1. Controlled Media
Praktisi PR memiliki kendali atas pesan yg disampaiakn, apa
isi pesan dan bagaimana cara menyampaikan, kepada siapa
pesan dituju, kapan waktu yg tepat untuk disampaiakn, dan
seberapa besar efek yg diharapkan.
Uncontrolled Media
1. Kurang relevan
2. Disampaikan kepada pihak yang salah
3. Kurang ada nilai berita
4. Release ditulis dengan buruk
5. Release terlalu terkesan menjual
News Release harus dipersiapkan dengan baik
agar institusi media massa tidak kesulitan
menyesuaikan dengan karakteristik publik
media bersangkutan
Sedikitnya ada tiga kategori yg diambil oleh pihak
editor untuk memuat News Release :
1. Obvious News : naskah layak muat karena
telah memuat prinsip penulisan artikel media
massa
2. Maybe : Materi release yg dikirim layak untuk
dikembangkan lebih jauh jika reporter memiliki
waktu yg cukup
3. Discard : news release tidak memiliki relevansi
dengan public media tersebut.
HAL-HAL POKOK PERIHAL PERS
1. Kebijakan editorial
2. Frekuensi penerbitan
3. Tanggal terbit
4. Proses percetakan
5. Daerah Sirkulasi
6. Jangkauan Pembaca
7. Metode distribusi
Format dan Aturan Penulisan
News Release
1. Gunakan kertas putih berukuran 8,5 X 11 inchi atau
sama dengan kertas HVS kuarto (A4)
Hal-hal
pendukung
lainnya
SIARAN PERS
Sampai akhir penutupan penerimaan karya peserta, 30 April 2002 Festival Film Independen Who
What & Where Indonesia (FFII) yang diselenggarakan SCTV, panitia telah menerima karya peserta sebanyak 500
film. Sebagian karya peserta mengambil jenis cerita drama. Seluruh karya yang masuk ini
mengalami proses seleksi oleh tim seleksi yang dipimpin oleh Gotot Prakoso, pengajar Fakultas
Why
Film dan Televisi IKJ selama kurang lebih 10 hari. Hasil seleksi tim inilah yang akan diseleksi
lagi oleh Juri sebelum nantinya menentukan para pemenang dari kedua kategori: pelajar dan How
mahasiswa/umum.
Key Person Quotations Manajer Humas SCTV, Budi Darmawan yang juga Wakil Ketua Panitia FFII, membludaknya
peserta ini diluar perkiraan pihak penyelenggara. “Tidak disangka pada hari pendaftaran sejumlah
peserta berdatangan langsung dari SCTV menyerahkan filmnya,” ujar Budi. Bahkan beberapa
peserta yang karyanya masih dalam proses produksi ataupun mengalami halangan dan tidak
menyerahkan tepat waktu, nekat mendesak panitia agar memundurkan lagi jadwal
penerimaannya. “Kita tidak bisa memenuhinya, karena kami sudah pernah memundurkan jadwal
penerimaannya. Kalau mundur lagi, wah… agenda kegiatan lainnya juga akan mundur lagi,” tutur
Budi.
Dari daftar peserta yang menyerahkan karyanya, peserta datang dari berbagai wilayah Indonesia,
Medan, Bali, Sulawesi, Batam, Surabaya, Bandung, Jakarta, Malang, dan sebagainya. “Sebagian
besar adalah para pelajar dan mahasiswa, ada juga masyarakat umum yang ikut kegiatan ini dari
berbagai profesi baik yang terkait dengan dunia perfilman ataupun yang sama sekali tidak ada
hubungannya,” jelas Budi. Pihaknya, lanjut Budi memang tidak melarang siapapun untuk
mengikuti FFII ini. Juri, menurut Budi telah memiliki pegangan dalam penilaian karya yaitu
orisinalitas ide dan gaya penyajian. “Meskipun profesional, kalau idenya bukan sesuatu yang
orisinal ya… kecil kemungkinannya diperhatikan dewan juri,” jelas Budi. Terlbeih lagi, Budi
menambahkan, penyelenggaraan FFII ini dimaksudkan mencari kreator-kreator baru dan ide-ide
baru bidang perfilman.
Data pendukung Jadwal kegiatan FFII dalam bulan Mei ini adalah, dalam minggu-minggu pertama bulan Mei,
Dewan Juri akan menilai film-film yang telah lolos dari tim seleksi. Setelah itu mereka akan
menentukan 6 orang pemenang dan sejumlah karya terpilih yang layak tayang di SCTV. “Pada
awal Juni 2002, kita akan menyebarkan undangan kepada peserta seperti yang kita janjikan untuk
menghadiri malam penghargaan FFII yang rencananya akan diselenggarakan pada minggu kedua
bulan Juni,” ujar Budi. Pada malam penganugerahan itulah, kita akan mengetahui siapa yang
menjadi unggulan pada setiap kategori. (humas)