Anda di halaman 1dari 4

TEORI AKUNTANSI

RESUME PEMBAHASAN PERTEMUAN KE SEPULUH


“KONSEP DAN PENGUKURAN AKTIVA,
KEWAJIBAN, DAN EKUITAS”

A. DEFINISI
 Aset : Sumberdaya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan
diperoleh oleh perusahaan
 Liabilities : Hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumberdaya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
 Ekuitas : kepemilikan atau kepentingan residu dalam ektiva entitas, yang masih
tersisa setelah dikurangi dengan kewajibannya.

Pengakuan Unsur Laporan Keuangan adalah proses pembentukan suatu pos yang
memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dibawah ini dalam neraca maupun
laba rugi.

Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika :

 Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut
akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan
 Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan modal

Pengakuan Aset : Aset diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan bahwa
manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aset tersebut mempunyai
nilai atau biaya yang dapat diukur dengan modal.

Pengakuan Kewajiban : Kewajiban diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan


bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan
untuk menyelesaikan kewajiban sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat
diukur dengan andal

Pengakuan Ekuitas : Pada saat laba atau Rugi. Apabila laba maka akan menjadi
pemilik saham dan apabila Rugi maka Rugi bagi Pemegang saham.

Pengukuran Laporan Keuangan adalah proses penetapan jumlah uang untuk


mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan dalam neraca dan laporan laba rugi.
Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran, antara lain sebagai berikut :
a) Biaya Historis (Historical Cost)
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar
nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk memperoleh aset
tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima
sebagai penukar dari kewajiban (obligation), atau dalam keadaan tertentu
(misalnya PPh), dalam jumlah kas (atau setara kas) yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

b) Biaya Kini (Current Cost)


Aset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila
aset yang sama atau setara aset diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan
dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang mungkin akan
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.

c) Nilai Realisasi (Realizable / Settlement Cost)


Aset dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang diperoleh sekarang
dengan menjual aset dalam pelepasan normal. Kewajiban dinyatakan sebesar
nilai penyelesaian, yaitu jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan
yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam
pelaksanaan usaha normal.

d) Nilai Sekarang (Present Value)


Aset dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan
hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas
keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang
diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan
usaha normal.

B. SKALA PENGUKURAN
Setiap pengukuran dibuat sebuah skala. Sebuah skala dibuat ketika semantic
digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematika kepada objek atau
kejadian. Skala menunjukkan informasi apa yang diwakili oleh angka, sehingga
memberikan arti kepada angka tersebut. Jenis skala yang dibuat tergantung kepada
aturan semantik yang digunakan. Menurut Steven, skala dapat digambarkan secara
umum menjadi nominal, ordinal, interval, atau rasio. (Godfrey, dkk. 2010)

Jenis-jenis Skala Pengukuran


1. Skala Nominal
Skala Nominal adalah skala pengukuran paling sederhana. Skala yang
memungkinkan peneliti mengelompokkan objek, individual atau
kelompok kedalam kategori tertentu dan disimbolkan dan disimbolkan
dengan label atau kode tertentu, selain itu angka yang diberikan kepada
obyek hanya mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan
tingkatan.

2. Skala Ordinal
Skala ordinal tidak hanya menyatakan kategori tetapi juga menyatakan
peringkat kategori tersebut (Suharyadi: 2009). Hasil pengukuran skala ini
dapat menggambarkan posisi atau peringkat tetapi tidak mengukur jarak
antar peringkat.
Skala ordinal dibuat ketika suatu operasi memeringkat objeknya
sehubungan dengan property yang diberikan. Di dalam skala ordinal, objek
atau kategorinya disusun berdasarkan tingkatannya, dari tingkat terendah
ke tingkat tertinggi atau sebaliknya.

3. Skala Interval
Skala interval merupakan skala pengukuran yang bisa digunakan untuk
menyatakan peringkat untuk antar tingkatan. Jarak atau interval antar
tingkatan pun sudah jelas, hanya saja tidak memiliki nilai 0 (nol) mutlak.
Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala ordinal.
Tidak hanya memberikan peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak
antara interval skalanya diketahui dengan sama.

4. Skala Rasio
Skala rasio adalah skala pengukuran yang ditunjukkan pada hasil
pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan, memiliki jarak tertentu, dan
bisa dibandingkan. Skala rasio merupakan tingkatan skala paling tinggi
dan paling lengkap dibandingkan skala – skala lainnya. Jarak atau interval
antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak. Nilai
nol mutlak berarti benar – benar tidak ada.

C. JENIS PENGUKURAN
SFAC no 5 mengatur mengenai kriteria pengakuan dimana untuk mengakui
atau mencatat revenue dan gain, asset yang diterima harus realized or realizable atau
revenue tersebut sudah dihasilkan (earned). Sedangkan untuk mengakui biaya dan rugi,
asset yang digunakan harus telah digunakan atau asset tersebut tidak memiliki manfaat
lagi di masa mendatang. Metode pengakuan biaya termasuk matching revenue, write-
off selama periode saat kas dihabiskan atau kewajiban terjadi untuk item biaya dalam
jangka waktu yang sangat pendek, atau prosedur sistematik rasional yang lain.
a. Pengukuran Fundamental
Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka bisa
diterapkan pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak
bergantung pada pengukuran variabel apapun. Hal-hal seperti panjang,
hambatan listrik, nomor, dan volume merupakan hal-hal yang bisa diukur.

b. Pengukuran Turunan
Pengukuran turunan merupakan pengukuran yang bergantung dari
pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah pengukuran
kepadatan, yang bergantung pada pengukuran massa dan volume. Dalam
akuntansi, contoh pengukuran turunan adalah keuntungan, yang diturunkan
dari penambahan dan pengurangan pendapatan dengan beban.

c. Pengukuran Fiat
Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan
definisi yang dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang
bisa diamati dengan pasti (variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu
teori konfirmasi untuk mendukung hubungan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai