Tugas Dik Faris
Tugas Dik Faris
Peninggalan Kerajaan Majapahit adalah Kerajaan besar yang berkembang di Nusantara dan
menurut perkiraan berdiri pada tahun 1293 dan mengalami keruntuhan di abad ke-15 Masehi.
Kerajaan Majapahit ini memberikan banyak sekali peninggalan sejarah yang masih bisa kita
lihat hingga sekarang. Kerajaan Majapahit mencapai masa keemasan saat pemerintahan Raja
Hayam Wuruk yang memimpin dari tahun 1350 sampai dengan 1389 Masehi. Kerajaan ini
menjadi kerajaan Hindu Budha terakhir di Nusantara.
1. Candi Sukuh
Artikel terkait:
Sejarah Candi Kalasan
Sejarah Candi Cetho
Candi Peninggalan Budha
Candi Peninggalan Agama Hindu
Pada teras pertama terdapat sebuah gapura utama yang lengkap dengan sengkala memet dan
tertulis dalam bahasa Jawa yaitu gapura buta aban wong dengan arti raksasa gapura
memangsa manusia dengan makna masing-masing9, 5, 3, 1 yang jika dibalik maka diperoleh
tahun 1359 [saka] atau 1437 Masehi. Angka ini kemudian diduga menjadi tahun berdirinya
Candi Sukuh. Di bagian sisi candi juga terdapat sengkala memet dengan bentuk gajah
memakai sorban yang sedang mengigit seekor ular dan dianggap sebagai lambang bunyi
gapura buta anahut buntut atau raksasa gapura mengigit ekor. Pada bagian teras kedua,
gapuranya sudah dalam keadaan yang rusak dan pada bagian sisi kanan dan kiri gapura ada
patung penjaga atau dwarpala kaan tetapi juga sudah rusak dan tidak berbentuk lagi. Gapura
ini juga sudah hilang bagian atapnya dan tidak dilengkapi dengan patung pada terasnya. Pada
gapura ini ada sebuah candrasangkala yang ditulis dalam bahasa Jawa berbunyi gajah wiku
anahut buntut dengan arti gajah pendeta menggigit ekor dan terdapat makna 8, 7, 3, 1 yang
jika dibalik maka dihasilkan tahun 1378 Saka atau 1456 Masehi.
Pada bagian teras ketiga ada pelataran berukuran besar dengan candi induk serta beberapa
buah panel yang dilengkapi dengan relief di bagian kiri dan patung di bagian kanan. Pada
bagian atas candi utama di tengah ada sebuah bujur sangkar seperti tempat untuk meletakkan
sesaji dan terdapat juga bekas kemenyan, hio serta dupa yang dibakar dan masih sering juga
digunakan untuk sembahyang. Sedangkan pada bagian kiri candi induk ada serangkaian panel
lengkap dengan relief yang bercerita tentan mitologi utama dari Candi Suku, Kidung
Sudamala.
Artikel terkait:
Pemugaran ini kemudian banyak mendapatkan krtikan dari pada arkeolog sebab pemugaran
pada situs purbakala tidak dapat dilakukan tanpa dipelajari dengan mendalam, selain itu ada
beberapa objek hasil dari pemugaran yang sudah dianggap tidak asli yakni gapura mewah dan
meagh di bagian depan kompleks, bangunan kayu tempat bertapa, patung yang dinisbatkan
sebagai Brawijaya V, Sabdapalon, Nayagenggong dan phallus sera kubus di pucak punden
Artikel terkait:
Pada bagian Barat Daya halaman candi terdapat candi kecil yang berguna sebagai pelengkap
Candi Jabung. Candi menara ini dibangun dengan material batu bata dengan ukuran 2.55
meter serta tinggi 6 meter. Arsitektur Candi Jabung terdiri dari bagian batur, kaki, tubuh dan
juga atap dengan bentuk tubuh bulat yang berdiri diatas kaki candi bertingkat 3 bentuk
persegi. Sementara bagian atapnya berbentuk stupa namun sudah runtuh di bagian puncak
dan pada atap tersebut dilengkapi dengan motif suluran. Pada bagian bilik candi ada lapik
arca yang berdasarkan dari inskripsi pada gawang pintu masuk Candi Jabung didirikan pada
tahun 1276 Saka atau 1354 Masehi.
Artikel terkait:
Sementara untuk bagian tubuh diatas pintu juga terdapat relief hiasan kala dan hiasan suluran,
sedangkan untuk bagian atap juag dilengkapi dengan relief berhias rumit yakni kepala kala
diapit dengan singa, relief matahari, naga berkaki, relief bermata satu atau monocle cyclops
dan juga kepala garuda. Relief ini dalam kepercayaan budata Majapahit untuk pelindung dan
penolak bahaya, sedangkan pada sayap kanan terdapat relief yang menceritakan kisah
Ramayana serta pahatan hewan bertelinga panjang.
Artikel terkait:
Struktur Bangunan Candi Brahu – Candi Brahu dibangun dengan menggunakan batu bata
merah menghadap ke Barat dengan ukuran panjang 22.5 meter, lebar 18 meter dan tinggi 20
meter yang dibangun memakai kultur Buddha. Pada prasasti yang ditulis oleh Mpu Sendok 9
September 939, candi ini adalah tempat pembakaran jenazah raja-raja Majapahit. Menurut
dugaan para ahli, ada banyak candi berukuran kecil di sekeliling Candi Brahu ini akan tetapi
sudah runtuh dan hanya tertinggal sisa reruntuhannya saja yakni Candi Gedung, Candi
Muteran, Candi Tengah dan juga Candi Gentong. Saat dilakukan penggalian, banyak
ditemuka benda kuno seperti alat upacara keagaan yang terbuat dari logam, arca, perhiasan
emas dan berbagai benda lainnya.
Artikel terkait:
Artikel terkait: