Anda di halaman 1dari 6

Nama : Zela Dian Affriani

NIM : 20160420250

Kelas : Akuntansi Keuangan 3

Tugas Akhir Akuntansi Keuangan 3

Analisis Laporan Keuangan PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk

A. Investasi
Investasi Pengeluaran Modal. Perusahaan berinvestasi dalam aset tetap dan
perangkat lunak untuk tujuan pertumbuhan bisnis. Pengeluaran Modal Perusahaan pada
tahun 2017 dan 2018 adalah Rp 96 miliar dan Rp 151 miliar, masing-masing. Belanja
modal terutama digunakan untuk pengembangan layanan, operasi jaringan, dan informasi
infrastruktur teknologi untuk tujuan mendukung pertumbuhan bisnis Perusahaan. Sejalan
dengan Strategi Perusahaan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada, belanja modal
Perusahaan difokuskan pada Perkembangan terkait IT.

B. Leasing / Sewa
Financial leasing. Piutang sewa pembiayaan adalah pembiayaan dimana
perusahaan jasa pembiayaan secara substansial mentransfer semua risiko dan memberikan
penghargaan atas aset sewaan. Dalam penyaluran pembiayaan ini, Perusahaan
menggunakan pendanaan sendiri. Pada tahun 2018, piutang sewa pembiayaan Perusahaan
turun 36,55% menjadi Rp 240,88 miliar, sejalan dengan Kebijakan Perusahaan untuk lebih
fokus pada pembiayaan konsumen sementara penjualan otomotif menunjukkan penjualan
yang berkelanjutan perbaikan. Dalam hal durasi kontrak, piutang sewa pembiayaan rata-
rata 48 bulan untuk mobil dan 36 bulan untuk sepeda motor. Berikut ini adalah tarif rata-
rata kontrak interet tahunan untuk piutang sewa pembiayaan :
Deskripsi 2017 2018

Mobil 15.95% 16.62%

Motor 23.57% 22.07%

C. Pension Plan
Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja dimana tercatat pada beban dalam
laporan keungan perusahaan tersebut. Gaji dan beban tunjangan mencapai Rp2,03 triliun
pada 2018, meningkat 7,33% dari posisi pada 2017 yang mencapai Rp1,89 triliun, sejalan
dengan penyesuaian upah minimum regional dan penyesuaian gaji karyawan. Tabel berikut
menjelaskan rincian tentang gaji dan tunjangan Perusahaan Pengeluaran untuk 2016-2018:
Growth
Description 2016 2017 2018
2016-2017 2017-2018

Salaries & benefits 1,623.42 1,775.15 1,817.68 9.35% 2.40%

Post-employement 69.49 76.92 150.50 10.69% 95.66%


benefits

Training & education 38.76 40.50 63.18 4.49% 56.00%

Total 1,731.67 1,892.57 2,031.36 9.29% 7.33%

*dalam milyar rupiah

D. Arus Kas
1. Arus kas dari aktivitas operasi.
Pada tahun 2018, Adira Finance membukukan arus kas keluar bersih sebesar Rp656,05
miliar pada 2018, sedangkan pada tahun sebelumnya membukukan arus kas masuk
bersih sebesar Rp1,01 triliun pada 2017. Penurunan kas operasi sejalan dengan
peningkatan kas penyaluran sebesar 12,56% untuk kegiatan pembiayaan selama
peningkatan penjualan otomotif di Indonesia untuk 2018. Di sisi lain, masih ada
peningkatan penerimaan uang tunai sebesar Rp5,06 triliun. Oleh karena itu, Perusahaan
mengalami defisit arus kas dari aktivitas operasinya di 2018.
2. Arus kas dari aktivitas investasi.
Kas bersih Adira Finance yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar
Rp145, 47 miliar pada tahun 2018, dibandingkan dengan Rp91,72 miliar pada tahun
sebelumnya. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan signifikan dalam
aktiva tetap menjadi Rp104 miliar pada 2018, naik dari Rp47,5 miliar pada tahun
sebelumnya, yang sejalan dengan kebijakan Perusahaan untuk mentransformasikan
bisnis antara lain dengan mendigitalkan proses bisnis melalui peningkatan informasi
teknologi. Selain itu, Perusahaan membukukan peningkatan pembelian aset tidak
berwujud sebesar Rp46,8 miliar, dibandingkan dengan Rp48,48 miliar pada 2017.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan.
Adira Finance memperoleh kas bersih dari aktivitas pendanaan pada tahun 2018
sebesar Rp269,12 miliar, dibandingkan dengan terhadap kas bersih dari aktivitas
pendanaan pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp366,20 miliar. Penurunan ini Hal
ini terutama disebabkan oleh pembayaran pokok obligasi, yang jatuh tempo pada tahun
2018 sebesar Rp4, 23 triliun dibandingkan dengan Rp2,75 triliun pada tahun
sebelumnya. Selain itu, Perusahaan juga melakukan pembayaran pokok obligasi
mudharabah sebesar Rp423 miliar pada 2018, dibandingkan dengan tahun sebelumnya
sebesar Rp75 miliar.

E. Accounting Changes
Pada tahun 2017 :
1. Peraturan Jasa Keuangan Otoritas Nomor 10 / POJK.04 / 2017 Tanggal 14 Maret 2017
Tentang Perubahan dengan Aturan Layanan Keuangan Otoritas Nomor 32 / POJK.04 /
2014 Tentang Rencana dan Implementasi Rapat Umum Perusahaan Publik Pemegang
saham.
2. Peraturan Jasa Keuangan Otoritas Nomor 12 / POJK.01 / 2017 Tanggal 21 Maret 2017
Tentang Implementasi Anti Pencucian Uang dan Terorisme Program Pencegahan
Pendanaan.
3. Peraturan Jasa Keuangan Otoritas Nomor 13 / POJK.03 / 2017 tanggal 27 Maret 2017
Tentang Penggunaan Layanan Akuntan Publik dan Publik Kantor Akuntansi di
Layanan Keuangan Kegiatan.
4. Peraturan Jasa Keuangan Otoritas Nomor 18 / POJK.03 / 2017 Tanggal 24 Juni 2015
Tentang Pelaporan Dan Meminta Informasi Debitur Melalui Layanan Layanan
Informasi Keuangan Sistem.
5. Peraturan OJK No. 51 / POJK.03 / 2017 tanggal 27 Juli 2017 Tentang Implementasi
Keuangan Berkelanjutan untuk Keuangan Lembaga Layanan, Penerbit dan Publik
Perusahaan
6. Peraturan OJK No. 75 / POJK.04 / 2017 Tanggal 22 Desember 2017 Tentang Tanggung
jawab Direksi kepada Laporan keuangan.
7. Peraturan OJK No. 78 / POJK.04 / 2017 Tanggal 22 Desember 2017 Tentang Efek
Transaksi Diizinkan Untuk Orang Dalam.
8. Surat Edaran OJK No. 30 / SEOJK.07 / 2017 Tanggal 20 Juni 2017 Tentang
Implementasi Kegiatan untuk Meningkatkan Keuangan Literasi di Sektor Jasa
Keuangan.
9. Surat Edaran OJK No. 31 / SEOJK.07 / 2017 Tanggal 20 Juni 2017 Tentang
Implementasi Kegiatan untuk Meningkatkan Keuangan Inklusi di Sektor Jasa
Keuangan.
10. Surat Edaran OJK No. 36 / SEOJK.03 / 2017 Tanggal 11 Juli 2017 Tentang
Penggunaan Kantor Akuntan Publik dan Publik Kantor Akuntan di Layanan Keuangan
Kegiatan.
11. Surat Edaran OJK No. 37 / SEOJK.05 / 2017 Tanggal 17 Juli 2017 Tentang
Implementasi Anti Pencucian Uang Dan Counter Pedoman Pendanaan Terorisme Di
Non Sektor Jasa Keuangan Bank.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan PT Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Syariah Ikatan Akuntan Indonesia telah menetapkan PSAK dan
Interpretasi PSAK (IFAS) yang berlaku efektif pada 1 Januari 2017, sebagaimana
diungkapkan dalam Catatan No. 2.c. dalam Laporan Keuangan yang diaudit dalam Laporan
Tahunan ini Melaporkan. Penerapan standar di atas dilakukan tidak mengakibatkan
perubahan pada akuntansi Perusahaan kebijakan dan tidak berdampak signifikan pada
jumlah yang dilaporkan untuk tahun keuangan saat ini atau sebelumnya.

Pada Tahun 2018 :

1. Peraturan OJK No. 7 / POJK.04 / 2018 tentang Pengajuan Laporan melalui Sistem
Pelaporan Elektronik oleh Perusahaan Tercatat atau Perusahaan Publik
2. Peraturan OJK No. 22 / POJK.02 / 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan OJK 3 /
POJK.02 / 2014 tentang Implementasi Prosedur untuk Retribusi oleh Otoritas Jasa
Keuangan
3. Peraturan OJK No. 34 / POJK.03 / 2018 tentang Penilaian Kembali Entitas Utama
dalam Keuangan Lembaga Layanan
4. Peraturan OJK No. 35 / POJK.05 / 2018 tentang Implementasi Bisnis Pembiayaan
Perusahaan
5. Peraturan OJK No.13 / POJK.02 / 2018 tentang Keuangan Digital Inovasi di Sektor
Keuangan
6. Amandemen PSAK 2 “Uang Tunai Mengalirkan Laporan tentang Pengungkapan
Inisiatif ”
7. Penyesuaian tahunan dengan PSAK 67 “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas
Lain ”

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Institut Akuntan Indonesia dan Syariah Dewan
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia telah menetapkan PSAK dan
Interpretasi atas PSAK (IFAS) yang berlaku efektif pada 1 Januari 2018, sebagaimana
diungkapkan dalam Catatan no. 2.c. dalam Keuangan yang diaudit Pernyataan dalam
Laporan Tahunan ini. Penerapan standar-standar di atas tidak mengakibatkan perubahan
pada kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak memiliki dampak signifikan pada jumlah
yang dilaporkan untuk tahun keuangan saat ini atau sebelumnya.
F. Analisa Rasio Keuangan Perusahaan.
1. Tahun 2017 :
Adira Finance dapat meningkatkannya kinerja keuangan pada tahun 2017, didukung
oleh, meskipun kecil, peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi. Perusahaan itu
mampu membukukan pertumbuhan aset sebesar 6,7% menjadi Rp29,5 triliun,
pertumbuhan kewajiban 4,8% menjadi Rp23,8 triliun, dan pertumbuhan ekuitas dari
15,4% menjadi Rp5,7 triliun. Tambahan, pendapatan untuk tahun tersebut tumbuh
sebesar 39,6% menjadi Rp1,4 triliun.
2. Tahun 2018 :
Peningkatan ekonomi pada tahun 2018 yang menyebabkan peningkatan penjualan
otomotif di Indonesia dikombinasikan dengan pembiayaan proses transformasi bisnis
sejak 2017 menjadi faktor pendorong keuangan Adira Finance peningkatan performa.
Sejalan dengan peningkatan kegiatan pendanaan, posisi keuangan Perusahaan adalah
mampu membukukan pertumbuhan Aset sebesar 6,79% menjadi Rp31.496,44 miliar;
kewajiban meningkat sebesar 3,03% menjadi Rp24.468,24 miliar; dan ekuitas
meningkat 22,33% menjadi Rp7.028,20 miliar. Peningkatan posisi keuangan
Perusahaan disertai dengan peningkatan dalam profitabilitas Adira Finance pada 2018.
Penghasilan untuk tahun ini mencapai Rp1.815,26 miliar pada 2018, tumbuh sebesar
28,82%, dibandingkan dengan ke posisi di tahun sebelumnya. Ini sejalan dengan
peningkatan total pendapatan Perusahaan, yang meningkat sebesar 11,46% menjadi
Rp10.183,76 miliar, didukung oleh peningkatan kegiatan pendanaan. Prestasi ini
ditunjukkan bahwa Adira Finance dapat mengambil keuntungan dari peningkatan
penjualan otomotif pada tahun 2018 melalui peningkatan kegiatan pembiayaan yang
didukung oleh transformasi bisnis pembiayaan.

Anda mungkin juga menyukai