Anda di halaman 1dari 15

Diagnosa Keperawatan Tb Paru NANDA-I 2012-2014

3.2.1 Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d

1) Pertahanan primer tak adekuat , penurunan kerja silia

2) Kerusakan jaringan

3) Penurunan ketahanan

4) Malnutrisi

5) Terpapar lngkungan

6) Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogen

7) Kriteria hasil :

- Pasien menyatakan pemahaman penyebab / faktor resiko individu


– mengidentifkasi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi

– Menunjukkan teknik , perubahan pola hidup untuk peningkatan lingkungan


yang aman

3.2.2 Bersihan jalan nafas tak efektif B.d

1) adanya secret

2) Kelemahan , upaya batuk buruk

3) Edema tracheal

4) Kriteria Evaluasi : Pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan


oksigenasi jaringan adekuat

3.2.3 Resiko tinggi / gangguan pertukaran gas B.d

1) Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis


2) Kerusakan membran alveolar – kapiler

3) Sekret kental , tebal

4) Edema bronchial

5) Kriteria Evaluasi : Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan


oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas
gejala distress pernapasan

3.2.4 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d

1) Kelemahan

2) Sering batuk / produksi sputum

3) Anorexia

4) Ketidakcukupan sumber keuangan

5) Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan


perilaku / pola hidup untuk meningkatkan / mempertahankan BB yang tepat
3.2.5 Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan, dan
pencegahan B.d:

1) Keterbatasan kognitif

2) Tak akurat/lengkap informasi yang ada salah interpretasi informasi

3) Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan


pengobatan serta melakukan perubahan pola hidup dan berpartispasi dalam
program pengobatan

3.3 Intervensi :

3.3.1 Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang )

1) Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi

Rasional: Membantu pasien agar mau mengerti dan menerima terapi yang
diberikan untuk mencegah komplikasi.

2) Identifikasi orang lain yang beresiko


Rasional: Orang-orang yang beresiko perlu program terapi obat untuk
mencegah penyebaran infeksi.

3) Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue


dan menghindari meludah

Rasional: Kebiasaan ini untuk mencegah terjadinya penularan infeksi.

4) Kaji tindakan kontrol infeksi sementara

Rasional: Mengurangi risilio penyebaran infeksi.

5) Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulan

Rasional: Pengetahuan tentang faktor-faktor ini membantu pasien untuk


mengubah gaya hidup dan menghindari/mengurangi keadaan yang lebih
buruk.

6) Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat

Rasional: Periode menular dapat terjadi hanya 2-3 hari setelah permulaan
kemoterapi jika sudah terjadi kavitas, resiko, penyebaran infeksi dapat
berlanjut sampai 3 bulan.
7) Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap
sputum

Rasional: Untuk mengawasi keefektifan obat dan efeknya serta respon pasien
terhadap terapi.

8) Kolaborasi pemberian antibiotic

Rasional: Obat-obat sekunder diberikan jika obat-obat primer sudah resisten.

3.3.2 Bersihan jalan nafas tak efektif

1) Kaji fungsi pernafasan , kecepatan , irama , dan kedalaman serta


penggunaan otot asesoris

Rasional: Penurunan bunyi napas indikasi atelektasis, ronki indikasi


akumulasi secret/ketidakmampuan membersihkan jalan napas sehingga otot
aksesori digunakan dan kerja pernapasan meningkat.

2) Catat kemampuan unttuk mengeluarkan mukosa / batuk efekttif


Rasional: Pengeluaran sulit bila sekret tebal, sputum berdarah akibat
kerusakan paru atau luka bronchial yang memerlukan evaluasi/intervensi
lanjut.

3) Beri posisi semi/fowler

Rasional: Meningkatkan ekspansi paru, ventilasi maksimal membuka area


atelektasis dan peningkatan gerakan sekret agar mudah dikeluarkan

4) Bersihkan sekret dari mulut dan trachea

Rasional: Mencegah obstruksi/aspirasi. Suction dilakukan bila pasien tidak


mampu mengeluarkan sekret.

5) Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml per hari

Rasional: Membantu mengencerkan secret sehingga mudah dikeluarkan

6) Kolaboras pemberian oksigen dan obat – obatan sesuai dengan indikasi

Rasional: Menurunkan kekentalan sekret, lingkaran ukuran lumen


trakeabronkial, berguna jika terjadi hipoksemia pada kavitas yang luas.
3.3.3 Resiko tinggi / gangguan pertukaran gas

1) Kaji Dipsnea,Takhipnea, menurunnya bunyi nafas ,peningkatan upaya


pernafasan , terbatasnya ekspansi dinding dada , dan kelemahan

Rasional: Tuberkulosis paru dapat rnenyebabkan meluasnya jangkauan dalam


paru-pani yang berasal dari bronkopneumonia yang meluas menjadi inflamasi,
nekrosis, pleural effusion dan meluasnya fibrosis dengan gejala-gejala
respirasi distress.

2) Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau


perubahan pada warna kulit

Rasional: Akumulasi secret dapat menggangp oksigenasi di organ vital dan


jaringan.

3) Anjurkan bernafas bibr selama ekshalasi


Rasional: Meningkatnya resistensi aliran udara untuk mencegah kolapsnya
jalan napas.

4) Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas


perawatan diri sesuai kebutuhan

Rasional: Mengurangi konsumsi oksigen pada periode respirasi.

5) Kolaborasi oksigen

Rasional: Membantu mengoreksi hipoksemia yang terjadi sekunder


hipoventilasi dan penurunan permukaan alveolar paru.

3.3.4 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

1) Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB,
Integrtas mukosa oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau
diare
Rasional: berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi yang
tepat.

2) Pastikan pola diet biasa pasien

Rasional: Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik, meningkatkan intake


diet pasien.

3) Awasi masukan dan pengeluaran dan BB secara periodic

Rasional: Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan.

4) Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan


dengan obat

Rasional: Dapat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi pemecahan


masalah untuk meningkatkan intake nutrisi.

5) Dorong dan berikan periode stirahat sering.

Rasional: Membantu menghemat energi khusus saat demam terjadi


peningkatan metabolik.

6) Berikan perwatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernafasan


Rasional: Mengurangi rasa tidak enak dari sputum atau obat-obat yang
digunakan yang dapat merangsang muntah.

7) Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan
karbohidrat.

Rasional: Memaksimalkan intake nutrisi dan menurunkan iritasi gaster.

8) Kolaborasi ahli diet untuk menentukan komposisi diet,pemeriksaan


laboratorium, dan kolaborasi antipiretik.

Rasional: Memberikan bantuan dalarn perencaaan diet dengan nutrisi adekuat


unruk kebutuhan metabolik dan diet.

Rasional: Membantu menurunkan insiden mual dan muntah karena efek


samping obat.

Rasional: Nilai rendah menunjukkan malnutrisi dan perubahan program terapi.

3.3.5 Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan, dan


pencegahan

1) Kaji kemampuan psen untuk belajar


Rasional: Kemampuan belajar berkaitan dengan keadaan emosi dan kesiapan
fisik. Keberhasilan tergantung pada kemarnpuan pasien.

2) Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat

Rasional: Indikasi perkembangan penyakit atau efek samping obat yang


membutuhkan evaluasi secepatnya.

3) Tekankan pentingnya mempertahankan proten tinggi dan det


karbohidrat dan pemasukan cairan adekuat.

Rasional: Mencukupi kebutuhan metabolik, mengurangi kelelahan, intake


cairan membantu mengencerkan dahak.

4) Berikan interuksi dan informasi tertuls khusus pada pasien untuk


rujukan.

Rasional: Informasi tertulis dapat membantu mengingatkan pasien.

5) Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan


alasan pengobatan lama.

Rasional: Meningkatkan partisipasi pasien mematuhi aturan terapi dan


mencegah putus obat.
6) Kaji potensial efek samping pengobatan dan pemecahan masalah

Rasional: Mencegah keraguan terhadap pengobatan sehingga mampu


menjalani terapi.

7) Tekankan kebutuhan untuk tidak minum alcohol sementara minum INH

Rasional: Kebiasaan minurn alkohol berkaitan dengan terjadinya hepatitis

8) Rujuk untuk pemeriksaan mata setelah memula dan kemudian tiap


bulan selama minum etambutol

Rasional: Efek samping etambutol: menurunkan visus, kurang mampu melihat


warna hijau.

9) Dorongan pasien/ atau orang terdekat untuk menyatakan takut /


masalah. Jawab pertanyaan dengan benar.

Rasional: Menurunkan kecemasan. Penyangkalan dapat memperburuk


mekanisme koping.

10) Dorong untuk tidak merokok

Rasional: Merokok tidak menstimulasi kambuhnya Tuberkulosis; tapi


gangguan pernapasan/ bronchitis.
11) Kaji bagaimana TB ditularkan dan bahaya reaktivasi

Rasional: Pengetahuan yang cukup dapat mengurangi resiko penularan/


kambuh kembali. Komplikasi Tuberkulosis: formasi abses, empisema,
pneumotorak, fibrosis, efusi pleura, empierna, bronkiektasis, hernoptisis,
u1serasi Gastro, Instestinal (GD, fistula bronkopleural, Tuberkulosis laring,
dan penularan kuman.

3.4 Implementasi

Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang


telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi /
pelakasanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi
prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap
intervensi yang dilaksanakan seta mendokumentasikan pelaksanaan
perawatan.

3.5 Evaluasi

Pada tahap ini yang perlu dievaluasi pada klien dengan TB Paru adalah,
mengacu pada tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :

3.5.1 Keefektifan bersihan jalan napas.


3.5.2 Intoleran aktivitas teratasi

3.5.3 Perilaku/pola hidup berubah untuk mencegah penyebaran infeksi.

3.5.4 Kebutuhan nutrisi adekuat, berat badan meningkat dan tidak terjadi
malnutrisi.

3.5.5 Pemahaman tentang proses penyakit/prognosis dan program


pengobatan dan perubahan perilaku untuk memperbaiki kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai