Anda di halaman 1dari 10

A alisis “alura Pe asara … Elly Jumiati, Darwanto, Hartono, dan Masyhuri

ANALISIS SALURAN PEMASARAN DAN MARJIN PEMASARAN KELAPA DALAM


DI DAERAH PERBATASAN KALIMANTAN TIMUR

Elly Jumiati 1, Dwidjono Hadi Darwanto2, Slamet Hartono2 dan Masyhuri2


1. Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Borneo (Email: elly_jumiati@yahoo.com)
2. Dosen Ekonomi Pertanian Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT
This study aims to analyze the efficiency of marketing channels and
marketing margins in the coconut. The method used is descriptive and analytical
methods margin, distribution margins and share price received by farmers as well as
the ratio of benefits and costs in the oil marketing. The results indicated that there
were two oil marketing channels in the research sites, namely the channel I: farmer -
traders village/district - middlemen between districts/cities – consumer; and
marketing channels II: farmer - traders village/district - traders collector between
districts/cities - retailer - consumer where both inefficient marketing channels and
marketing of coconut in view of the value of margin, distribution margins and share
price received by farmers, as well as the ratio of benefits and costs is also inefficient
Keywords: Marketing Channels, Marketing Margin, Coconut

PENDAHULUAN gambut, beriklim basah sampai


kering. Areal terkonsentrasi di tiga
Tumbuhan kelapa
wilayah, yaitu Sumatera (32,8%), Jawa
dimanfaatkan hampir semua
dan Bali (26,2%), serta Sulawesi
bagiannya oleh manusia sehingga
(18,4%). Jika dilihat dari luas wilayah
dianggap sebagai tumbuhan serba
dalam hubungannya dengan luas
guna, khususnya bagi masyarakat
areal kelapa yang ada maka potensi
pesisir. Tanaman kelapa dapat
pengembangan terdapat di Sumatera,
digunakan baik untuk keperluan
pangan maupun non pangan. Setiap Kalimantan, dan Papua.
bagian dari tanaman kelapa bisa di Sebaran tanaman kelapa
manfaatkan untuk kepentingan terdapat di seluruh kepulauan
manusia. Karena itu, pohon kelapa Indonesia pada tahun 2005, total
dijuluki sebagai The Tree of Life areal meliputi 3,29 juta ha, yakni
(pohon kehidupan), karenanya terdistribusi di pulau Sumatera 33,8%,
tanaman ini mempunyai nilai ekonomi Jawa 22,4%, Bali, NTB dan NTT 5,9%,
tinggi. Kalimantan 6,8%, Sulawesi 22,1%,
Arti penting kelapa bagi Maluku dan Papua 9%. Walaupun
masyarakat tercermin dari luasnya sebarannya cukup merata, namun
areal perkebunan rakyat yang produktivitas-nya masih rendah.
mencapai 98% dari 3,74 juta ha dan Menurut Asean and Pacific
melibatkan lebih dari tiga juta rumah Coconut Community (APCC),
tangga petani. Kelapa diusahakan di Indonesia merupakan negara
seluruh provinsi di Indonesia yang produsen kelapa terbesar di dunia
tersebar pada ketinggian 0-700 m dpl, dengan jumlah produksi pada tahun
pada tanah mineral sampai tanah 2001 mencapai 3,0 juta MT ton setara

1
Jurnal AGRIFOR Volume XII Nomor 1, Maret 2013 ISSN : 1412 – 6885

kopra. Pesaing utama adalah Filipina utama di daerah sekitarnya terutama


dan India dengan produksi masing- di daerah bagian utara Kalimantan
masing sebesar 2,8 juta ton dan 1,8 Timur. Besarnya jumlah produksi dan
juta ton pada tahun yang sama. konsumsi kelapa dalam ini belum
Sebagian besar (> 90%) kelapa dalam mencerminkan sistem pemasaran
di Indonesia dipasarkan (dieskpor) ke yang efisien, terutama bila dilihat dari
negara-negara Asia diantaranya Cina keuntungan yang diterima petani.
dan Malaysia. Sedangkan Negara Istilah efisiensi pemasaran
Eropa yang mengimpor kelapa dari sering digunakan dalam menilai
Indonesia diantaranya Belanda dan prestasi kerja (performance) proses
Rusia. Dari tahun ke tahun ekspor pemasaran. Hal ini mencerminkan
kelapa Indonesia terus mengalami konsensus bahwa pelaksanan proses
peningkatan. pemasaran harus berlangsung secara
Walaupun sebaran tanaman efisien. Teknologi atau prosedur
kelapa di Kalimantan hanya 6,8%, baru hanya boleh diterapkan bila
tetapi potensinya juga memberikan dapat meningkatkan efisiensi proses
kontribusi yang penting untuk pemasaran (Downey dan Erickson,
penyediaan pangan dan sebagai 1989). Untuk mendapatkan
bahan baku industri pengolahan. pemasaran yang lebih efisien
Salah satunya adalah Provinsi menurut Mubyarto (1985) ada dua
Kalimantan Timur. Khususnya di persyaratan yang harus dipenuhi
wilayah perbatasan Kalimantan Timur, yaitu: (a) mampu menyampaikan
potensi sumberdaya alam dan yang hasil-hasil dari petani produsen
berasal dari pintu-pintu masuk kepada konsumen dengan biaya yang
(border gates) di wilayah-wilayah semurah-murahnya, dan (b) mampu
tersebut sampai saat ini belum mengadakan pembagian yang adil
terkelola dengan baik sehingga dari keseluruhan harga yang dibayar
cenderung belum memberikan konsumen terakhir kepada semua
kesejahteraan ekonomi yang pihak yang ikut serta didalam kegiatan
memadai bagi masyarakat diwilayah- produksi dan pemasaran barang itu.
wilayah perbatasan. Panjang wilayah Faktor-faktor yang dapat sebagai
perbatasan Kalimantan Timur dengan ukuran efisiensi pemasaran adalah
Sabah dan Sarawak sepanjang lebih sebagai berikut:
kurang 850 km meliputi 3 (tiga) a). Keuntungan pemasaran (b). Harga
daerah kabupaten yaitu: Kutai Barat, yang diterima konsumen (c).
Malinau dan Nunukan yang meliputi 9 Tersedianya fasilitas fisik pemasaran
kecamatan. Menurut data dari yang memadai untuk malancarkan
Bappenas (2006), perekonomian di transaksi jual beli barang,
wilayah perbatasan Kalimantan masih penyimpanan, transportasi, dan (d).
didominasi oleh sektor Pertanian. Kompetisi pasar, persaingan diantara
Salah satu komoditi pertanian yang pelaku pemasaran (Soekartawi, 1993).
terdapat di daerah perbatasan Penelitian ini dimaksudkan
Kalimantan Timur adalah kelapa untuk mencapai tujuan berikut:
dalam. Komoditi kelapa dalam di
daerah ini merupakan pemasok

2
A alisis “alura Pe asara … Elly Jumiati, Darwanto, Hartono, dan Masyhuri

1. Mengetahui saluran pemasaran Pengumpulan Data


dan menganalisis efisiensi saluran Sumber dan jenis data yang
pemasaran kelapa dalam; dan digunakan adalah data primer yang
2. Menganalisis marjin pemasaran bersumber langsung dari petani
kelapa dalam. kelapa dalam, dan data sekunder
Hasil penelitian ini nantinya diperoleh dari sumber lain yang sudah
diharapkan: ada sebelumnya kemudian diolah dan
1. Memberikan gambaran tentang disajikan dalam berbagai bentuk
potensi komoditi kelapa dalam hal seperti data statistik, laporan
pemasarannya di daerah tahunan, laporan penelitian, jurnal
perbatasan Kalimantan Timur. dan data lain yang relevan.
2. Dapat digunakan sebagai bahan Pengambilan Sampel
untuk membuat kebijakan Pengambilan sampel dalam
pembangunan daerah dalam penelitian ini menggunakan metode
membaca peluang di era globalisasi Random Sampling dengan sampling
dan otonomi daerah. frame dilakukan secara bertahap
3. Dapat mendorong industrialisasi (multi stage) yaitu dari tingkat
(agroindustri) di tingkat daerah Kabupaten yaitu Kabupaten Nunukan,
khususnya industri di bidang kemudian tingkat Kecamatan yaitu
pertanian untuk berkompetisi Kecamatan Sebatik Timur, dari tingkat
secara internasional sehingga dapt kecamatan diambil sampling di
meningkatkan pendapatan tingkat desa yaitu Desa Tanjung
masyarakat. Harapan dan Tanjung Aru dimana
kedua desa tersebut terdapat banyak
METODOLOGI perkebunan rakyat kelapa dalam.
Sedangkan jumlah sampel yang
Penentuan Lokasi Penelitian
diambil berdasarkan quota yaitu
Penelitian ini dilakukan di
sebanyak 100 orang petani kelapa
daerah perbatasan Kalimantan Timur
dari dua desa.
bagian Utara, yaitu Kabupaten
Untuk melihat efisiensi saluran
Nunukan dan Kota Tarakan.
pemasaran dan marjin pemasaran,
Pemilihan sampel kabupaten dan kota
lembaga pemasaran atau pedagang
ini dilakukan dengan Sampling
perantara yang akan dijadikan sampel
nonprobabilitas (nonprobability
terdiri dari pedagang pengumpul
sampling), yaitu teknik sampling di
antar kabupaten/kota, pedagang
mana tidak semua individu dalam
pengumpul tingkat kecamatan/desa,
populasi memiliki peluang yang sama
dan pedagang pengecer.
untuk dipilih menjadi sampel, adapun
Pengambilan sampel lembaga
cara atau teknik yang dipakai secara
pemasaran ini dilakukan dengan
sengaja (purposive sampling), dengan
metode snowball menurut informasi
pertimbangan bahwa Kabupaten
dari petani kelapa dalam dan lembaga
Nunukan terletak diperbatasan untuk
pemasaran.
wilayah utara Kalimantan Timur dan
komoditi kelapa dalam merupakan
Analisis Data
komoditi perkebunan rakyat kedua
setelah kakao. a. Analisis Marjin Pemasaran

3
Jurnal AGRIFOR Volume XII Nomor 1, Maret 2013 ISSN : 1412 – 6885

Marjin pemasaran merupakan Dimana :


perbedaan harga yang diterima oleh Mji = Marjin pada lembaga
petani dengan harga yang pemasaran/pasar ke –i
dibayarkan oleh konsumen. Untuk Psi = Biaya penjualan pada lembaga
menganalisis marjin pemasaran pemasaran/pasar ke -i
dalam penelitian ini, data harga Pbi = Harga pembelian lembaga
yang digunakan adalah harga di pemasaran/pasar ke -i
tingkat petani dan harga di tingkat bt i = Biaya pemasaran lembaga
lembaga pemasaran, sehingga pemasaran/pasar ke -i
dalam perhitungan marjin pemasaran μi = Keuntungan lembaga
digunakan rumus: pemasaran/pasar ke-i
Mmp = Pr – Pf → ru us arji Mj = Marjin pemasaran total
pemasaran di tingkat petani
Mmlp = Ps – P → ru us arji Konsep pengukuran satuan dalam
pemasaran pada setiap analisis ini adalah sebagai berikut:
tingkat kelembagaan 1. Marjin pemasaran dihitung
pemasaran berdasarkan perbedaan harga beli
dimana: dengan harga jual dalam rupiah
Mmp = marjin pemasaran di tingkat per butir kelapa.
petani 2. Tingkat harga beli dihitung
Mmpl = marjin pemsaran di tingkat berdasarkan harga rata-rata
lembaga pemasaran pembelian per butir kelapa.
Pr = harga di tingkat kelembagaan 3. Tingkat harga jual dihitung
pemasaran tujuan pemasaran berdasarkan harga rata-rata
petani penjualan per butir kelapa.
Pf = harga di tingkat petani Pasar yang efisien berarti
Ps = harga jual pada setiap tingkat apabila marjin pemasaran yang
lembaga pemasaran dikeluarkan sama dengan kegunaan
Pb = harga beli pada setiap tingkat yang diciptakannya. Artinya bahwa
lembaga pemasaran marjinnya merata. Persentase
keuntungan terhadap biaya
Karena dalam marjin pemasaran pemasaran pada masing-masing
terdapat dua komponen, yaitu lembaga pemasaran digunakan untuk
komponen biaya dan komponen mengetahui penyebaran marjin.
keuntungan lembaga pemasaran, Perhitungan tersebut dapat dilakukan
maka efisiensi pemasaran pada setiap dengan menggunakan rumus :
komponen pemasaran dihitung Rasio Biaya Keuntungan=
dengan rumus: dimana :
Margin pemasaran : πi : keu tu ga ya g diteri a oleh
Mji = Psi – Pbi lembaga ke-i
Mji = bti – μi Ci : biaya yang dikeluarkan oleh
μi = ji – bti lembaga ke-i
Sehingga marjin pemasaran total
adalah : b. A alisis Far er’s Share da
Mj = ∑ ji

4
A alisis “alura Pe asara … Elly Jumiati, Darwanto, Hartono, dan Masyhuri

Ratio Keuntungan dan Biaya HASIL DAN PEMBAHASAN


pemasaran Sistem Pemasaran
Analisis tentang farmer’s Sistem pemasaran kelapa
share bermanfaat untuk mengetahui dalam di daerah perbatasan sebatik
bagian harga yang diterima oleh ini dilakukan dengan sistem satuan
petani dari harga ditingkat konsumen rupiah per butir (Rp/butir), maka
yang dinyatakan dalam persentase. sistem satuan yang ditetapkan dalam
Farmer’s share untuk komoditi kelapa penelitian ini adalah Rp/butir.
dalam dirumuskan sebagai berikut: Dari seluruh petani responden
Sm = Pf x 100 % dalam penelitian ini, semuanya
Pr menggunakan jasa lembaga
Dimana: pemasaran untuk menyalurkan hasil
Sm = Share marjin dihitung dalam produksi kelapa dalam hingga sampai
persen (%) ke tangan konsumen, yaitu pedagang
Pf = harga di tingkat petani/ pengumpul kecamatan/desa (PPkec/
produsen (Rp) desa), pedagang pengumpul antar
Pr = Harga Beli ditingkat pedagang kabupaten/kota (PPkab/kota) dan
perantara/pengecer (Rp) pedagang pengecer. Adanya
(Gultom,1996 dalam Putra Bisuk beberapa saluran pemasaran ini akan
2009). menyebabkan tingkat marjin, biaya
pemasaran dan keuntungan yang
Share biaya pemasaran dan berbeda, pembagian keuntungan
share keuntungan dapat pula yang adil di antara pelaku dalam
digunakan untuk menganalisis pemasaran sangat ditentukan oleh
efisiensi pemasaran dengan formulasi efisiensi pemasaran.
sebagai berikut:
SKi= (Ki) / (Pr – Pf) x 100 % Saluran Pemasaran
Sbi = (Bi) / (Pr – Pf) x 100 % Ada beberapa lembaga
keterangan: Ski = share keuntungan pemasaran yang terlibat dalam
lembaga pemasaran ke i; Sbi = share pemasaran kelapa dalam dari
biaya pemasaran ke i. produsen atau petani di daerah
Dengan kriteria sebagai berikut: Sebatik hingga ke tangan konsumen.
Apabila perbandingan share Pada umumnya para pedagang
keuntungan dari masing-masing pengumpul ini sudah mempunyai
lembaga pemasaran yang terlibat petani langganan. Mereka datang ke
dalam proses pemasaran merata, kebun petani secara berkala dan
maka sistem pemasarannya dikatakan memanen sendiri kelapa dalam dari
efisien. pohonnya. Petani tidak melakukan
Apabila perbandingan share grading terhadap buah kelapa dalam
keuntungan dengan biaya pemasaran yang dihasilkannya, jadi semuanya
masing-masing lembaga pemasaran dihargai sama baik untuk buah yang
yang terlibat dalam proses pemasaran ukuran kecil atau pun besar yang
merata dan cukup logis, maka sistem sudah cukup tua untuk dipanen.
pemasarannya dikatakan efisien. Umumnya pedagang
pengumpul yang membeli buah

5
Jurnal AGRIFOR Volume XII Nomor 1, Maret 2013 ISSN : 1412 – 6885

kelapa dalam kepada petani masih pohon kelapanya, sedangkan


mempunyai hubungan secara pedagang pengumpul biasanya akan
emosional baik hubungan mengirimkan hasil panen ini seminggu
pertemanan atau pun hubungan sekali ke Kota Tarakan.Konsumen
keluarga, sehingga petani cenderung akhir yang membeli buah kelapa
tidak mematok harga untuk kelapa dalam ini memang konsumen di Kota
dalam yang dihasilkan, terlebih petani Tarakan, karena konsumen lokal
juga tidak mengetahui informasi (daerah Sebatik) umumnya
harga pasar di tingkat konsumen mempunyai pohon kelapa sendiri-
akhir. Biasanya rata-rata setiap tiga sendiri, jadi mereka tidak perlu
(3) bulan sekali petani akan memanen membeli.
Dari hasil penelitian dapat dilihat ada dua (2) saluran pemasaran yang terjadi
pada prose pemasaran buah kelapa dalam yang bisa dilihat pada gambar berikut ini:

Petani
I II

Pedagang Pedagang
pengumpul pengumpul
kecamatan/desa kecamatan/desa

Pedagang Pedagang
pengumpul pengumpul
kabupaten/kota kabupaten/kota

Konsumen Pengecer

Gambar 1. Saluran pemasaran kelapa dalam di daerah Sebatik, Nunukan

Dari Gambar di atas dapat pedagang pengumpul antar


dilihat bahwa pemasaran kelapa kabupaten/kota – pedagang
dalam di daerah Sebatik Nunukan ini pengecer – konsumen
mempunyai 2 (dua) saluran
pemasaran yaitu sebagai berikut: Analisis Marjin Pemasaran
1. Saluran I: Petani – pedagang Marjin pemasaran sering
pengumpul kecamatan/desa – digunakan sebagai indikator efisiensi
pedagang pengumpul antar pemasaran. Besarnya marjin
kabupaten/kota– konsumen pemasaran pada berbagai saluran
2. Saluran II: Petani – pedagang pemasaran dapat berbeda, karena
pengumpul kecamatan/desa – tergantung pada panjang pendeknya

6
A alisis “alura Pe asara … Elly Jumiati, Darwanto, Hartono, dan Masyhuri

saluran pemasaran dan aktivitas- Pada tabel berikut ini dapat


aktivitas yang telah dilaksanakan serta dilihat hasil analisis marjin, distribusi
keuntungan yang diharapkan oleh marjin, share harga yang diterima
lembaga pemasaran yang terlibat petani serta ratio keuntungan dan
dalam pemasaran. biaya dalam pemasaran kelapa dalam.

Tabel 1 . Marjin pemasaran, distribusi marjin, share harga yang diterima petani serta
ratio keuntungan dan biaya dalam pemasaran kelapa dalam
Lembaga pemasaran dan Biaya dan Harga Distribusi Share
Ratio (K/B)
Komponen Marjin (Rp/butir) marjin (%) harga (%)
Petani
Biaya usahatani 45,186 20,28
Harga jual 961,5 22,62
Keuntungan 916,314

PP kec/desa
Biaya panen 150 4,56 3,53 3,46
Biaya transportasi 300 9,12 7,06 1,73
Biaya bongkar muat 150 4,56 3,53 3,46
Harga beli 961,5 22,62
Harga jual 2080 48,94
Keuntungan 518,5 15,77 12,2

PPkab/kota
Biaya transportasi 24,327 0,74 0,57 32,71
Biaya bongkar muat 100 3.04 2,35 7,96
Harga beli 2080 48,94
Harga jual 3000
Keuntungan 795,673 24,19

Pengecer
Biaya transportasi 17,383 0,53 0,41 65,16
Biaya bongkar muat 100 3,04 2,35 11,32
Harga beli 3000 70,59
Harga jual 4250
Keuntungan 1132,617 34,44

Total Marjin Pemasaran 3288,5


Sumber: data primer (diolah,2012)

Distribusi Marjin Pemasaran yang diperoleh lebih tinggi dibanding


Keuntungan yang paling besar lembaga pemasaran yang lain.
diterima oleh pedagang pengecer Kemudian pada urutan kedua,
34,44persen) karena mengeluarkan keuntungan pedagang pengumpul
biaya pemasaran lebih sedikit dan antar kabupaten/kota (24,19 persen)
menjual kelapa dalam dengan harga yang juga mengeluarkan biaya
yang lebih tinggi sehingga keuntungan pemasaran lebih kecil dibanding

7
Jurnal AGRIFOR Volume XII Nomor 1, Maret 2013 ISSN : 1412 – 6885

pedagang kecamatan/desa. Ratio


Lembaga
Sedangkan pada urutan ketiga keuntungan
pemasaran
ditempati oleh keuntungan pedagang dan biaya
pengumpul kecamatan/desa (15,77 Petani 20,28
persen), hal ini juga disebabkan PP kec/desa 8,65
PP antar kab/kota 40,67
karena mereka walau pun membeli
Pedagang Pengecer 76,48
buah kelapa dalam langsung dari
petani tetapi mengeluarkan biaya
pemasaran yang paling tinggi diantara Dari semua lembaga
semua lembaga pemasaran yang pemasaran tersebut, yang paling
terlibat. tinggi ratio keuntungan dan biayanya
Dengan demikian dapat ada pada tingkat pasar pedagang
disimpulkan, semakin panjang saluran pengecer, kemudian diikuti oleh
pemasaran, semakin besar marjinnya. pedagang pengumpul antar
Oleh karena itu harga di tingkat kabupaten/kota, selanjutnya petani
konsumen akan lebih mahal jika dan yang mempunyai nilai ratio
saluran pemasarannya semakin keuntungan dann biaya yang rendah
panjang. adalah pedagang pengumpul
kecamatan/desa. Hal ini disebabkan
Share Harga yang Diterima Petani karena pedagang pengumpul
Dari tabel di atas dapat dilihat kabupaten/desa paling tinggi
share harga yang diterima petani mengeluarkan biaya pemasaran
yaitu sebesar 22,62 persen. Jika dibanding dengan lembaga
dilihat dari lembaga saluran pemasaran lainnya bahkan petani
pemasaran yang lainnya bagian harga sebagai produsen kelapa dalam tidak
yang diterima petani relatif lebih kecil, mengeluarkan biaya panen atau biaya
sehingga dapat dikatakan kelapa pemasaran selain untuk biaya
dalam diproduksikan secara tidak usahatani saja, biaya panen
efisien, hal ini menyebabkan tidak ditanggung oleh pedagang pengumpul
akan merangsang peningkatan kabupaten/desa yaitu biaya panjat,
produksi lebih lanjut. biaya kupas, biaya bongkar muat dan
biaya transportasi dari kebun ke
Ratio Keuntungan dan Biaya tempat pengumpulan produk dan
Untuk mengetahui besarnya biaya untuk transportasi kapal ke Kota
ratio keuntungan dan biaya Tarakan.
pemasaran pada masing-masing Sedangkan pedagang
tingkat pasar di berbagai saluran pengumpul antar kabupaten/kota dan
pemasaran dapat dilihat pada Tabel 2 pedagang pengecer hanya
berikut: mengeluarkan biaya pemasaran
berupa biaya bongkar muat dan
gerobak. Dari analisis penampilan
Tabel 2. Ratio keuntungan dan biaya
pasar secara keseluruhan ternyata
lembaga pemasaran di berbagai
saluran pemasaran kelapa kelapa dalam di daerah Sebatik
dalam Kabupaten Nunukan, belum berjalan
efisien. Hal ini bisa dilihat dari
distribusi marjin yang belum merata,

8
A alisis “alura Pe asara … Elly Jumiati, Darwanto, Hartono, dan Masyhuri

share harga yang diterima petani juga desa/kecamatan – pedagang


masih relatif rendah, serta ratio pengumpul antar kabupaten/kota
keuntungan dan biaya pada petani –pedangan pengecer – konsumen.
juga masih rendah. Rendahnya share 2. Berdasarkan analisis penampilan
harga yang diterima petani ini pasar, pemasaran kelapa dalam di
disebabkan karena harga ditentukan daerah Sebatik kabupaten
oleh pedagang pengumpul, dimana Nunukan tidak efisien. Hal ini
dalam hal ini pedagang pengumpul dilihat dari marjin pemasaran
antar kabupaten/kota cenderung pada semua saluran pemasaran
mempunyai kekuatan posisi tawar besar, distribusi marjinnya belum
menawar (bargaining potition), petani merata, share harga yang diterima
hanya sebagai penerima harga (price petani masih rendah, ratio
taker). keuntungan dan biaya bervariasi.

KESIMPULAN DAN SARAN Saran-saran


Kesimpulan 1. Petani perlu mencari informasi
1. Terdapat dua saluran pemasaran harga di tingkat konsumen agar
kelapa dalam di lokasi penelitian, posisi petani dalam tawar-
yaitu saluran I: petani – pedagang menawar lebih kuat.
pengumpul desa/kecamatan – 2. Untuk meningkatkan share harga
pedagang pengumpul antar yang diterima petani, perlu
kabupaten/kota – konsumen, dan diupayakan saluran pemasaran
saluran pemasaran yang ke II: yang lebih pendek.
petani – pedagang pengumpul

DAFTAR PUSTAKA
Bappenas. 2006. Rencana Induk Pengelolaan Wilayah Perbatasan dan Alternatif Format
Kelembagaan Pengelolaan Perbatasan. Disampaikan pada Seminar Nasional
Pengembangan Konsep Penataan Kelembagaan dalam Rangka Optimasi
Pembangunan Wilayah Perbatasan di Samarinda Tanggal 14 Desember 2006.
Bisuk, P. 2009. Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional
Terhadap Harga TBS (Tandan Buah Segar) Kelapa Sawit(Studi Kasus: Desa Mananti
Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas) . Skripsi USU. Medan. p. 76.
Downey, W dan Erickson. 1989. Manajemen Agribisnis (terjemahan Ir. Rochidayat Ganda S
dan Alfonsus Sirait), Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.
Kohls, Richard L dan David Downey. 1972. Marketing of Agricultural Product, Macmillan
Publishing Co., Inc. New York.
Hanafiah, A.M., dan Saefuddin, A.M. 1986. Tataniaga Hasil Perikanan Indonesia.
Jakarta: UI Press.
Masyrofie. 1994. Diktat Pemasaran Hasil Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Universitas Brawijaya. Malang.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta.
Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo
Persada. Bogor
Soekartawi. 2001. Agribisnis Teori Dan Aplikasinya. PT Raja Grafindo Persada,Jakarta.

9
Jurnal AGRIFOR Volume XII Nomor 1, Maret 2013 ISSN : 1412 – 6885

Sudiyono, Armand. 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhamadiyah Malang.


Malang.
Sumodinongrat, Gunawan.2000. Pembangunan Ekonomi Lokal Pengembangan Pertanian.
PT Bina Rena Pariwisata. Jakarta
Swastha, Basu. 1991. Konsep dan Strategi Analisa Kuantitatif Saluran Pemasaran. BPFE.
Yogyakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai