Resume Pert 8
Resume Pert 8
1. Berapa nilai aset yang seharusnya dilakukan pada waktu tertentu? Ini merupakan masalah
perluasan
2. Apa yang seharusnya membentuk aset-aset ini? Ini merupakan masalah komposisi
3. Bagaimana seharusnya aset didanakan? Ini merupakan masalah pendanaan
Bagi manajer untuk membuat keputusan yang menyangkut ketiga pertanyaan diatas,
dibutuhkan ekspetasi formula mengenai kejadian di masa datang. Walaupun Edwards dan Bell
menekankan pada informasi yang dibutuhkan oleh manajemen, mereka berargumen bahwa
banyak data juga relevan dengan pihak luar, seperti stockholders dan creditors. Stockholders
dan creditors tertarik dalam mengevaluasi kinerja manajer dan perusahaan. Informasi
akuntansi menyajikan dua tujuan: (1) sebagai evaluasi bagi manajer mengenai keputusan masa
lampau untuk membuat keputusan yang mungkin untuk masa datang, dan (2) sebagai evaluasi
bagi manajer, stockholder, kreditor, dan yang lain.
Edwards dan Bell menawarkan income concept yang biasa disebut “business profit”.
Komponen-komponennya terdiri dari: current operating profit dan realizable cost savings.
Current operating profit merupakan kelebihan nilai saat ini dari output yang terjual atas biaya
saat ini. Realizable cost savings merupakan meningkatnya biaya saat ini yang harus dilakukan
oleh perusahaan pada periode ini.
Pemisahan antara laba operasional saat ini (current operating profit) dengan holding gains (or
loss) tidak dapat dianggap bermakna oleh beberapa orang. Drake dan Dopuch, seperti Prakash
dan Sunder, menegaskan bahwa beberapa keputusan oleh manajer dapat mempengaruhi
kedua komponen sehingga di beberapa kasus, current operating profit dan holding gains tidak
independen satu dengan lainnya.
B. CAPITAL MAINTENANCE
Penganut sistem akuntansi current-cost memiliki kesamaan dalam memandang konsep valuasi
atau penilaian menggunakan current market buying price/current cost (yakni aset dinilai dari
nilai terkini atau harga pasar). Namun terdapat perbedaan pendapat mengenai bagaimana
mendefinisikan capital (modal), dan bagaimana mengukur profit atau loss ( keuntungan atau
kerugian ) dari perubahan ( kenaikan atau penurunan) atas capital tersebut. Dua pandangan
dalam pokok ini adalah: konsep modal keuangan (financial capital) dan konsep modal fisik
(physical capital).
Financial capital view memasukkan holding gain/loss apabila terjadi perubahan harga pada
aset, sedangkan physical capital view tidak mencantumkannya. Contoh: Perusahaan dengan
modal kas $1000 pada 1 Januari, membeli 100 unit barang dengan harga $10/unit, dari supplier
untuk dijual kembali. Pada 31 Januari, semua unit barang tersebut terjual dengan harga masing-
masing $18. Pada tanggal tersebut, harga unit barang dari supplier telah naik menjadi $12/unit.
Diasumsikan bahwa profit dibagikan semua menjadi dividen.
Profit menurut pandangan ini adalah $800, karena perusahaan telah mampu mempertahankan
modal keuangannya (financial capital) yakni jumlah cash in hand, bila ditilik dari keadaan awal
dan akhir periode:
Mantain capital item dicantumkan pada physical capital view, sedangkan pada financial capital
view tidak. Physical capital view melihat kemampuan operasional perusahaan tercermin pada
modalnya yang tak lain adalah unit fisik yang dihasilkan.
Pada contoh di atas, profit yang dihasilkan dihitung dengan menghitung selisih lebih dari
kemampuan perusahaan mempertahankan kemampuan operasionalnya untuk menghasilkan
jumlah fisik unit.
Jika yang diakui sebagai profit dan dibagikan sebagai dividen $800, maka modal yang tersisa
adalah $1000 (1800-800). Modal ini hanya akan menghasilkan 83 unit (1000/12), sehingga
keberlangsungan operasional modal takkan terjaga.
Dalam IFRS the Conceptual Framework (2010), Par. 4.59 menyatakan hal berikut: ‘Physical
capital maintenance. Under this concept a profit is earned only if the physical productive
capacity (or operating capability) of the entity (or the resources or funds needed to achieve that
capacity) at the end of the period exceeds the physical productive capacity at the beginning of
the period, after excluding any distributions to, and contributions from, owners during the
period.’
Physical capital maintenance concept adalah konsep pemeliharaan modal yang secara
fundamental berbeda dibandingkan dengan dua konsep pemeliharaan modal, yaitu financial
capital maintenance in nominal monetary units (pemeliharaan modal keuangan dalam satuan
uang nominal) dan modal finansial pemeliharaan dalam satuan daya beli konstan dalam hal CPI
Harian. IFRS dalam Kerangka Konseptual (2010), Par. 4.59 (a) yang menyatakan bahwa
"pemeliharaan modal keuangan dapat diukur dalam satuan moneter nominal atau satuan daya
beli konstan" sebagai alternatif untuk pemeliharaan modal finansial pada unit moneter nominal
(yaitu sebagai alternatif dari HCA).
a) Estimasi langsung dari harga pembelian aset pada usia yang sama dan kondisi sebagai
aset yang dimiliki (misalnya menggunakan harga vendor ‘daftar atau kutipan lain atau
perkiraan)
b) Perkiraan harga pembelian aset baru yang mirip dikurangi penyisihan penyusutan
(misalnya menggunakan indeks harga eksternal yang dihasilkan / internal dihasilkan
untuk kelas barang atau jasa yang diukur).
c) Perkiraan harga pembelian aset baru ditingkatkan dikurangi penyisihan untuk kerugian
operasi aset yang dimiliki (biaya operasi yang lebih tinggi atau potensi output yang lebih
rendah) dan penyisihan penyusutan.
Pada tahun 1975 Komite Sandilands, yang didirikan oleh pemerintah Inggris, menyimpulkan
bahwa laporan biaya historis, termasuk yang disesuaikan dengan perubahan tingkat harga
umum, dimana kegunaannya terbatas. Komite percaya bahwa keuntungan dari harapan operasi
mungkin dipertahankan tanpa batas. Holding gain mencerminkan kondisi ekonomi saat ini yang
umumnya di luar kendali manajemen, dan mungkin diindikasikan pada aktivitas normal.
Pendapat ini sesuai dengan pendapat yang diajukan oleh Revsine. Komite memutuskan bahwa
holding gain harus diungkapkan tapi tidak termasuk dalam pendapatan.
Proposal oleh Komite Sandilands disahkan oleh pemerintah dan diterima secara substansi oleh
profesi akuntansi yang diwakili oleh Accounting Standards Steering Commitee (sekarang
disebut Accounting Standars Committee). Telah disepakati bahwa pelaksanaan harus
diserahkan kepada profesi akuntansi. Oleh karena itu, Inflation Accounting Steering Group
(IASG) ditetapkan pada awal tahun 1976. IASG ini menghasilkan sebuah draf eksposur (ED 18)
pada akhir 1976 sebagai pedoman yang akan digunakan oleh perusahaan. Setelah banyak
perdebatan, revisi dan eksperimen, Accounting Standards Committee (ASC) mengeluarkan
Statement (SSAP 16) current cost accounting pada Maret 1980. Persyaratan SSAP 16 bisa
diyakinkan oleh data biaya tambahan saat ditampilkan secara jelas, dari current cost untuk
laporan utama dan biaya historis sebagai data tambahan. Standar ini diterapkan pada
perusahaan yang terdaftar dan besar.
Kritik terhadap pendekatan ini percaya analis investor akan mengalami masalah dalam
menentukan nilai mana yang didasarkan pada biaya historis versus biaya penggantian mereka.
Selain itu, ketika aset dan kewajiban dicatat di neraca pada nilai pasar wajarnya, setiap
perubahan nilai biasanya mengalir ke laporan laba rugi. Kritik terhadap pendekatan ini percaya
bahwa ini akan menyebabkan distorsi dalam profitabilitas yang dirasakan perusahaan.
Penerapan biaya saat ini sebagai pengganti biaya historis karena atribut yang akan digunakan
untuk mengukur aset dan kewajiban juga akan meningkatkan relevansi informasi yang
disampaikan dalam laporan keuangan, dan akan meningkatkan utilitas dan
representasionalnya. Kritik akuntansi current cost terutama berasal dari 2 kubu yang berbeda:
mereka yang mengikuti biaya historis dan mereka yang percaya akuntansi exit price.
Pendukung dari exit price accounting mengobservasi sejumlah kelemahan dari current cost
accounting yaitu: