EFEKTOR Efektor dalam imunitas alami berupa efektor selular dan humoral. Efektor dalam imunitas adaptif adalah :
Efektor Sellular, terdiri dari : 1. Sel limfosit T ( sel T) dalam imunitas seluler
1. Sel epitel. 2. Sel limfosit B ( sel B) dalam imunitas humoral
Sebagai barrier fisik, lapisan keratin pada kulit dan mucus
yang disekresi oleh sel epitel mukosa mencegah masuknya 1. SEL T, terdiri dari sel T helper CD4 dan sel T sitotoksik CD8 ( CTLs)
mikroba. Sel epitel juga menghasilkan peptide antibiotic yang Sel T helper CD4, dapat dibedakan berdasarkan sitokin yang diproduksi.
disebut defensin, yang berfungsi untuk membunuh mikroba. - Sel Th 1 memproduksi sitokin IFNγ, berperan untuk merangsang
Epitel juga mengandung limfosit T intraepithelial, yang juga fagosit untuk membunuh mikroba ( fagositosis)
berfungsi untuk membunuh mikroba. - Sel Th2 memproduksi sitokin IL-4, IL-5, IL-13, berperan untuk
2. Fagosit : Neutrofil dan Makrofag destruksi parasite
Neutrofil atau disebut juga PMN. Berperan sebagai sel fagosit - Sel Th17 memprodusi IL-17, IL-22, berperan mencetuskan reaksi
pertama yang memberi respon terhadap kebanyakan infeksi, inflamasi yang menghancurkan bakteri ekstrasluler dan jamur
khususnya fungi dan bakteri.
Makrofag. Berperan penting dalam pertahanan inang, Sel T sitotoksik CD8 ( CTLs), mengenali kompleks MHC kelas I- peptide pada
memproduksi sitokin yang mencetuskan dan meregulasi permukaan sel yang terinfeksi, dan membunuh sel tersebut sehingga
inflamasi, menekan dan menghancurkan mikroba, dan mengeliminasi reservoir infeksi. CTL membunuh sel target dengan pengiriman
membersihkan jaringan mati. protein granula yang disebut Granzyme dan Perforin.
3. Sel Dendritik Granzyme akan mengaktifkan enzim kaspase yang ada di sitosol sel target dan
Memberi respon terhadap mikroba dengan memproduksi berfungsi mencetuskan apoptosis.
sitokin, dengan dua fungsi utama : mengawali peradangan Perforin, merusak integritas membrane plasma dan membrane endosomal sel
dan merangsang respon imun adaptif. target, memfasilitasi pengiriman granzyme ke dalam sitosol dan mengawali
4. Sel Mast apoptosis.
Granula sel mast mengandung amin vasoaktif seperti
histamine yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan 2. SEL B, melalui antibody ( immunoglobulin) yang disekresikan, dan
permeabilitas kapiler. Juga enzim proteolitik yang dapat komplemen.
membunuh bakteri atau menetralkan toksin mikroba inaktif.
Sel Mast juga mensintesis dan mensekresi mediator lipid Imunoglobulin ( Ig), fungsi efektornya sesuai dengan isotope (kelas) masing-
(prostaglandin) dan sitokin (TNF) yang menstimulasi inflamasi. masing. Yaitu :
5. Sel Natural Killer (NK) - Ig G berfungsi untuk : netralisasi mikroba dan racun, opsonisasi
Sel NK mengenali sel inang yang terinfeksi dan antigen untuk fagositosis oleh makrofag dan neutrophil, aktivasi jalur
melisiskannya. Juga mensekresi IFNγ yang mengaktifkan klasik komplemen, sitotoksisitas seluler, imunitas neonatal, dan
makrofag. penghambat balik aktivasi sel B.
6. Sel Limfosit dengan Keragaman yang Terbatas - IgM berfungsi untuk aktivasi jalur klasik komplemen.
Tipe limfosit ini memiliki ciri yang sama dengan limfosit T dan - IgA berfungsi dalam imunitas mucosal, dimana sekresi IgA ke dalam
limfosit B, berfungsi dalam pertahanan awal terhadap lumen gastrointestinal dan saluran napas, menetralkan mikroba dan
mikroba. toksin.
- Sel Tγδ pada epitel - IgE, berfungsi dalam pertahanan terhadap cacing uang diperantarai
- Sel NK-T pada organ limfoid oleh eosinophil dan sel mast
- Sel B-1 pada rongga peritoneal dan jaringan mukosa
- Sel B zona tepi ( marginal zone),pada tepi folikel limfoid Komplemen, melaui jalur klasik.
dari lien dan organ lain Sistem komplemen berperan dalam eliminasi mikroba selama respon imun alami
Sel-sel tersebut memberi respon terhadap infeksi seperti dan adaptif. Fungsi utama efektornya :
karakteristik imunitas adaptif ( seperti produksi antibody), - Opsonisasi , Mikroba yang dilapisi C3b difagosit karena C3b dikenali
namun memiliki ciri imunitas alami (respon cepat dan oleh reseptor komplemen 1 ( CR1 ) yang diekspresikan pada fagosit.
keragaman terbatas pada pengenalan antigen) - Lisis sel. MAC ( Membran Attack Complex) membentuk suatu lubang
pada membrane sel dan dapat mencetuskan lisis osmotic sel,
Efektor Humoral, terdiri dari : termasuk mikroba.
1. Komplemen - Inflamasi. Fragmen kecil peptide C3a dan C5a yang diproduksi
Sistem komplemen memberi tiga fungsi dalam imunitas : melalui proteolysis C3 dan C5, bersifat kemotaktik untuk neutrophil,
mencetuskan reaksi inflamasi yang juga berperan untuk
mengeliminasi mikroba.
a. Opsonisasi dan fagositosis.
C3b menyelubungi mikroba dan meningkatkan ikatan
mikroba tersebut pada fagosit, dan dengan bantuan
reseptor C3b pada fagosit, maka mikroba tersebut
dengan cepat difagositosis
b. Inflamasi
C3a dan C5a sebagai chemoattractants untuk leukosit,
sehingga mencetuskan pengerahan leukosit ( inflamasi)
pada lokasi aktivasi komplemen
c. Lisis sel
Aktivasi komplemen memuncak dengan terbentuknya
MAC ( membrane attack complek) yang masuk ke dalam
membrane sel mikroba, menganggu batasan
permeabilitas, dan menyebabkan lisis sel.
2. Mannose-Binding Lectin ( MBL)
MBL terikat pada residu mannose terminal pada permukaan
glikoprotein mikroba, mengopsonisasi mikroba, dan
mengaktifkan komplemen ( melalui jalur lectin)
3. C-reaktive Protein ( CRP)
CRP adalah suatu pentraxin yang berikatan pada
phosphorylcholine dari mikroba. CRP melakukan opsonisasi
terhdap mikroba untuk difagositosis oleh makrofag yang
mengekspresikan reseptor untuk CRP.
4. Sitokin
Sebagai respon terhadap mikroba, sel dendritic, makrofag, sel
mast dan sel-sel lain mensekresi sitokin yang memerantai
banyak reaksi seluler dari imunitas alami.
- TNF, IL-1, kemokin : berperan mencetuskan reaksi
inflamasi
- IFNγ : berperan dalam aktivasi makrofag
- IL-12 : berperan dalam aktivasi sel NK yang berakhir
pada aktivasi sel makrofag
- IL-15 : berperan dalam proliferasi sel NK
- IL-10, TGFβ : berperan dalam mengontrol reaksi inflamasi
- IFNα, IFNβ : berperan dalam resistensi terhadap infeksi
virus