Makalah K3
Makalah K3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi
kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi
merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai
jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang
waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika
dapat diantisipasi berbagai resiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Berbagai
resiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan
kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara
penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal
sebagai pendekatan ergonomik. Kemajuan ilmu dan teknologi mampu meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia dan disisi lain dapat menyesatkan hasil peradaban dan
kebudayaan yang tercipta. Dengan demikian menguasai teknologi. yang disinergikan dengan
internet menjadikan manusia dapat menguasai dunia. Namun sebagai perangkat teknologi,
komputer juga dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi penggunanya.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam
lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas
pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.
Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar
tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan
kebutuhan tubuh manusia.
Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja dimulai dari yang sederhana dan
pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan yang ergonomis akan dapat meningkatkan
efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan
kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
1. Teknik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan
persendian
5. Anthropometri
6. Sosiologi
7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take, pols, dan
aktivitas otot.
8. Desain, dll.
C. Metode-metode Ergonomi
1. Diagnosis
Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian fisik
pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.
Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
2. Treatment
Pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat
sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai.
Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.
3. Follow-up
Dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan
kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-
lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka
kecelakaan dan lain-lain.
Aplikasi/penerapan Ergonomik:
1. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan
berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang
belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai
dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
3. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang
berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,
jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
1. Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:
-Laki-laki dewasa 40 kg
-Wanita dewasa 15-20 kg
-Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
-Wanita (16-18 th) 12-15 kg
2. Organisasi kerja
Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :
-Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
-Frekuensi pergerakan diminimalisasi
-Jarak mengangkat beban dikurangi
-Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak
terlalu tinggi.
-Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur. Supervisi
medis yang biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain :
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal
ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli membedakan
/ membaginya sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan
diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa
hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.
2. Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan
berat gejalanya.
3. Psikologis dan emotional fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis
“mekanisme melarikan diri dari kenyataan” pada penderita psikosomatik. Semangat
yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.
Perajin Kerupuk
Pekerjaan membuat kerupuk menggunakan bahan baku: tepung tapioka, kanji, bahan
tambahan pewarna dan penyedap. Hasil produksinya berupa kerupuk yang siap dimakan.
1. Kesehatan mental dan fisik harus diperhatikan untuk diperbaiki sehinggga didapatkan
tenaga kerja yang sehat fisik, rohani dan sosial yang memungkinkan mereka hidup
produktif baik secara sosial maupun ekonomi.
2. Kemampuan jasmani dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan antropometri,
lingkup gerak sendi dan kekuatan otot.
3. Lingkungan tempat kerja
– Harus memberikan ruang gerak secukupnya bagi tubuh dan anggota badan sehingga
dapat bergerak secara leluasa dan efisien.
– Dapat menimbulkan rasa aman dan tidak menimbulkan stres lingkungan.
4. Pembebanan kerja fisik
Selama bekerja, kebutuhan peredaran darah dapat meningkat sepuluh sampai dua
puluh kali. Meningkatnya peredaran darah pada otot-otot yang bekerja, memaksa
jantung untuk memompa darah lebih banyak.
Kerja otot dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
– Kerja otot dinamik, ditandai dengan kontraksi bergantian yang berirama dan
ekstensi, ketegangan dan istirahat.
– Kerja otot statik, ditandai oleh kontraksi otot yang lama yang biasanya sesuai
dengan sikap tubuh. Tidak dianjurkan untuk meneruskan kerja otot statik dalam
jangka lama karena akan timbul rasa nyeri dan memaksa tenaga kerja untuk berhenti.
5. Sikap tubuh dalam bekerja
Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan tempat duduk, meja kerja dan luas
pandangan. Untuk merencanakan tempat kerja dan perlengkapannya diperlukan
ukuran-ukuran tubuh yang menjamin sikap tubuh paling alamiah dan me-mungkinkan
dilakukannya gerakan-gerakan yang dibutuhkan.
G. Definisi K3 Bila Bekerja Dengan Komputer
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), adalah suatu aspek yang harus pertama kali
menjadi perhatian setiap melakukan kegiatan apapun, termasuk ketika berkerja dengan
komputer. Penelitian telah mengungkapkan bahwa bekerja dengan komputer dapat
mnyebabkan gangguan kesehatan bahkan keselamatan. Oleh karena itu, K3 merupakan aspek
yang harus menjadi perhatian apabila bekerja dengan komputer.Penggunaan komputer saat
ini semakin luas, tidak hanya digunakan dikantor-kantor, lembaga penelitian, perguruan
tinggi, dan sekolah-sekolah, tetapi juga telah digunakan dirumah-rumah tangga untuk
membantu aktivitas sehari-hari. Meskipun demikian, aspek K3 belum menjadi perhatian dari
para pengguna komputer.
Walaupun banyak manfaat yang diperoleh dari pengunaan komputer, namun belum
banyak yang menyadari dampak atau masalah yang ditimbulkan dari penggunaan komputer.
Masalah yang dimaksud disini adalah penyakit-penyakit yang lama secara terus menerus.
Pengguna komputer dapat menderita nyeri kepala, nyeri otot, dan tulang terutama
bahu, pergelangan tangan, leher, punggung, dan pinggang bagian bawah.
Selain itu, penggunaan komputer juga masih dapat terserang penyakit lain seperti
kesemutan, badan bengkak, anggota badan kaku, sakit ginjal, mata merah, berair,
nyeri, dan bahkan ganguan penglihatan.
Dari sisi keselamatan kerja, harus menyadari bahwa komputer yang digunakan
dihubungkan dengan listrik yang mempunyai tegangan tinggi. Maka dengan itu harus
berusaha mencegah terjadinya resiko tersengat listrik. Untuk itu harus mengatur kabel-kabel
listrik sedemikian rupa sehingga terhindar dari sengatan listrik, juga harus memperhatiakn
kabel-kabel dari kemungkinan terjadinya arus pendek yang dapat menyebabkan kebakaran
dan rusaknya peralatan komputer.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk terhindar resiko bekerja dengan komputer adalah
sebagai berikut:
1. Aturlah posisi tubuh saat berkerja dengan komputer sehingga merasa aman.
2. Aturlah posisi perangkat komputer dan ruangan sehingga memberi rasa nyaman.
3. Makan, minum dan istirahatlah yang cukup. Jangan menahan-nahan buang air kecil
karena terlalu asyik berkerja dengan komputer.
4. Sesekali gerakkanlah badan untuk megurangi ketegangan otot dan pikiran. Olah ragalah
secara teratur.
5. Sesekali alihkan pandangan ke luar ruangan untuk relaksasi mata.
Bahwa posisi tubuh saat berkerja denagn komputer sangat berpengaruh pada
kesehatan. Dengan mengetahui posisi tubuh yang memenuhi syarat K3, maka dapat
mengatur posisi komputer dan penunjang agar dapat memberikan rasa nyaman.
1. Monitor
Untuk mengurangi keluhan pada mata, ada beberapa layar monitor yang perlu
diperhatikan.
Bagian dari perangkat komputer ini tidak boleh langsung bersentuhan dengan
tangan (basah) karena aliran listrik yang ada pada CPU dapat menyetrum
manusia.
a. Tangan yang basah baik oleh air atau keringat tidak boleh langsung
bersentuhan dengan CPU.
b. Aliran listrik yang ada pada CPU dapat menimbulkan setrum.
3. Kabel Komputer
Bagian dari perangkat komputer ini harus dihindari dari air, karena dapat
menyebabkan korsleting. Korsleting ini dapat mengakibatkan hubungan arus
listrik yang dapat menyebabkan kebakaran.
4. Keyboard
A. Kesimpulan
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan
tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak
pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab
terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman
K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait
dalam pembinaannya
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ergoweb.com/news/SubscribeNewsletter.cfm
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/tugas-ergonomi-3/
Adiputra, N.2008. Upaya Kesehatan Kerja Tenaga Kesehatan Kabupaten/ Kota dan
Puskesmas
Admin. 2009. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sain dan Matematika [cited 2010
Januari
Adri, M. 2008. Implementasi Power Point Dalam Pembelajaran. [cited 2010 Februari 10]
Available
from: http://openpdf.com/ebook/model-pengajaran-berbasis-ergonomi-pdf.html
Arends, R.I. 2007. Belajar untuk Mengajar. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Direktorat Pembinaan TK&SD. 2009. Mengenal Metode Pembelajaran Pakem. [cited 2010
Februari 10]
Available from:http://sekolahku.info/artikel/mengenal-metode-pembelajaran-pakem/
Dul, J., Weerdmeester, B. 1993. Ergonomic for Beginners A Quick Reference Guide.
London: Taylor & Francis.