Anda di halaman 1dari 6

KLASIFIKASI KARAKTERISTIK DAMPAK INDUSTRI PADA KAWASAN

PERMUKIMAN TERDAMPAK INDUSTRI DI CEMANI KABUPATEN


SUKOHARJO
Desita Putri Pradani, Murtanti Jani Rahayu, Rufia Andisetyana Putri
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Email: desitaputri54@gmail.com

Abstract:.Cemani Village/kelurahan Cemani is one of regions in Kecamatan Sukoharjo, which


is one of the industrial area. as listed in Sukoharjo Regional Spatial Plan year 2014, Cemani
village located around the huge industrial company such as Batik Keris compan,Dan Liris
company, Konimex company, and Sobisco company. The problem in this research is how is the
classification characteristics of industrial area and how it affected residential areas of
Sukoharjo Cemani? The purpose of this study was to determine the classification of the
characteristics of industrial impacts on residential areas that affected by industrial areea at
Cemani Sukoharjo. The method used is the deductive research methods with quantitative
research. Technique of analysis that used is descriptive analysis. This research conclusion is
the impacts of the major industries in Sukoharjo Cemani settlement are: the emergence of the
settlement of labor / industrial workers, the emergence of slum area, water pollution and flood
the area. Cassification of this bad impacts of the industrial area to the physical environment
can be perceived by people’s settlement in 0-500 m> 500m - 1kilometer, and> 1 kilometer
from the industrial area.

Keywords: Industrial Impact, Industrial Impact Classification, Industrial Settlement Areas

1. PENDAHULUAN awalnya adalah lahan pertanian sawah. Hal ini


Sektor industri merupakan sektor tentu akan membawakan dampak terhadap
potensial yang memiliki peranan penting lingkungan sekitarnya.
dalam pembangunan ekonomi suatu negara, Dampak negatif lebih mengarah pada
khususnya negara berkembang, oleh karena lingkungan fisik, seperti adanya pencemaran
itu sektor-sektor industri kini mulai banyak dan limbah yang dihasilkan oleh industri
didirikan di negara-negara berkembang, salah yang akan berpengaruh terhadap kondisi
satunya di Indonesia. Menurut Peraturan udara, kondisi air dan kondisi tanah.
Menteri Perindustrian Nomor35 tahun 2010 Seperti halnya yang terjadi di kawasan
tentang pedoman teknis kawasan industri industri Cemani yang terkena dampak industri
dinyatakan bahwa ada beberapa kriteria seperti pencemaran di sekitar industri,
dalam penentuan lokasi kawasan industri, kawasan kumuh di kelurahan Banaran dan
di antaranya adalah bahwasanya jarak Sanggrahan, menjadi kawasan rawan banjir
terhadap pemukiman minimal 2 kilometer, yang hampir mencakup seluruh kawasan.
kemudian peruntukan lahan, merupakan Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan
lahan non pertanian, non pemukiman dan industri berbeda-beda dalam radius yang
non konservasi, tetapi pada kenyataaannya berbeda. Perbedaan karakteristik dampak yang
di kawasan industri Cemani banyak sekali ditimbulkan pada setiap wilayah tentu akan
pemukiman yang jaraknya sangat dekat diperlukan penanganan yang berbeda pula,
yakni kurang dari 2 kilometer dengan maka penulis ingin mengetahui bagaimana
kawasan industri bahkan industri tersebut klasifikasi karakteristik dampak industri pada
dikelilingi oleh permukiman warga, selain itu kawasan permukiman terdampak industri di
lahan yang dijadikan kawasan industri pada Cemani Sukoharjo.
Arsitektura, Vol. 15, No.1, April 2017: 215-220
konsekuensinya, industri harus menyediakan
2. TINJAUAN PUSTAKA permukiman yang diperuntukan bagi para
pekerja/buruh. Hal ini juga diatur dalam
Tinjauan pustaka menjabarkan mengenai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35
teori yang digunakan dan menjadi dasar dalam tahun 2010 tentang Pedoman Teknis
penelitian ini dimana teori yang digunakan Pengembangan Kawasan Industri.
adalah terkait dampak industri terhadap Pendapatan yang relatif minim
permukiman. menyebabkan para pekerja industri mencari
2.1 Kawasan Industri alternatif tempat tinggal yang dekat dengan
Kawasan industri adalah suatu daerah lokasi tempat bekerja atau mencari lokasi yang
yang didominasi oleh kegiatan industri yang paling mudah dicapai dari jalan utama yang
mempunyai fasilitas kombinasi terdiri dari dilalui kendaraan angkutan umum atau
peralatan-peralatan pabrik (industrial plants), kendaraan angkutan perusahaan apabila
sarana penelitian dan laboratorium untuk perusahaan tersebut penyediakan kendaraan
pengembangan, bangunan perkantoran, bank, angkutan bagi para pekerjanya. Umumnya
serta fasilitas sosial dan fasilitas umum bagi pekerja industri yang menjadi prioritas
(Dirdjojuwono, 2004). utama dalam pemilihan huniannya lebih
Kawasan industri menurut Keputusan terletak pada aspek fungsinya sebagai tempat
Presiden Nomor 53 tahun 1989 tentang melakukan aktivitas hidup sehari-hari selain
kawasan industri, pasal 1 menyebutkan bahwa bekerja, sedangkan untuk aspek kenyamanan
kawasan industri adalah kawasan tempat tidak begitu diperhatikan. Pondokan adalah
pemusatan kegiatan industri pengolahan yang tempat tinggal sewa yang memiliki
dilengkapi dengan prasarana, sarana dan karakteristik bentuk bangunan yang nampak
fasilitas penunjang lainnya yang disediakan seadanya, ruang yang relatif kecil, terjadi
dan dikelola oleh pihak perusahaan kawasan pemanfaatan ruang yang seefisien mungkin,
industri. dan jumlah kamar-kamar pondokan terbatas
(Widyawati, 1991 : 6-7).
2.2 Kawasan Permukiman Terdampak Yusuf (2014) juga menyebutkan bahwa
Industri keberadaan industri menyebabkan
Menurut Peraturan Menteri Perindustrian permasalahan permukiman yakni munculnya
Nomor 35 tahun 2010, jarak minimal lokasi kawasan kumuh serta masalah lingkungan
kegiatan industri terhadap permukiman adalah seperti polusi udara berupa asap buangan
2000 meter (2 kilometer). Jarak minimal pabrik, polusi air yang berupa limbah cair
tersebut dimaksudkan untuk menghindari yang dibuang oleh pabrik, polusi suara yang
dampak kumuh yang ditimbulkan oleh dihasilkan oleh mesin produksi yang dapat
kegiatan industri yang menghasilkan limbah membisingkan telinga warga di sekitar industri
dan polutan terhadap lingkungan sekitarnya. dan menyebabkan banjir karena kurangnya
Menurut Aprillia (2014) jarak terdekat daerah resapan air yang sudah berubah fungsi
dampak pencemaran yang dirasakan menjadi daerah perindustrian.
masyarakat akibat kegiatan industri adalah 500 Pembangunan industri dapat
meter dari lokasi industri. Menurut Damayanti menyebabkan banjir karena kurangnya daerah
(2010) adanya perindustrian akan resapan air, daerah-daerah hijau atau resapan
menimbulkan dampak pada kawasan air sudah berubah fungsi menjadi daerah
lingkungan sekitarnya dengan radius 1 -2 perindustrian.
kilometer dari kawasan.
2.3 Dampak Industri 3. METODE PENELITIAN
Widjajanti (2005) mengatakan bahwa Metode penelitian ini berisi ruang
kegiatan industri akan menarik para pekerja lingkup, metode analisis dan variabel
untuk menetap disekitarnya dan pertumbuhan penelitian yang digunakan dalam penelitian
penduduk tersebut akan menyebabkan untuk mengetahui klasifikasi karakteristik
berkembangnya permukiman yang pola dan dampak industri pada kawasan permukiman
kualitas lingkungannya tidak dapat dilepaskan terdampak industri di Cemani Kabupaten
dari keberadaan industri tersebut, sebagai Sukoharjo.

216
Desita Putri, Murtanti Jani, Rufia Andisetyana, Klasifikasi Karakteristik….
3.1 Ruang Lingkup Adanya Muncul Munculny
permuki nya a
Ruang lingkup wilayah penelitian ini man pondoka permukim
diawali dengan mengidentifikasi industri- buruh/p n an pekerja
industri besar yang ada di kawasan Cemani, ekerja pekerja
selanjutnya dihitung jarak 2 kilometer dari Muncul Munc Munculny
industri-industri besar tersebut, yang bisa nya ulnya a kawasan
permuki kawas kumuh
dilihat pada Lampiran. man an
Ruang lingkup pembahasan penelitian ini kumuh kumu
meliputi deliniasi wilayah terdampak industri, h
yang nantinya akan diketahui identifikasi Polusi Polusi air,
air, udara dan
klasifikasi karakteristik dampak industri pada
udara suara
permukiman. dan
suara
3.2 Metode Analisis Banjir Banjir
Pendekatan penelitian yang digunakan
adalah pendekatan deduktif dimana penelitian Klasifikasi karakteristik dampak industri
dilakukan dengan membandingkan hasil akan terbagi menjadi empat. Pertama adalah
penelitian dengan teori yang telah ada guna wilayah terdampak radius 0-500 meter. Kedua
merumuskan variabel yang dijadikan pedoman adalah adalah wilayah terdampak radius >500-
untuk menjawab tujuan penelitian. Pendekatan 1 kilometer. Ketiga adalah wilayah terdampak
ini merupakan pendekatan untuk menguji teori radius >1 kilometer. Keempat adalah wilayah
dimana nantinya akan diketahui klasifikasi yang tidak terdampak industri. Kategori dari
karakteristik dampak industri pada kawasan hasil perhitungan analisis.
permukiman terdampak industri di Cemani
Sukoharjo. Teori berperan untuk 4. HASIL PENELITIAN
memfokuskan sesuatu yang bersifat abstrak Kawasan terdampak industri merupakan
sehingga kemudian dapat dirumuskan deliniasi wilayah penelitian yang nantinya
hipotesis untuk diuji (Sugiyono, 2009). akan di bagi dalam beberapa klasifikasi
Populasi yang akan dihitung dari dampak indsutri. Kawasan terdampak industri
penelitian ini adalah dari populasi kelurahan didapat dari wilayah penelitian yang dioverlay
sekitar industri. Untuk menentukan sampel dengan dampak industri yaitu kawasan
dari populasi digunakan perhitungan maupun permukiman perkerja industri, kawasan
acuan tabel yang dikembangkan para ahli. kumuh, kawasan terdampak polusi, kawasan
Penelitian ini akan mewawancarai warga di banjir di sekitar kawasan industri.
tiap kelurahan dalam ruang lingkup penelitian
dan pihak pelaku industri. 4.1 Kawasan Permukiman Pekerja Industri
Teknik analisis yang digunakan dalam Menurut observasi dan wawancara yang
penelitian ini menggunakan analisis dilakukan terdapat 4 perumahan yang
Geospatial Information System dan analisis dibangun oleh pihak industri di antaranya
deskriptif. AnalisisGeospatial Information Perumahan Batik Keris, Perumahan Dan Liris,
System dalam penelitian ini adalah untuk Perumahan Cemani Indah, dan Perumahan
mengoverlay kawasan permukiman terdampak Sanggrahan yang dilengkapi fasilitas seperti
industri. masjid/mushola, lapangan olah raga, pos
keamanan lingkungan, balai pertemuan dan
3.3 Variabel Penelitian pusat kesehatan masyarakat/klinik kesehatan.
Variabel yang digunakan dalam penelitian Terdapat pula beberapa kawasan permukiman
ini dapat dilihat padaTabel 1. berikut ini. non formal yang difungsikan sebagai
Tabel 1.Variabel Penelitian pondokan/kos-kosan bagi para pekerja
Permen Widya Widjaja Yusuf Variabel industri. Kos-kosan atau kontrakan
perin wati nti 2014 Terpilih
buruh/pekerja industri ini umumnya dihuni
Nomor 1991 2005
35 oleh pekerja yang berpenghasilan rendah-
tahun menengah, umumnya adalah pegawai kontrak.
2010

217
Arsitektura, Vol. 15, No.1, April 2017: 215-220
Sebagian besar penghuni yang tinggal di pihak industri, observasi lapangan dan artikel
rumah kontrakan dan kos-kosan merupakan di web mengenai profil Pabrik Batik Keris,
karyawan dengan status kontrak. Sebagian Pabrik Dan Liris, Pabrik Konimex dan Pabrik
besar karyawan yang statusnya masih kontrak Sobisco. Menurut wawancara penduduk yang
memperoleh pendapatan sesuai dengan Upah tinggal berdekatan dengan industri-industri
Minimum Regional yaitu kurang lebih Rp. tersebut, mereka tidak merasakan dampak
1.390.000 setiap bulannya. Para buruh industri polusi yang dihasilkan oleh industri. Kondisi
tersebut sebagian besar memilih kos-kosan sumber air bersih di permukiman warga
dengan harga sewa yang rendah yakni sekitar mempunyai kualitas yang cukup baik, tidak
Rp 200.000,- sampai dengan Rp 300.000,-, berbau maupun berwarna. Untuk kondisi udara
sedangkan yang tinggal di permukiman formal di sekitar permukiman pun dirasa penduduk
yang disediakan industri rata-rata penghuninya masih baik-baik saja, begitu pula dengan
merupakan karyawan ahli atau karyawan tetap, polusi suara yang tidak dirasakan oleh warga.
adapula yang sudah pensiun namun masih Penanggulangan limbah cair, sejak awal
tinggal di permukiman tersebut. pembangunan pabrik, pihak industri tak segan
Kawasan permukiman pekerja industri menginventasikan dana yang besar untuk
berada pada 3 kelurahan yakni meliputi membangun instalasi pengolahan limbah cair
Kelurahan Banaran, Cemani dan Sanggrahan. sesuai standar pemerintah. Industri Batik Keris
Permukiman ini jaraknya sangat dekat yakni dan Dan Liris menggunakan sistem water
antara 0 – 1 kilometer dari lokasi industri, treatment dalam menanggulanagi limbah cair
bahkan beberapa perumahan ada yang letaknya yang dihasilkan, sehingga hasil pengolahan
berdempetan dengan industri. limbah dapat dimanfaatkan kembali untuk
proses produksi, bahkan sistem pengolahan
4.2 Kawasan Permukiman Kumuh limbah cair Konimex berhasil mendapat
peringkat cukup baik dalam Penilaian
Menurut Suranto dalam artikel Solopos Peringkat Kinerja Perusahaan Program Kali
(13/1/2015), kelurahan Banaran dan Cemani Bersih yang diselenggarakan oleh Badan
termasuk dalam kawasan permukiman kumuh Pengendalian mengenai Dampak Lingkungan,
kategori sedang. Permukiman kumuh yang ada demikian pula untuk limbah bentuk lain, pihak
dalam wilayah penelitian ini di antaranya industri memasang instalasi penyaringan debu
berada di sekitar sungai yang pada dasarnya serta sistem perendam kebisingan suara mesin,
merupakan kawasan ilegal untuk permukiman, sedangkan untuk memeliharan kesegaran
permukiman non formal yang difungsikan udara dilakukan melalui penghijauan
sebagai pondokan/kos-kosan buruh industri. lingkungan di kawasan pabrik.
Permukiman tersebut diketahui berdasarkan Menurut survei lapangan, pembuangan
observasi langsung, artikel koran dan peta limbah hasil pengolahan masih berwarna
kawasan kumuh di Surakarta dan Sukoharjo. meskipun tidak berbau, akan tetapi zat
Permukiman kumuh yang ada di wilayah pewarna yang terkandung apabila dibuang
penelitian ini meliputi Kelurahan Banaran, dalam jumlah yang besar akan mengganggu
Keluarahan Cemani, Kelurahan Laweyan, ekosistem lingkungan yang ada. Pembuangan
Kelurahan Panularan dan Kelurahan Tipes. limbah tersebut dialirkan ke saluran drainase
Sebagian besar penghuni permukiman kumuh yang ada di sekitar industri yang nantinya
ini adalah pegawai pabrik, pedagang, dan lain- bermuara ke sungai di dekat industri yang
lainyang umumnya berpenghasilan rendah - berjarak sekitar kurang dari 500 meter. Hal ini
menengah yakni sekitar Rp 750.000,- sampai dapat membahayakan lingkungan sekitar
dengan 1.500.000,- tiap bulannya. Hunian di terutama untuk ekosistem air yang ada dalam
kawasan ini didominasi oleh bangunan yang jaringan tersebut.
masih kurang layak huni karena belum
memiliki persyaratan sesuai standar kesehatan 4.4 Kawasan Banjir
hunian. Menurut warga, setiap terjadi hujan lebat
selama kurun waktu yang lama, pasti akan
4.3 Dampak Polusi terjadi banjir. Data kawasan banjir ini didapat
Dampak polusi pada kawasan sekitar dari melihat peta rawan banjir Kota Surakarta
industri inididapat dari wawancara penduduk, dan Kabupaten Sukoharjo. Menurut data yang

218
Desita Putri, Murtanti Jani, Rufia Andisetyana, Klasifikasi Karakteristik….
diperoleh, kawasan terdampak banjir di Sukoharjo, antara lain: munculnya
wilayah penelitian meliputi Kelurahan permukiman buruh/pekerja industri,
Banaran, Kelurahan Cemani, Kelurahan munculnya kawasan permukiman kumuh,
Sanggrahan, Kelurahan Laweyan, Kelurahan polusi air dan kawasan banjir.
Panularan, dan Kelurahan Tipes. Permukiman Dampak keberadaan kawasan industri
sekitar industri yang menjadi kawasan terhadap lingkungan fisik dapat dirasakan
terdampak banjir dapat dilihat pada gambar langsung oleh masyarakat yang lingkungan
berikut ini. tempat tinggalnya baik yang berjarak 0 – 500
meter, >500 meter – 1kilometer, maupun > 1
4.5 Analisis Klasifikasi Karakteristik kilometer dari kawasan industri, hanya saja
Dampak Industri pada Permukiman dampak yang dirasakan berbeda-beda, semakin
Terdampak Industri di Cemani Sukoharjo jauh jarak permukiman dari lokasi industri
maka akan semakin berkurang dampak industri
Wilayah terdampak industri dengan
yang ditimbulkan.
radius 0-500 meter ini mencakup beberapa
dampak industri yakni di antaranya: dampak
polusi, adanya kawasan tempat tinggal REFERENSI
Aprillia, Fittiara. 2014.Kajian Dampak
pekerja/buruh industri, adanya permukiman
Keberadaan Industri Pabrik Korindo
kumuh, kawasan banjir.
Ariabima Sari Di Kelurahan
Wilayah terdampak industri dengan
Mendawai, Kabupaten Kotawaringin
radius >500 meter -1kilometer ini juga
Barat. Undip
mencakup beberapa dampak industri yakni di
Damayanti, Rully. 2010. Pertumbuhan Fisik
antaranya: adanya kawasan tempat tinggal
Kota Karena Pengaruh
pekerja/buruh industri, adanya permukiman
Industrialisasi, studi kasus kota
kumuh, kawasan banjir.
Ahmedabad – India. Yogyakarta:
Wilayah terdampak industri dengan
UGM
radius >1 kilometer ini mencakup beberapa
Dirdjojuwono, Roestanto W. 2004. Kawasan
dampak industri yakni di antaranya: adanya
Industri Indonesia - Sebuah Konsep
permukiman kumuh dan kawasan banjir.
Perencanaan dan Aplikasinya. Bogor:
Wilayah tidak terdampak industri ini
Wirausahamuda.
jaraknya sekitar kurang lebih lebih dari 1,5-2
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35
kilometer dari lokasi industri. Wilayah tidak
tahun 2010 tentang Pedoman Teknis
terdampak ini sebagian besar adalah lahan
Pengembangan Kawasan Industri
hijau atau pertanian, dan yang sebelah utara
Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian.
dan timur itu merupakan wilayah perkotaan
Bandung : Alfabeta
Kota Surakarta sehingga dampak industri
Suranto. 2015. “Kelurahan Banaran dan
terhadap permukiman di sana dirasa
Cemani Termasuk Dalam Kawasan
masyarakat tidak terlalu berpengaruh pada
Permukiman Kumuh Kategori Sedang.
permukiman itu sendiri.
Solo Pos (13 Januari 2015)
Widjajanti. 2005. Kimia Fisika Lingkungan.
5. KESIMPULAN
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Yogyakarta
bahwa dampak industri yang dirasakan Widyawati, M.Sp. 1991. Pertumbuhan
masyarakat pada permukiman industri di Penduduk dan Pola Permukiman.
Cemani Sukoharjo adalah sejauh kurang lebih Universitas Indonesia
0 meter sampai dengan 1,5 kilometer dari Yusuf, Hadi S. 2014. Dampak Industri
lokasi industri. Terhadap Lingkungan Hidup. Jakarta
Dampak yang ditimbulkan oleh industri-
industri besar pada permukiman di Cemani

219
Arsitektura, Vol. 15, No.1, April 2017: 215-220
LAMPIRAN

Gambar 1. Peta Ruang Lingkup Wilayah


(Peta Digital Rupabumi, 2005 dan Hasil Survey Primer, 2016)

220

Anda mungkin juga menyukai