8 servikal 12 thorakal 5 lumbal 5 sakral 1 kogsigius Merupakan bagian dari susunan saraf pusat, penghubung otak dengan saraf perifer Panjang pada pria sekitar 45 cm, wanita 42- 43 cm dengan garis tengah 2cm Saraf spinal dilindungi oleh tulah vertebra, ligamen dan meningen spinal Terdiri dari substansia grisea (gray matter) dan substansia alba (white matter) Bagian tengah berbentuk huruf H (gray matter) dan dikelilingi White matter Dipisahkan oleh septum medianus (posterior) dan fissura medianus (anterior) Melewati 2 traktus dengan fungsi tertentu: traktus desenden dan asenden Traktus desenden sensasi bersifat perintah unk dilanjutkan ke perifer Traktus asenden informasi aferen yg disadari/tdk disadari Keadaan patologi akut pada medula spinalis yang diakibatkan terputusnya komunikasi sensori dan motorik dengan susunan saraf pusat dan saraf perifer (Tarwoto, 2007) Merupakan kerusakan medulla spinalis yg disebabkan oleh truma langsung atau tidak langsung pada medulla spinalis yang menyebabkan gangguan fungsi utamanya, yaitu fungsi motorik, sensorik, autonom dan refleks baik komplet atau parsial Cidera tulang Stabil tidak sampai merobek ligamen Tidak stabil pergeseran tulang dan robekan ligamen Cidera neurologis Non defisit neurologis Defisit neurologis Score A kehilangan fungsi motorik dan sensorik lengkap Score B fungsi motorik hilang , fungsi sensorik utuh Score C fungsi motorik ada ttp tdk berguna Score D fungsi motorik terganggu/ ada tp tdk normal Score E tdk ada gangguan neurologik Cedera penuh bisa mngakibatkan hilangnya fungsi sensorik dan motorik secara total dibawah level cedera. Robekan lengkap pada sumsum tulang belakan dapat mengakibatkan 2 kondisi: Tetraplegi disfungsi kedua lengan, kedua kaki, defekasi, berkemih Paraplegi disfungsi ektremitas bawah, defekasi, berkemih 1. Central Cord Syndrome cedera pada posisi sentral dan sebagian daerah lateral (sering terjadi pada trauma daerah servikal kelemahan otot ekstremitas atas lebih berat dari ektremitas bawah Paraplegia dan kehilangan sensorik dengan hilangnya sensasi nyeri dan suhu, ttp sensori raba, tekanan, getaran tetap baik Prognosis bagian ini paling buruk dibanding cedera incolplit yg lain Kehilangan sistem motorik ipsilateral /paresis dan kehilangan sensori suhu dan nyeri kontralateral Biasanya disebabkan krn trauma tembus langsung ke medulla spinalis, dan masih mungkin terjadi perbaikan Cedera medula spinalis traumatik Cedera medulla spinalis non-traumatik Usia Jenis kelamin Alkohol Merokok Minum obat saat berkendara Olah raga ekstrem Osteomielitis Kerusakan medulla spinalis dapat berupa sementara atau menetap akibat trauma tulang belakang baik itu kontusio, laserasi dan kompresi. Segera setelah terjadi kontuio atau robekan, serabut saraf mulai membengkak dan hancur sehingga sirkulasi darah ke substansi grisea terganggu. Iskemia, hipoksia, edema dan lesi hemoragi akan mengakibatkan kerusakan mielin dan akson. Trauma medula spinalis reversibel 4-6 jam pasca trauma. Pengobatan dilakukan dengan memberikan kortikosteroid dan obat anti-inflamasi unk mencegah kerusakan Jika pasien sadar, keluhan berupa nyeri akut belakang leher yang menyebar sepanjang saraf yg terkena Hilang gerakan volunter Hilang sensasi nyeri, suhu, tekanan Hilang sensasi defekasi dan berkemih Hilang fungsi spinal dan reflek autonom Gangguan fungsi seksual Pemeriksaan neurologis lengkap Pemeriksaan tulang belakang : pembengkakan, nyeri tekan, gangguan gerakan Pemeriksaan radiologi : sinar X spinal, rontgen thorax CT Scan , MRI Pemeriksaan fungsi paru Urodinamik unk proses pengosongan bladder Pemeriksaan darah : hipo/hiperglikemi, keseimbangan elektrolit, penurunan Hb dan Hmt Segera lakukan imobilisasi Stabilisasi daerah tulang yg mengalami cedera (pemasangan Collar servical) Pemasangan O2, cairan intravena, NGT Farmakoterapi: kortikosteroid, antihipertensi, kolinergik, antidepresan, antihistamin, antiulcer Pembedahan dgn indikasi fraktur yang menekan lengkung saraf Rehabilitasi mencegah komplikasi, mengurangi kecacatan, mempersiapkan pasien unk hidup di masyarakat Neurogenik syok Hipoksia Instabilitas spinal Infeksi saluran kemih Kontraktur Dekubitus Konstipasi Menurunkan kecepatan berkendara Mengguanakan sabuk pengaman Menggunakan helm unk pengendara motor atau sepeda Mencegah jatuh Menggunakan alat pelindung Pengkajian Identitas pasien Keluhan Riwayat kesehatan sekarang Riwayat kesehatan dahulu Riwayat kesehatan keluarga Pola Gordon Breathing pola nafas, penumpukan sekret, auskultasi dada, sesak nafas, reflek batuk Blood sistem kardiovaskular, tekanan darah menurun, bradikardi Brain tingkat kesadaran, pengkajian neurologis, orientasi pasien, gangguan sensibilitas sesuai segmen yang mengalami cedera Bladder kaji warna urin, jumlah dan karakteristik.adanya retensi urin dan distraksi kandung kemih Bowel ileus paralitik, hilang bisisng usus, kembung, defekasi tidak ada Bone paralisis motorik dan organ tergantung pada segmen yang mengalami cedera Pola nafas tidak efektif b/d kelemahan atau paralisis otot abdominal dan intercosta Kerusakan mobilisasi fisik b/d gangguan neuromuskular Risiko kerusakan integritas kulit b/d kehilangan sensori dan imobilisasi Retensi urin b/d ketidakmampuan berkemih spontan Konstipasi Nyeri akut Kerusakan mobilitas fisik NOC : Mobility Level dan Self Care ADLs Kriteria hasil : ▪ Meningkat dalam aktifitas fisik ▪ Peningkatan kekuatan otot ▪ Tidak ada kontraktur ▪ Mampu melakukan ADLs mandiri NIC ▪ Kaji kamampuan klien dalam mobilisasi dan ambulasi ▪ Kaji keadaan ektremitas klien ▪ Latih klien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan ▪ Gerakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot ▪ Mempertahankan posisi tulang belakang tetap rata