No. Kode :
No. Revisi :
S
O
P Tanggal Terbit :
Halaman : 1 dari 2
Pengertian Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau lingkungan
sekitarnya.
Tujuan Sebagai pedoman menetukan diagnosis dan penatalaksanaan vertigo.
No. Kode :
No. Revisi :
S
O
P Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Adalah motion sickness merupakan istilah yang digunakan jika megalami pusing,
mual, keringat dingin, dan muntah ketika sedang dalam perjalanan.
Tujuan Sebagai pedoman menetukan diagnosis dan penatalaksanaan mabuk perjalanan
Kebijakan
Referensi
Rekam Historis
Perbuahan NO YANG DI UBAH ISI PERUBAHAN TGL MULAI
DIBERLAKUKAN
OTITIS MEDIA AKUT
No. Kode :
No. Revisi :
S
O
P Tanggal Terbit :
Halaman : 1dari 2
Pengertian Adalah peradangan sebagian atau seluruh atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel- sel mastoid yang terjadi dalam waktu
kurang dari 3 minggu.
Tujuan Sebagai pedoman menetukan diagnosis dan penatalaksanaan otitis media akut
Kebijakan
Referensi Buku panduan praktisi klinis bagi dokter di Fasilitas Pelayana kesehatan primer
Edisi 2 ,Th 2014
Prosedur/ Langkah- 1. Petugas melakukan pemeriksaan Vital sign yang diperlukan
langkah 2. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga)
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik THT didapat:
No. Kode :
No. Revisi :
S
O
P Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Adalah radang pada liang telinga luar. Penyakit ini banyak ditemukan dilayanan
kesehatan primer.
Tujuan Sebagai pedoman menetukan diagnosis dan penatalaksanaan otitis eksterna
Kebijakan
Referensi Buku panduan praktisi klinis bagi dokter di Fasilitas Pelayana kesehatan primer
Edisi 2 ,Th 2014
Prosedur/ Langkah- 1. Petugas melakukan pemeriksaan Vital sign yang diperlukan
langkah 2. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga)
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik THT :
Nyeri tekan pada tragus
Nyeri Tarik daun telinga
Otoskopi : OE akut difus liang telinga luar sempit , kulit liang telinga luar
hiperemis dan edema dengan batas yang tidak jelas, OE akut
sirkumskripta furunkel pada laing telinga luar.
4. Petugas menegakkan working diagnosis dan differential diagnosis berdasarkan
hasil pemeriksaan poin 1,2,3.
5. Petugas memberikan terapi sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
Non-medikamentosa : membersihkan liang telinga dengan kapas yang
dibasahi dengan H2O2 3%
Medikamentosa
a. Pemberianobat tetes telinga 3 minggu dengan Kloramfenicol
tetes telinga.
b. Amoxicillin 25-50/kgBB/hari dibagi 3dosis bila infeksi cukup
berat.
c. Bila demam diberikan Paracetamol 10mg/kgBB/hari dan
ibuprofen
d. Dexametason 0,01mg/kgBB/hari dibagi 3kali pemberian
6. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan sub unit farmasi
7. Petugas mendokumenkan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa,
terapi, dalam rekam medis pasien
8. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk dientry dan
didata sesuai dengan yang tercatat di rekam medis.
No. Kode :
No. Revisi :
S
O
P Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian adang konjugtiva yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme ( virus, bakteri),
iritasi atau reaksi alergi. Konjungtivitis ditularkan melalui kontak langsung dengan
sumber infeksi. Penyakit ini dapat menyerang semua umur
Tujuan Sebagai pedoman menetukan diagnosis dan penatalaksanaan Konjungtivitis.
Kebijakan
Referensi Buku panduan praktisi klinis bagi dokter di Fasilitas Pelayana kesehatan primer
Edisi 2 ,Th 2014
Prosedur/ Langkah- 1. Petugas melakukan pemeriksaan Vital sign yang diperlukan
langkah 2. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga)
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik .
Pemeriksaan fisik Mata didapat : Visus normal, injeksi konjungtival, dapat
disertai edema kelopak, kemosis, eksudasi bias serous, mukopurulen atau
purulent. pada konjungtiva tarsa dapat ditemukan folikel, papil atau papil
raksasa, flikten, membrane, atau pseudomembran.
4. Petugas menegakkan working diagnosis dan differential diagnosis berdasarkan
hasil pemeriksaan poin 1,2,3
5. Petugas memberikan terapi sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
Kloramfenikol 2-3 tts mata sehari 3x atau salep mata 3x sehari selama
3hari.
Pemberian Amoxicillin 25-50/kgBB/hari dibagi 3dosis atau eritromisin
25-50mg/kg BB/hari, dibagi 4 dosis
6. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan sub unit farmasi
7. Petugas mendokumenkan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa,
terapi, dalam rekam medis pasien
8. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk dientry dan
didata sesuai dengan yang tercatat di rekam medis.
No. Kode :
No. Revisi :
S
O
P Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva yang
diakibatkan berkurangnya produksi komponen air mata( musin, akueous, dan lipid).
Gangguan yang sering pada mata dengan insiden sekitar 10%- 30% dari populasi
dan terutama dialami oleh wanita berusia lebih dari 40 tahun.
Tujuan Sebagai pedoman menetukan diagnosis dan penatalaksanaan Dry eye.
Kebijakan
Referensi Buku panduan praktisi klinis bagi dokter di Fasilitas Pelayana kesehatan primer
Edisi 2 ,Th 2014
Prosedur/ Langkah- 1. Petugas melakukan pemeriksaan Vital sign yang diperlukan
langkah 2. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga)
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik .
Pemeriksaan fisik mata : Mata terasa gatal dan seperti berpasir,keluhan dapat
disetai sensasi terbakar, merah, perih, dan silau. Pasien seringkali menyadari
bahwa gejala terasa makin berat diakhir hari ( sore/malam).
4. Petugas menegakkan working diagnosis dan differential diagnosis berdasarkan
hasil pemeriksaan poin 1,2,3
5. Petugas memberikan terapi sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
Pemberian air mata buatan, yaitu tetes mata karboksimetilselulosa atau
sodium hialuronat.
6. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan sub unit farmasi
7. Petugas mendokumenkan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa,
terapi, dalam rekam medis pasien
8. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk dientry dan
didata sesuai dengan yang tercatat di rekam medis.
No. Kode :
No. Revisi :0
S
O
P Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT PUSKESMAS
dr.H. Muhamad Rusmin
PONDOK BETUNG
NIP196612222003121002
Pengertian adalah radang pada tepi kelopak mata ( margo palpebral) yang dapat disertai
terbentuknya ulkus dan dapat melibatkan folikel rambut.
Tujuan Sebagai pedoman menetukan diagnosis dan penatalaksanaan blefaritis.
Kebijakan
Referensi Buku panduan praktisi klinis bagi dokter di Fasilitas Pelayana kesehatan primer
Edisi 2 ,Th 2014
Prosedur/ Langkah- 1. Petugas melakukan pemeriksaan Vital sign yang diperlukan
langkah 2. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga)
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik mata.
Merah/ hiperemiapada tepi kelopak mata
Terbentuk sisik yang keras dan krusta terutama di sekitar dasar bulu mata
Kadang disertai kerontokan bulu mata (madarosis), putih pada bulu
mata(poliosis), dan trikiasis
Dapata keluar secret yang mengering selama tidur, sehingga ketika bangun
kelopak mata sukar dibuka
4. Petugas menegakkan working diagnosis dan differential diagnosis berdasarkan
hasil pemeriksaan poin 1,2,3
5. Petugas memberikan terapi sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
Pemberian air mata buatan, yaitu tetes mata karboksimetilselulosa atau
sodium hialuronat.
6. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan sub unit farmasi
7. Petugas mendokumenkan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa,
terapi, dalam rekam medis pasien
8. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk dientry dan
didata sesuai dengan yang tercatat di rekam medis.
No. Kode :
No. Revisi :
S
O
P Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian adalah peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Biasanya merupakan infeksi
staphylococcus pada kelenjara sebasea kelopak.
Tujuan Sebagai pedoman menetukan diagnosis dan penatalaksanaan hordeolum
Kebijakan
Referensi Buku panduan praktisi klinis bagi dokter di Fasilitas Pelayana kesehatan primer
Edisi 2 ,Th 2014
Prosedur/ Langkah- 1. Petugas melakukan pemeriksaan Vital sign yang diperlukan
langkah 2. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga)
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik mata .
Kelopak mata bengkak
Terasa sakit bila ditekan
Bengkak /benjolan bisa di luar atau di dalam kelopak mata
4. Petugas menegakkan working diagnosis dan differential diagnosis berdasarkan
hasil pemeriksaan poin 1,2,3
5. Petugas memberikan terapi sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
Penatalaksanaan
Edukasi
Mata dikompres hangat -6 kali sehari selama 15 menit kalinya untuk
membantu drainase. Tindakan dilakukan dengan mata tertutup
Kelopak mata dibersihkan dengan air bersih atau pun dengan sabun
atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi .hal ini
dapat mempercepat proses penyembuhan. Tindakan dilakukan dengan
mata tertutup
jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan
infeksi yang lebih serius.
Hindari pemakaian make-up pada mata, Karena kemungkinan hal itu
menjadi penyebab infeksi
Janagan memakai lensa kontak Karena dapat menyebarkan infeksi ke
kornea.
Pemberian terapi
Pemberian terapi topical dengan oxytetrasiklin salep mata atau
kloramfenikol salep mata setiap 8 jam. Apabila menggunakan
kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes tiap 2 jam.
Pemberian terapi oral sistemik dengan eritromisin 500mg pada dewasa
dan anak sesuai dengan berat badan atau dikloksasilin 3 kali sehari
selama 3 hari
6. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan sub unit farmasi
7. Petugas mendokumenkan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa,
terapi, dalam rekam medis pasien
8. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk dientry dan
didata sesuai dengan yang tercatat di rekam medis.
No. Kode :
No. Revisi :
S
O
P Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian adalah gejala atau gangguan dalam tidur, dapat berupa kesulitan berualang untuk
mencapai tidur, atau mempertahankan tidur yang optimal atau kualitas tidur yang
buruk. Pada kebanyakan kasus,gangguan tidur adalah salah satu gejala dari
gangguan lainnya, baik mental(psikiatrik) atau fisik.
Kebijakan
Referensi Buku panduan praktisi klinis bagi dokter di Fasilitas Pelayana kesehatan primer
Edisi 2 ,Th 2014
Prosedur/ Langkah- 1. Petugas melakukan pemeriksaan Vital sign yang diperlukan
langkah 2. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga)
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik didapat pasien tampak lelah dan mata
cekung dan auskultasi.
4. Petugas menegakkan working diagnosis dan differential diagnosis berdasarkan
hasil pemeriksaan poin 1,2,3
5. Bila gejala berulang rujuk ke SpKJ
6. Petugas memberikan terapi sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
Lorazepam 0,5-2mg atau diazepam 2-5mg pada malam hari.
7. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan sub unit farmasi
8. Petugas mendokumenkan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa,
terapi, dalam rekam medis pasien
9. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk dientry dan
didata sesuai dengan yang tercatat di rekam medis.
Unit Terkait Sub unit BP Umum
Sub unit Farmasi
Rekam Historis
Perbuahan NO YANG DI UBAH ISI PERUBAHAN TGL MULAI
DIBERLAKUKAN
MIGRAIN
No. Kode :
No. Revisi :
S
O
P Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian adalah istilah yang digunakan untuk nyeri kepala primer dengan kualitas vaskular (
berdenyut), diawali unilateral yang diikuti oleh mual, fotofobia, fonofobia, gangguan
tidur dan depresi.
Kebijakan
Referensi Buku panduan praktisi klinis bagi dokter di Fasilitas Pelayana kesehatan primer
Edisi 2 ,Th 2014
Prosedur/ Langkah- 1. Petugas melakukan pemeriksaan Vital sign yang diperlukan
langkah 2. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga)
Gejala :
3. Nyeri moderat sampai berat, kebanyakan pederita migrain merasakan nyeri
hanya pada satu sisi kepala, namun sebagian merasakan nyeri pada kedua sisi
kepala.
4. Sakit kepala berdenyut atau serasa ditusuk-tusuk.
5. Rasa nyerinya semakin parah dengan aktivitas fisik.
6. Rasa nyerinya sedemikian rupa sehingga tidak dapat melakukan aktivitas
sehari-hari.
7. Mual dengan atau tanpa muntah.
8. Fotofobia atau fonofobia.
9. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan auskultasi.
10. Petugas menegakkan working diagnosis dan differential diagnosis berdasarkan
hasil pemeriksaan poin 1,2,3
11. Petugas memberikan terapi sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
Analgesik non spesifik aspirin 600-900mg,
ibuprofen 200-400mg,
Paracetamol 500mg 3x1
untuk mual diberikan domperidon 3x1.
12. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan sub unit farmasi
13. Petugas mendokumenkan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa,
terapi, dalam rekam medis pasien
14. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk dientry dan
didata sesuai dengan yang tercatat di rekam medis.
Unit Terkait Sub unit BP Umum
Sub unit Farmasi
Rekam Historis
Perbuahan NO YANG DI UBAH ISI PERUBAHAN TGL MULAI
DIBERLAKUKAN
INFLUENZA
No. Kode :
No. Revisi :
S
O
P Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Influenza sering dikenal dengan flu adalah penyakit menular disebabkan oleh virus
RNA yaitu virus influenza A, B dan lebih jarang C. virus influenza terus mengalami
perubahan , sehingga dalam beberapa waktu akan mengakibatkan wabah. Virus ini
menyerang saluran nafas atas dan paru-paru.
Kebijakan
Referensi
No. Kode :
No. Revisi :
S
O
P Tanggal Terbit :
Halaman :
Pengertian Tension headache atau nyeri kepala tipe tegang adalah sakit kepala yang paling
sering dijumpai dan sering dihubungkan dengan jangaka waktu dan peningkatan
stres.
Tujuan Sebagai pedoman menetukan diagnosis dan penatalaksanaan Tension headache
Kebijakan
Referensi
LARINGITIS
No. Dokumen :
No. Revisi :
S
O
P TanggalTerbit :
Halaman :
Kebijakan
Referensi
No. Dokumen :
No. Revisi :
S
O
P TanggalTerbit :
Halaman :
Pengertian Tonsillitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
waldeyer. Cincin waldeyer terdiri atas susunan jaringan limfoid yang terdapat di
dalam rongga mulut yaitu tonsil faringeal, tonsil palatina, tonsil lingual, tonsil tuba
eustachius.
Tujuan Sebagai pedoman menetukan diagnosis dan penatalaksanaan tonsilitis
Kebijakan
Referensi
No. Dokumen :
No. Revisi :
S
O
P TanggalTerbit :
Halaman :
Pengertian Faringitis merupaka peradangan dinding farin yang disebabkan oleh virus (40%-
60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, iritan.
Tujuan Sebagai pedoman menetukan diagnosis dan penatalaksanaan faringitis
Kebijakan
Referensi
No. Dokumen :
No. Revisi :
S
O
P TanggalTerbit :
Halaman :
Pengertian Epistaksis adalah perdarahan yang mengalir keluar dari hidung yang berasal dari
rongga hidung atau nasofaring. Faktor etiologi dapat local atau sistemik.
Kebijakan
Referensi
No. Dokumen :
No. Revisi :
S
O
P TanggalTerbit :
Halaman :
Pengertian Rinits akut adalah peradangan pada mukosa hidung yang berlangsung akut ,12
minggu, bisa disebabkan infeksi virus, bakteri ataupun iritan.
Tujuan Sebagai pedoman menetukan diagnosis dan penatalaksanaan rinitis akut
Kebijakan
Referensi
RINITIS VASOMOTOR
No. Dokumen :
No. Revisi :
S
O
P TanggalTerbit :
Halaman :
Pengertian Rinitis vasomotor adalah salah satu bentuk rinitis kronik yang tidak diketahui
penyebabnya, tanpa adanya infeksi, alergi, sering pada orang dewasa dibanding
anak-anak.
Tujuan Sebagai pedoman menetukan diagnosis dan penatalaksanaan rinitis vasomotor
Kebijakan
Referensi
No. Dokumen :
No. Revisi :
S
O
P TanggalTerbit :
Halaman :
Referensi
Rekam Historis
Perbuahan NO YANG DI UBAH ISI PERUBAHAN TGL MULAI
DIBERLAKUKAN
Pendarahan Subkonjungtiva
No. Dokumen :
No. Revisi :
S
O
P TanggalTerbit :
Halaman :
UPT PUSKESMAS dr.H. Muhamad Rusmin
PONDOK BETUNG NIP196612222003121002
Referensi