Anda di halaman 1dari 3

Ringkasan Agama

Pengertian Agama berdasarkan sumber ajarannya agama dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yakni agama wahyu (agama samawi) dan agama budaya (agama ‘ardli).

Agama Islam dalam istilah Arab disebut Dinul Islam. Kata Dinul Islam tersusun dari dua kata
yakni Din ( ‫ ) دين ال‬dan Islam ( . )‫ اإلسالم‬Arti kata din baik secara etimologis maupun
terminologis.

Sedangkan kata ‘Islam’ secara etimologis berasal dari akar kata kerja ‘salima’ yang berarti
selamat, damai, dan sejahtera, lalu muncul kata ‘salam’ dan ‘salamah’. Dari ‘salima’ muncul
kata ‘aslama’ yang artinya menyelamatkan, mendamaikan, dan mensejahterakan.

Secara langsung maupun tidak langsung alam semesta adalah islam, dalam arti kata alam
semesta menyerahkan diri kepada Sunnatullah atau ‘hukum alam’, seperti matahari terbit dari
timur dan terbenam di barat yang berlaku sepanjang zaman karena dia menyerah (islam)
kepada sunatullah yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Ditegaskan dalam al-Quran Surat
Ali ‘Imran (3): 83:

Artinya: “Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah,

padahal kepada-Nyalah (mereka) menyerah diri, segala apa yang (ada) di langit

dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa. Dan hanya kepada Allahlah

mereka kembali (mati).” (QS. Ali ‘Imran [3]: 83).

Dengan demikian Islam mengandung pengertian serangkaian peraturan yang didasarkan


pada wahyu yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada para nabi/rasul untuk ditaati dalam
rangka memelihara keselamatan, kesejahteraan, dan perdamaian bagi umat manusia yang
termasuk dalam kitab suci.

Sejarah Agama Islam, Agama adalah sebutan dari inti misi yang diemban oleh semua
nabi. Dengan demikian, kenabian dan agama adalah dua sisi yang tidak mungkin dipisahkan.
Adanya kenabian kiranya berdasar kepada sifat rahman dan rahim Tuhan, serta akibat
ketidak-dewasaan manusia dalam persepsi dan motivasi etisnya. Sebelum suatu agama
diwajibkan kepada suatu kaum, Allah SWT telah menyiapkan seorang manusia untuk
membawa risalahNya ke dunia. Manusia pilihan ini, di samping sebagai perantara manusia
dengan Allah juga bertanggung jawab dan bertugas menyebarkan risalah itu. Kumpulan dari
apa yang didapat oleh seorang nabi dari Allah disebut dengan kitab. Kitab yang diberikan
Allah kepada para nabi-Nya (juga disebut dengan s}ah}îfah) digunakan untuk mengatur dan
memutuskan hal-hal yang terjadi di antara manusia. Kitab-kitab tersebut, yaitu kitab Nuh,
kitab Ibrahim dan Musa, Kitab Isa (Injil), dan kitab Muhammad (al-Qur’an). Sungguhpun
semua nabi dibekali dengan kitab, akan tetapi kitab-kitab yang dipakai standar hidup hanya
lima, yaitu kitab nabi-nabi yang tergolong di dalam Ulul Azmi tersebut. Para ulama
bersepakat, bahwa rangkaian nabi-nabi berakhir pada Nabi Muhammad.

Semua nabi, sebagaimana yang disebut dalam al-Qur’an, adalah Muslim. Islam, sebagai
agama para nabi, mempunyai karakteristik yang berbeda, khususnya masa nabi-nabi sebelum
dan sampai Nabi Muhammad. Agama yang berevolusi ini, akhimya mengambil bentuk
finalnya pada masa Nabi Muhammad. Agama inilah yang diyakini sebagai agama yang
paling sempurna.

Perkembangan Islam Di Dunia. Dalam sejarah umum Islam setelah wafatnya Nabi
Muhammad telah berkembang secara luas di seluruh dunia. Bani Abbasiyah, Bani Umayyah,
dan Kekaisaran Utsmaniyah dapat dikatakan untuk menghubungkan daya dari empat khalifah
pertama Islam setelah Khulafaur Rasyidin.

Perkembangan Islam Di Indonesia. Pada dasarnya islam datang ke Indonesia dipercya kuat
dengan adanya tiga teori masuknya Islam ke Indonesia, yaitu teori Gujarat (India), Persia
(Iran) dan Arab. Penyebaran islam di Indonesia semakin pesat setelah munculnya kerajan-
kerajaan islam. Kerajan islam atau kesultanan bercorak Islam, seperti Samudera Pasai sebagai
kerajaan bercorak Islam pertama di nusantara, Kerajaan Demak, Kesultanan Cirebon, dan lain
– lain. Salah satu bukti bahwa Islam juga berperan dalam konstitusi negara adalah
redaksional Pembukaan UUD 1945 Alinea tiga. Perkembangan Islam di Indonesia dari Awal
Masuk Sampai Sekarang, sudah dipastikan, bahwa dengan jalan damai, melalui perdagangan,
perkawinan, pendidikan, dan juga budaya.

Tokoh-Tokoh Sejarah Pada Masa Islam Indonesia :

1. Tokoh-Tokoh Sejarah Islam di Sumatera, Sultan Malik Al-Saleh, Sultan Ahmad


(1326-1348), Sultan Alauddin Riayat Syah, Sultan Iskandar Muda (1606-1637),
2. Tokoh-Tokoh Sejarah Islam di Jawa, Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim), Sunan
Ampel (Raden Rahmat), Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim), Sunan Giri
(Raden Paku), Sunan Drajat (Syarifuddin) , Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid),
Sunan Kudus (Ja’far Sadiq), Sunan Muria (Raden Umar Said), Sunan Gunung Jati
(Syarif Hidayatullah).
3. Tokoh-Tokoh Sejarah Islam di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, Dato ri Bandang,
Dato ri Bandang, Tuan Tunggang ParanganSultan Zainal Abidin.

Agama Islam Dalam Perspektif Sosiologi. Agama merupakan sistem sosial yang
dipercayai oleh para penganutnya yang berproses pada kekuatan non empiris yang dipercayai
dan didayagunakan untuk keselamatan diri sendiri dan masyarakat (Puspito, 1983:34). Dalam
masyarakat yang sudah mapan, agama merupakan salah satu struktur institusional sosial yang
penting, yang melengkapi seluruh sistem sosial yang ada dan saling tergantung dengan
bagian lainnya, sehingga perubahan salah satu bagian akan mempengaruhi bagian lain, pada
akhirnya mempengaruhi seluruhi sistem sosial dalam masyarakat. Agama di tandai sebagai
pemersatu aspirasi manusia yang paling sublin; sebagai tanda moralitas, sebagai sumber
tatanan masyarakat dan perdamaian bahtin individu; sebagai sesuatu yang memuliakan dan
yang membuat manusia beradab. Sosiologi dalam memandang islam menggunakan cara
pandang sosiologis yang didasarkan pada realitas empiris masyarakat muslim yang kemudian
digunakan untuk mengkaji dan menganalisa masyarakat muslim dengan mendasarkannnya
pada data-data yang diperoleh dari sejarah islam, masyarakat islam dan pedoman umat islam
yaitu Al Quran dan Hadis. Karena dalam Islam, al-Qur'an dan hadis mengandungi ajaran
Islam, termasuk ajaran mengenai sosiologi. Dalam teori sosiologi islam, konsep
hablumminallah dan hablumminannas bukan menjadi hal yang berbada, melainkan dua hal
yang menyatu. Artinya interaksi sosial tidak netral dari nilai-nilai ilahiyah. Ketika dia
merealisasikan hubungan mereka terhadap sesamanya, pada hakikat nya dia
mengaktualisasikan hubungan dengan rabbnya. Dia akan memilih kata, sikap dan tindakan
yang terbaik. Tidaknya yang terbaik menurut nya namun juga menurut rabb nya. Atas dasar
itulah kajian sosiologi yang dikembangkan dari sumber-sumber utama islam merupakan
kepentingan kehidupan hakiki seorang muslim.

Anda mungkin juga menyukai