Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUHAMMAD ERSA RAFLY

NIM : 170722637052

JUDUL :“A GEOLOGICAL STRUCTURE MAPPING TOOL USING


PHOTOGRAMMETRIC DATA”

PENYUSUN :1. Yatunanthan Vasuki (21006415@student.uwa.edu.au)

2. Eun-Jung Holden (eun-jung.holden@uwa.edu.au)

3. Peter Kovesi (peter.kovesi@uwa.edu.au)

4. Steven Micklethwaite (steven.micklethwaite@uwa.edu.au)

RESUME

Tujuan utama dari penyusun jurnal ini yaitu untuk mengembangkan sebuah metode baru,
dimana penyusun coba mengembangkan alat semi-automated untuk mendeteksi struktur geologi
pada foto UAV dan interpretasi lokasi yang mana orientasi strukturnya berasal dari foto yang
diambil dari UAV. Identifikasi dan pemetaan geologi struktur berskala besar seperti eksplorasi
mineral, sekuestrasi karbon, airtanah, dll. Umumnya, pemetaan structur dilakukan dengan
pengamatan langsung di lapangan. Namun dengan adanya data – data aerial dari pesawat dan UAV
berupa tangkapan resolusi tinggi 2D dan 3D permukaan batuan maupun vegetasi dapat membantu
kajian geologi struktur dalam pengumpulan data pada area yang tidak dapat atau sulit di jangkau
manusia.

Penyusun berusaha mengadaptasi dan memperluas penggunaan metode deteksi bidang dan
teknik fotogrametri untuk pengidentifikasian dip dan strike pada geologi struktur. Fotogrametri
merupakan tehnik penangkapan informasi 3D dari dua atau lebih citra pada objek yang sama
(Linder, 2009). Kemungkinan dari penggunaan metode fotogrametri untuk kalkulasi lokasi joint
telah diteliti oleh Kottenstette (2005) dan Roncella et al., (2005).

Data untuk penelitian ini yaitu sekitar 140 foto pada ketinggian 30-40m di Piccaninny
Point, pantai timur, Tasmania dengan luas 250 m kali 200 m berupa area tertutup selama 5 menit
penerbangan. Kemudian untuk point cloud dibuat menggunakan struktur dari gerakan teknik dan
model elevasi Digital (DEM) yang dihasilkan dari menggunakan titik cloud, mengikuti metodologi
Lucieer et al (2011). Foto-foto itu kemudian di georeferensi untuk menghasilkan satu mosaic
(Turner et al., 2012). Pendekatan yang digunakan dalam metode ini yaitu fitur geologi 2D dan fitur
3D yang sesuai teridentifikasi secara otomatis dari model permukaan 3D. Kemudian orientasinya
dan lokasi fitur geologi dihitung menggunakan metode otomatis.

Metode deteksi otomatis berhasil mendeteksi faults, joints, dan bedding surface. Interaksi
pengguna kemudian dapat dengan cepat memilih populasi struktural yang menarik. Ada beberapa
positif palsu karena adanya suara dan juga beberapa fitur tidak terdeteksi oleh metode yang
digunakan. Penelitian yang sedang berlangsung berfokus pada peningkatan fitur 2D hasil deteksi,
pengembangan metode yang efisien untuk mereklasifikasi faults, joints, dan bedding surface
dengan menggunakan input pengguna dan beberapa metode klasifikasi otomatis.

Anda mungkin juga menyukai