Anda di halaman 1dari 12

1.

Tenis Lantai dan Senam Irama

 SENAM LANTAI

Senam lantai merupakan salah satu dari rumpun senam. Sesuai dengan namanya senam lantai,
maka gerakan-gerakannya atau bentuk latihannya dilakukan di lantai. Senam lantai disebut juga
latihan bebas, oleh karena itu pada waktu melakukan gerakan senam tidak menggunakan benda-
benda atau alat-alat lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga keselamatan ketika
melakukan senam lantai, antara lain:

 Melakukan pemanasan sebelum beraktivitas.


 Gerakan dimulai dari yang mudah ke yang sukar.
 Konsentrasi penuh pada saat melakukan gerakan.
 Mematuhi ketentuan-ketentuan tekniknya maupun instruktur/guru olahraga.
 Berpakaian senam yang sesuai.
 Melakukan pendinginan/relaksasi sesudah melakukan aktivitas latihan.

Tujuan melakukan senam lantai, selain peningkatan dalam melakukan bentukbentuk latihan
senam lantai juga sebagai latihan yang kelak akan mempermudah melakukan bentuk latihan lain
atau gerakan senam alat. Bentuk-bentuk latihan senam lantai bermacam-macam gerakannya. Di
antaranya sebagai berikut.

1. Guling Depan (Forward Roll)


Guling ke depan adalah gerakan berputar ke depan dengan posisi badan membulat dan
dilakukan di lantai atau matras. Latihan guling ke depan dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu guling depan dengan awalan jongkok dan guling depan dengan awalan berdiri.
a) Guling depan awalan jongkok
Cara melakukan latihan guling depan awalan jongkok, yaitu sebagai berikut.
 Posisi awal kaki jongkok dengan kedua telapak tangan menapak di matras.
 Pantat diangkat ke atas dan kedua sikut dibengkokkan.
 Kepala dimasukkan di antara kedua tangan.
 Berat badan berada di depan dan bertumpu pada pundak.
 Gulingkan badan lurus ke depan.
 Kedua tangan memeluk lutut sehingga posisi badan bulat.
 Mendarat dengan kedua kaki ditekuk.
 Badan jongkok dengan kedua tangan diluruskan ke depan.
b) Guling depan awalan berdiri
Cara melakukan gerakan guling depan awalan berdiri adalah sebagai berikut.
 Sikap awal berdiri tegak, kedua kaki rapat, dan kedua tangan di samping
badan serta pandangan lurus ke depan.
 Gerakannya sama seperti pada gerakan guling ke depan dari sikap awal
jongkok, tetapi pada waktu badan berguling ke depan kedua tungkai tetap
lurus.
 Pada waktu kedua tumit menyentuh lantai, secepat mungkin badan
didorong ke depan sehingga berat badan terbawa ke depan.
 Kedua telapak tangan ditolakkan pada lantai untuk membantu mendorong
badan ke atas sehingga badan berdiri tegak.
 Sikap akhir berdiri tegak dan kedua kaki rapat, kedua tangan lurus ke atas
agak serong ke belakang, serta badan agak melenting ke belakang.
Pandangan lurus ke depan.
c) Kesalahan gerakan
Kesalahan yang sering terjadi dalam melakukan gerakan berguling ke depan
adalah sebagai berikut.
 Tidak mengangkat pantat ke atas sehingga kedua lutut tidak lurus.
 Tidak mendorong badan ke depan sehingga berat badan masih berada pada
kedua kaki.
 Tidak membengkokkan kedua sikut ke samping sehingga sulit untuk
memasukkan kepala di antara kedua tangan.
 Sebelum seluruh tengkuk menyentuh lantai, kedua kaki sudah ditolakkan
sehingga tidak berguling tetapi jatuh telentang.
 Pada saat badan berguling ke depan, tidak segera melipat kedua lutut dan
tidak membulatkan badan.
2. Guling Belakang (Back Roll)
Guling ke belakang adalah gerakan berputar ke belakang dengan posisi badan membulat
dan dilakukan di lantai. Latihan guling ke belakang dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu guling belakang dengan awalan jongkok dan guling belakang dengan awalan
berdiri.
a) Guling belakang dengan awalan jongkok
Cara melakukan gerakan guling belakang dengan awalan jongkok, adalah sebagai
berikut.
 Sikap awal kaki jongkok dan kedua tangan di samping telinga.
 Posisi telapak tangan menghadap ke atas.
 Gerakannya, jatuhkan badan ke belakang mulai dari pantat dan punggung.
 Pada waktu bahu mengenai matras, lutut segera ditarik ke belakang ke arah
kepala.
 Pada saat kedua kaki menyentuh matras, kedua tangan cepat diturunkan
dan menolak ke atas membantu berguling.
 Setelah berhasil berputar, badan kembali ke posisi jongkok. Kedua tangan
diluruskan ke depan.
b) Guling belakang dengan awalan berdiri
Cara melakukan gerakan guling belakang dengan awalan berdiri, yaitu sebagai
berikut.
 Sikap awal berdiri tegak dengan kedua kaki rapat, dan kedua lengan di
samping badan.
 Gerakannya, yaitu membungkukkan badan, pelan-pelan berat badan dibawa
ke pinggul belakang.
 Kedua kaki tetap lurus dan kedua lengan juga lurus, telapak tangan
menghadap ke matras.
 Pada saat berat badan berada pada pinggul belakang dan kedua telapak
tangan serta pantat menyentuh matras, segera angkat kedua kaki lurus ke atas
belakang.
 Kedua telapak tangan ditumpukan di samping telinga dan badan berguling ke
belakang.
 Pada waktu ujung kaki menyentuh matras di belakang kepala, segera kedua
tangan diluruskan sehingga badan terangkat lurus tengkurap.
 Sikap akhir, kedua telapak tangan segera ditolakkan pada matras sehingga
badan berdiri tegak seperti sikap permulaan.
c) Kesalahan gerakan
 Kesalahan yang sering terjadi saat melakukan gerakan berguling ke
belakang, adalah sebagai berikut.
 Gerakannya tidak berguling ke belakang, tetapi menjatuhkan badan ke
belakang sehingga punggung jatuh dan sulit untuk menarik lutut.
 Pada saat berguling kedua lutut tidak ditarik ke dekat dada, badan dan kaki
tetap terangkat sehingga jatuh telentang.
 Ketika kedua ujung kaki menyentuh matras, tidak menolakkan kedua
tangan pada matras sehingga kedua tangan tidak lurus, badan dan kepala
tidak terangkat.
 Pada saat badan berguling, sebelum kedua ujung kaki menyentuh matras,
kedua tangan sudah ditolakkan dengan kuat sehingga badan terangkat
melayang di udara dan jatuh tertelungkup.
3. Berdiri dengan Kepala (Headstand)
Berdiri dengan kepala adalah suatu gerakan menegakkan badan lurus ke atas dengan
kepala dan kedua tangan sebagai tumpuan. Gerakan ini sebaiknya dilakukan di lantai agar
mudah untuk melakukannya. Headstand dapat dilakukan dengan bantuan teman maupun
tanpa bantuan.

a) Headstand dengan bantuan teman


Cara melakukan gerakan headstand dengan bantuan teman adalah sebagai berikut.
 Siswa perpasangan, yang satu membantu.
 Kedua telapak tangan dan kepala bertumpu pada lantai atau matras.
 Pasangannya membantu mengangkat kedua kaki ke atas lurus.
 Setelah lurus dan kuat, lepaskan bantuan perlahan-lahan.
 Tahan sikap headstand selama beberapa saat.
 Kembali ke awal dan dilakukan bergantian dengan temanmu.
b) Headstand tanpa bantuan
Cara melakukan gerakan berdiri dengan kepala tanpa bantuan adalah sebagai berikut.
 Sikap permulaan duduk jongkok.
 Kemudian kedua tangan diletakkan di matras selebar bahu.
 Selanjutnya kepala diletakkan di matras di depan kedua tangan.
 Posisi kepala dan kedua tangan membentuk sudut segitiga.
 Kedua tangan dan kepala menjadi tumpuan berat badan
 Pantat diangkat ke atas diikuti dengan meluruskan kaki ke atas.
 Kedua kaki rapat dan pertahankan posisi ini untuk beberapa saat.
c) Kesalahan gerakan
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat melakukan gerakan berdiri dengan kepala,
yaitu:
 Dalam meletakkan kedua telapak tangan dan kepala di matras tidak membentuk
segitiga.
 Jarak kedua telapak tangan dan kepala di matras terlalu lebar atau sempit.
 Pada saat mengangkat panggul dan kaki ke atas terlalu keras atau lemah sehingga
tidak bisa berdiri dengan baik.
4. Berdiri Bertumpu Kedua Tangan (Handstand)
Berdiri dengan tangan (handstand) adalah sikap tegak dengan bertumpu pada kedua
tangan dengan sikut-sikut lurus dan kedua kaki lurus ke atas. Gerakan ini sebaiknya
dilakukan di tempat yang keras agar mudah melakukannya, misalnya lantai. Gerakan
handstand dapat dilakukan dengan bantuan teman maupun tanpa bantuan teman.
a) Handstand dengan bantuan teman
Cara melakukan handstand dengan bantuan teman adalah sebagai berikut.
 Siswa berpasangan, yang satu membantu.
 Sikap membungkuk dengan kedua telapak tangan bertumpu pada matras.
 Pasangannya mengangkat kedua kaki ke atas lurus.
 Setelah lurus dan dirasa kuat, bantuan dilepaskan perlahan-lahan.
 Tahan selama beberapa saat.
 Kembali ke sikap semula dan dilakukan bergantian dengan temanmu.
b) Handstand tanpa bantuan
Cara melakukan gerakan berdiri bertumpu kedua tangan tanpa bantuan adalah sebagai
berikut.
 Sikap awal berdiri tegak, kaki kiri sedikit ke depan dan kaki kanan di
belakang.
 Bungkukkan badan ke depan dengan kedua telapak tangan diletakkan pada
matras, lengan lurus ke depan.
 Bengkokkan lutut kaki kiri dan luruskan kaki kanan ke belakang, berat badan
berada pada kedua tangan.
 Ayunkan kaki kanan lurus ke atas disusul dengan mengayunkan kaki kiri ke
atas.
 Rapatkan kedua kaki lurus ke atas, dan kedua tangan tetap lurus serta
pandangan menghadap ke bawah.
 Pertahankan posisi ini dan jaga keseimbangan agar tidak jatuh.
 Apabila belum bisa melakukan gerakan ini, temanmu dapat membantu untuk
memegangi kaki.
c) Kesalahan gerakan
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada saat melakukan gerakan berdiri dengan
kedua tangan, yaitu:
 Pinggang terlalu melenting.
 Posisi kepala atau muka tidak menghadap ke bawah.
 Sikut-sikut tangan tidak lurus atau bengkok.
 Penempatan tangan di lantai terlalu lebar atau terlalu sempit.
 Ayunan kaki ke atas kurang baik (terlalu atau kurang ke depan dan lutut
dibengkokkan).

 SENAM IRAMA
Senam Irama (senam ritmik) merupakan gerakan senam yang dilakukan dengan alunan
irama musik bebas yang dilakukan secara berirama. Senam irama dapat dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat maupun tidak menggunakn bantuan alat. Alat yang sering
digunakan dalam senam irama yaitu, gada, simpal, tongkat, bola, pita, dan topi.
a) Pita, gada, tali (simpal)
b) Bola
Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam senam irama yaitu :
a) Keindahan
b) Kehalusan
c) Keluwesan
d) Keharmonisan gerak
e) Ketetapan gerak terhadap irama pengiring itu sendiri.

Dalam mencapai gerakan yang serasi dan bermanfaat bagi jasmani dan rohani, kita
perlu menguateknik gerakan senam irama dengan baik. Hal ini sesuai dengan tujuan
senam yaitu, membentuk keindahan tubuh, kebugaran, dan kekuatan. Yang harus
ditekankan pada senam irama ada 3, yaitu:

a) Ketepatan musik/irama
b) Kelenturan (fleksibilitas)
c) Kontinuitas gerakan

Berikut ini adalah contoh gerakan senam irama:

a) Ayunan langkah kaki, yaitu:


 Langkah di tempat dengan hitungan 2x8
 Langkah ke samping kanan dan kiri dengan hitungan 2x8 atau 4x4
 Gerakan langkah diikuti dengan irama musik
b) Gerakan ayunan satu lengan:
 Gerakan satu lengan ke samping bergantian ke kanan dan kiri 2x8 atau
4x4
 Gerakan satu lengan ke atas bergantian ke kanan dan kiri dengan hitungan
2x8 atau 4x4
 Gerakan satu lengan ke bawah bergantian ke kanan dan kiri dengan
hitungan 2x8 atau 4x4
c) Gerakan gabungan langkah kaki dan ayunan lengan secara bersamaan dan
bergantian.
 Diiringi irama
 Dan gerakan dengan hitungan 2x8 atau 4x4
2. Tenis Meja
Tenis meja atau pingpong merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan dua
pasang (ganda) ataupun dua orang (tunggal) yang berlawanan”

a) Teknik dasar
Tekni dasar memegang bet dalam permainan tenis meja adalah sebagai berikut.
 shakehand grip
Teknik memegang bet mirip seperti berjabat tangan, teknik yang satu ini banyak
dipakai para pemain professional sebab teknik ini populer di negara-negara Eropa.
Melalui cara ini, seorang pemain bisa memakai kedua sisi bet.
 Penhold grip
Teknik memegang bet mirip seperti memegang pena. Teknik ini disebut juga
dengan Asia grip, meskipun banyak pemain Asia memakai teknik shakehand grip.
Pada pegangan ini hanya satu sisi bet yang bisa dipakai

b) Teknik seemiller grip


Teknik ini juga banyak dipakai kalangan professional dalam tenis meja. Teknik yang
satu ini disebut juga teknik American grip. Teknik seemiller grip adalah versi dari
Shakehand grip. Teknik seemiller grip mempunyai kesamaan dengan shakehand grip
pada bagian cara memegangnya. Perbedaannya yaitu bet bagian atas diputar dari 20-
90 dejarat ke arah tubuh. Posisi jari telunjuk menempel di sepanjang sisi bet.
c) Teknik Pukulan
Pukulan Backhand dan Forehand
Melakukan Pukulan Backhand dan Forehand
Bola dilambungkan ke arah teman.
Dilakukan berpasangan atau kelompok.Yang melakukan pukulan bergerak berpindah
tempat dengan segera Melakukan Pukulan Backhand dan Forehand menyilang meja
Bola dilambungkan oleh teman dan dipantulkan ke arah meja dengan pukulan servis.
Dilakukan berpasangan Yang melakukan pukulan backhand dan pelambung bergerak
berpindah Servis Servis Forehand dan Backhand Lurus Bidang Servis. Dilakukan
berpasangan Yang melakukan pukulan servis bergerak berpindah tempat. Servis
Forehand dan Backhand Secara Menyilang Dilakukan secara berpasangan Yang
sudah melakukan pukulan servis berpindah tempat. Servis Forehand dan Backhand ke
Sasaran Dilakukan berpasangan Yang sudah melakukan pukulan servis bergerak
segera berpindah tempat.

 Smash
Smash Forehand
Posisikan kaki kiri tepat berada di depan, dan kaki kanan di belakang. Badan
sedikit dimiringkan ke arah kanan hingga berat badan bertumpu pada kaki kanan.
Tarik lengkan kebelakang, pinggang sedikit dimiringkan ke arah kanan. Setelah
bola memantul dan mencapai titik , mulai ayunkan lengan dari bawah ke atas dan
pukul bola ke bawah dengan bantuan pergelangan tangan.

Smash Backhand
Posisikan kaki kanan ada di depan, kaki kiri di belakang. Badan sedikit
dimiringkan ke arah kiri sampai pundak kanan menghadap meja.Tarik lengan
bawah ke arah kiri, ke belakang dan lebih tinggi dari meja. Setelah bola memantul
dan mencapai titik atas, ayunkan lengan bawah ke depan arah kanan dan pukul
bola.Pergelangan tangan bisa membantu menekan bola dan mengatur arah, serta
berat badan berpindah dari kiri ke kanan.

 Ukuran Lapangan Tenis Meja


Untuk ukuran lapangan tenis meja yaitu :
Panjang = 274 cm dan
lebar meja = 152,5 cm.
Tinggi meja dari lantai lapangan = 76 cm.
Tebal garis sisi = 2 cm.
Luas = 4,1785 meter persegi.
Untuk ukuran tiang net dan jaring net tenis meja yaitu :
Panjang net = 183 cm.
Lebar atau tinggi net = 15,25 cm.
Jarak meja ke tiang = 15,25 cm.
Luas net = 0,279075 meter persegi.

Sejarah Tenis Meja


Tenis meja mulai populer pada abad ke 19 di Inggris dengan nama pingpong, gossima
dan whiff whoff. Lalu, tenis meja berganti nama menjadi table tennis atau tenis meja
dalam bahasa indonesia. Permainan yang satu ini mulai dikenal pada tahun 1901 saat
diadakannya turnamen, buku yang menuliskan tentang tenis meja, dan kejuaraan tidak
resmi yaitu tahun 1902.

Awalnya permainan tenis meja dilarang di Rusia pada tahun 1900. Permainan ini di
larang karena penguasa pada masa itu percaya bahwa memainkan tenis meja memiliki
dampak negatif pada penglihatan pemain.

Pada tahun 1921, Asosiasi Tenis Meja (TTA) dibuat di Inggris. Pada tahun 1926,
Asosiasi Tenis Meja (TTA) ini diikuti oleh Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) .
Kota yang menjadi tuan rumah di kejuaraan dunia resmi pertama tahun 1926 yaitu kota
London. Selain itu, Asosiai Tenis Meja Amerika dibentuk tahun 1933.
Tahun 1930, Edgar Snow berkomentar di Red Star Over China. Edgar Snow berkomentar
bahwa pihak komunis mempunyai “hasrat untuk tenis meja asal Inggris” yang
menurutnya “ganjil”
Kemudian pada tahun 1950-an, raket lembaran karet digabung dengan lapisan spons
mengubah permainan secara dramatis, meningkatkan kecepatan perputaran bola.
Penggunaan lem cepat bisa meningkatkan kecepatan dan perputaran lebih jauh yang
menghasilkan perubahan peralatan untuk “menurunkan kecepatan permainannya”.
Tahun 1988, tenis meja mulai diperkenalkan sebagai cabang Olimpiade

3. Renang P3K
Dalam menjalankan aktivitasnya, manusia tidak mungkin terlepas dari ancaman bahaya
di sekitarnya. Ancaman bahaya tersebut seperti jatuh dari ketinggian, kejatuhan benda,
terantuk, tersandung, tergelincir, terjepit diantara benda, terlanggar, tertumbuk, tertabrak,
tergilas benda, terpotong, terkilir, terbakar akibat berhubungan dengan suhu
tinggi/korosi/radiasi, tersengat arus listrik, dll.
Oleh karena itu, tentunya mereka akan mencari cara untuk melakukan upaya
perlindungan terhadap dirinya. Dimulai dari upaya preventif (pencegahan) hingga upaya
kuratif (penyembuhan). Meskipun sudah dilakukan upaya pencegahan namun potensi
bahaya masih saja bisa muncul dan menimbulkan kecelakaan. Oleh karena itu perlu
dilakukan tindakan pertolongan terhadap korban kecelakaan agar kondisi korban tidak
bertambah parah dan tidak fatal akibatnya.

a) Latar Belakang

Dilihat dari definisi tempat kerja sendiri yaitu suatu tempat yang di dalamnya terdapat
tenaga kerja yang bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk urusan suatu
usaha serta adanya sumber-sumber bahaya. Jadi dapat dipastikan bahwa di tempat kerja
pasti terdapat potensi bahaya yang mengancam keselamatan dan kesehatan pekerja.
Adanya potensi bahaya di tempat kerja terkadang disadari oleh pekerja tapi mereka tidak
mengerti dampak yang ditimbulkannya dan cara mengendalikannya. Akhirnya mereka
membiarkannya begitu saja dan terbiasa dengan keberadaan potensi bahaya tersebut,
padahal jika terjadi kecelakaan kerja dapat mengakibatkan cideranya pekerja bahkan
menimbulkan kematian. Oleh karena itu, dalam rangka memberikan perlindungan bagi
pekerja yang mengalami kecelakaan di tempat kerja perlu dilakukan pertolongan pertama
secara cepat dan tepat.
b) Pengertian, Maksud dan Tujuan P3K
P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) adalah upaya memberikan pertolongan
pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja atau orang lain yang berada di tempat
kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja. P3K dilakukan dengan
maksud memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang lebih
lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. Adapun tujuan P3K
antara lain :

 Menyelamatkan nyawa
 Meringankan penderitaan korban, seperti meringankan rasa nyeri
 Mencegah cedera/penyakit bertambah parah, seperti mencegah perdarahan
 Mempertahankan daya tahan korban
 Menunjang upaya penyembuhan
 Mencarikan pertolongan lebih lanjut

Tindakan P3K
Tindakan pertolongan yang harus dilakukan, meliputi :
 Menilai situasi
Perhatikan situasi yang terjadi dengan cepat dan aman. Kenali bahaya yang
mengancam diri sendiri, korban dan orang lain. Perhatikan sumber bahaya yang
ada serta jenis pertolongan yang tepat. Tindakan pertolongan dilakukan dengan
tenang. Perhatikan juga akan adanya bahaya susulan.
 Mengamankan tempat kejadian
Perhatikan faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Utamakan keselamatan diri
sendiri. Jauhkan korban dari bahaya dengan cara aman dan memperhatikan
keselamatan diri sendiri (dengan alat pelindung). Singkirkan sumber bahaya
(misalnya putuskan aliran listrik, matikan mesin yang masih beroperasi) dan
hilangkan faktor bahaya (misalnya dengan menghidupkan exhaust fan). Tandai
tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat itu ada bahaya.
 Memberikan pertolongan
Yang pertama dilakukan adalah menilai kondisi korban. Ini dapat dilakukan
dengan cara memeriksa kesadaran, pernapasan, sirkulasi darah dan gangguan
lokal. Kemudian tentukan status korban serta prioritas tindakan memberikan
pertolongan. Pemberian pertolongan sesuai status korban, dapat dilakukan dengan
cara sbb:
 Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari tubuhnya
 Bila ada tanda henti nafas dan jantung, berikan resusitasi jantung paru
 Selimuti korban
 Bila luka ringan obati seperlunya
 Bila luka berat, segera mencari bantuan medis yang tepat
 Mencari bantuan
Jika memungkinkan, mencari bantuan orang lain untuk mengamankan tempat
kejadian kecelakaan, menelepon RS/tenaga medis, mengambil alat-alat P3K,
membantu mengatasi perdarahan, atau membantu memindahkan korban.

Fasilitas P3K
Untuk mendukung pelaksanaan P3K dibutuhkan fasilitas P3K, meliputi :
 Personil atau petugas P3K
Jumlah petugas P3K disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja yang ada di
perusahaan, faktor risiko di perusahaan dan jumlah shift kerja perusahaan. Untuk
menjadi petugas P3K perlu dilakukan seleksi personil (seleksi kepribadian,
kesehatan jasmani dan rohani, serta ketrampilan). Calon petugas yang telah
diseleksi, harus mengikuti pelatihan terlebih dahulu sebelum menjalankan
tugasnya. Adapun rasio jumlah petugas P3K di tempat kerja dengan jumlah
pekerja berdasarkan klasifikasi tempat kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Klasifikasi Tempat Kerja.


Jumlah Pekerja
Jumlah petugas P3K.
Tempat kerja dengan potensi bahaya rendah.
25 – 150.
1 orang
> 150
1 orang untuk setiap 150 orang atau kurang.
Tempat kerja dengan potensi bahaya tinggi.
< 100
1 orang
> 100
1 orang untuk setiap 100 orang atau kurang.

2. Kotak P3K
Bahan kotak P3K harus kuat. Kotak P3K mudah dipindahkan dan diberi label. Kotak
P3K diletakkan di tempat yang mudah dilihat dan terjangkau. Isi kotak P3K, jumlah dan
jenis kotak P3K diatur berdasarkan Permenakertrans No : Per.15/Men/VIII/2008 tentang
P3K di Tempat Kerja.
3. Ruang P3K
Ruang P3K harus cukup menampung satu tempat tidur pasien dan masih terdapat ruang
gerak bagi seorang petugas P3K serta penempatan fasilitas P3K lainnya. Kondisi ruang
P3K harus bersih, terang dan memiliki ventilasi udara yang baik. Agar mudah saat
memindahkan korban, pintu ruang P3K dibuat cukup lebar. Lokasinya mudah dijangkau
dari tempat kerja, dekat dengan kamar mandi serta jalan keluar dan tempat parkir. Ruang
P3K dilengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan berikut ini :

 Wastafel dengan air mengalir


 Kertas tisue/lap
 Usungan/tandu
 Bidai/spalk
 Kotak P3K dan isi
 Tempat tidur dengan bantal dan selimut
 Tempat menyimpan tandu atau kursi roda
 Sabun dan sikat
 Pakaian bersih untuk penolong
 Tempat sampah dan Kursi tunggu, bila diperlukan

4. Alat Evakuasi dan Alat Transportasi


Alat evakuasi seperti tandu, kursi roda, dan alat lainnya yang digunakan untuk
memindahkan korban ke tempat yang aman. Alat transportasi dapat berupa mobil
ambulans atau kendaraan lainnya yang digunakan untuk pengangkutan.
5. Fasilitas Tambahan
Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri, peralatan khusus di tempat kerja yang
memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus.
Penjelasan di atas lebih diarahkan untuk tempat kerja dalam lingkup pengawasan
ketenagakerjaan. Namun jika kita lihat manfaat dari pelaksanaan P3K di atas, hal tersebut
dapat diterapkan di mana saja, baik di lingkungan keluarga, lembaga pemerintah,
lembaga masyarakat dsb. Untuk pelaksanaannya pun tentu disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing tempat.
6. Pencegahan Penyakit
7. Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.. Jenis aktivitas
fisik yang dapat dilakukan berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun,
kerja di taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga,
membawa belanjaan. Sedangkan jenis olah raga yang bias dilakukan yaitu: push-up, lari
ringan, bermain bola, berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness dan angkat
beban/berat.
8. Untuk melakukan aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam
sehari, untuk kesehatan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya. Jika kegiatan ini
dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu 3 bulan ke depan akan terasa
hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai