Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI KESEHATAN

( KONSEP KEPRIBADIAN )

Disusun Oleh :

KAVANA KAVILUN ( 0117049 )

NUR KHOLILAH ( 0117057 )

MOHAMAD SYAIHU ABDI ( 0117054 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani serta petunjuk dan kekuatan kepada penulis sehingga makalah
yang diberi judul “KONSEP KEPRIBADIAN” bisa diselesaikan, walau masih banyak
kekurangan kritik dan saran sangat diharapkan penulis agar dapat lebih baik lagi dikemudian
hari. Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada. Materi – materi
bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam belajar. Serta juga dapat
memahami nilai – nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak. Mudah-
mudahan dengan mempelajari makalah ini, akan mampu menghadapi masalah-masalah atau
kesulitan-kesulitan yang timbul dalam belajar. Dan dengan harapan semoga semua mampu
berinovasi dan berkreasi dengan potensi yang dimiliki serta bisa memahaminya.

Mojokerto,25 Februari 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….......

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………......

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….....

2.1 Latar Belakang Sejarah Psikologi Kepribadian ..................................................

2.2 Pengertian Kepribadian………………………………………………………..

2.3 Perkembangan Kepribadian…………………………………………...............

2.4 Pentingnya Perawat Mengetahui Tipe Kepribadian Orang Lain……………....

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………....

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………....
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi. Psikologi kepribadian
merupakan salah satu ilmu dasar yang penting guna memahami ilmu psikologi. Manusia
sebagai objek material dalam pembelajaran ilmu psikologi tentu memiliki kepribadian dan
watak yang berbeda satu dengan yang lainnya. Watak digunakan untuk memberikan penafsiran
kepada benda-benda maupun manusia.

secara sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian (personality) merupakan ciri-ciri dan sifat-
sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat seseorang, yang mencakup pola - pola pemikiran
dan perasaan, konsep diri, dan mentalitas yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum.
Dari situ lah timbul yang namanya pengetahuan, Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui yang tersusun secara logis dan sistematis dengan memperhitungkan sebab –akibat
dan dapat untuk menerangkan gejala – gejala tertentu. Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam
jiwa seorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya.

Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya rasa keingintahuan dalam


memahami manusia. Salah satu teori yang dijadikan pembelajaran dalam memahami
kepribadian dan watak

Manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana latar belakang sejarah psikologi kepribadian?
2. Apa pengertian Kepribadian?
3.Bagaimana perkembangan kepribadian?
4. Apa pentingnya perawat mengetahui tipe kepribadian orang lain?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui latar belakang sejarah psikologi kepribadian
2. Untuk mengetahui pengertian Kepribadian
3.Untuk mengetahui perkembangan kepribadian
4. Untuk mengetahui pentingnya perawat mengetahui tipe kepribadian orang lain
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Psikologi Kepribadian

Sebenarnya usaha untuk menyusun teori dalam psikologi kepribadian telah sejak lama
dilakukan yakni sebelum masehi, orang mencoba-coba memberikan ciri-ciri khusus kepada
sesuatu, baik itu berujud benda, pemandangan, musim, lukisan dan sebagainya, dengan cara
mencari sesuatu yang menyebabkan segala sesuatu itu mempunyai daya tarik yang kuat.
Demikianlah halnya dengan kehidupan manusia, seseorang berusaha mencari ciri-ciri khusus,
yang terdapat pada manusia yang lain.

Empedocles seseorang filsuf Yunani Kuno, yang berependapat bahwa segala yang ada
didunia ini terdiri atas empat unsur, yaitu ; tanah, air, api, dan udara, mencoba membedakan
ciri-ciri khusus bagaimana bila seseorang terlalu banyak salah satu dari keempat unsur tersebut.
Bila didalam tubuh seseorang terlalu banyak unsur tanah, misalnya maka orang itu akan
memiliki sifat dingin, acuh tak acuh, tidak mudah terpengaruh, dsb. Sedang bila kebanyakan
unsur api, maka orang tsb. Akan kelihatan lincah, mudah bergerak, ribut dan seakan-akan tidak
punya pendirian.

Ada pula yang mencoba menghubungkan tata bintang dalam hubungannya dengan musim,
bernama astronomi, dalam hubungannnya dengan watak orang yang dilahirkan pada musim itu
(astrologi).Usaha-usaha yang masih bersifat pra-ilmiah. Diantaranya yang terkenal, yaitu:

1. Usaha-usaha yang masih bersifat pra-ilmiah ;

a. Chirologi atau ilmu guratan tangan (Jawa : Rajah)

Dasar pikiran dari pada pengetahuan ini ialah kenyataan bahwa gurat-gurat tangan orang
itu tidak ada yang sama satu sama lain, macannya adalah sebanyak orangnya. Jika sekiranya
orang dapat mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khusus gurat-gurat tangan tersebut,
maka dia akan dapat mengenal perebdaan-perbedaan serta sifat-sifat khas orangnya.

b. Astrologi atau ilmu perbintangan


Dasar pikiran daripada pengetahuan ini ialah adanya pengaruh kosmis terhadap manusia.
Pada waktu seseorang dilahirkan, dia ada dalam posisi tertentu terhadap benda-benda angkasa;
jika sekiranya kita dapat mengenal perbedaan-perbedaan mengenai sifat-sifat khas orang.

c. Grafologi atau ilmu tentang tulisan tangan

Dasar pemikiran grafologi itu adalah segala gerakan yang dilakukan oleh manusia itu
merupakan ekspresi daripada kehidupan jiwanya; jadi juga gerakan menulis dan selanjutnya
tulisan sebagai hasil gerakan menulis itu, merupakan bentuk ekspresi kehidupan jiwa. Kalau
sekiranya orang dapat mengetahui keadaan khusus tulisan seseroang dengan baik, berarti dia
juga dapat mengenal keadaan khusus kepribadian si penulisnya.

Dalam menganalisis tulisan tangan itu hal yang diperhatikan antara lain;

- Apakah tulisan tetap lurus ataukah naik / menurun

- Condong atau gerakan tegaknya tulisan

- Jarak tulisan dari garis yang satu ke garis lainnya

- Tumpul runcingnya tulisan

- Tebal – tipisanya tulisan,

- Jarak tulisan dari tepi dan sebagainya

d. Phisiognomi atau ilmu tentang wajah

Pengetahuan ini berusaha memahami kepribadian atas dasar keadaan wajahnya. Dasar
pikiran untuk mengusahakan pengetahuan ini ialah keyakinan bahwa ada hubungan antara
keadaan wajah dan kepribadian. Hal-hal yang tampak pada wajah dapat dipergunakan untuk
membuat interpretasi mengenai apa yang terkandung dalam jiwa.

e. Phrenologi atau ilmu tentang tengkorak

Pengetahuan ini bermaksud memahami kepribadian atas dasar keadaan tengkoraknya. Dasar
pikirannya adalah bahwa tiap-tiap fungsi atau kecakapan itu masing-masing mempunyai
pusatnya diotak. Jikalau salah satu (atau lebih) dari kecakapan itu keadaannya luar biasa,maka
pusatnya di otakpun luar biasa besarnya. Akibat hal ini ialah bentu tengkorak lalu berubah
oleh pusat yang membesar tersebut, sehingga ada tonjolan-tonjolannya. Denganmengukur
secara teliti tonjolan-tonjolan tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang kecakapan-kecakapan
atau sifat-sifat orangnya.

f . Onychologi atau ilmu tentang kuku

Oncychologi berusaha memahami kepribadian seseorang atas dasar keadaan kuku-


kukunya. Kuku di ujung jari itu mempunyai hubungan yang erat dengan susunan syaraf, dengan
cabang-cabangnya yang terhalus berujung di pucuk-pucuk jari. Warna serta bentuk kuku dapat
dipakai sebagai landasan untuk mengenal kepribadian orang.

2. Usaha-usaha yang lebih tinggi nilainya yaitu ;

a. Ajaran tentang cairan badaniah

Pendapat Hippocrates, yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, karena itu tidak heran
kalau dia membahas kepribadian manusia dari titik tolak konstitusional. Terpengaruh oleh
kosmologi Empedokles, yang menganggap bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun dari
empat unsur dasar yaitu : tanah, air, udara, dan api (dengan sifat-sifat yang didukungnya yaitu:
kering, basah, dingin, dan panas). Maka Hippocrates berpendapat bahwa begitu pula yang
terdapat dalam diri manusia, yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-
cairan yang ada dalam tubuh manusia:

1. Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning)

2. Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam)

3. Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan

4. Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah)

Pendapat Hippocrates, bahwa keempat cairan tersebut ada dalam tubuh manusia dalam
proporsi tertentu. Apabila cairan-cairan tersebut dalam proporsi selaras artinya orang tersebut
normal (sehat), apabila keselarasannya terganggu maka orangnya menyimpang dari keadaan
normal (sakit)

b. Pendapat Galenus Galenus menyempurnakan ajaran Hippocrates tersebut di atas dan


membeda-bedakan kepribadian manusia atas dasar keadaan proporsi campuran cairan-cairan
tersebut. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat daripada
dominannya salah satu cairan badaniah itu oleh Galenus disebutnya temperamen. Galenius
sependapat dengan Hippocrates, bahwa dalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan
yaitu Chole, Melanchole, plegma dan sanguis.

2.2 Pengertian Kepribadian

1. Tinjauan secara Etimologis

Istilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan personality. Istilah ini berasal dari
bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti topeng dan personare, yang artinya menembus.
Istilah topeng berkenaan dengan salah satu atribut yang dipakai oleh para pemain sandiwara
pada jaman Yunani kuno. Dengan topeng yang dikenakan dan diperkuat dengan gerak-gerik
dan apa yang diucapkan, karakter dari tokoh yang diperankan tersebut dapat menembus keluar,
dalam arti dapat dipahami oleh para penonton.

Dari sejarah pengertian kata personality tersebut, kata persona yang semua berarti topeng,
kemudian diartikan sebagai pemaiannya sendiri, yang memainkan peranan seperti
digambarkan dalam topeng tersebut. Dan sekarang ini istilah personality oleh para ahli dipakai
untuk menunjukkan suatu atribut tentang individu, atau untuk menggambarkan apa, mengapa,
dan bagaimana tingkah laku manusia.
2.3 Pengertian Perkembangan Kepribadian

1. Definisi Perkembangan
Definisi dari perkembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu
perubahan menjadi bertambah sempurna dalam hal pikiran atau akal, pengetahuan, dan lain
sebagainya.
Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih baik atau
sempurna dan tidak begitu saja dapat di ulang lagi. Perkembangan menunjuk ada perubahan
yang bersifat tetap dan tidak dapat di putar kembali.
Perkembangan juga berkaitan daengan belajar khususnya mengenai isi proses
perkembangan, apa yang berkembang berkaitan dengan perilaku belajar. Dengan demikian
perkembangan dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju kea rah suatu
organisasi pada tingkat intergrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemasakan dan
belajar. Suatu devinisi yang relevan yang dikemukakan oleh Monks sebagai berikut :
Perkembangan psikologis merupakan suatu proses yang dinamis. Dalam proses tersebut sifat
individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah laku apa yang akan menjadi actual dan
terwujud.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) sebagai berikut:
Perkembangan sejalan dengan prinsip ortho genetic, bahwa perkembangan berlangsung dari
keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan dimanadiferensiasi, artikulasi,
dan integrasi, meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi itu diartikan sebagai prinsip
totalitas pada diri anak, bahawa dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya
menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
Pada anak prasekolah dan taman kanak-kanak tampak adanya diskontinuitas, sedang pada
kelompok umur yang lebih tinggi sampai dengan mahasiswa menunjukkan kontinuitas.
Menurut Nagel, perkembangan merupakan pengertian dimana terdapat struktur yang
terorganisasikan dan mempunyai fungs-fungsi tertentu, o;eh karena itu bilamana terjadi
perubahan struktur baik dalam organisasi maupun da;am bentuk, akan mengakibatkan
perubahan fungsi.
Menurut Schneirla, perkembangan adalah perubahan-perubahan progesif dalam
organisasi organisme, dan organisme inidilihat sebagai system fungsional dan adaptif
sepanjang hidupnya. Perubahan-perubahan progresif ini meliputi dua faktor yakni kematangan
dan pengalaman.
Spiker, mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungkan dengan
perkembangan yaitu :
1. Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru
dan seterusnya sampai dewasa.
2. Filogenetik, yakni perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang ini.

Rumusan lain tentang arti perkembangan yang dikemukakan oleh Libert, Paulus, dan
Strauss, yaitu bahwa Perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu
waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Istilah perkembangan lebih
dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak.
Perkembangan dapat juga dilukiskan debagai suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju
kearah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan proses
pertumbuhan, kematangan, dan belajar.
2.4 Perawat Harus Mengetahui Tipe Kepribadian Orang Lain

Perawat harus memiliki jiwa dan hati yang begitu tulus unutk mengahadapi semua
pasien yang sedang mereka rawat. Perawat seperti itu akan membantu pasien agar menjadi
cepat lebih baik. Pasien hanya membutuhkan perawatan dengan secara tulus dan tidak memilih-
milih pasien seperti apa pun.

Dalam melaksanakan tugasnya, seorang perawat akan menghadapi pasien dengan berbagai
macam kepribadian yang dimilikinya yang bersifat unik, artinya tidak ada satu pun pasien yang
memiliki kepribadian persis sama. Meskipun demikian, dalam memberikan asuhan perawatan,
para perawat tidak boleh membedakan bahkan mengistimewakan pasien satu dengan pasien
yang lain selama mereka dirawat dari kelas perawatan yang berbeda.

contoh :

PasienVIP dan kelas III. Bukan berati kita harus bersikap lebih menghormati dan memberikan
pelayanan asuhan keperawatan yang lebih baik kepada pasien VIP, dibandingkan merawat
pasien kelas III. Pasien di kelas VIP mauoun kelas di bawahnya harus diperilakukan sebagai
manusia yang harus memperoleh pelayanan asuhan keperawatan sebaik-baiknya.

Oleh karena itu, perawat penting mengetahui kepribadian orang lain agar dapat menentukan
:

1. Sikap untuk menyesuaikan dengan kepribadian pasien.

2. Sikap yang tepat dalam menghadapi pasien yang berbeda kepribadiannya maka diharapkan
pasien akan merasa tenang dan aman dalam menjalani proses perawatan dan pengobatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Psikologi kepribadian merupakan salah satu ilmu dasar yang penting guna memahami
ilmu psikologi. Manusia sebagai objek material dalam pembelajaran ilmu psikologi tentu
memiliki kepribadian dan watak yang berbeda satu dengan yang lainnya. Watak digunakan
untuk memberikan penafsiran kepada benda-benda maupun manusia.

Pembentukan watak dalam jiwa individu banyak dipengaruhi oleh pengalaman ketika
ia sebagai anak – anak yang diasuh orang – orang dalam lingkungan nya seperti : bapak –
ibunya, saudara-saudaranya dan orang –orang yang ada dalam sekitarnya. Watak juga
ditentukan oleh cara – cara ia sewaktu masih kecil: diajari makan,kebersihan,disiplin,bermain
dan bergaul dengan anak – anak lainnya. Oleh sebab itu setiap kebudayaan /masyarakat
mempunyai cara pengasuhan anak menunjukkan keseragaman pola –pola adat dan norma –
norma tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu.2007. Teori Kepribadian.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Fauzi, Ahmad. 1997. Psikologi Umum. Bandung : CV Pustaka Setia.
File://D:\andi;\bu guru\bu guru\psikologi_kepribadian.htm
Index.php.htm
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta: 2005.
Darsono, Max, Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. 2001.
Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara: 2007.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar Rajawali press,Jakarta: 2009.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Sebuah Pendekatan Baru. Rosda. Bandung : 1997
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta.Jakarta: 2003.
Sobry sutikno, Belajar dan Pembelajaran, Prospect. Bandung.2009.
Sumadi Suryabrata,Psikologi Pendidikan, Rajawali Pers. Jakarta : 2008

Anda mungkin juga menyukai