk
dipahat dan diabsorbsi dari callus. Proses pembentukan lagi ditentukan oleh
9. Pemeriksaan Diagnostik
10. Penatalaksanaan
a. Terapi konservatif
• Traksi tulang pada bagian distal femur maupun proksimal tibia. Indikasi traksi
• Menggunakan cast bracing yang dipasang setelah terjadi union fraktur secara
klinis.
b. Therapioperatif
1. Pemasangan plate dan screw terutama pada fraktur femur proksimal dan
distal
11. Komplikasi
Komplikasi dini:
a. Vaskuler :
terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan
parut. Ini disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan
pembuluh darah
• Trauma vascular merupakan pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan
tidak adanya nadi, CRT menurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar,
b. Neurologis :
Komplikasi lanjut:
3. Malunion : Tulang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
1. Pengkajian
Identitas pasien : nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, tanggal
masuk, tanggal pengkajian, diagnosa medik, rencana terapi
2. Keluhan utama/alasan masuk RS.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat Psikososial
5. Riwayat Spiritual
6. Reaksi Hospitalisasi
1) Pemahaman keluarga tentang sakit yang rawat nginap
7. Aktifitas sehari-hari
1. Nutrisi
2. Cairan
3. Eliminasi BAB/BAK
4. Istirahat tidur
5. Olahraga
6. Personal Hygiene
7. Aktifitas/mobilitas fisik
8. Rekreasi
8. Pemeriksaan Fisik
7) Sistem Indra
8) Sistem muskulo skeletal
9) Sistem integumen
10) Sistem Endokrin
11) Sistem perkemihan
12) Sistem reproduksi
13) Sistem imun
14) Sistem saraf : Fungsi cerebral, fungsi kranial, fungsi motorik, fungsi
sensorik, fungsi cerebelum, refleks, iritasi meningen
9. Pemeriksaan tingkat perkembangan
11. Terapi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
5. Resiko infeksi
7. Konstipasi
C. Rencana keperawatan
pergerakan lambat
pergerakan tidak
terkordinasi
faktor yang berhubungan :
intoleransi aktivitas
perubahan metabolisme
seluler
ansietas
indeks massa tubu diatas
perentil ke75 sesuai usia
gangguan kogniktif
konstraktur
kepercayaan budaya
tentang aktivitas sesuai
usia
fisik tidak bugar
penurunan ketahanan
tubuh
penurunan kendali otot
penurunan massa otot
malnutrisi
gangguan
muskulekeletal
gangguan neuromskuler
agens obat
penurunan kekuatan otot
kurang pengetahuan
tentang aktivitas fisik
keaaan mood depresi
keterlambatan
perkembangan
ketidaknyamanan
disuse, kaku sendi
kurang dukungan
lingkungan
5. Resiko infeksi
7. Konstipasi
Mekanis
Fisiologis
DAFTAR PUSTAKA
EGC, Jakarta
Dedley (2012), Ilmu Bedah Gawat Darurat, Edisi 11, Gadjah Mada University press,
yogyakarta.
Dunphy & botsford (2015), pemeriksaan fisik bedah, yayasan essentia medica, Jakarta.
Herman santoso, dr., SpBO (2011), diagnosis dan terapi kelainan sistem muskuloskeletal,
Penyimpangan KDM
Konstipasi
Gangguan
Istirahat Tidur