Amatu Onlay
Amatu Onlay
Keluhan Utama
Pasien perempuan usia 21 tahun datang dengan keadaan gigi belakang bawah kiri pasca
perawatan saluran akar yang masih menggunakan tambalan sementara. Pasien ingin giginya
dibuatkan tambalan permanen. Pasien tidak mengeluhkan adanya rasa sakit pada gigi tersebut.
Pada pemeriksaan klinis terlihat pada gigi 36 pasca perawatan saluran akar dengan kavitas di
bagian oklusal. Tinggi dari mahkota cusp mesiobukal 7,5 mm, tinggi cusp distobukal 5,5 mm,
tinggi cusp mesiolingual 6,5 mm, tinggi cups distolingual 5,5 mm, tebal bagian mesiobukal 2 mm,
dan tebal bagian distobukal 1,5 mm, bagian mesioligual 1,5 mm, serta tebal mesiodistal 1 mm.
Pada pemeriksaan radiograf gigi 36 terlihat obturasi yang hermetis, ligament periodontal menebal
dan lamina dura terputus pada akar mesial.
Keluhan Subjektif
Sakit (-)
Ketidaknyamanan (-)
Pembengkakan (-)
Pemeriksaan Objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis secara intraoral terlihat pada gigi 36 terdapat tambalan
sementara pada bagian oklusal. Jaringan gingiva pada sekitar gigi 36 tidak udem, tidak hiperemi
dan tidak ditemukan pembengkakan. Pada pemeriksaan palpasi dan perkusi memberikan respon
negatif.
A. Foto Klinis
Gambar 1. Foto klinis gigi 36 bagian oklusal Gambar 2. Foto klinis gigi 36 bagian bukal
Konservasi : Baik, karena gigi telah dilakukan perawatan saluran akar, sehingga
kedalaman kavitas dalam, tidak ada keluhan pasca perawatan saluran
akar
Periodonsia : Sedang, karena OHIS pasien sedang, gingiva pada area sekitar gigi 36
tidak udem dan hiperemi serta tidak terjadi mobiliti, terdapat resesi
gingiva bagian lingual anterior rahang bawah
Prostodonsia : Baik, karena sisa dinding bukal, lingual, mesial, dan distal masih cukup
memungkinkan untuk retensi onlay
Pendukung : Baik karena pasien kooperatif dan dapat diedukasi serta pasien tidak
memiliki riwayat penyakit sistemik
B. Foto Model Studi
Gambar 6. Foto model studi gigi 36 bagian oklusal Gambar 7. Foto model studi gigi 36 bagian bukal
Gambar 8. Foto model studi gigi 36 bagian lingual Gambar 9. Foto model studi oklusi
Gambar 10. Foto model studi oklusi bagian kanan Gambar 11. Foto model studi oklusi bagian kiri
TAHAPAN KERJA
Kunjungan I
1. Scaling RA dan RB
Kunjungan II
1. Isolasi gigi dengan pemasangan rubberdam
2. Pembongkaran Seluruh Tumpatan Sementara
Pembuangan tumpatan sementara menggunakan diamond round bur dengan kecepatan rendah
dan ekskavator hingga hanya menyisakan bagian GIC Liner.
c. Pembulatan sudut yang tajam (bevel) untuk mengurangi stress struktur gigi yang tertuju
pada sudut tersebut. Jika membulat maka distribusi tekanannya lebih merata. Dan agar
restorasi beradaptasi dengan baik terhadap gigi tersebut.
Dilakukan intrabevel pada sudut kavitas dan permukaan oklusal yang tajam
Kontra-bevel (outer-bevel) dilakukan pada permukaan cusp bukal dan cusp lingual
yang tersisa
Semua bidang preparasi dihaluskan dengan menggunakan finishing bur
5. Pencetakan Onlay
a. Pencetakan rahang bawah dilakukan menggunakan bahan cetak rubber base yang terdiri
dari heavy body dan light body dengan sendok cetak penuh rahang bawah.
b. Rahang atas dicetak dengan menggunakan bahan cetak alginate dan sendok cetak penuh
rahang atas, lalu dicor dengan menggunakan dental stone.
c. Pembuatan catatan gigit dibuat dengan menggunakan wax.
d. Kavitas yang telah dicetak tadi dibersihkan dan kemudian ditutup dengan menggunakan
tambalan sementara.
e. Cetakan rahang atas dan bawah serta catatan gigit dikirim ke dental laboratorium untuk
proses pembuatan onlay dengan bahan metal.
6. Try In Onlay
a. Sebelum onlay dicobakan di mulut pasien, terlebih dahulu dicek perlekatan mekanik
onlay pada model dengan cara membolak-balikkan model onlay. Jika restorasi onlay
yang didapat baik, maka onlay tersebut tidak jatuh ketika dibolak-balikkan. Selanjutnya,
dilakukan percobaan restorasi onlay yang telah selesai ke mulut pasien.
b. Onlay harus pas masuk kedalam bagian kavitas yang telah dipreparasi sebelumnya.
c. Dilakukan pengecekan artikulasi dan oklusi pada pasien dengan menggunakan
articulating paper untuk melihat apakah restorasi onlay tersebut mengganjal atau tidak.
d. Jika terdapat keganjalan maka akan terjadi openbite pada mulut pasien, sehingga harus
dilakukan pengasahan terhadap gigi antagonisnya.
e. Selanjutnya dapat juga dilakukan foto radiograf untuk melihat adanya overhang dari
onlay.
f. Jika onlay sudah tidak mengganjal dan beradaptasi dengan baik maka baru dapat
dilakukan sementasi.
7. Sementasi Onlay
a. Kavitas dibersihkan dengan air dan ditinggalkan dalam keadaan lembab.
b. GIC Luting (GIC Tipe I) diaduk diatas kaca pengaduk sampai homogen.
c. Bagian dalam onlay dan kavitas dilapisi dengan GIC tipe I.
d. Onlay ditempatkan ke dalam kavitas dan ditekan hingga kelebihan semen keluar dan
onlay sudah pas pada kontur yang dipreprasi.
e. Kelebihan semen segera dibersihkan dengan cotton pellet sebelum mengeras.
f. Sementasi dianggap baik bila kelebihan semen keluar dari seluruh tepi restorasi, dimana
seluruh permukaan restorasi yang menghadap kavitas telah terisi dengan semen. 8.
8. Cek Oklusi
Setelah sementasi onlay selesai dilakukan, dilakukan pengecekan oklusi dengan menggunakan
articulating paper. Jika tidak mengganjal dan tidak ada keluhan maka dilakukan kontrol ± 1
minggu kemudian.