Anda di halaman 1dari 8

NILAI LOKAL LIPA SABBE SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG DALAM

PEMBELAJARAN FISIKA

Andi Ulismayanti
1 Jurusan Fisika, Universitas Negeri Makassar, Makassar, Indonesia

E-mail: andiulismayanti@gmail.com

Abstrak
Buku Fisika Peserta Didik atau disingkat BFPD adalah sistem pendukung yang digunakan pendidik di Indonesia
dalam melaksanakan proses pembelajaran, termasuk pada mata pelajaran fisika di Sekolah Menengah Atas.. Produk
utama yang dihasilkan adalah BFPD berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan literasi sains peserta didik yang
terdiri atas: a) muatan kearifan lokal; b) konten sains; c) konteks sins; d) kompetensi sains; dan e) sikap sains. Untuk
keperluan kualitas produk, peneliti mengadaptasi kriteria penilaian menurut Nieeven yang mengcakup kevalidan
dan kepraktisan produk yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, mencakup lembar
penilaian BFPD berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan literasi sains peserta didik dan lembar tes kemampuan
literasi sains peserta didik.

Keywords: Kearifan Lokal, Literasi Sains, and Buku Fisika Peserta Didik

PENDAHULUAN standard standard competensi kelulusan ,


standard isi, standard evaluasi, an standard
Pada hakikatnya budaya memiliki sarana dan prasarana. Pengaembangan lebih
nilai-nilai yang senantiasa diwariskan, jauh terhadap standard-standar tersebut
ditafsirkan dan dlaksanakan seiring dengan diserahkan kepada daerah masing-masing.
proses perubahan social ke masyarakataan. Dengan adanya desentralisasi kebijakan itu,
Pelaksanaan nilai-nilai budaya merupakan mka daerah dapat mengembangkan potensi
manisfestasi dan legitimidasi masyarakaat wilayah sesuai dengan situasi dan kondisi
terhadap budaya. Eksistensi budaya dan setempat. Salah satu kebijakan yang dapat
keberagaman nilai-nilai luhur kebudayaan dikembangkan adalah membyat kurikulum
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sekola yang berbasis keunggulan local atau
merupakan sarana dalam membangun kearifan local.
karakter warga Negara . Pendidikan Kearifan local merupakan bagian
merupakan usaha terencana yang disengaja dari suatu budaya masyarakaat yang tidak
untuk membantu perkembangan dan dapat dipisahkan dari bahasa masyarakaat
bermanfaat bagi kepentingan hidupnya baik itu sendiri. Kearifan local (local wisdom)
sebagai individu maupun dalam anggota biasanya diwariskan secara turun temurun
masyarakaat. Salah satu desentralisasi darinsatu generasi ke generasi melalui cerita
pendidikan adalah desentralisasi kurikulum. masyarakaat dari mulut ke mulut. Kearifan
Kementria pendidikan dan kebudayaan local ada didalam cerita rakyat, peribahasa,
menentukan standard-standar minimal yang lagu, dan permaianan rakyat. Kearifan local
harus dipenuhi oleh satuan pendidikan di sebagai suatu pengetahuan yang ditemuka
tingkat daerah. Standard minimal itu berupa oleh masyarakaat local tertentu melalui

1
kumpulan pengalaman dalam mencoba dan produk budaya termasuk cara menjaga
mengintegrasikan dengan pemahaman budaya bangsa.
terhadap budaya dan keadaan alam suatu
tempat. ( Padmanugraha,2010 : 12). Masing KAJIAN TEORI
– masing daerah mempunyai keunggulan
potensi daerah yang perlu dikembangkan 1. Buku Ajar
yang lebi baik lagi. Keunggulan yang Kurikulum 2013 berbasis
dimiliki oleh masing masing daerah kompetensi memfokuskan pada
bervariasi. Dengan keberagaman potensi perolehan kompetensi-kompetensi
daerah ini perlu mendapat perhatian khusus tertentu oleh peserta didik. Salah satu
bagi pemerintah daera sehingga anak-anak karakteristik dari kurikulum 2013
tidak asing dengan daerahnya sendiri dan berbasis komperensi yaitu
faham betul tentang potensi dan nilai-nilai mendayagunakan keseluruhan sumber
serta budaya dengan tuntutan ekonomi belajar. Pendayagunaan sumber belajar
global. memiliki arti yang sangat penting selain
Salah satu kearifan local yang patut melengkapi, memelihara dan
dikembangkan adalah kain sutra yang memperkaya khasanah belajar, sumber
berasal dari Sengkang Sulawesi Selatan. belajar juga dapat meningkatkan
Sutra dalam bahasa local (Bugis) disebut aktivutas belajar juga dapat
sebagai “Sabbe” merupakan hasil kerajinan meningkatkan aktivitas dan kreativitas
tenun yang menjadi kebanggan masyarakaat belajar, yang sangat menguntungkan baik
Suku Bugis, sehingga anggota masyarakaat bagi guru maupun peserta didik
masih menggunakannya sebagai pakaian ( Mulyasa, 201368-71). Mulyasa (2013)
adat, terutama dalam upacara adat, dan pesta menyatakan bahwa salah satu factor
Tradisional (Rahman,2009). Sutra memiliki yang menyebabkan rendahnya kualitas
motif dan warna yang khas, motif pada sutra pembelajaran antara lain belum
umumnya menggunakan bentuk geometris, dimanfaatkan sumber belajar baik oleh
yaitu bolak-balik. Kain sutra menjadi guru maupun peserta didik secara
warisan budaya, tetap menjadi kerajinan maksimal. Dalam kurikulum 2013
budaya yang dipakai pada acara adat-adat berbasis kompetensi, guru hendaknya
manapun. Hal tersebut sebagai indikasi tidak lagi berperan sebagai actor/aktris
bahwa kebudayaan tidak akan punah dan utama dalam proses pembelajaran,
hilang. Permasalahannya terletak pada peran karena pembelajaran dapat dilakukan
serta masyarakaat untuk menampilkannya dengan memdayagunakan aneka ragam
secara nyata dengan medium gambar dan sumber belajar. Dalam pemanfaatan
motif. Budaya lisan pada masyarakaat sumber belajar, guru mempunyai
Sulawesi Selatan menyebabkan beberapa tanggung jawab membantu peserta didik
produk budaya bersifat semu, bermakna belajar lebih mudah, lebih lancer, dan
relative, sulit diterjemahkan, dan penuh lebih terarah. Oleh sebab itu guru
misteri. Dokumentasi secara tertulis dituntut untuk memiliki kemampuan
diperlukan, supaya mudah dipahami oleh dengan pemanfaatan sumber belajar
semua pihak. Menuliskan suatu makna (Karwono, 2012 : 140). Kegiatan
pembelajaran dapat berjalan efektif dan

2
efisien jika tersedia sumber belajar, dan 5) Buku ajar menyediakan teks
salah satu contoh sumber belajar yaitu pengajaran dan tugas pembelajaran
bahan ajar dalam bentuk buku ajar. Buku yang siap pakai.
ajar merupakan salah sat buku yang 6) Buku ajar merupakan cara yang
menjadi acuan kegiatan belajar peserta paling mudah untuk menyediakan
didik. bahan pembelajaran.
Menurut Millah dkk (2012) dalam 7) Peserta didik mempunyai focus
jurnalnya mengatakan bahwa buku ajar yang jelas tanpa adanya buku ajar
merupakan seperangkat materi subtansi dan ketergantunan pada guru
pembelajaran yang disusun secara menjadi tinggi.
sistematis menampilkan kwutuhan dari 8) Bagi guru baru yang kurang
kompetensi yang akan dikuasai oleh berpengalaman, buku ajar berarti
peserta didik dalam kegiatan keamanan, petunjuk dan bantuan
pembelajaran. Buku ajar dapat membantu (Ansary, 2002 : 2).
guru dalam menyampaikan materi Alasan penggunaan buku ajar ini hanya
pembelajaran, sehingga tujuan berlaku jika buku ajar memenuhi kebutugan
pembelajaran dapat tercapai. Selain itu guru dan peserta didik, topic-topik dalam
buku ajar yang ada digunakan sekola bentuk buku ajar relevan dan menarik bagi
belum memanfaatkan sumber belajar guru dan peserta didik, buku ajar tidak
yang maksimal, seperti pemanfaatan membatasi kreativitas guru, buku ajar
potensi lingkungan sekitar. disusun dengan realistic dan
Buku ajar memainkan peran utama memperhitungkan situasi belajar-mengajar
dalam pengajaran bahasa dikelas pada di kelas, buku ajar beradabtasi dengan gaya
peserta didik baik negeri maupun swasta. belajar peserta didik, dan buku ajar tidak
Beberapa guru yang beruntung bebeas menjadikan guru sebagai budak atau
untuk memilih buku ajar yang akan pelayan.
digunakan (Lamie,1999 : 1). Hampir Adapun buku ajar yang saya buat
setiap pengembangan materi di kelas untuk memenuhi kebutuhan guru dan
sendiri sangat sulitan berat bagi guru. peserta didik diberi judul “ Kapurung Dalam
Alasan penggunaan buku ajar adalah Kaidah Fisika”
seperti berikut :
1) Buku ajar merupakan kerangka
kerja yang mengatur dan
menjadwalkan waktu kegiatan
program pengajaran.
2) Dimanata peserta didik, tidak aa
buku ajar berarti tidak ada tujuan.
3) Tanpa bahan ajar, peserta didik
mengira bahwa mereka tidak
ditangani secara serius.
4) Dalam banyak situasi, buku ajar
dapat berperan sebagai silabus.

3
2. Materi Ajar pembelajaran dengan memasukkan bahan
Materi ajar merupakan komponen pembelajaran sebagai aktivitas peserta
isi pesan dalam kurikulum yang harus didik. Materi pembelajaran merupakan
disampaikan kepada peserta didik. seperangkat materi atau subtansi
Komponen ini memiliki bentuk pesan pelajaran yang disusun secara runtut dan
yang beragam, ada yang berbentuk fakta, matematis serta menampilkan sosok utuh
prinsip/kaidah, prosedur, problema, dan dari kompetensi yang akan dikuasai
sebagainya. Komponen ini berperan peserta didik dalam kegiatan
sebagai isi atau materi yang harus pembelajaran. Dengan materi ajar
diukuasai peserta didik dalam proses memungkinkan siswa dapat mempelajari
pembelajaran. Skop dan sekuen materi suatu kompetensi secara runtut dan
pembelajaran telah tersusun secara sistematis sehingga secara akumulatif
sistematis dalam struktur organisasi mampu menguasai semua kompetensi
kurikulum pendidikan dan pelatihan. Saat secara runtut dan sistematis.
pembelajaran akan dilaksanakan, Menurut Biggs dan Tefler (Pada
hendaknya tenaga pendidik yang Dakir dkk,2000 :31 ) di antara motivasi
professional harus memahami belajar peserta didik ada yang diperkuat
karakteristik isi pesan pembelajaran yang dengan acara-acara pembelajaran.
akan disampaikan, agar tidak salah dalam Motivasi instrumental, motivasi social,
memilih strategi pembelajaranya, dan motivasi berpresentasi peserta didik
interaksi pembelajaran, pengolahan yang rendah, misalnya dapat
kelas, pemilihan bahan pembekajaran dikondisikan secara bersyarat agar terjadi
dan media pembelajaran, serta alat peran pelajar lebig tinggi dari siswa.
evaluasi yang akan digunakan. Materi Adapun acara-acara pembelajaran yang
ajar dalam konteks pemebelajaran berpengaruh pada proses pembelajaran
merupakan salah satu komponen yang dapat ditentukan oleh tenaga pendidik.
harus ada, karena bahan pembelajaran Menurut Sungkono dkk (2003 :1 ) materi
merupakan suatu komponen yang harus pembelajaran adalah seperangkat bahan
dikaji, dicermati, dan dipelajari dan yang memuat materi atau isi
dijasikan materi ajar yang dikuasai ole pembelajaran yang “didesain” untuk
peserta didik sekaligus dapat mencapai tujuan pembelajaran. Suatu
memberikan pedoman untuk materi pembelajaran memuat materi,
mempelajarinya, tanpa bahan pesan atau isi mata pelajaran, yang
pembelaaran . berupa ide, fakta, prinsip, kaidah, atau
Materi pembelajaran merupakan teori yang tercangkup dalam mata
factor eksternal peserta didik yang pelatihan sesuai disiplin ilm serta
mampu mempengaruhi aktivitas informasi lain dalam pembelajaran. Atas
pembelajaran adalah dengan memasukan dasar batasan tersebut, dapat diketahui
bahan pembelajaran dalam aktivitas. bahwa pengertian bahan pembelajaran
Materi pembelajaran yang didesain adalah ” desain” suatu materi atau materi
secara lengkap, dalam artian ada unsur isi pelatihan yang diwujudkan dalam
media dan sumber belajar yang memadai bentuk benda atau bahan yang dapat
akan mempengaruhi aktivitas digunakan untuk belaar peserta didik

4
dalam proses pembelajaran. Fungsi menyusun RPP sesuai dengan ketepatan
penyusunan bahan ajar : pemerintah. Permendiknas No. 41 Tahun
1) Sebagai pedoman bagi peserta didik 2007 tentang standar proses menetapkan
yang akan mengarahkan semua aturan sebagai berikut :
aktivitasnya dalam proses 1) Perencanaan proses pembelajaran
pembelajaran, sekaligus merupakan meliputi silabus dan RPP yang
subtansi kompetensi yang memuat identitas mata pelajaran,
seharusnya dipelajari/dikuasai. standar kompetensi (SK),
2) Pedoman bagi tenaga pendidik yang kompetensi dasar (KD), indikator
akan menggerakkan semua pencapaian kompetensi, tujuan
aktivitasnya dalam proses pembelajaran, materi ajar, alokasi
pembelajaran, sekaligus merupakan waktu, metode pembelajaran,
subtansi kompetensi yang kegiatan pembelajaran, penilaian
seharusnya diajarkan/dilatihkan hasil belajar, dan sumber belajar.
kepada peserta didiknya. 2) RPP dijabarkan dari silabus
Adapun materi ajar yang saya buat untuk untuk mengarahkan kegiatan
memenuhi kebutuhan guru dan peserta didik belajar peserta didik dalam upaya
diberi judul “Lipa Sabbe” mencapai KD.
3) Setiap guru pada satuan
pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap
dan sistematis.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan RPP :
1) RPP disusun untuk setiap KD yang
dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih.
2) Tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran belajar yang harus dicapai oleh
RPP adalah rencana yang peserta didik sesuai dengan
mengambarkan prosedur dan kompetensi dasar.
pengogarnisasian pembelajaran untuk 3) Tujuan pembelajatan dapat
mencapai satu kompetensi dasar mencangkupi sejumlah indikator,
(Depdiknas : 2007). RPP paling luas atau lebih satu tujuan pembelajaran
mencangkup 1 (satu) kompetensi dasar untuk beberapan indikator, yang
yang meliputi 1 (satu) atau beberapa penting tujuan pembelajaran harus
indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan mengacu pada pencapaian indikator.
atau lebih. Dalam Rencana Pelaksanaan 4) Kegiatan pembelajaran (langkah-
Pembelajaran terdapat salah satu langkah pemelajaran) dibuat setiap
perangkat dalam sebuah proses belajar pertemuan, bila dalam satu RPP
mengajar yang harus disiapkan guru. terdapat tiga kali pertemuan, maka
Guru wajib memilki kompetensi

5
dalam RPP tersebut terdapat tiga secara rapi, sistematis mudah
langkah pembelajaran. dipahami oleh peserta didik,
Adapun contoh RPP pertemuan 1 dengan sehingga mudah menarik
materi peran kalor untuk materi ajar yang perhatian peserta didik.
saya buat untuk memenuhi kebutuhan guru 4) Dapat menumbuhkan
dan peserta didik diberi judul “Lipa Sabbe” kerepcayaan pada diri peserta
adalah sebagai berikut : didik dan mengkatkan motivasi
velajar dan rada ingin tau.
5) Dapat meningkatkan
kemampuan pesera didik dalam
memecahkan masalah
(Widjajanti, 2008. 1-2).
Adapun contoh LKPD pertemuan 1dengan
materi peran kalor untuk materi ajar yang
saya buat untuk memenuhi kebutuhan guru
dan peserta didik diberi judul “Lipa Sabbe”
4. Lembar Kerja Peserta Didik adalah sebagai berikut :
Media pembelajaran memiliki peran
penting dalam proses pembelajaran
karena digunakan untuk menyampaikan
pesan (informasi) dalam kegaiatn
pembelajaran. LKPD berupa lembaran-
lembaran yang bertujuan untuk memacu
dan membantu peserta didik melakukan
kegiatan belajar dalam rangka
menguasai pemahaman, keterampilan,
dan sikap (Devi dkk. 2009 : 32).
Penggunaan lembar kerja peserta didik PENUTUP
dapat membantu mengarahkan
pembelajaran agar lebih efisien dan
efektif (USAID DBE3 .2009 :25).
LKPD selain sebagai media
pembelajaran juga mempunyai fungsi
antara lain :
1) Merupakan alternative bagi guru
untk mengarahkan pengajaran
atau memperkenalkan kegiatan
sebagai kegiatan pembelajaran.
2) Membantu peserta didik untuk
lebi aktif dalam proses
pembelajaran.
3) Dapat membangkitkan minat
peserta didik jika LKPD disusun

6
PENUTUP
Akhir dari sebuah artikel nonpenelitian
hanya berisi catatan akhir atau yang
sejenisnya. Jika uraian pada bagian akhir
berisi simpulan yang dilengkapi dengan
saran, maka sebaiknya saran ditempatkan
dalam bagian tersendiri Istilah penutup
digunakan sebagai judul.

REFERENSI

7
8

Anda mungkin juga menyukai