Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
com
BAB I
PENDAHULUAN
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 1/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan ditulisnya makalah ini
adalah untuk mengetahui manajemen pengelolaan obat di apotek dalam hal
pengadaan obat konsinyasi.
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 2/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
jumlah cukup dan mutu terjamin untuk mendukung pelayanan yang bermutu(3).
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 3/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
obat. Untuk dapat menyeleksi suatu perbekalan farmasi yang nantinya akan
direncanakan harus terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data yang dapat
memberikan gambaran tentang kebutuhan perbekalan farmasi apotek. Adanya
proses seleksi obat mengurangi obat yang tidak memiliki nilai terapeutik,
mengurangi jumlah jenis obat dan meningkatkan efisiensi obat yang tersedia.
Menurut WHO, tahap-tahap seleksi obat pertama kali harus membuat
daftar masalah kesehatan yang umum dialami. Setelah itu menentukan terapi
standar untuk memilih obat standar yang digunakan dan terapi non obatnya.
Tahap ketiga melihat daftar obat esensial yang ada untuk kemudian dibuat
daftar obat yang berguna. Semua ini bertujuan untuk mendapatkan
ketersediaan dan penggunaan obat yang lebih rasional.
Proses penyeleksian perbekalan farmasi menurut WHO dapat
didasarkan pada kriteria berikut:
Berdasarkan pola penyakit dan prevalensi penyakit (10 penyakit
terbesar).
Obat-obat yang telah diketahui penggunaannya (well-known), dengan
profil farmakokinetik yang baik dan diproduksi oleh industri lokal.
Efektif dan aman berdasarkan bukti latar belakang penggunaan obat
Memberikan manfaat yang maksimal dengan resiko yang minimal,
termasuk manfaat secara financial.
Jaminan kualitas termasuk bioavaibilitas dan stabilitas.
Sedapat mungkin sediaan tunggal.
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 4/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
Sedangkan menurut DOEN ada tambahan kriteria seleksi obat yaitu
menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan pasien,
memiliki rasio resikomanfaat yang paling menguntungkan, praktis
dalam penyimpanan dan pengangkutan, obat mudah diperoleh.
Perencanaan adalah langkah pertama dalam pengadaan yang
merupakan proses untuk menentukan berapa banyak produk yang diperlukan
serta memperkirakan faktor keuangan yang diperlukan untuk membeli barang
tersebut.(1) Perencanaan merupakan proses pemilihan jenis, jumlah, harga
perbekalan farmasi sesuai kebutuhan & anggaran untuk menghindari
kekosongan obat dengan menggunakan metode yang sesuai dengan output
berupa daftar perencanaan kebutuhan obat, daftar kebutuhan anggaran obat(4).
Tujuannya adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah obat dan
perbekalan kesehatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan dasar. Serta diharapkan bermanfaat untuk: menghindari tumpang
tindih penggunaan anggaran, keterpaduan dalam evaluasi, penggunaan dan
perencanaan, kesamaan persepsi antara pemakai obat dan penyedia anggaran,
estimasi kebutuhan obat lebih tepat, koordinasi antara penyedia anggaran dan
pemakai obat dan pemanfaatan dana pengadaan obat dapat lebih optimal(5).
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan
kesehatan menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
Perencanaan obat di apotek umumnya dibuat untuk mengadakan dan
mencukupi persediaan obat di apotek, sehingga dapat mencukupi permintaan
obat melalui resep dokter ataupun penjualan secara bebas. Perencanaan obat
didasarkan atas beberapa faktor, antara lain :
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 5/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 6/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
2. Pengadaan
Pengadaan adalah suatu pelaksanaan untuk memenuhi kebutuhan
operasional yang telah ditetapkan di dalam fungsi perencanaan, penentuan
kebutuhan, penentuan sistem pengadaan/tender, menjaga kestabilan
penganggaran, menjamin kualitas obat, mengadakan penganggaran.
Pengadaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan
berdasarkan epidemiologi, konsumsi atau gabungan keduanya dan
disesuaikan dana/budget yang ada untuk menghindari stock out yang
menumpuk.
Pengadaan obat merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan
yang telah direncanakan dan dibutuhkan melalui:
Pembelian, secara tender/secara langsung dari pabrik.
Produksi/pembuatan sediaan farmasi.
Donasi/hibah.
Permintaan atau pengadaan obat adalah suatu proses pengumpulan
dalam rangka menyediakan obat dan alat kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan di apotek. Merupakan kegiatan untuk merealisasikan
kebutuhan yang sudah direncanakan dan disetujui, melalui pembelian,
produksi atau pun sumbangan/hibah.Tujuannya adalah agar tersedi obat dan
perbekalan kesehatan dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 7/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
pelayanan kesehatan, Mutu obat dan perbekalan kesehatan terjamin serta obat
dan perbekalan kesehatan dapat diperoleh pada saat diperlukan (3).
Mendapatkan perbekalan farmasi dengan harga yang layak, dengan mutu
yang baik, pengiriman barang terjamin dan tepat waktu, proses berjalan
lancar dan tidak memerlukan tenaga serta waktu berlebihan (6).
Pengadaan obat ini dilakukan dengan cara pembelian. Berhasil atau
tidaknya usaha banyak tergantung pada kebijakan pembelian. Cara
melakukan pembelian dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:
1) Terbatas (Hand to mouth buying), pembelian/pemesanan (order)
dilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam jangka waktu yang pendek,
yang kurang laku. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kartu
stok. Selanjutnya dilakukan perencanaan pembelian sesuai dengan
kebutuhan per item. Pengadaan secara intuisi, dilakukan pada sediaan
farmasi yangdiperkirakan akan mengalami peningkatan permintaan dalam
kurun waktutertentu, misalnya karena adanya pengaruh wabah suatu
penyakit.
3) Spekulasi, dilakukan dalam jumlah yang lebih besar dari kebutuhan untuk
mengantisipasi akan adanya kenaikan harga dalam waktu dekat atau
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 8/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
boleh spekulasi tapi untuk obat fast moving). Cara pembelian ini dilakukan
dalam jumlah yang lebih besar dari kebutuhan, dengan harapan ada
kenaikan harga dalam waktu dekat atau dikarenakan adanya diskon atau
bonus. Meskipun pembelian secara spekulasi memungkinkan mendapatkan
keuntungan yang lebih besar tetapi cara ini mengandung resiko yang besar
untuk obat-obat dengan waktu kadaluarsa yang relative pendek dan yang
bersifat slow moving.
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 9/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
distributor
c. Harga produk tetap dapat dikontrol karena kepemilikan masih
ditangan konsinyor
d. Penjual tidak dibebani resiko menanggung kerugian bila gagal dalam
penjualan produk konsinyasi
e. Penjual tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi
karena semua biaya diganti oleh konsinyor
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 10/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
f. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi sebab penjual hanya
berfungsi sebagai penerima dan menjual saja
g. Penjual berhak mendapat komisi dari hasil penjualan
h. Adapun metode-metode pembayaran obat di apotek diantaranya:
Kredit, yaitu pembayaran pembelian dengan jatuh
tempo/tenggang waktu (21-45 hari) yang biasanya dilakukan 21
hari, 1 bulan/28 hari, atau berbulan-bulan (untuk PBF dari luar
kota) setelah barang dating, biasanya tidak ada diskon, mungkin
ada diskon pada pabrik tertentu tergantung kebijakan pabrik.
COD (Cash On Delivery), yaitu pembayaran secara
langsung cash ketika barang dating/diterima. Biasanya
dilakukan pada pembelian obat narkotika dari PBF Kimia
Farma/psikotropik ataupun pembelian obat-obatan dengan
tunai/yang memberikan bonus (spekulasi). Biasanya ada diskon
1-1,5% disamping diskon cash 5%.
Cash/ tunai , pembayaran dengan jangka waktu jatuh tempo
maksimal 2 minggu, biasanya ada diskon (missal 5%).
Konsinyasi, yaitu obat yang dititip jual oleh distributor dan
pembayaran dilakukan setelah barang sudah laku di jual di
apotek. pembayaran dilakukan jika barang terjual. PBF
menitipkan barang baru (produk baru) ke apotek, jika sudah laku
terjual baru kemudian dibayar ke PBF dan jika tidak laku dalam
jangka waktu tertentu yang telah disepakati maka barang dapat
dikembalikan.
3. Distribution
Proses penyaluran obat dari IFRS/apotek ke pasien untuk menjamin
ketersediaanobat bagi pasien dan mutu obat yang terjagaProses penyaluran
obat dari IFRS/ apotek ke pasien untuk menjamin ketersediaan obat bagi
pasien dan mutu obat yang terjaga.
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 11/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 12/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
BAB III
PEMBAHASAN
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 13/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
sedang pihak yang menerima atau penjual titipan barang disebut consignee
(konsinyi) atau komisioner. Apotek hanya membayar barang yang terjual, sedangkan
sisanya dapat diperpanjang masa konsinyasinya. Cara seperti ini biasanya dilakukan
pada produk baru. Pembayaran dilakukan jika barang terjual. PBF atau distributor
menitipkan barang baru (produk baru) ke apotek, jika sudah laku terjual baru
kemudian dibayar ke PBF dan jika tidak laku dalam jangka waktu tertentu yang
telah disepakati maka barang dapat dikembalikan.
Tidak selalu produk baru atau produk yang ditawarkan oleh distributor
atau PBF diterima apotek sebagai barang konsinyasi. Hendaknya semua produk
konsinyasi yang ditawarkan harus memiliki izin edar yang dikeluarkan Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dinas Kesehatan dan memiliki nomor
registrasi obat sehingga obat tersebut aman bagi pasien yang akan menggunakan
obat tersebut. Pengadaan obat konsinyasi dapat pula berdasarkan pola peresepan
obat oleh dokter praktik di apotek bersangkutan serta produk-produk pasar yang
menjanjikan seperti produk teh, madu dan produk herbal lainnya. Produk
konsinyasi biasanya terbatas saja jumlahnya, misalnya produk berupa botol atau
tube cukup 3 buah saja tiap jenisnya sedangkan untuk produk berupa dus hanya 1
dus saja untuk tiap jenisnya, hal tersebut tidak lain dimaksudkan untuk
menghindari kerugian dari distributor atau PBF jika produk tersebut ternyata sepi
peminat.
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 14/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
konsinyasi produk tersebut tidak diminati konsumen atau dirasa produk tidak
memberi keuntungan bagi apotek selama produk tersebut dikonsinyasi. Namun
ada kalanya ketika produk ditolak menjadi produk reguler ternyata pada waktu
tertentu permintaan konsumen tinggi atau bahkan pola peresan dokter praktik
sering menggunakan obat tersebut maka produk sangat mungkin untuk diorder
kembali dengan cara pembelian obat reguler, baik itu kredit, COD maupun tunai.
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 15/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
BAB III
Kesimpulan
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 16/17
5/27/2018 konsinyasi-slidepdf.com
DAFTAR PUSTAKA
7. Direktorat
AmiruddinJenderal Bina2006,
Ridwan, Kefarmasian dan AlatPerencanaan Dan
Epidemiologi Kesehatan Depkes RI, Jakarta
Pelayanan
Kesehatan, :Makassar
8. Aliminsyah, Padji. 2003, Buku Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan,
Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada
http://slidepdf.com/reader/full/konsinyasi-5622b4c0f33d1 17/17