Anda di halaman 1dari 15

ATWOOD

Oleh : ABDUL MALIK RIZQI HENA PUTRA


KIMIA TEKSTIL, POLITEKNIK STTT BANDUNG,
E-Mail : abdulmalikrizqi07@gmail.com
No.telp : 082244330138

ABSTRAK
Pada eksperimen ini ( atwood) menggunakan mesin atwood. Pada
eksperimen ini digunakan hukum newton. Untuk pembuktian digunakanan lah
metode secara eksperimen, teori, dan juga grafik. Pengukuran pada eksperimen ini
menggunakan pengukuran tunggal maupun berulang. Tujuan dari eksperimen ini
adalah mempunyai kemampuan menggunakan teori ralat tunggal maupun berulang
serta mengerti cara penulisan ilmiahnya.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mekanika Newton atau sering disebut sebagai mekanika kalsik, karena
perintis berbagai prinsip dasar dalam mempelajari mekanika, khususnya
dinamika, kinematika hingga prinsip usaha, energy dan momentum
kesemuanya menggunakan prinsip Hukum Newton (Vidia, 2011)

Mekanika Newton atau klasik adalah teori tentang gerak yang didasarkan
pada konsep massa dan gaya dan hukum-hukum yang menghubungkan konsep-
konsep fisis ini dengan besaran kinematika dan dinamika. Semua gejala dalam
mekanika klasik dapat digambarkan secara sederhana dengan menerapkan
hukum Newton tentang gerak. Mekanika klasik menghasilkan hasil yang
sangat akurat dalam kehidupan sehari-hari. Pada bab ini akan diperlihatkan
bahwa konsep mekanika Newton dapat digunakan untuk menentukan
percepatan suatu system dan persamaan geraknya dengan menggunakan mesin
atwood.
1.2 Tujuan
1. Mampu menggunakan teori ralat dalam melakukan eksperimen ini.
2. Mengerti cara penulisan ilmiah serta dapat menggunakan percobaan mesin
atwood untuk menentukan percepatan sistem.
BAB 2
DASAR TEORI
Mesin atwood adalah suatu sistem mekanis paling sederhana yang dapat
digunakan dalam berbagai bidang. Dalam menganalisis mesin atwood, dapat
digunakan rumus sebagai berikut.

Gambar.1 Mesin Atwood


Sumber:https://image.google.com

Ditinjau pergerakan pada massa m dan M1

ΣF = (m + M1 )α = Mα … (1)

𝑀𝑔 − 𝑇1 = 𝑀𝛼 … (2)

Tinjau pergerakan massa M2

ΣF = M2 α … (3)

𝑇2 − 𝑀2 𝑔 = 𝑀2 𝛼 … (4)


Σr = … (5)
r


𝑇2 − 𝑇2 = … (6)
r2

Substitusi persamaan (6), (4) ke persamaan (2) maka didapatkan bahwa

𝑚
𝑎= 𝑔 … (7)
𝑙𝑎
𝑀1 + 𝑚 + 𝑀2 +
𝑟2
Untuk menentukan momen inersia silinder pejal, maka dapat digunakan
rumus seperti berikut.

1
𝐼 = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚 = ∬ 𝑟 2 𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃 = 𝑚𝑟 2 … (8)
2

Untuk menentukan percepatan secara eksperimen dapat digunakan


persamaan gerak jatuh bebas yaitu

1 2
ℎ= 𝑎𝑡 … (9)
2

2ℎ
𝑎= … (10)
𝑡2

Dengan ralat percepatan adalah

𝜕𝑎 𝜕𝑎 2 4
∆𝑎 = | ∆ℎ| + | ∆𝑡| = | 2 ∆ℎ| + | 3 ∆𝑡| … (11)
𝜕ℎ 𝜕𝑡 𝑡 𝑡
BAB 3
METODE EKSPERIMEN
3. 1 ALAT DAN BAHAN

1. Seperangkat mesin atwood


2. Massa beban
3. Stopwatch dan alat tulis

3.2 LANGKAH EKSPERIMEN

1. Menentukan percepatan gravitasi


2. Menentukan ketinggian awal ho sebelum diberikan massa m
3. Menentukan waktu dengan stopwatch saat ketinggian h (pengukuran
tunggal)
4. Untuk pengukuran menggunakan metode grafik, maka Menentukan
ketinggian awal ho sebelum diberikan massa m
5. Menentukan waktu dengan stopwatch saat ketinggian h dan ketinggian
divariasi dan Menentukan waktu
6. Membuat grafik ketinggian terhadap waktu t
7. Mengukur massa m, Mkatrol dan juga M1, M2
8. Dicobakan untuk jenis batang lain.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mkatrol (70,2 ± 0,0005) gram

M1 (66,75 ± 0,0005) gram

M2 (67,3 ± 0,0005) gram

m1 (4,05 ± 0,0005) gram

m2 (1,95 ± 0,0005) gram

r (6,025 ± 0,005) cm

No T ± ΔT T2 t ± Δt t2

1 0,9867 ± 0,97357 11,84 ± 140,19


0,0443 0,041

2 0,9817 ± 0,96373 11,78 ± 138,79


0,0443 0,041

3 0,9758 ± 0,95219 11,71 ± 137,12


0,0443 0,041

Σ 2,9442± 2,8895 35,33 ± 416,08


0,0443 0,041

Tabel.1 T dan t

1 2 𝑛(𝛴𝑡 2 )−(𝛴𝑡)2
Δt =𝑛√ 𝑁−1

1 2 3(416,08)−(35,33)2
=3√ 2

1 2 0,03
=3√ 2
= 0,041

𝜕𝑇×∆𝑡 𝜕𝑇×∆𝑛
ΔT =| |+| |
𝜕𝑡 𝜕𝑛

1×0,041 11,78×0,5
=| |+| |
12 144

= 0,0034 + 0,0409

= 0,0443

𝑡̅ ± Δt (11,78 ± 0,041) s

𝑇̅ ± ΔT (0,09814 ± 0,0443) s

l ± Δl (21,5 ± 0,05) cm

𝑙
g = (2𝜋)2 𝑇 2

21,5
= 39,4× 0,9814

= 881 cm/𝑠 2

= 8,81 m/𝑠 2

𝜕𝑔∆𝑙 𝜕𝑔∆𝑡
Δg =| |+| |
𝜕𝑙 𝜕𝑡

1∆𝑙 𝑙(2𝜋)2 2∆𝑡


=| 𝑇 |+| |
𝑇3
(2𝜋)2

1×0,05 21,5×(6,28)2 ×2×0,0433


=| 0,9814 2 |+| |
( ) 0,98143
6,28

= 2,083 + 79,55

= 81,633 cm/𝑠 2

= 0,816 m/𝑠 2
g ± Δg (8,81 ± 0,816) m/𝑠 2

Keping 1 (m1)
h (m) t (s) t2 (s)
1 2 𝑛(𝛴𝑡 2 )−(𝛴𝑡)2
Δt ==𝑛√ 𝑁−1
0,3 1,87 3,4969

1 2 3(6,6622)−(6,96)2 0,35 2,22 4,9284


=3√ 2

0,4 2,87 8,2369


1 2 1,545
=3√ 2
Σ 6,96 6,6622

= 0,29297 Tabel.2 m1

Δh = 0,05

Percepatan eksperimen

2ℎ
a = 𝑡2

2×0,4
= 8,23

= 0,097

𝜕𝑎×∆ℎ 𝜕𝑎×ℎ×∆𝑡
Δa =| |+| |
𝜕ℎ 𝜕𝑡

2×0,05 4×0,4×0,29297
=| |+| |
8,23 23,62

= 0,012 + 0,019

= 0,031

aeksperimen ± Δa (0,097 ± 0,031) m/s2

Percepatan teori

𝑚1
a = 1 ×𝑔
𝑀1 +𝑚1 +𝑀2 + 2
𝑟
4,05
= 1 × 8,81
66,75+4,05+67,3+
36,30

= 0,258

𝑚1
Δa = 1 × 𝛥𝑔
𝑀1 +𝑚1 +𝑀2 + 2
𝑟

4,05
= 1 × 0,816
66,75+4,05+67,3+
36,30

= 0,023

ateori ± Δa (0,258 ± 0,023)

Percepatan menggunakan grafik

14

12

10 Mgradien
8 Mgradien 1
t2 (sekon)

6 y = 27,4x - 3,73 Mgradien 2


Mgradien 1
4 Linear (Mgradien)
y = 47,4x - 11,043
2 Mgradien Linear (Mgradien 1)
y = 67,4x - 17,73
Linear (Mgradien 2)
0 Mgradien 2
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
-2
h (meter)

𝑌 −𝑌
Mgradien = 𝑋2 −𝑋1
2 1

8,23−3,49
= 0,4−0,3

= 47,4

𝑌 −𝑌
Mgradien1 = 𝑋2 −𝑋1
2 1

7,23−4,49
= 0,4−0,3
= 24,4

𝑌 −𝑌
Mgradien2 = 𝑋2 −𝑋1
2 1

9,23−2,49
= 0,4−0,3

= 67,4

2
aeksperimen =𝑀
𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛

2
= 47,4

= 0,042 𝑚⁄𝑠 2

2
Δa = 𝑀2 × 𝛥𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛
𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛

2 |49,4−47,4|+|45,4−47,4|
= 47,42 × ( )
2

2 |2|+|2|
= 2246,76 × ( )
2

= 0,0017 𝑚⁄𝑠 2

aeksperimen ± Δa (0,042 ± 0,0017) 𝑚⁄𝑠 2

Keping 2 (m2) h (meter) t (sekon) t2 (sekon)

Percepatan eksperimen 0,3 3,06 9,36

1 2 𝑛(𝛴𝑡 2 )−(𝛴𝑡)2
0,35 4,72 22,27
Δt =𝑛√ 𝑁−1
0,4 8,75 76,56
1 2 3(108,19)−(16,53)2
=3√ Σ 16,53 108,19
2

12 Tabel.3 m2
= 3 √25,665
= 1,68

2ℎ
a = 𝑡2

2×0,4
= 76,56

= 0,010

𝜕𝑎×∆ℎ 𝜕𝑎×ℎ×∆𝑡
Δa =| |+| |
𝜕ℎ 𝜕𝑡

2×0,05 4×0,4×1,68
= | 76,56 | + | |
669,9

= 0,0013 + 0,0040

= 0,0053

aeksperimen ± Δa (0,010 ± 0,0053) 𝑚⁄𝑠 2

Percepatan teori
𝑚2
a = 1 ×𝑔
𝑀1 +𝑚2 +𝑀2 + 2
𝑟

1,95
= 1 × 8,81
66,75+1,95+67,3+
36,30

= 0,126

𝑚1
Δa = 1 × 𝛥𝑔
𝑀1 +𝑚1 +𝑀2 + 2
𝑟

1,95
= 1 × 0,816
66,75+1,95+67,3+
36,30

= 0,011

ateori ± Δa (0,126 ± 0,011) 𝑚⁄𝑠 2


Percepatan grafik

140
120 y = 732x - 213,24
100 Mgradien 2 Mgradien
80 y = 612x - 171,24
t2 (sekon)

Mgradien 1
60 Mgradien 1
Mgradien 2
40 y = 672x - 199,14
Mgradien Linear (Mgradien)
20
0 Linear (Mgradien 1)
-20 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Linear (Mgradien 2)
-40
h (meter)

2
a =𝑀
𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛

2
= 672

= 0,003 𝑚⁄𝑠 2

2
Δa = 𝑀2 × 𝛥𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛
𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛

2 |612−672|+|732−672|
= 6722 × ( )
2

2 |60|+|60|
= 451584 × ( )
2

= 0,00026 𝑚⁄𝑠 2

aeksperimen ± Δa (0,003 ± 0,00026) 𝑚⁄𝑠 2


BAB 4
KESIMPULAN
Keping 1 (m1) :
Pengukuran tunggal (0,097 ± 0,031) 𝑚⁄𝑠 2

Hasil teori (0,258 ± 0,023) 𝑚⁄𝑠 2

Metode grafik (0,042 ± 0,0017) 𝑚⁄𝑠 2

Keping 2 (m2)
Pengukuran tunggal (0,010 ± 0,0053) 𝑚⁄𝑠 2

Hasil teori (0,126 ± 0,011) 𝑚⁄𝑠 2

Metode grafik (0,003 ± 0,00026) 𝑚⁄𝑠 2


DAFTAR PUSTAKA
[1] Putra, V.G.V dan Endah Purnomosari. 2015. Pengantar Eksperimen Fisika
(untuk SMA/S1). Yogyakarta: CV. Mulia Jaya.
[2] Galih, Mulyono dan Vidia. 2011. Olimpiade Fisika SMA. Yogyakarta: CV.
Andi Publisher.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai