Anda di halaman 1dari 4

Nama : Geubri Ajrina

NIM : 190620080

SOAL UJIAN

Mata kuliah : Pendidikan Agama Islam

Bobot : 3 SKS

Hari/Jam :

Unit :1C

Dosen : Abdurrahman, M. Ag

Jawablah soal dibawah ini dengan baik dan benar! Sertakan Referensi dari setiap jawaban.

1. Bagaimana sejarah lahir dan berkembangnya agama Islam, Kristen, Hindu dan Budha di
Indonesia....?

1. ISLAM
Islam disebarkan di Nusantara dengan cara perdagangan, perkawinan, dakwah,
pendidikan pesantren, dan juga kesenian yang disesuaikan sama keadaan. dan yg paling
penting disebarkan tanpa kekerasan, sama kayak nabi Muhammad yang menyebarkan Islam
di dunia. dan rakyat kita waktu itu nerima dengan baik banget Islam karna cara
penyebarannya yg baik. jadi kalo sekarang di Indonesia / dunia ada orang Islam yg teriak-
teriak lantang membela Tuhannya sambil ngelakuin kekerasan, itu Islam yg gak punya iman.
kalo Islam disebarkan dengan cara kekerasan, mungkin nabi Muhammad udah diusir dari
Arab, mungkin Wali Songo diusir dari Jawa dan pedagang-pedagang Islam yg mampir ke
Nusantara itu ditendang ke negeri asalnya.

2. KRISTEN
Spanyol dan Portugis untuk berdagang rempah-rempah yg berjasa untuk penyebaran
Katolik di Indonesia, Belanda & Inggris di era penjajahan untuk Protestan baik, walaupun
cara penyebarannya beda & beberapa pandangan dari pengikutnya berbeda satu sama lain
juga, intinya sih keduanya ini tetep sama-sama Kristen. Katolik dan Protestan mengajarkan
untuk melayani Tuhan dan berbuat baik untuk sesama. bahkan itu juga kan inti dari semua
agama.

3. HINDU
Masih simpang siur soal masuknya Hindu di Indonesia, tapi yg jelas pengaruh Hindu di
Nusantara waktu masa lampau itu kuat banget. Hindu masuk Nusantara bersamaan waktunya
ama kedatangan Budha, yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu-Budha
kayak Kutai, Mataram, sampai kerajaan terkuat di Nusantara masa lampau, Majapahit Candi
Prambanan juga kuil Hindu yg dibangun semasa kerajaan Majapahit, semasa Dinasti
Sanjaya. Kerajaan ini hidup sampai abad ke 16 M, waktu Kerajaan Islam mulai berkembang.
periode ini, dikenal sebagai periode Hindu-Indonesia, bertahan selama 16 abad penuh. sensus
tahun 2006, penduduk Hindu di Indonesia ada 6,5 juta penganut atau sekitar 1,8% dari
penduduk Indonesia.

4. BUDHA
Budha agama paling tua kedua di Indonesia. adanya sekitar abad ke 4 Masehi. sejarah
Budha di Indonesia ini berhubungan erat ama sejarah Hindu, soalnya kerajaan Budha juga
dibangun waktu periode yang sama, kayak kerajaan Sriwijaya dan Mataram. waktu kejatuhan
presiden Soekarno tahun 60-an, di Pancasila ditekankan lagi pengakuan akan satu Tuhan
(Monoteisme). sebagai hasilnya, pendiri Perbuddhi (Persatuan Buddha Indonesia), Bhikku
Ashin Jinarakkhita, mengusulkan bahwa ada satu dewata tertinggi, Sang Hyang Adi Buddha
itu didukung ama sejarah di belakang versi Budha Indonesia di masa lampau menurut teks
Jawa kuno & bentuk candi Borobudur. sensus nasional tahun 2000, kurang lebih 2% dari
total penduduk Indonesia penganut Budha, itu sekitar 4 juta orang. tapi jumlah ini mungkin
terlalu tinggi, soalnya dulu Konghucu & Taoisme belum dianggap agama resmi, jadi sensus
untuk penganut Konghucu itu dianggap penganut Budha.
(http://rovylicious.blogspot.com/2016/05/sejarah-masuknya-6-agama-di-
indonesia.html?m=1)

2. Bagaimana konsep Islam Nusantara ? Apakah sesuai dengan ajaran Islam? Jelaskan...
= kita lihat dari esensinya apakah konsep Islam Nusantara ini benar atau tidak. Menurut Saya
Islam Nusantara merupakan konsep yang melenceng dan termasuk salah satu pelecehan terhadap
agama Islam. Apakah ketika dulu mereka yang mendakwahkan Islam menyebut Islam Arab?
Apakah dulu Rasulullah SAW menyebut Islam Arab sehingga kita dengan bangganya menyebut
istilah Islam Nusantara? Jangan saudara. Pertanyaan Saya sebenarnya cukup simpel dan
sederhana bagi yang setuju dengan konsep Islam Nusantara ini.
Bukankah Islam Nusantara sama saja dengan Islam Liberal yang digagas oleh Jaringan Islam
Liberal (Pak De Ulil Abshar Abdalla) dkk? Atau bukankah Islam Nusantara sama saja dengan
Islam Konservatif, Islam Moderat, Islam Garis Keras. Apa bedanya? Dari sisi konsep tidak ada
berbeda, bahwa Islam Nusantara merupakan sebuah konsep tanpa dasar yang digaungkan untuk
menambah pengelompokan dan membuat sebuah faksi-faksi dalam Islam. Islam itu hanya satu,
yaitu Islam, arti katanya salam yang bermakna selamat. Jadi nanti orang Islam Nusantara saja
yang selamat? Atau mereka yang kalian gelar dengan sebutan Islam Garis Keras saja yang
selamat? Tidak saudara. Yang selamat adalah mereka yang selalu mengikuti tuntunan dari jalan
keselamatan. Apa itu jalan keselamatan? Yaitu Al-Qur’an, Hadist. Dari dua sumber yang sudah
terbukti otentisitasnya, sudah terbukti keaslian skripnya, sudah terbukti kebenaran fakta
ilmiahnya ini hanya ada satu agama Islam, bahkan Allah pun tidak mengatakan Islam itu sebagai
Islam Arab. Jika Tuhan atau Rasulullah SAW egois bisa saja ia mengatakan pada zamannya itu
yang ada Islam Arab, sehingga ketika penyebaran nanti akan banyak Islam, ada Islam Turki,
Islam India, Islam Afrika Selatan, termasuk Islam Nusantara ini, tapi buktinya? Tidak! Islam
hanya diturunkan satu yaitu Islam saja tanpa embel-embel apa pun. Islam punya dasar hukum
dan landasan yang kuat yaitu firman Allah Al-Qur’an dan Hadist. Islam merupakan agama yang
telah disempurnakan. Bahkan Yesus AS sendiri tidak pernah mengatakan bahwa ajaran yang
dibawanya adalah Kristen. Yesus Kristus AS merupakan salah satu nabi dan rasul besar Allah
yang turut bersunat, tidak makan babi, melaran minuman memabukkan dan tentu saja bersujud
seperti yang umat Muslim lakukan saat ini. Di bawah inilah yang mendasari hanya ada satu yaitu
Islam, tanpa embel-embel.
(https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/anandapujawandra/konsep-islam-
nusantara-kesesatan-yang-menyesatkan-analisa-frasa-makna_55bef9db3297738d10cca191)

3. Jelaskan makna toleransi dalam beragama?


= toleransi beragama, yang merupakan sikap saling menghormati dan menghargai antar penganut
agama lain, seperti:
 Tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama kita;
 Tidak mencela/menghina agama lain dengan alasan apapun; serta
 Tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk beribadah sesuai
agama/kepercayaannya.
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Toleransi)

4. Jelaskan makna islamisasi ilmu pengetahuan dan islamisasi budaya?


=Islamisasi Budaya, Manusia modern memang mampu membangun impian kehidupan menjadi
kenyataan, namun kemudian mereka menghancurkannya dengan tangannya sendiri.
Sebagaimana al Qur’an mengibaratkan seorang perempuan yang menenun kain dengan
tangannya, lalu kemudian mencabik-cabiknya kembali dengan tangannya (QS. 16:92).
Para sosiolog berpendapat bahwa terdapat kerusakan dalam jalinan struktur perilaku manusia
dalam kehidupan masyarakat, pertama terjadi pada level pribadi (individu) yang berkaitan
dengan motif, persepsi dan respons (tanggapan), termasuk di dalamnya konflik status dan peran.
Level kedua, berkenaan dengan norma, yang berkaitan dengan rusaknya kaidah-kaidah yang
menjadi patokan kehidupan berperilaku, yang oleh Durkheim disebut dengan kehidupan tanpa
acuan norma (normlessnes). Level ketiga, pada level kebudayaan, krisis itu berkenaan dengan
pergeseran nilai dan pengetahuan masyarakat, yang oleh Ogburn disebut gejala kesenjangan
kebudayaan atau “cultural lag”. Artinya, nilai-nilai pengetahuan yang bersifat material tumbuh
pesat melampaui hal-hal yang bersifat spiritual, sehingga masyarakat kehilangan keseimbangan.
Agama dan budaya memiliki fungsi yang sama sebagai pedoman dalam bertindak. Agama
bersumber pada wahyu yang bersifat mutlak, sedangkan budaya bersumber dari masyarakat
sendiri dan bersifat relatif. Agama yang bersifat mutlak, ketika dipahami oleh penganutnya
menjadi relatif karena dipengaruhi oleh budaya orang-orang yang memahaminya. Oleh karena
arus budaya terus berkembang mengikuti perkemangan zaman, maka perlu menjembatani antara
arus budaya dan teks, agar jangan sampai jika ada benturan antara arus budaya dan teks, dan arus
budaya menang, syari’at akhirnya mengikuti budaya
Secara umum, Islamisasi ilmu tersebut dimaksudkan untuk memberikan respon positif terhadap
realitas ilmu pengetahuan modern yang sekularistik dan Islam yang terlalu religius, dalam model
pengetahuan baru yang utuh dan integral tanpa pemisahan di antaranya. Sebagai panduan untuk
usaha tersebut, al-Faruqi menggariskan satu kerangka kerja dengan lima tujuan dalam rangka
Islamisasi ilmu yaitu, Pertama, Penguasaan disiplin ilmu modern. Kedua, penguasaan khazanah
warisan Islam. Ketiga, Membangun relevansi Islam dengan masing-masing disiplin ilmu
modern. Keempat, Memadukan nilai-nilai dan khazanah warisan Islam secara kreatif dengan
ilmu-ilmu modern dan Kelima, Pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang mencapai
pemenuhan pola rencana Allah.
(https://knowledgeisfreee.blogspot.com/2015/11/makalah-pengertian-islamisasi-ilmu.html?m=1)

5. Bagaimana sejarah lahirnya Syari’at islam di Aceh? Dan bagaimana regulasi yang mengatur
implementasi Syari’at Islam di Aceh?
= Sajarah syariat islam di aceh
Syariat islam sudah di terapkan sejak Aceh masih dalam bentuk kerajaan. Ulama
merupakan ujung tombak pelaksanaan hukum tanpa harus meminta persetujuan dari penguasa.
Pengadialn di bentuk di tingkat daerah dan di teruskan ke pusat jika terdakwa mengajukan
banding. Beberapa hukum yang di laksanakan di antaranya rajam bagi pelaku zina dan denda
dengan membayar diyat oleh pelaku pembunuhan sengaja.
Masa orde lama dan orde baru tidak ada pelaksanaan syariat resmi dari pemerintah.
Syariat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat di tingkat gampong. Pemerintah memahami betul
sikap orang Aceh yang menjunjung tinggi syariat islam sehingga digunakan sebagai senjata
politik untuk menarik simpati rakyat dan berhasil.
Setelah Aceh diberikan status otonomi khusus tahun 2001, pemerintah mencanangkan
syariat islam secara kaffah khusus wilayah Aceh. Syariat islam secara kaffah di artikan
pelaksanaan hukum syariah secara sempurna oleh pemrintah daerah. Beberapa lembaga yang di
bentuk untuk menjalankannya yaitu, dinas syariat islam yang mempunyai tanggung jawab utama
pelaksanaan hukum syariah, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) sebagai lembaga
independen yang bertugas memberikan masukan dan kritikan terhadap jalannya hukum syariat,
dan polisi wilayatul hisbah yang bertugas mensosialisasikan qanun, menangkap pelanggar qanun
serta menghukum pelaku yang melanggar syariat.
Regulasi yang mengatur syari'at Islam di Aceh adalah perda dan qanun.
(http://alyasaabubakar.com/2013/07/sejarah-pelaksanaan-syariat-islam-di-aceh/)

Anda mungkin juga menyukai