Anda di halaman 1dari 7

RESPON IMUN

IMUNITAS ALAMI IMUNITAS ADAPTIF


REKOGNISI Secara garis besar, Sistem Imun Alami memiliki reseptor yang disebut Terdapat dua reseptor pada system imun adaptif.
sebagai Pattern Recognition Receptors (PRR). 1. Reseptor yang diekspresikan oleh limfost B disebut sebagai Antibodi
PRR akan mengenali struktur molekul tertentu sebagai ligannya. yang terkait membrane. Yang terdiri dari empat rantai , dua polipeptida
Terdapat 2 pola molekul yang dikenali (ligan), yaitu : rantai berat yang identic, dan dua polipeptida rantai ringan yang identic.
1. Pathogen-associated Molecular Patterns (PAMP) yaitu molekul Fragmen antibody yang diperlukan untuk pengenalan antibody disebut
mikroba yang menstimulasi imunitas alami,. Contohnya : Fab ( fragmen antigen binding). Untuk reseptor antigen limfosit B naif,
lipopolisakarida, peptidoglikan, lipopeptida, flagellin bakteri, asam adalah Ig D dan Ig M. Reseptor ini tidak dapat mentransduksi sinyal
nukleat virus. dengan sendirinya, sehingga berikatan nonkovalen dengan dua protein
2. Damage-associated Molecular Pattern ( DAMP) yaitu molekul Igα dan Igβ membentuk kompleks BCR.
yang dilepaskan oleh sel inang yang rusak atau nekrosis. 2. Reseptor yang diekspresikan oleh limfosit T disebut TCR ( T cell
Contohnya : ATP, adenosine, DNA yang ditemukan bukan dalam receptor) yang terdiri dari rantai α dan β. Mengandung satu region
nucleus, substansi endogen yang terdeposisi berlebihan. variable (V) dan satu region konstan (C). Dilengkapi kompleks protein
PRR terbagi atas 2 jenis : yang disebut CD3 dan ζ membentuk kompleks TCR, untuk
1. Membran-associated PRR, adalah PRR yang letaknya pada menyampaikan sinyal masuk ke dalam limfosit T itu sendiri
membrane sel atau endosome, yaitu :
a. Toll Like Receptor (TLR). Reseptor tersebut mengenali ligannya yang disebut sebagai Antigen
Ikatan Antara TLR dengan ligannya, akan mengaktifkan factor 1. Ligan dari reseptor Antibodi yang terkait membrane adalah antigen yang
transkripsi yang merangsang ekspresi gen yang menyandi tersusun dari makromolekul seperti protein, polisakarida, lipid, asam
sitokin, enzim, dan protein lain yang terlibat dalam fungsi nukleat, serta bahan kimia kecil dalm bentuk terlarut atau terkait
antimicrobial dari fagosit yang teraktivasi. permukaan sel.
Terdiri dari : 2. Ligan dari reseptor TCR adalah antigen yang hanya tersusun dari protein
1. TLR 1, ligannya : lipopeptida bakteri ( fragmen peptide), dan itupun hanya ketika peptide tersebut disajikan
2. TLR 2, ligannya : peptidoglikan dan lipopeptida bakteri oleh MHC dari sel APC ( antigen precenting cell).
3. TLR 3, ligannya : asam nukleat virus dsRNA
4. TLR 4, ligannya : lipopolisakarida
5. TLR 5, ligannya : flagellin bakteri
6. TLR 6 ligannya : lipopeptida bakteri
7. TLR 7, ligannya : asam nukleat virus ssRNA
8. TLR 8, ligannya : asam nuleat virus ssRNA
9. TLR 9, ligannya : unmethylated CpG DNA
b. C-type Lectin Receptor ( CLR)
Ligannya : glikan fungi ( reseptornya disebut dectin), residu
mannose ( reseptornya disebut reseptor mannose )
Ikatan Antara CLR dan ligannya memicu fagositosis fungi dan
bakteri dan respon inflamasi terhadap pathogen tersebut.
2. Cytoplasmic PRR, adalah PRR yang letanya di sitoplasma, yaitu :
a. NOD-Like Receptor (NLR).
Ikatan NLR dengan ligannya akan mengaktifkan factor
transkripsi yang merangsang ekspresi gen yang menyandi
sitokin, enzim, dan protein lain yang terlibat dalam proses
inflamasi.
1. NOD-1 ( NLRC-1), mengandung area CARD N-terminal.
Ligannya : peptidoglikan bakteri.
2. NOD-2 ( NLRC-2), mengandung area CARD N-terminal.
Ligannya : peptidoglikan bakteri
3. NLRP-3, mengandung area Pyrin N-terminal. Ligannya :
produk mikroba, substansi yang menunjukkan kerusakan
dan kematian sel, pelepasan ATP, Kristal asam urat yang
berasal dari asam nukleat, substansi endogen yang
terdeposisi berlebihan ( kolesterol, asam lemak bebas )
b. RIG ( retinoic acid–inducible gene) Like Receptor 
RLR
Ligannya : RNA yang diproduksi oleh virus dalam sitoplasma,
dan mengaktifkan jalur sinyal yang mengarah pada produksi
interferon tipe 1 (IFN).
c. Sensor DNA sitosolik
Ligannya : DNA virus sitosolik.
Ikatan reseptor ini dengan ligannya juga menginduksi produksi
IFN tipe 1

EFEKTOR Efektor dalam imunitas alami berupa efektor selular dan humoral. Efektor dalam imunitas adaptif adalah :
Efektor Sellular, terdiri dari : 1. Sel limfosit T ( sel T) dalam imunitas seluler
1. Sel epitel. 2. Sel limfosit B ( sel B) dalam imunitas humoral
Sebagai barrier fisik, lapisan keratin pada kulit dan mucus
yang disekresi oleh sel epitel mukosa mencegah masuknya 1. SEL T, terdiri dari sel T helper CD4 dan sel T sitotoksik CD8 ( CTLs)
mikroba. Sel epitel juga menghasilkan peptide antibiotic yang Sel T helper CD4, dapat dibedakan berdasarkan sitokin yang diproduksi.
disebut defensin, yang berfungsi untuk membunuh mikroba. - Sel Th 1 memproduksi sitokin IFNγ, berperan untuk merangsang
Epitel juga mengandung limfosit T intraepithelial, yang juga fagosit untuk membunuh mikroba ( fagositosis)
berfungsi untuk membunuh mikroba. - Sel Th2 memproduksi sitokin IL-4, IL-5, IL-13, berperan untuk
2. Fagosit : Neutrofil dan Makrofag destruksi parasite
Neutrofil atau disebut juga PMN. Berperan sebagai sel fagosit - Sel Th17 memprodusi IL-17, IL-22, berperan mencetuskan reaksi
pertama yang memberi respon terhadap kebanyakan infeksi, inflamasi yang menghancurkan bakteri ekstrasluler dan jamur
khususnya fungi dan bakteri.
Makrofag. Berperan penting dalam pertahanan inang, Sel T sitotoksik CD8 ( CTLs), mengenali kompleks MHC kelas I- peptide pada
memproduksi sitokin yang mencetuskan dan meregulasi permukaan sel yang terinfeksi, dan membunuh sel tersebut sehingga
inflamasi, menekan dan menghancurkan mikroba, dan mengeliminasi reservoir infeksi. CTL membunuh sel target dengan pengiriman
membersihkan jaringan mati. protein granula yang disebut Granzyme dan Perforin.
3. Sel Dendritik Granzyme akan mengaktifkan enzim kaspase yang ada di sitosol sel target dan
Memberi respon terhadap mikroba dengan memproduksi berfungsi mencetuskan apoptosis.
sitokin, dengan dua fungsi utama : mengawali peradangan Perforin, merusak integritas membrane plasma dan membrane endosomal sel
dan merangsang respon imun adaptif. target, memfasilitasi pengiriman granzyme ke dalam sitosol dan mengawali
4. Sel Mast apoptosis.
Granula sel mast mengandung amin vasoaktif seperti
histamine yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan 2. SEL B, melalui antibody ( immunoglobulin) yang disekresikan, dan
permeabilitas kapiler. Juga enzim proteolitik yang dapat komplemen.
membunuh bakteri atau menetralkan toksin mikroba inaktif.
Sel Mast juga mensintesis dan mensekresi mediator lipid Imunoglobulin ( Ig), fungsi efektornya sesuai dengan isotope (kelas) masing-
(prostaglandin) dan sitokin (TNF) yang menstimulasi inflamasi. masing. Yaitu :
5. Sel Natural Killer (NK) - Ig G berfungsi untuk : netralisasi mikroba dan racun, opsonisasi
Sel NK mengenali sel inang yang terinfeksi dan antigen untuk fagositosis oleh makrofag dan neutrophil, aktivasi jalur
melisiskannya. Juga mensekresi IFNγ yang mengaktifkan klasik komplemen, sitotoksisitas seluler, imunitas neonatal, dan
makrofag. penghambat balik aktivasi sel B.
6. Sel Limfosit dengan Keragaman yang Terbatas - IgM berfungsi untuk aktivasi jalur klasik komplemen.
Tipe limfosit ini memiliki ciri yang sama dengan limfosit T dan - IgA berfungsi dalam imunitas mucosal, dimana sekresi IgA ke dalam
limfosit B, berfungsi dalam pertahanan awal terhadap lumen gastrointestinal dan saluran napas, menetralkan mikroba dan
mikroba. toksin.
- Sel Tγδ pada epitel - IgE, berfungsi dalam pertahanan terhadap cacing uang diperantarai
- Sel NK-T pada organ limfoid oleh eosinophil dan sel mast
- Sel B-1 pada rongga peritoneal dan jaringan mukosa
- Sel B zona tepi ( marginal zone),pada tepi folikel limfoid Komplemen, melaui jalur klasik.
dari lien dan organ lain Sistem komplemen berperan dalam eliminasi mikroba selama respon imun alami
Sel-sel tersebut memberi respon terhadap infeksi seperti dan adaptif. Fungsi utama efektornya :
karakteristik imunitas adaptif ( seperti produksi antibody), - Opsonisasi , Mikroba yang dilapisi C3b difagosit karena C3b dikenali
namun memiliki ciri imunitas alami (respon cepat dan oleh reseptor komplemen 1 ( CR1 ) yang diekspresikan pada fagosit.
keragaman terbatas pada pengenalan antigen) - Lisis sel. MAC ( Membran Attack Complex) membentuk suatu lubang
pada membrane sel dan dapat mencetuskan lisis osmotic sel,
Efektor Humoral, terdiri dari : termasuk mikroba.
1. Komplemen - Inflamasi. Fragmen kecil peptide C3a dan C5a yang diproduksi
Sistem komplemen memberi tiga fungsi dalam imunitas : melalui proteolysis C3 dan C5, bersifat kemotaktik untuk neutrophil,
mencetuskan reaksi inflamasi yang juga berperan untuk
mengeliminasi mikroba.
a. Opsonisasi dan fagositosis.
C3b menyelubungi mikroba dan meningkatkan ikatan
mikroba tersebut pada fagosit, dan dengan bantuan
reseptor C3b pada fagosit, maka mikroba tersebut
dengan cepat difagositosis
b. Inflamasi
C3a dan C5a sebagai chemoattractants untuk leukosit,
sehingga mencetuskan pengerahan leukosit ( inflamasi)
pada lokasi aktivasi komplemen
c. Lisis sel
Aktivasi komplemen memuncak dengan terbentuknya
MAC ( membrane attack complek) yang masuk ke dalam
membrane sel mikroba, menganggu batasan
permeabilitas, dan menyebabkan lisis sel.
2. Mannose-Binding Lectin ( MBL)
MBL terikat pada residu mannose terminal pada permukaan
glikoprotein mikroba, mengopsonisasi mikroba, dan
mengaktifkan komplemen ( melalui jalur lectin)
3. C-reaktive Protein ( CRP)
CRP adalah suatu pentraxin yang berikatan pada
phosphorylcholine dari mikroba. CRP melakukan opsonisasi
terhdap mikroba untuk difagositosis oleh makrofag yang
mengekspresikan reseptor untuk CRP.
4. Sitokin
Sebagai respon terhadap mikroba, sel dendritic, makrofag, sel
mast dan sel-sel lain mensekresi sitokin yang memerantai
banyak reaksi seluler dari imunitas alami.
- TNF, IL-1, kemokin : berperan mencetuskan reaksi
inflamasi
- IFNγ : berperan dalam aktivasi makrofag
- IL-12 : berperan dalam aktivasi sel NK yang berakhir
pada aktivasi sel makrofag
- IL-15 : berperan dalam proliferasi sel NK
- IL-10, TGFβ : berperan dalam mengontrol reaksi inflamasi
- IFNα, IFNβ : berperan dalam resistensi terhadap infeksi
virus

Anda mungkin juga menyukai