Anda di halaman 1dari 6

Hukum I dan II Mendel yang telah dipelajari sebelumnya pada persilangan monohybrid heterozigot

akan menghasilkan perbandingan fenotip 3:1, sedangkan persilangan dihibrid heterozigot


menghasilkan perbandingan fenotip 9:3:3:1

Pada kenyataannya, kebanyakan sifat yang diturunkan dari induk kepada keturunannya tidak
dapat dianalisis dengan cara Mendel yang sederhana. Oleh karenanya, pertistiwa ini disebut
penyimpangan semu hukum mendel.

1) EPISTASIS
Dua pasang gen dominan menutupi pasangan gen dominan lainnya.
Memiliki perbandingan F2 heterozigot 12 : 3 : 1
Contoh: gen A = hijau, gen B = kuning. Gen A bersifat epistasis terhadap gen B
Aabb = berwarna hijau
aaBb = berwarna kuning
aabb = tidak memiliki warna (putih)
AaBb = berwarna hijau (dominan A mengalahkan dominan B)

2) HIPOSTASIS
Dua pasang gen, dimana ada pasangan gen dominan dan pasangan gen yang menimbulkan
pigmen.
Memiliki perbandingan F2 heterozigot 9 : 3 : 4
Contoh: gen HH = hitam, gen II = memunculkan pigmen, gen hh = cokelat, gen ii = albino
HHIi = hitam
HHii = albino
hhii = albino
hhIi = cokelat

3) POLIMERI
Interaksi dua pasang gen yang saling mempengaruhi dan memberikan warna yang sama.
Memiliki perbandingan F2 heterozigot 15 : 1
Persilangan antara gandum berkulit merah dengan gandum berkulit putih:
P : gandum berkulit merah x gandum berkulit putih
M1M1M2M2 m1m1m2m2
F1 : M1m1M2m2 = merah muda
P2 : M1m1M2m2 x M1m1M2m2
F2 : 9 M1- M2 - : merah – merah tua sekali
3 M1- m2m2 : merah muda – merah tua
3 m1m1M2 - : merah muda – merah tua
1 m1m1m2m2 : putih

4) KRIPTOMERI
Dua pasang gen dominan memunculkan sifat baru yang sebelumnya tersembunyi.
Memiliki perbandingan F2 heterozigot 9 : 3 : 4
Persilangan Linaria maroccana
A : ada anthosianin B : protoplasma basa
a : tak ada anthosianin b : protoplasma tidak basa
P : merah x putih
AAbb aaBB
F1 : AaBb = ungu (A dan B berada bersama memunculkan warna ungu)

5) ATAVISME
Interaksi beberapa gen yang menimbulkan sifat baru dan gen tersebut sama kuat.
Memiliki perbandingan F2 heterozigot 9 : 3 : 3 : 1 dan biasanya dicontohkan pada persilangan
ayam yang menghasilkan jenis walnut/rose/pea/single.

Walnut/Sumpel: R_P_

Rose/Mawar: R_pp
Pea/Biji: rrP_

Single/Bilah/Tunggal: rrpp

6) KOMPLEMENTER
Dua pasang gen dominan yang saling melengkapi.
Memiliki perbandingan F2 heterozigot 9 : 7

Perkawinan antara dua orang bisu tuli


P : bisu tuli x bisu tuli
DDee ddEE
F1 : DdEe = normal ( D dan E berinteraksi memunculkan sifat normal)

Tautan
Tautan dapat terjadi pada kromosom tubuh maupun kromosom kelamin. Tautan pada kromosom
tubuh disebut tautan autosomal atau tautan non-kelamin. Sedangkan tautan kelamin disebut juga
tautan seks.
Misal: AaBbCcDDee, gen A dan B saling bertautan. berapa kemungkinan gamet yang dapat
dibentuk?
kemungkinan gamet yang dapat dibentuk = jumlah kemungkinan gamet/jumlah gen yang tertaut
= 23/2
=4

Tautan Autosomal
Tautan autosomal merupakan gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama, tidak dapat
bersegregasi secara bebas dan cenderung diturunkan bersama. Penelitian mengenai tautan
dilakukan secara intensif oleh Thomas Hunt Morgan. Beliau adalah orang pertama yang
menghubungkan suatu gen tertentu dengan kromosom khusus
Bukti gen tertaut dapat ditemukan pada Drosophila yang di testcross antara lalat buah yang
dibedakan dalam dua karakter, yaitu warna tubuh dan ukuran sayap.

Tautan Kelamin
Gen tertaut kelamin (sex linked genes) adalah gen yang terletak pada kromosom kelamin dan
sifat yang ditimbulkan gen ini diturunkan bersama dengan jenis kelamin. Kromosom kelamin
terdiri dari kromosom X dan kromosom Y. Perempuan memiliki susunan XX dan laki-laki XY.

Gen tertaut kromosom X adalah gen yang terdapat pada kromosom X


Gen tertaut kromosom Y adalah gen yang terdapat pada kromosom Y

Dari setiap persilangan, anak jantan akan menerima kromosom X dari induk betinanya.
Sedangkan anak betina akan menerima kromosom X dari kedua induknya.

Pindah Silang
Gen-gen yang mengalami tautan pada satu kromosom tidak selalu bersama-sama pada
saat pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis. Gen-gen yang tertaut tersebut dapat
mengalami pindah silang. Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa pertukaran gen-gen
suatu kromatid dengan gen-gen kromatid homolognya.
Gen Letal
Gen Letal merupakan gen yang menyebabkan kematian bila dalam keadaan homozigot.
Letal dominan disebabkan oleh gen homozigot dominan, sedangkan letal resesif disebabkan oleh
gen homozigot resesif

Golongan Darah Manusia

Golongan Darah Sistem ABO

Penggolongan darah sistem ABO berdasarkan adanya dua macam antigen, yaitu antigen A dan
antigen B serta dua macam antibody, yaitu anti-A dan anti-B.
Antigen merupakan glikoprotein yang terdapat pada permukaan sel darah merah
Antibodi merupakan molekul protein yang dihasilkan oleh sel-B (limfosit-B) untuk merespon
adanya antigen. Antibodi terdapat pada serum atau cairan darah.

Golongan Darah Sistem MN

Berbeda dengan penggolongan darah sistem ABO, penggolongan darah sistem MN berdasarkan
adanya perbedaan salah satu jenis antigen glikoprotein. Antigen glikoprotein ini terdapat pada
membran sel darah merah yang disebut glikoforin A.

Golongan Darah Sistem Rhesus

Sistem Rh membagi golongan darah manusia menjadi dua kelompok berdasarkan reaksi
penggumpalan antara antigen sel darah merah dengan annti serum Rh. Hasilnya berupa individu
dengan golongan Rh positif, dengan genotip RhRh atau Rhrh, memiliki antigen faktor rhesus di
dalam sel-sel darah merahnya.

Sebaliknya individu golongan Rh negatif, dengan genotip rhrh, tidak memiliki antigen faktor
rhesus di dalam sel-sel darah merahnya.

Anda mungkin juga menyukai