Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui sempurnanya membaca Al-Qur’an adalah beserta
dengan maknanya, dan dengan tajwid yang baik dan benar. Mengetahui
makna dari Al-Qur’an tentu harus bisa dalam mengetahui ilmu nahwu untuk
mengetahui tanda baca dan arti yang benar. Hal ini disebabkan karena setiap
tanda baca yang berbeda akan menimbulkan arti atau makna yang berbeda
pula. Tanda baca tersebut tentu harus dipelajari untuk dapat memahami isi
dari Kitab Al-Qur’an yang semakin lama, semakin sedikit orang yang
memahami secara mendalam tentang isi dari Al-Qur’an. Oleh karena itu,
dalam makalah ini kami akan mencoba membahas salah satu bab dalam
ilmu nahwu yaitu mubtada’ dan khobar.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Mubtada ?
2. Pembagian Mubtada ?
3. Pengertian Khobar ?
4. Pembagian Khobar ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Pengertian Mubtada
2. Mengetahui Pembagian Mubtada
3. Mengetahui Pengertian Khobar
4. Mengetahui Pembagian Khobar

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mubtada
‫اري َع ِن ْال َع َو ِام ِل اللَّ ْف ِظيَّة‬
ِ ‫ع ْال َع‬ ِ ْ ‫ال ُم ْبتَدَأ ُ ه َُو‬
ُ ‫اْل ْس ُم ْال َم ْرفُو‬

Mubtada ialah isim marfu’ yang kosong atau bebas dari amil lafazh, yakni :
yang me-rafa’kan mubtada itu bukan amil lafazd, seperti fa’il atau naibul
fa’il, melainkan oleh amil ma’nawi, yaitu oleh ibtida atau permulaan
kalimat saja.

B. Pembagian Mubtada
1. Mubtada’ zhahir
Adalah mubtada’ berupa lafazh yang menunjukkan kepada sesuatu
secara langsung tanpa terikat, seperti isim ‘alam (nama), isim mufrad
(tunggal), mutsanna (ganda) jama’(banyak) dan sebagainya.
Contoh :
‫ُم ْس ِل َمة ماَه َِراة‬
Muslimah Yang Cerdas
‫فا َ ِط َمة ُم ْس ِل َمة‬
Fatimah Seorang Muslimah

2. Mubtada’ mudhmar
Adalah mubtada’ menggunakan isim dhamir yang berjumlah empat
belas.
Saya = ‫اَنَا‬
Kami atau kita = ُ‫نَحْ ن‬
Kamu laki-laki = َ‫اَ ْنت‬
Kamu perempuan ِ ‫اَ ْن‬
=‫ت‬
Kamu berdua laki-laki/perempuan = ‫ا َ ْنت ُ َما‬

2
Kalian laki-laki = ‫اَ ْنت ُ ْم‬
Kalian perempuan = ‫ا َ ْنت ُ َّن‬
Dia laki-laki = ‫ه َُو‬
Dia perempuan = ‫ِي‬
َ ‫ه‬
Mereka berdua laki-laki/perempuan = ‫ُه َما‬
Mereka semua laki-laki = ‫ُه ْم‬
Mereka semua perempuan = ‫ه َُّن‬

Contoh :
‫ه َُو ُمدَ ِرس‬
Dia seorang guru
‫أ َنَا قَائِم‬
Saya berdiri
C. Pengertian Khobar
Khobar adalah isim marfu’ yang di-musnadkan atau disandarkan kepada
mubtada, yakni tidak akan ada khobar kalau tidak ada mubtada, dan
mubtada itulah yang me-rafa’kan khobar.

D. Pembagian Khobar
1. Khabar mufrad
Adalah khabar yang bukan berupa jumlah, dan bukan pula menyerupai
jumlah. Singkatnya, khabar mufrad adalah khabar yang terdiri atas satu
kata saja.

Contoh :
‫زَ يْد قَائِم‬
Zaid Berdiri
‫فا َ ِط َمةُ صاَئِ َمة‬
Fatimah Berpuasa

3
2. Khabar ghairu mufrad
Adalah khabar yang terdiri dari beberapa kata, baik berupa jumlah
ismiyah, maupun jumlah fi’liyah.
Khobar Mufrod terbagi atas dua:
a) Khabar jumlah
Adalah khabar yang terdiri dari jumlah ismiyah (mubtada’ dan
khabar lagi) atau jumlah fi’liyah (fi’il dan fa’il).
1) Jumlah Ismiyah
Contoh khobar berupa jumlah ismiyah adalah apabila
khobarnya memiliki kata pertama berupa isim.
‫زَ يْد أَب ُْوهُ قاَئِم‬
Si Zaid, Bapaknya Berdiri
‫ع َمر أ َ ُخ ْوهُ ذَاهِب‬
ُ
Si Umar, Saudaranya Pergi

Pada contoh di atas, ‫ زَ يْد‬merupakan mubtada’ yang pertama


sedangkan ُ‫أَب ُْوه‬ adalah mubtada’ yang kedua. Adapun ‫قَائِم‬
adalah khabar bagi ُ‫أَب ُْوه‬. Dan ‫ أَب ُْوهُ قَائِم‬adalah khabar bagi ‫زَ يْد‬.

2) Jumlah Fi’liyah
Adalah apabila khobar yang kata pertamanya berupa fi’il.
Contoh :
ْ َ‫زَ يْد يَدْ ُخ ُل ْالف‬
‫ص ُل‬
Zaid memasuki kelas
ُ‫ع َمر يَ ْكتُبُ ْال ِكتَاب‬
ُ
Umar menulis buku

b) Khobar Syibhul Jumlah


Khobar yang terdiri dari jar-majrur, atau zharaf zaman/makan.
Contoh dari khobar jar-majrur, yakni :

4
ْ َ‫ال ُمدَ ِرس فِي ْالف‬
‫ص ِل‬
Guru di dalam kelas
‫ع َمر ِمنَ ْال َمس ِْجد‬
ُ
Umar dari masjid
Contoh dari khobar zhorof zaman dan zhorof makan, yakni :

ُ ‫سةُ اَ َما َم ا َ ْل َمس ِْجد‬


َ ‫اَ ْل َمد َْر‬
Sekolah Jauh Dari Masjid
‫يَ ْكتُبُ يَ ْو َم ْال ُج ْمعَ ِة‬
Menulis Di hari Jum’at

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mubtada’ adalah isim yang selamanya dirofa’kan dan terbebas dari setiap
lafadz yang menjadi amil, sedangkan khabar adalah isim yang mar’fu yang
disandarkan kepada mubtada’ karena sesuai ada lafadznya. Adakalanya
khobar itu mufrod dan ghairu mufrod, yang pertama ialah khobar mufrod
yaitu lafadz dalam bait syair yang disebutkan. Sedangkan khobar ghairu
mufrod hanya terbatas ada 4 macam. Ialah zhorof, jar majrur, fail beserta
fi’il yang telah dikemukakan, dan mubtada’ beserta khobar yang
dimiliknya.

B. Saran
1. Jika kita ingin mahir dalam pelajaran bahasa Arab, hendaknya kita
mempelajari dulu dasar-dasar dari bahasa Arab itu sendiri. Oleh karena
itu ilmu sharaf dan nahwu menjadi sanat penting dalam mempelajari
bahasa Arab.
2. Kami siap menerima segala kritik dan saran yang diberikan oleh semua
pembaca

6
DAFTAR PUSTAKA

Arra’ini, Syekh Syamsudin Muhammad. 2014. ILMU NAHWU. Bandung: Sinar


Baru Algensindo.

Anda mungkin juga menyukai