Sistem AC (Air Conditioner) Sentral PDF
Sistem AC (Air Conditioner) Sentral PDF
PENDAHULUAN
1
temperatur dan kelembaban udara dapat dikontrol sampai kondisi dimana
penghuni ruangan merasa nyaman. Selain pengkondisian udara (Air
Conditioner), sistem yang digunakan untuk mendinginkan udara lainnya antara
lain humidifier (pelembab), fan atau blower. Disamping untuk mengontrol
temperatur udara, AC dapat digunakan sekaligus untuk sirkulasi sehingga
kondisi udara tetap bersih. Oleh karena pengkondisian udara (Air Conditioner)
seperti sudah menjadi kebutuhan, seorang perancang juga harus tahu seluk-
beluk tentang pengkondisian udara (Air Conditioner) yang akan dipasang di
suatu ruangan. Tujuannya adalah agar kriteria pengkondisian udara (Air
Conditioner) yang dipilih bisa sesuai dengan kriteria ruangan yang telah
dirancang, sehingga ruangan yang digunakan menjadi sejuk dan penghuni pun
menjadi nyaman. Arsitek sebagai perancang rumah dalam penggunaan
pengkondisi udara (Air Conditioner) juga harus bijaksana mengingat
pengkondisi udara (Air Conditioner) memiliki beberapa dampak negatif yang
secara tak langsung merusak lingkungan seiring dengan semakin bertambahnya
perkantoran besar serta bangunan-bangunan umum seperti mall, hotel, rumah
sakit, dan sebagainya. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengambil
judul “Sistem AC (Air Conditioner) Sentral”.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas ini adalah setelah mengetahui dan memahami
mengenai sistem AC (Air Conditioner) sentral baik komponen dan struktur,
prinsip kerja, jenis-jenis AC, kelebihan, serta kekurangannya. Mahasiswa
diharapkan mampu untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut baik itu dalam
ruang lingkup lingkungan kampus maupun ketika telah kembali ke masyarakat
2
dan lingkungan kerja nantinya. Adapun membahas kekurangan dan kelebihan
AC (Air Conditioner) sentral sendiri adalah agar kita sebagai mahasiswa yang
nantinya akan terjun ke masyarakat dapat menerapkan penggunaan AC (Air
Conditioner) dengan bijaksana.
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai sitem kerja,
komponen, layout, dan kapasitas pengkondisian udara (Air
Conditioner)
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pembuatan makalah
dan presentasi
1.4.2 Untuk Dosen
a. Memberi wawasan tambahan kepada Bapak/Ibu dosen mengenai siste
kerja, komponen, layout, dan kapasitas pengkondisian udara (Air
Conditioner).
b. Membantu Bapak/Ibu dosen untuk mengetahui tingkat kemampuan
mahasiswa dalam pembuatan makalah dan presentasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Willis Haviland Carrier Image seorang Insinyur dari New York Amerika
menyempurnakan penemuan dari Dr.Jhon Gorrie tetapi AC ini digunakan
4
bukan untuk kepentingan atau kenyamanan manusia melainkan untuk
keperluan percetakan dan industri lainnya. Penggunaan AC untuk perumahan
baru dikembangkan pada tahun 1927 dan pertama dipakai disbuah rumah di
Mineapolis, Minnesota. Saat ini AC sudah digunakan disemua sektor, tidak
hanya industri saja tetapi juga sudah di perkantoran dan perumahan dengan
berbagai macam bentuk dari mulai yang besar hingga yang kecil. Semuanya
masih berfungsi sama yaitu untuk mendinginkan suhu ruangan agar orang
merasa nyaman.
Pengkondisian udara, atau yang lebih kita kenal dengan istilah air
conditioner (AC), adalah salah satu upaya akal budi manusia untuk membuat
ruangan menjadi lebih nyaman secara termal, dengan jalan menghilangakan
panas laten udara ke lingkungan luar dengan bantuan siklus refrigerasi (pada
umumnya) atau dengan evaporasi. Tujuan pengkondisian udara adalah untuk
mendapatkan kenyamanan bagi penghuni yang berada didalam ruangan.
Kondisi udara yang dirasakan nyaman oleh tubuh manusia adalah berkisar
antara suhu dan kelembaban : 200C hingga 260C, 45% hingga 55% dengan
kecepatan udara : 0.25 m/s
Terdapat beberapa jenis sistem pengkondisi udara, diantaranya sistem
ekspansi langsung dan sistem sentral. Namun, dalam hal ini yang akan di bahas
adalah sistem sentral di mana sistem tata udara (AC) sentral berarti bahwa
proses pendinginan udara terpusat pada satu lokasi yang kemudian
didistribusikan ke semua arah atau lokasi. Sistem ini memiliki beberapa
komponen utama yaitu unit pendingin atau Chiller, Unit penanganan udara atau
Air Handling Unit (AHU), Cooling Tower, system pemipaan, system saluran
udara atau ducting dan system control & kelistrikan. Pada unit pendingin atau
chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri dari
kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada chiller biasanya tipe
kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan
kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan
kembali secara evaporative cooling pada cooling tower. Pada komponen
evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak
langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air
5
yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system
penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
6
Sentral (Central) diperuntukkan untuk instalasi AC di satu gedung yang tidak
memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri (misalnya per ruang). Semua dikontrol
di satu titik dan kemudian hawa dinginnya didistribusikan dengan pipa ke
ruangan-ruangan. Dengan AC Central, yang bisa dilakukan hanya mengecilkan
dan membesarkan lubang tempat hawa dingin AC masuk ke ruang kita. Contoh
AC Central adalah di mall, gedung mimbar, gedung perkantoran yang luas atau
di dalam bis ber-AC. Di dalam sistem Chiller yang dijelaskan diatas dapat
dijadikan satu kesatuan sistem yang terdiri dari tiga buah siklus, yaitu:
7
2.2 Komponen dan Prinsip Kerja AC (Air Conditioner) Sentral
Sebelum membahas prinsip kerja AC (Air Conditioner) sentral, agar bisa
berfungsi dengan baik, terdapat beberapa komponen pada AC (Air
Conditioner) sentral, diantaranya:
1. Ducting
8
pula ducting yang berfungsi untuk membuang udara dari dalam ke luar
(exhaust air).
a. Supply Air Ducting
9
Ducting ini adalah untuk menghisap udara dari luar ruangan
yang nantinya akan dimix dengan hawa dingin dari air pada
sistem AHU (Air Handling Unit) untuk kemudian disalurkan ke
masing-masing ruangan yang dikondisikan udaranya.
Ducting yang satu ini mirip dengan fresh air ducting, yang
membedakan adalah fungsinya yaitu sebagai jalur pembuangan
udara dari AHU (Air Handling Unit) hasil pertukaran kalor di
dalam ruangan.
10
Gambar 2.8 Lapisan Insulasi pada Ducting
Sumber: http://jasapembuatanducting.blogspot.co.id/
11
Ducting kotak atau square duct adalah jenis ducting yang berbentuk
kotak (segi empat) dengan ketebalan bahan yang disesuaikan
dengan dimensi ducting tersebut.
I) Polyurethane Duct
12
Gambar 2.10 Polyurethane Duct
Sumber: http://img.tradeindia.com/fp/3/001/135/420.jpg
13
ducting dan tidak dipergunakan glasswool yang serbuknya
dapat mengotori udara.
- Masa pemakaian lebih lama ketimbang BJLS Duct
- Polyurethane tidak merambatkan Api
- Lebih ringan dan mudah dalam pemasangan
- Pada Polyurethane Duct menghasilkan isolasi suhu yang
sempurna serta isolasi udara yang optimal menyebabkan
kapasitas Air Handling Unit (AHU) dapat bekerja dengan
maksimal, meningkatkan efisiensi serta mengurangi biaya.
14
Ducting ini terbuat dari bahan BJLS atau juga disebut baja lapis
seng dengan ketebalan BJLS yang disesuaikan dengan kebutuhan
(lebar ducting). Bahan BJLS sendiri terbagi menjadi tiga jenis
yaitu:
a. Ducting BJLS (Seng) Tanpa Isolasi
Jenis ini dalah jenis ducting yang di gunakan untuk
menyalurkan udara dimana ducting ini tidak
mempertahankan kesetabilan suhu udara yang akan di
salurkan. Hanya berfungsi sebagai penyalur saja dari satu
tempat ke tempat yang lain atau dari beberapa tempat ke
dalam satu tempat.
Contohnya :
1. Ducting exhaust. Yaitu sirkulasi udara pada
suatu ruangan misalnya toilet, tempat parkir an lain-lain.
2. Ducting fresh air. Yaitu ducting yang di
gunakan untuk menyalurkan udara segar dari luar
ruangan menuju indoor unit ac seperti AHU ataupun
FCU.
3. Ducting Intake. Untuk menyalurkan udara
dari luar gedung menuju ruangangan yang membutuhkan
udara segar. Seperti lahan parkir yang tertutup atau
lainya.
15
b. Ducting BJLS (Seng) Isolasi Luar
Ducting ini merupakan ducting BJLS yang pada bagian
luarnya diselimuti oleh glaaswool.
16
c. Ducting BJLS (Seng) Isolasi Luar Dalam
Ducting ini pada umumnya digunakan untuk
mengalirkan udara dingin dari AHU (Air Handling Unit)
ke ruangan yang memerlukan udara dingin. Isolasi di
bagian dalam mencegah saluran ducting dari kondensasi
yang berlebihan. Selain itu, juga untuk mencegah bunyi
bising yang keluar dari unit karena bunyi bisa diredam
dengan isolasi bagian dalam.
17
- Lebih susah dalam pemasangannya
BJLS (baja lapis seng) round duct juga umum disebut dengan spiral
duct. Ducting ini memiliki bentuk melingkar layaknya tabung.
Ducting jenis ini memiliki daya rugi gesekan (angin) yang sangat
rendah, dikarenakan bentuknya seperti tabung (round). Bahan yang
digunakan sama dengan BJLS Rectangular Duct seperti BJLS
tanpa isolasi, BJLS isolasi luar, dan BJLS isolasi luar dalam
Hanya saja, bentuknya yang berbeda.
18
Gambar 2.17 Textile Duct
Sumber:
http://gocontractor.blogspot.co.id/2014/03/keunggulan-textile-
ducting.html
Textile duct biasa juga disebut Fabric Duct atau ducting kain,
banyak diaplikasikan pada ruangan yang tidak menggunakan
plafon atau langit-langit. Penggunaannya banyak dijumpai pada
stadion, supermarket, theater, hall/gedung olahraga, pabrik
makanan, industri textile, dan lain-lain.
19
Pada ujung supply air ducting umumnya dilengkapi dengan
diffuser (pada ducting supply) dan grill (pada ducting return). Serta
damper adalah suatu alat untuk mengatur volume udara yang
masuk atau keluar melalui ducting.
20
2. AHU (Air Handling Unit)
Air Handling Unit merupakan bagian penting dalam sistem AC
central sebagai alat penghantar udara yang telah dikondisikan dari sumber
dingin ataupun panas ke ruang yang akan dikondisikan. AHU adalah
komponen penukar kalor dimana air dingin hasil pendinginan oleh chiller
disirkulasikan ke coil yang ada pada AHU, kemudian udara dinginnya di
sirkulasikan oleh blower dan di distribusikan ke ruangan melalui ducting.
Komponen AHU terdiri dari Casing,
Motor, Blower, Coil dan Filter. Penggunaan AHU biasanya untuk
ruangan berkapasitas besar yang menggunakan AC sentral seperti pada
hotel biasanya untuk supplay udara pada ruang pertemuan
seperti ballroom, ruang meeting dan Lobby. Adapun komponen-kemponen
pada AHU adalah sebagai berikut:
21
Prinsip kerja secara sederhana pada AHU (air handling unit) ini
adalah dengan menghisap udara dari ruangan (return air) yang kemudian di
campur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi
yang bisa diubah ubah. Campuran tersebut masuk menuju AHU melewati
filter, coil pendingin, dan fan (blower), setelah itu udara yang telah
mengalami penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke setiap
ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih
dahulu sehingga lokasi yang jauh bisa terjangkau dan merata.
22
3. FCU (Fan Coil Unit)
FCU atau fan coil unit adalah perangkat sederhana yang terdiri dari
kumparan (Coil) dan kipas. FCU digunakan untuk mengontrol suhu dalam
ruangan yang dikendalikan oleh on/off switch atau thermostat. Karena
kesederhanaannya FCU lebih ekonomis daripada AHU.
Karena kesederhanaan dan fleksibilitasnya FCU dapat lebih
ekonomis untuk diinstal sehingga dapat lebih efisien menyalurkan udara.
FCU juga tidak menimbulkan bunyi bising sehingga tidak mengganggu.
23
4. Cooling Tower
Cooling tower adalah suatu sistem refrigerasi dalam AC (Air
Conditioner) sentral yang melepaskan kalor ke udara. Cooling tower
bekerja dengan cara mengontakkan air dengan udara dan menguapkan
sebagian air tersebut. Cooling tower menggunakan penguapan dimana
sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian
dibuanag ke atmosfer. Sebagai akibatnya, air yang tersisa didinginkan
secara signifikan.
Ada dua tipe dari Cooling tower ini, yaitu:
1. Atmospheric Draft
2. Mechanical Draft
24
2. Cooling tower induced draft dengan aliran berlawanan
Prinsip kerjanya:
a. Air masuk pada puncak dan melewati Filler.
b. Udara masuk dari salah satu sisi (menara aliran tunggal) atau pada
sisi yang berlawanan (menara aliran ganda).
c. Fan mengalirkan udara melintasi bahan pengisi menuju saluran
keluar pada puncak menara.
Prinsip kerjanya:
a. Air panas masuk pada puncak menara, melalui bahan pengisi (Filler)
25
b. Udara masuk dari samping menara melewati Filler, sehingga terjadi
kontak langsung dengan air (pendinginan) dan keluar menuju
puncak.
26
Gambar 2.25 Splash Filler Plastik
Sumber: google images
27
Gambar 2.27 Film Filler
Sumber: google images
c. Pond
Pond terletak pada bagian bawah menara dan menerima air dingin
yang mengalir turun melalui menara dan Filler. Pond biasanya
memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air
dingin.
d. Drift eliminator
Alat ini menangkap tetesan air yang terjebak dalam aliran udara agar
tidak hilang ke atmosfer.
28
Gambar 2.29 Letak Drift Eliminator pada Cooling Tower
Sumber: google images
e. Louvers
Kegunaan louvers adalah titik masuk bagi udara menuju menara.
Saluran masuk ini dapat berada pada seluruh sisi menara.
29
f. Nosel/Sprinkler
Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi Filler.
g. Fan
Fan digunakan di dalam menara untuk mengeluarkan udara panas
yang ada di dalam tower dan untuk menghisap udara dari luar
melalui louvers.
h. Make-up Water
Air make-up memiliki pengaruh yang besar pada cooling tower
karena mencegah timbulnya mikroorganisme atau hal lainnya yang
membawa beberapa komponen yang dapat mengakibatkan
timbulnya deposit maupun korosi. Make-up water biasanya
dilengkapi dengan Filter Water Sistem.
30
penampung (pond) di bagian bawah cooling tower. Selanjutnya air
pendingin disirkulasikan lagi ke kondensor.
5. Mesin Chiller
Chiller atau mesin refrigerasi adalah peralatan yang biasanya
menghasilkan media pendingin utama untuk bangunan gedung, dengan
mengkonsumsi energi secara langsung berupa energi listrik, termal atau
mekanis, untuk menghasilkan air dingin (chilled water) dan membuang
kalor ke udara (atmosfir) melalui menara pendingin (cooling tower) atau
kondensor. Mesin utama dari sebuah chiller adalah kompresor. Fungsi
Chiller dalam sistem tata udara adalah mendinginkan media air, dimana air
disinggungkan pada bagian evaporator chiller. Air kemudian dialirkan ke
AHU (Air Handling Unit) untuk diambil dinginnya dan dihembuskan ke
ruangan. Pada Chiller terdapat beberapa parameter yang menunjukkan
unjuk kerjanya, antara lain; suhu air masuk (inlet) ke evaporator dan suhu
air keluar (outlet) dari evaporator, tekanan discharge, serta tekanan suction.
Dengan pembacaan suhu inlet dan outlet maka dapat ketahui kapasitas atau
kemampuan chiller untuk mendinginkan air.
Adapun komponen dari chiller ini tidak jauh berbeda dengan
komponen siklus refigerasi yang terjadi pada AC langsung. Komponen
komponen tersebut adalah, sebagai berikut:
a. Kompresor
31
Merupakan alat yang paling Vital dalam sebuah rangkaian
Chilller dimana kompresor merupakan alat yang berfungsi sebagai
sarana untuk mensirkulasi gas freon ke kondensor dan sebaliknya
dimana sirkulasi tersebut terdapat proses gas freon dari liquid menjadi
gas dan sebaliknya sehingga mendapatkan pengembunan yang cukup
dan itulah disebut proses pendinginan.
b. Kondensor
c. Evaporator
Refrigerant cair dari kondenser mengalir masuk ke cooler
(evaporator) setelah mengalami ekspansi di katup ekspansi. Pada waktu
masuk cooler temperatur dan tekanan refrigerant turun dalam fasa
campuran.
32
Gambar 2.33 Evaporator
Sumber: google images
d. Katup Ekspansi
33
e. Control Box
34
mematikan kompresor. Pada umumnya tempratur air dingin
keluar dari cooler adalah pada rentang 4-10 oC
d. Capacity Control
Fungsi dari Kontrol kapasitas ssitem adalah untu
mengatur kapasitas pemompaan refrigerant dari kompresor
secara otomatis yang disesuaikan dengan beban peningin yang
ada. Sensor dari alat ini mendeteksi temperatur air dingin yang
masuk kecooler.
Sinyal darisensor masuk ke arangkaian Kontroler. Jika
tempratur air dingin berada di bawah/atas setpoint thermostat,
kontroler akan mengatur bukanan selenoid valve yang
selanjutnya secara sekuensial akan mengatur pembebanan dari
satu atau dua set slilinder kompresor
35
Berdasarkan sistem pendinginannya Chiller dibagi menjadi:
a. Air Cooled Chiller
36
dalam desain atap untuk air cooled chiller adalah akses untuk
pemeliharaan unit tersebut. Ada kalanya terjadi perubahan desain dari
water cooled chiller ke air cooled chiller, karena terutama masalah
waktu instalasi ataupun keadaan air setempat.
37
oleh evaporator. di dinginkan dalam bak oleh evaporataor, air kembali
di pompa menuju media yang dikehendaki. Water chiller mulai dengan
cairan dijalankan melalui kompresor, yang menyebabkan cairan untuk
bepergian bersama sistem perpipaan dan menyerap panas dari sumber
yang dikehendaki. Hal ini kemudian pergi ke evaporator, di mana ia
berubah menjadi gas dan menyebarkan panas ke atmosfer. Kemudian
berjalan melalui kondensor, yang mengubah kembali menjadi cair dan
mengirimkannya kembali ke kompresor.Perangkat metering digunakan
untuk mengatur aliran air dan suhu kontrol. Siklus kompresi uap dapat
menangani sampai dua ratus ton cairan pada satu waktu, dan dapat
mendinginkan mesin besar atau kondisioner rumah tangga tunggal
udara. Mesin refrigerasi dengan pendinginan air, pada umumnya
ditempatkan dalam lantai bawah (basement) suatu bangunan. Dalam
desain yang perlu diperhatikan adalah ventilasi keruangan chiller harus
dihitung dengan baik, agar ruangan tersebut jangan menjadi “neraka”
bagi pengerjanya.
38
medium pendingin kondenser (air atau udara) mengalami kenaikan.
Refrigerant cair tersebut kemudian mengalir ke evaporator melalui alat
kontrol refrigerant (katup ekspansi) dan siklus terus berulang seperti
semula.
39
Prinsip Kerja AC (Air Conditioner) Sentral
Untuk mengkondisikan udara gedung-gedung besar AC biasa
mungkin sudah tidak efisien lagi. Dapat dibayangkan jika menggunakan AC
biasa sangat banyak refrigerant yang harus digunakan. Begitu pula dengan
kerja kompresornya. Oleh karena itu sering kali sistem yang digunakan
adalah sistem Chiller.
Siklus Chilled Water dan Refrigerasi
Untuk mendinginkan udara dalam gedung, chiller tidak langsung
mendinginkan udara melainkan mendinginkan fluida lain (biasanya air)
terlebih dahulu. Setelah air tersebut dingin kemudian air dialirkan melaui
AHU (Air Handling Unit). Di sinilah terjadi pendinginan udara di mana
AHU (Air Handling Unit) meneruskan suhu air yang dingin ke sistem
ducting dengan menghembuskan hawa dingin dari air itu sendiri. Untuk
lebih jelasnya lihat gambar 2.4.
40
Chiller dapat dibuat dengan prinsip siklus refrigerasi kompresi uap
atau sistem absorbsi. Sistem refrigerasi yang digunakan dalam chiller tidak
jauh berbeda dengan AC biasa, namun perbedaannya adalah pertukaran
kalor pada sistem chiller tidak langsung mendinginkan udara melainkan
mendinginkan fluida lain yaitu air.
Pada evaporator terjadi penarikan kalor. Heat Exchanger disini
mungkin berupa pipa yang didalamnya terdapat pipa. Di pipa yang lebih
besar mengalir air sedangkan pipa yang lebih kecil mengalir refrigeran
(bagian evaporator siklus refrigerasi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Gambar 2.5.
41
Siklus Cooling Water
Seperti dijelaskan sebelumnya dalam chiller juga terdapat perangkat
refrigerasi yang sistemnya terdapat bagian yang menarik kalor dan
membuang kalor. Dalam hal pembuangan kalor sering kali chiller
menggunakan perantara air untuk media pembuangan kalornya. Untuk lebih
jelasnya lihat gambar 2.6.
42
udara luar. Setelah air ini menjadi lebih dingin, kemudian alirkan kembali
ke kondenser untuk mengambil kalor yang dibuang kondenser. Jadi di
dalam sistem Chiller yang dijelaskan diatas dapat dijadikan satu kesatuan
sistem yang terdiri dari tiga buah siklus, yaitu: siklus refrigerasi (Chiller),
Siklus Chilled Water, dan siklus Cooling Water. Untuk menjelaskan hal
ini dapat dilihat gambar 2.7.
43
2.1 Kelebihan dan kekurangan AC (Air Conditoner) Sentral
Dalam penggunaan benda apapun, tentunya terdapat dampak yang
ditimbulkan, tidak terlepas dari penggunaan AC (Air Conditioner) sentral yang
juga memiliki kelebihan dan kekurangan di dalam penggunaanya. Kelebihan
dan kekurangan itu antara lain, sebagai berikut:
a. Kelebihan:
1. Kebisingan dan getaran mesin pendingin hampir tidak mempengaruhi
ruangan
2. Perbaikan dan pemeliharaan lebih mudah
3. Seluruh beban pendingin semua ruangan dalam bangunan dapat
dilayani oleh satu system ( unit ) saja. Sehingga lebih hemat dan efisien.
b. Kekurangan:
1. Harga mula cukup tinggi
2. Biaya operasional yang cukup mahal
3. Unit sentral tidak dapat dipakai untuk rumah sakit, karena kuman-
kuman dari ruangan untuk penderita penyakit menular ( melalui saluran
udara balik ) dapat disebarkan ke ruangan – ruangan lain.
4. Jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC sentral tidak
hidup.
5. Jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya
harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU.
44
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam merancang sebuah bangunan, tentunya kita sebagai calon arsitek
masa depan harus memperhatikan sistem utilitas yang digunakan pada
bangunan, yang salah satunya sistem pengkodisian udara. Saat ini penggunaan
AC Sentral sebagai pengondisian udara dalam ruang sudah menjadi hal lumrah
di kehidupan masyarakat terutama untuk gedung-gedung besar yang kebutuhan
akan AC langsungnya tidak dapat dipenuhi. Penggunaan AC sentral memang
banyak keunggulannya, akan tetapi arsitek sebagai seorang perancang, selain
mementingkan kebutuhan klien akan pengkondisi udara juga harus bisa
menyesuaikan dan juga harus memperhitungkan penggunaan AC Sentral
tersebut dikarenakan tidak semua gedung bisa menggunakan AC Sentral
seperti rumah sakit. Maka dari itu, seorang arsitek diharapkan mampu dan bisa
mengembangkan kreativitasnya dalam merancang sebuah gedung.
45
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, Iwan. 2014. Sistem Tata Udara di Gedung Bertingkat. Bahan Ajar
Perkuliahan (ITS).
Turangan, John. 2012. Tata Udara. Bahan Ajar Perkuliahan (UMB).
____________. 2010. Bagian-bagian AC Sentral. Tersedia dalam
https://iptech.wordpress.com/2010/05/11/bagian-%E2%80%93-bagian-
ac-sentral/ diakses tanggal 25 Maret 2016.
46