Aktualisasi Friska-Dikonversi PDF
Aktualisasi Friska-Dikonversi PDF
PENDAHULUAN
1
masyarakat melalui upaya pencegahan, peningkatan, penyembuhan, dan
pemulihan yang dilakukan di masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Tenaga Petugas Gizi adalah salah satu bagian dari Aparatur Sipil Negara
(ASN) dibidang pelayanan kesehatan yang harus membentuk karakter dari dalam
dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang memiliki integritas moral yang beretika,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul yang berkomitmen terhadap mutu serta bertanggung
jawab terhadap tugas, memperkuat profesionalisme dan anti korupsi serta
kompentensi dalam bidang.
Pelatihan dasar ini merupakan Pendidikan dan Pelatihan dengan pola baru
yang diwajibkan untuk diterapkan kepada setiap ASN yang ada diseluruh wilayah
di Indonesia ini dengan harapan agar dalam pelaksanaan setiap tugas yang
diamanahkan kepada setiap ASN di lingkungan kerja selalu terwujud nilai–nilai
2
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi ditambah dengan Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole Of
Government.
3
Secara administrative, wilayah puskesmas besitang terdiri atas 3 kelurahan
dan 6 desa dengan 76 dusun dan memiliki beberapa dusun dengan kriteria
tertinggal.
Secara administrasi wilayah kerja puskesmas besitang terdiri dari 3
kelurahan dan 6 desa yaitu:
• Kelurahan Bukit Kubu
• Kelurahan Kampung Lama
• Kelurahan Pekan Besitang
• Desa Bukit Mas
• Desa Sekoci
• Desa Pir ADB
• Desa Bukit Selamat
• Desa Halaban
• Desa Suka jaya
Berdasarkan luas daerah menurut kecamatan besitang , luas daerah
terbesar adalah Desa Bukit Mas dengan luas 468,79 km2 (65,04%), sedangkan
luas daerah terkecil adalah Desa sukajaya dengan luas 12,50 km2 (1,73%) dari
total luas Kecamatan Besitang.
4
B. Keadaan Penduduk
1. Pertumbuhan Penduduk.
Jumlah penduduk Wilayah Kerja UPT Puskesmas Besitang pada tahun
2018 adalah sebesar jiwa dengan jumlah laki-laki sebanyak 8.304 jiwa, dan
perempuan sebanyak 8.472 jiwa, dengan jumlah KK sebanyak 12.114 KK, atau
rata-rata 4 jiwa/rumah tangga . (tabel 1 & 2)
2. Tingkat Kepadatan Penduduk.
Luas Wilayah Kerja UPT Puskesmas Puskesmas besitang adalah 720,75
Km2 dengan jumlah Penduduk Tahun 2018 sebanyak 50.271 jiwa, sehingga rata-
rata kepadatan penduduk wilayah kerja UPT Puskesmas Puskesmas Besitang
sebesar 65,02 jiwa/km2, namun pada kenyataannya secara keseluruhan wilayah
kerja UPT Puskesmas Besitang mempunyai tingkat kepadatan yang tidak sama
antara satu desa/kelurahan dengan desa/kelurahan yang lainnya.
B. Misi
5
1.2.2 Visi dan Misi Puskesmas Besitang
A. Visi
UPT Puskesmas Besitang Kecamatan Besitang Dinas Kesehatan
Kabupaten Langkat antara lain : “ Memandirikan masyarakat besitang untuk
hidup lebih sehat”
B. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, perlu diselenggarakan Misi UPT
Puskesmas Besitang Kecamatan Besitang Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat
sebagai berikut :
1. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat
2. Meningkatkan akses dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
3. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dan profesionalisme
6
2. Melakukan pengukuran dan pemantauan kegiatan pengukuran Berat
Badan (BB), Tinggi Badan (TB) diseluruh Posyandu diwilayah kerja
Puskesmas
3. Menentukan status gizi balita
4. Mencatat dan melaporkan kegiatan penimbangan di Posyandu berupa
data SKDN, balita gizi kurang dan gizi buruk
5. Mengumpulkan data anak balita dan bumil untuk pemberian makanan
tambahan dan pemulihan pada anak balita gizi kurang dan gizi buruk
serta bumil KEK
6. Mencatat dan melaporkan hasil pengumpulan data ibu hamil KEK
7. Mencatat dan melaporkan hasil pengumpulan data gizi buruk
8. Melakukan pelacakan gizi buruk
9. Melakukan pemantauan garam beryodium
10. Memantau pemberian PMT
11. Menyediakan kapsul Vitamin A dan PMT
12. Distribusi Vitamin A kepada bayi dan balita serta Ibu Nifas diwilayah
kerja Puskesmas
13. Melakukan konseling gizi pada pasien rawat jalan
14. Melakukan kerja sama lintas program untuk mendukung keberhasilan
pelayanan program gizi dipuskesmas dan masyarakat
15. Melakukan pencatatan dan pelaporan program gizi
16. Aktif sebagai anggota PERSAGI
7
1.2.5 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Besitang
KEPALA PUSKESMAS
Syahrul Limbong, SE
Struktur Organisasi Puskesmas Besitang
Berdasarkan Permenkes 43 Tahun 2019 Kepegawaian SIP Keuangan
Eva Yanti, SKM Hadiah Kurnia Putri, SKM Halimatun Sa’diah
PJ UKM Esensial
Aa PJ UKM Pengembangan PJ UKP PJ Jejaringan Yankes PJ Bangunan,
dan Jaringan Faskes Prasarana Penanggung Jawab
Wahyuni Sembiring Wahyuni Sembiring dr. Beby Yanti Mutu
Yanti Hariani Silvia Wisiyanti
UKS Laboratorium Siti Fatimah SKM
Promkes
Eva Yanti SKM
Febri Minda RL Puskesmas Pembantu PJ Prasarana
Hadiah Kurnia Putri SKM PJ Admin
Jiwa Dina Warmina Lita Silvia Wisiyanti
Kefarmasian Eva Yanti, SKM
Gizi Jemi Sinulingga
Elly Yulia
Puskesmas Keliling/ PJ Peralatan
Friska Rona Purba
Ambulance
Yankes Umum Silvia Wisiyanti
UKK PJ UKM
dr. Fadhlan M. Firdaus
KIA/KB Mersik Tariga SKM Wahyuni Sembiring
dr. Don Rois Tarigan
Yanti Hariani
Tradisional Bidan Desa
Komplementer KIA/KB
Emilia Veronika S PJ UKP
Kesling Dwi Windari Yanti Hariani
dr. Beby Yanti
Lisma Dani Harahap BPS/BPM
Indera UGD
Ike Dwi Natarani
Susilawati Bangun dr. Ikhsan Mustafid
Audit Internal
P2p
Olahraga MTBS drg. Hafizah Humairah
Kartini
Daula
Novi Astuti Putri Emilia Veronika S
Perkemas
Lansia Persalinan
Rani Kristiani Wati S Ramah Anak
Herlinda Sinulingga Saur Erna Lusiana S
Rita Wati
8
UKGM
Umi Razanty Novella
1.3 Permasalahan
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tenaga teknis pelayanan gizi di UPT
Puskesmas Besitang. Masih banyak ditemukan permasalahan yang menghambat
pekerjaan. Adapun beberapa permasalahan tersebut adalah: Belum optimalnya
pelayanan konseling gizi pada pasien rawat jalan di UPT Puskesmas Besitang
yang disebabkan kurangnya kesadaran pasien rawat jalan untuk melakukan
konseling setelah melakukan pemeriksaan kesehatan di poli umum mengenai
asupan gizi yang berhubungan dengan penyakit yang dideritanya. Konseling rawat
jalan di Puskesmas bahkan belum berjalan 50% dari pencapaian yang diharapkan.
Isu permasalahan yang lain yaitu belum optimalnya konseling untuk ibu
yang memiliki bayi yang berusia 0-6 bulan mengenai pentingnya ASI Eksklusif di
UPT Puskesmas Besitang, karena para ibu tersebut masih memiliki pola pikir
bahwa sistem pencernaan bayi sudah mampu mencerna makanan selain ASI dan
menganggap jika pemberian ASI saja tidak membuat bayi kenyang. Konseling
tentang ASI Eksklusif di Puskesmas belum mencapai 100% dari yang diharapkan,
kegiatan ini hanya berlangsung 50-60% saja.
Isu yang lainnya yaitu pemberian makanan yang tidak tepat kepada Baduta
(Balita dua tahun) di UPT Puskesmas Besitang meliputi tekstur makan, jenis
makanan, dan asupan gizi seimbang yang diberikan, para ibu hanya memberi
makan anak hanya untuk sekedar mengenyangkan tanpa memikirkan pentingnya
nilai gizi yang harus tercukupi oleh anak lewat makanan yang dikonsumsi. Isu
lainnya yaitu belum optimalnya pelaksanaan 5 meja di setiap posyandu. Karena
kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia disetiap posyandu. Kegiatan ini
belum terlaksana dengan maksimal.
Dari isu / masalah tersebut diatas maka diharapkan adanya gagasan kegiatan
dalam menyelesaikan masalah melalui kegiatan – kegiatan kreatif dan inovatif
yang memiliki nilai – nilai profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi ditambah lagi Manajemen ASN,
Pelayanan Publik serta Whole Of Government dan tidak melanggar peraturan
perundang – undangan yang telah ditetapkan.
9
1.4 Tujuan Dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
1.4.2 Manfaat
• Bagi Diri Sendiri
Aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA akan membentuk pribadi yang PNS
profesional sehingga dalam bekerja nantinya dapat disiplin,
berkomitmen,beretika, berintegritas,professional dan kreatif serta nantinya
akan mendorong capaian kinerja yang lebih baik dan bisa meningkatkan
kualitas diri dalam membangun Indonesia melalui tempat bekerja.
• Bagi Unit Kerja
Terwujudnya iklim kerja yang didasari nilai-nilai ANEKA dapat
mempercepat organisasi dalam mencapai visi dan misi untuk mewujudkan
citra lembaga yang lebih baik serta maksimal dalam melakukan pelayanan
pada masyarakat agar tercipta masyarakat yang sehat dan sejahtera.
• Bagi Masyarakat
Kehidupan masyarakat lebih sejahtera karena terbentuknya pelayanan
publik yang baik yang diselenggarakan Pemerintah dengan kinerja PNS
10
yang mewujudkan nilai-nilai ANEKA. Masyarakat juga mendapatkan
pelayanan yang baik serta maksimal.
11
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
Tabel 2.1 Keterkaitan Isu dengan Aspek Kedudukan dan Peran PNS
12
mengenai ASI Eksklusif memberikan konsultasi mengenai
di UPT Puskesmas Asi Eksklusif
Besitang
3 Belum optimalnya Pelayanan Publik Kurangnya kesadaran dan
pelayanan penyuluhan pengetahuan ibu tentang pemberian
kepada ibu yang memiliki makanan tambahan yang tepat dan
Baduta mengenai sesuai dengan kebutuhan baduta
pemberian makanan
tambahan yang tepat di
UPT Puskesmas Besitang
4 Belum optimalnya Pelayanan Publik Tidak adanya sarana dan prasarana
pelaksanaan kegiatan 5 yang tersedia di setiap posyandu
meja di Posyandu
13
Dengan menggunakan metode APKL tersebut, kriteria isu dapat di
ukur sebagai berikut:
Tabel 2.2 Penilaian Kriteria Isu
No Isu A K P L
1 Belum Optimal Pelayanan √ √ √ √
. Konseling Gizi Pada Pasien
Rawat Jalan di UPT
Puskesmas Besitang
2 Belum optimal pelayanan √ √ √ √
. konseling kepada ibu yang
memiliki bayi usia 0-6 bulan
mengenai ASI Eksklusif di
UPT Puskesmas Besitang
3 Belum optimal pelayanan √ √ √ √
penyuluhan kepada ibu yang
memiliki baduta mengenai
pemberian makanan tambahan
yang tepat di UPT Puskesmas
Besitang
4 Belum optimalnya pelaksanaan √ √ √ √
kegiatan 5 meja di posyandu
Dari tabel 2.2 diatas semua isu memenuhi kriteria yaitu isu no. 1, 2, 3 dan
4 dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Aktual
Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan.
b. Problematik
Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya.
c. Kekhalayakan
Isu yang di angkat menyangkut orang banyak.
14
d. Kelayakan
Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
15
terkandung dalam makanan yang akan diberikan kepada Baduta untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Belum optimalnya pelaksanaan kegiatan 5 meja di posyandu dikarenakan
kurangnya sarana dan prasarana yang terdapat disetiap posyandu,
seharusnya di setiap posyandu sudah dilakukan proses 5 meja agar
pelayanan posyandu dapat dilaksanakan dengan maksimal.
Maka dari keempat isu yang ditemukan ini, perlu adanya kegiatan
preventif (pencegahan) dan promotif (penyuluhan) kepada masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai masalah
kesehatan yang ada, agar masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan dini
dan mengaplikasikan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, positif dan
produktif melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat, sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas
Besitang.
16
Dengan menggunakan skala nilai pada tabel diatas maka penetapan isu
yang menjadi prioritas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.3 Analisis Penetapan Isu Melalui Skala Nilai Matriks USG
No ISU KRITERIA TOTAL PRIORITAS
U S G
1 Belum Optimal Pelayanan 4 4 5 13 III
Konseling Gizi Pada Pasien
Rawat Jalan di UPT
Puskesmas Besitang
2 Belum optimal pelayanan 5 5 5 15 I
konseling kepada ibu yang
memiliki bayi usia 0-6 bulan
mengenai ASI Eksklusif di
UPT Puskesmas Besitang
3 Belum optimal pelayanan 4 5 5 14 II
penyuluhan kepada ibu yang
memiliki baduta mengenai
pemberian makanan
tambahan yang tepat di UPT
Puskesmas Besitang
4 Belum optimalnya pelaksanaan 4 4 4 12 IV
kegiatan 5 meja di Posyandu
Keterangan :
5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 = sangat
kecil
Berdasarkan hasil analisis dengan matriks USG, dari ketiga isu tersebut
yang paling dominan adalah “Belum Optimalnya Pelayanan Konseling
pelayanan konseling kepada ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan mengenai
ASI Eksklusif di UPT Puskesmas Besitang” dengan total nilai yang diperoleh
adalah 15 poin.
17
Faktor penyebab yang dapat penulis benahi adalah dengan memperbaiki
pelayanan konseling. Jika tidak segera dibenahi maka akan memberikan
dampak, antara lain :
1. Mengakibatkan gangguan pencernaan pada bayi karena sistem pencernaan
bayi belum sempurna
2. Sistem kekebalan tubuh bayi menjadi rendah
3. Untuk jangka panjang bayi beresiko stunting
Oleh karena alasan dari dampak tersebut di atas penulis yang mempunyai
tupoksi tenaga gizi terampil terpanggil dan bertanggung jawab untuk mengatasi
isu permasalahan tersebut melalui pelaksanaan program kegiatan aktualisasi.
18
2.4 Role Mode
19
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1.1 Akuntabilitas
20
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-ilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika
b) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dengan
lingkungan kerjanya
c) Akuntabilitas Kelompok
Kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah
institusi merupakan hal penting dalam tercapainya organisasi yang
diharapkan
d) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi
maupun kinerja organisasi terhadap stakeholder lainnya
e) Akuntabilitas Stakeholder
Akuntabilitas Stakeholder adalah tanggung jawab organisasi pemerintah
untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsive dan
bermatabat
3.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tetap menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan nilai-nilai Pancasila.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan dan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa diatas kepentingan pribadi dan golongan;
21
menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga
sebagai bangsa Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan
derjat, persamaan hak dan kewajiban antara sesame manusiadan sesama bangsa;
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap
tenggang rasa.
Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme yaitu dengan
menanamkan nilai-nilai pancasila dalam diri. Seorang ASN dituntut untuk
memiliki perilaku mencintai tanah air indonesia (Nasionalisme) dan
mengedepankan kepentingan negara dan masyarakat. Nasionalisme merupakan
wujud dari fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
22
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN
23
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir
24
8) Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan
9) Mengingat nama pelanggan
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
A. Kedudukan ASN
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri, namun
demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
B. Peran ASN
1) Pelaksana kebijakan public
2) Pelayan public
3) Perekat pemersatu bangsa
C. Hak dan kewajiban ASN
1) Gaji, tunjangan dan fasilitas
2) Cuti
25
3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
4) Perlindungan
5) Pengembangan kompetensi
26
4) Tidak diskriminatif
Tidak ada perbedaan pemberian layanan kepada masyarakat atas dasar
perbedaan identitas warga negara.
5) Mudah dan murah
Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal
dan mudah untuk dipenuhi. Murah artinya biaya yang diperlukan dapat
dijangkau oleh seluruh warga negara.
6) Efektif dan efisien
Efektif adalah mampu mewujudkan tujuan yang hendak dicapai (untuk
melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai tujuan strategis negara
dalam jangka panjang). Efisien : cara mewujudkan tujuan dilakukan
dengan prosedur sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
7) Aksesibel
Pelayanan publik yang harus dapat dijangkau oleh warga negara yang
membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik,
mudah ditemukan, dan lain – lain) dan dapat dijangkau dalam arti non –
fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi
8) Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan
secara terbuka kepada masyarakat melalui media publik baik secara cetak
maupun elektronik. Mekanisme pertanggungjawaban yang demikian
sering disebut sebagai social accountability.
9) Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
pelindung kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok kuat.
27
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
28
menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan
dan layanan publik.
2. Faktor Internal, seperti adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor
dalam pembangunan. Selain itu, adanya perbedaan-perbedaan
orientasi sektor dalam pembangunan bisa menyebabkan tumbuhnya
ego sektoral yang mendorong perilaku dan nilai individu maupun
kelompok yang menyempit pada kepentingan sektornya.
3. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, dan adat istiadat
mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa.
3. 3 Rancangan Aktualisasi
Identifikasi Isu :
29
Tabel 4 Rancangan Aktualisasi
30
membuat alat ANTI KORUPSI masyarakat”
Tidak menerima
peraga berupa
imbalan apa pun
boneka bayi terkait kegiatan
dan payudara
AKUNTABILITAS
tiruan yang
Saya membuat alat
akan
peraga untuk
digunakan
membantu saya
untuk
membuat konseling
konseling
3. Saya akan
menggunakan
alat peraga
yang sudah
dibuat untuk
digunakan
saat
melakukan
konseling
31
2. Saya akan Puskesmas
mendesign
AKUNTABILITAS
formulir Saya memberikan
rujukan masukan yang jelas
konseling gizi terkait pembuatan
3. Saya akan formulir rujukan
mencetak konseling gizi
formulir rujukan
konseling gizi
4. Saya akan
mengaplikasika
n penggunaan
formulir rujukan
konseling gizi
4 Membuat 1. Saya akan Leafleat KOMITMEN Melakukan Bekerja
MUTU kegiatan ini
leaflet meminta izin tentang ASI Sama
saya membuat media telah
media kepada atasan Eksklusif konseling gizi berupa berkonstribusi
leaflet se Efektif dan Inisiatif
konseling 2. Saya akan pada misi
se efisien mungkin
puskesmas
menyiapkan Tanggung
no.1
materi, Menyusun
ETIKA PUBLIK “Meningkatkan Jawab
materi sehingga Saya melapor kepada akses dan
Pimpinan Puskesmas Cekatan
mudah dipahami
dengan sopan dan pelayanan
3. Saya akan santun Ramah
kesehatan
melakukan
ANTI KORUPSI kepada Setia
evaluasi desain da Tidak menerima
imbalan apa pun masyarakat”
isi leaflet
terkait kegiatan
4. Saya akan
WOG
melakukan
Saya berkonsultasi
pencetakan
dan berkolaborasi
dengan Pimpinan
Puskesmas
5 Melakukan 1. Saya akan Terlaksananya ETIKA PUBLIK Melakukan Bekerja
Saya melapor kepada
konseling bersalaman dengan konseling gizi kegiatan ini Sama
Pimpinan Puskesmas
gizi pasien dan secara optimal dengan sopan dan telah
santun
32
diruang memperkenalkan berkonstribusi Inisiatif
gizi diri pada misi
AKUNTABILITAS Tanggung
2. Saya akan puskesmas no. 3
Saya melakukan Jawab
menyiapkan sarana Mewujudkan
kegiatan konseling
konseling seperti kebijakan dalam Cekatan
dilakukan dengan
leaflet, formulir rangka
penuh Ramah
konseling mendorong,
3. Saya akan mengatur, dan Setia
NASIONALISME
melakukan mengarahkan
melakukan Saya memberikan pembangunan
konseling konseling dilakukan kesehatan
pada seluruh pasien
tanpa membeda-
bedakan
ANTI KORUPSI
Saya melakukan
konseling tanpa
pungutan biaya
33
BAB IV
PENUTUP
34