Anda di halaman 1dari 44

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP

KAPASITAS VITAL PARU PADA PENDERITA


HIPERTENSI DI BANTARAN SUNGAI BARITO

Usulan Penelitian
Diajukan guna menyusun Skripsi untuk memenuhi
sebagian syarat memperoleh derajat Sarjana Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Oleh
Muhammad Farid Syahbani
1710911210034

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
BANJARMASIN
Februari, 2020
Usulan Penelitian oleh Muhammad Farid Syahbani ini
Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Banjarmasin,6 Februari 2020


Pembimbing I

(dr, Fauzan Muttaqien, Sp.JP., FIHA)


NIP. 19841202 201012 1 005

Banjarmasin,6 Februari 2020


Pembimbing II

(dr. Asnawati., M.Sc)


NIP. 19720305 199803 2 001
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam usulan penelitian ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Banjarmasin,6 Februari 2020

Muhammad Farid Syahbani

iii
Universitas Lambung Mangkurat
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 4

E. Keaslian Penelitian ............................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi .......................................................................... 6

B. Latihan Aerobik ................................................................ 11

C. Fisiologi Paru .................................................................... 13

D. Pengaruh Latihan Aerobik terhadap Hipertensi ................ 15

E. Pengaruh Latihan Aerobik terhadap Kapasitas Vital Paru 17

F. Sungai Barito dan Kejadian Hipertensi ............................. 17

iv
Universitas Lambung Mangkurat
BAB III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori .................................................................. 19

B. Hipotesis ............................................................................ 23

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian......................................................... 24

B. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................ 24

C. Instrumen Penelitian ......................................................... 25

D. Variabel Penelitian............................................................. 25

E. Definisi Operasional.......................................................... 25

F. Prosedur Penelitian ............................................................ 26

G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ...................... 29

H. Cara Analisis Data ............................................................. 29

I. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................ 29

J. Biaya Penelitian ................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 31

LAMPIRAN ............................................................................................ 34

v
Universitas Lambung Mangkurat
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Keaslian Penelitian Pengaruh Latihan Aerobik terhadap Kapasitas


Vital Paru pada Penderita Hipertensi di Bantaran Sungai Barito .... 4

2.1 Klasifikasi Hipertensi ....................................................................... 7

4.1 Rencana Kegiatan dan Waktu Penelitian Pengaruh Latihan


Aerobik terhadap Kapasitas Vital Paru pada Penderita Hipertensi
di Bantaran Sungai Barito................................................................ 30

vi
Universitas Lambung Mangkurat
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Kerangka Teori Penelitian Pengaruh Latihan Aerobik terhadap


Kapasitas Vital Paru pada Penderita Hipertensi di Bantaran
Sungai Barito ................................................................................... 22

3.2 Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Latihan Aerobik terhadap


Kapasitas Vital Paru pada Penderita Hipertensi di Bantaran
Sungai Barito ................................................................................... 23

4.1 Alur Penelitian Pengaruh Latihan Aerobik terhadap Kapasitas


Vital Paru pada Penderita Hipertensi di Bantaran Sungai Barito .... 28

vii
Universitas Lambung Mangkurat
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Pernyataan Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian .................. 35

2. Lembar Pengisian Data Penelitian ...................................................... 36

viii
Universitas Lambung Mangkurat
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling umum ditemukan

dalam praktik kedokteran primer.1 Penanganan hipertensi di negara-negara Asia

sangat penting, karena prevalensi hipertensi terus meningkat, termasuk di

Indonesia.2 Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2015

menunjukkan bahwa sekitar 1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita

hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia didiagnosis menderita hipertensi.3

Menurut laporan Riskesdas tahun 2018, terdapat 658.201 penduduk Indonesia

terdiagnosis hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur ≥18

tahun. Data di Kalimantan selatan sendiri menunjukkan 10.162 pasien hipertensi.4

Faktor yang berperan dalam hipertensi adalah umur, suku, jenis kelamin, obesitas,

stres, diabetes mellitus, alkohol, pil KB, konsumsi garam berlebih, dan unsur

logam berbahaya (Pb, thalium, dan cadmium) dan sebagainya.5

Sungai Barito merupakan sungai yang besar dan panjang di Kalimantan

Selatan yang memiliki banyak muara sungai. Muara Sungai Kelayan, Sungai

Alalak, dan Sungai Kuin merupakan muara Sungai Barito yang terletak di

kawasan pesisir Kalimantan Selatan yang cukup mengalami tekanan berbagai

aktivitas atau kegiatan pembangunan. Kawasan tersebut memiliki kadar logam

berat pada badan air terutama air raksa (Hg) dan timbal (Pb) yang berada di atas

ambang batas maksimum. Biota (udang galah) di daerah tersebut juga sudah

1
Universitas Lambung Mangkurat
2

terakumulasi oleh logam berat Hg, Pb, Cu (tembaga), dan Cd (kadmium).6

Menurut penelitian Fibrianti, bahwa Penambahan timbal (Pb) dalam darah

mempunyai hubungan dengan terjadinya hipertensi. Kadar timbal (Pb) ≥ 10 μg/dL

akan berisiko terhadap kejadian hipertensi lebih besar dibandingkan dengan kadar

timbal (Pb) < 10 μg/dL.7

Penurunan fungsi pernapasan dikaitkan dengan variabilitas tekanan darah,

terutama di siang hari pada penderita hipertensi tanpa penyakit pernapasan.

Penjelasan yang mungkin untuk hubungan antara penurunan kapasitas vital dan

tekanan darah adalah toleransi yang rendah untuk aktivitas fisik harian pada

pasien dengan penurunan fungsi pernapasan. Aktivitas fisik dikenal sebagai salah

satu penentu tekanan darah rawat jalan dan variasi diurnalnya. Selain itu, pasien

dengan penurunan fungsi pernapasan menunjukkan desaturasi oksigen signifikan

sepanjang hari melalui aktivitas normal kehidupan sehari-hari, diikuti oleh

peningkatan tekanan darah mendadak.8

Latihan aerobik yang dilakukan secara teratur merupakan cara yang efektif

untuk mencegah maupun mengobati hipertensi. Pada penderita hipertensi tingkat

ringan, bila mau melakukan olahraga aerobik yang teratur dan dosisnya tepat pada

penderita hipertensi akan menurunkan tekanan darah sistolik 8 – 10 mmHg dan

diastolik 6 – 10 mmHg.9

Peningkatan fungsi kardiorespirasi ditandai dengan peningkatan ukuran dan

kekuatan otot ventrikel jantung sebelah kiri, yang berperan dalam memompa

darah ke seluruh tubuh, serta meningkatnya fungsi pernapasan yang ditandai

dengan meningkatnya kapasitas vital paru.10 Hal tersebut didukung dengan hasil

Universitas Lambung Mangkurat


3

penelitian Khasan yang menunjukkan bahwa kapasitas paru pada orang terlatih

akan berbeda dengan kapasitas paru orang biasa atau yang tidak terlatih, karena

kebiasaan olahraga dapat meningkatkan kapasitas vital paru. Orang yang memilki

kapasitas vital paru yang baik maka dalam berolahraga tidak mudah merasakan

lelah yang berarti.11 Berdasarkan data dinas kesehatan kota Banjarmasin, terdapat

3067 kasus hipertensi di kelurahan Alalak Selatan, Banjarmasin, Kalimantan

Selatan pada bulan Januari - November tahun 2019, sehingga peneliti tertarik

melakukan penelitian mengenai pengaruh latihan aerobik terhadap kapasitas vital

paru pada penderita hipertensi di bantaran Sungai Barito.12

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut: apakah terdapat pengaruh latihan aerobik

terhadap kapasitas vital paru pada penderita hipertensi di bantaran Sungai Barito?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan

aerobik terhadap kapasitas vital paru pada penderita hipertensi di bantaran Sungai

Barito.

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi penderita hipertensi di daerah bantaran Sungai Barito yang

rutin dan tidak rutin melakukan latihan aerobik.

2. Mengukur nilai kapasitas vital paru penderita hipertensi di bantaran Sungai

Barito yang rutin dan tidak rutin melakukan latihan aerobik.

Universitas Lambung Mangkurat


4

3. Menganalisis pengaruh latihan aerobik terhadap nilai kapasitas vital paru

pada penderita hipertensi di bantaran Sungai Barito.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis penelitian ini adalah dapat memberikan informasi mengenai

pengaruh latihan aerobik terhadap kapasitas vital paru penderita hipertensi di

bantaran Sungai Barito.

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

mengenai pentingnya melakukan latihan aerobik untuk meningkatkan fungsi dari

organ pernapasan terutama organ paru.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Pengaruh Latihan Aerobik terhadap Kapasitas Vital
Paru pada Penderita Hipertensi di Bantaran Sungai Barito
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Chulee Ublosakka- Slow loaded - Variabel - Subjek
Jones, Phailin breathing training penelitian: penelitian:
Tongdee, Orathai improves blood lung older people
pressure, lung
Pachirat, dan capacity with controlled
capacity and arm
David A. Jones exercise isolated systolic
(2018) endurance for hypertension
older people with - Tempat
treated and stable penelitian:
isolated systolic Thailand
hypertension
2 Femilia Kahar Pengaruh latihan - Variabel - Subjek
(2017) aerobik (jogging) penelitian: penelitian:
terhadap kapasitas kapasitas pelajar di MAN
vital paru pada
vital paru 3 Palembang
pelajar di MAN 3
Palembang - Tempat
penelitian:
Palembang

Universitas Lambung Mangkurat


5

(1) (2) (3) (4) (5)

3 Sri Wahyu Basuki Hubungan antara - Variabel - Subjek


dan Agus Siswanto latihan fisik dan penelitian: penelitian:
Jeny (2017) kapasitas vital kapasitas Siswa Pencak
paru (KV) serta vital paru Silat
volume ekspirasi Persaudaraan
paksa detik Setia Hati
pertama (VEP1) Terate
pada siswa - Tempat
pencak silat penelitian:
persaudaraan setia Sukoharjo
hati terate di
Sukoharjo

Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel

terikat yaitu nilai kapasitas vital paru. Perbedaan pada penelitian sebelumnya

yaitu terletak pada waktu, tempat, dan subyek penelitian.

Universitas Lambung Mangkurat


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi

1. Definisi

Tekanan Darah tinggi didefinisikan sebagai tekanan darah ≥140/90

millimeter air raksa (mmHg).13 Hipertensi adalah kondisi yang paling umum di

fasilitas kesehatan dan mengarah kepada infark miokard, stroke, gagal ginjal, dan

kematian apabila tidak dideteksi segera dan tidak ditangani secara benar.14

2. Etiologi

Sebagian besar pasien dengan tekanan darah tinggi, penyebabnya tidak

diketahui. Ini diklasifikasikan sebagai hipertensi primer atau esensial. Sebagian

kecil pasien memiliki penyebab spesifik tekanan darah tinggi, yang

diklasifikasikan sebagai hipertensi sekunder. Penyebab paling umum dari

hipertensi sekunder dikaitkan dengan kerusakan ginjal seperti penyakit ginjal

kronis (PGK) atau penyakit renovaskular. Bentuk tekanan darah tinggi ini

cenderung muncul tiba-tiba dan sering menyebabkan tekanan darah lebih tinggi

daripada hipertensi primer.13

3. Faktor risiko

Beberapa faktor risiko meningkatkan risiko seseorang terhadap

perkembangan hipertensi. Beberapa faktor risiko tidak dapat dikontrol seperti

riwayat keluarga. Bagaimanapun juga ada beberapa faktor risiko yang dapat

6
Universitas Lambung Mangkurat
7

dikontrol seperti Aktivitas fisik dan diet untuk mengurangi kecenderungan pasien

terhadap perkembangan hipertensi.13

4. Epidemiologi

Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2015

menunjukkan bahwa sekitar 1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita

hipertensi. Jumlah orang dengan hipertensi terus meningkat setiap tahun,

diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang terkena hipertensi, dan

diperkirakan setiap tahun 9,4 juta orang meninggal karena hipertensi dan

komplikasinya.15 Prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran pada populasi

berusia 18 tahun ke atas pada tahun 2018 di seluruh Indonesia sebesar 34,11

persen.5 Berdasarkan data dinas kesehatan kota Banjarmasin, terdapat 3067 kasus

hipertensi di kelurahan Alalak Selatan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada

bulan Januari - November tahun 2019.12

5. Klasifikasi

Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa (18 tahun dan lebih tua)

didasarkan pada rata-rata dua atau lebih pembacaan tekanan darah yang diukur

dengan benar dari dua atau lebih kunjungan klinis. Prehipertensi tidak dianggap

sebagai penyakit, tetapi mengidentifikasi mereka yang cenderung berkembang ke

hipertensi stadium 1 atau stadium 2 masa depan.13

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Dewasa menurut JNC 8


Klasifikasi Hipertensi Dewasa ≥ 18 Tahun
Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah
sistolik (mmHg) diastolik (mmHg)

Universitas Lambung Mangkurat


8

Normal <120 dan <80


Prehipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 atau 90-99
hipertensi stage 2 ≥160 atau ≥100

6. Patofisiologi

Beberapa faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi terhadap

perkembangan hipertensi primer. Dua faktor utama termasuk masalah dalam

mekanisme hormonal [hormon natriuretik, sistem renin-angiotensin-aldosteron

(RAA)] atau gangguan pada elektrolit (natrium, klorida, kalium). Hormon

natriuretik menyebabkan peningkatan konsentrasi natrium dalam sel yang

menyebabkan peningkatan tekanan darah. RAA mengatur natrium, kalium, dan

volume darah, yang pada akhirnya akan mengatur tekanan darah di arteri. Dua

hormon yang terlibat dalam sistem RAA termasuk angiotensin ii dan aldosteron.16

Pola diet tinggi garam terutama pada pasien dengan sensitivitas garam yang

tinggi berkontribusi dalam menimbulkan tekanan darah tinggi. Pola hidup yang

tidak sehat seperti inaktivitas fisik dan pola diet yang salah dapat menimbulkan

obesitas. Obesitas juga berperan dalam meningkatkan risiko hipertensi esensial

sebagaimana suatu studi menunjukkan penurunan berat badan diikuti penurunan

tekanan darah.17 Obesitas dapat memicu hipertensi melalui beberapa mekanisme

di antaranya kompresi ginjal oleh lemak retroperitoneal dan visceral. Peningkatan

lemak visceral terutama lemak retroperitoneal dapat memberikan efek kompresi

pada vena dan parenkim renal sehingga meningkatkan tekanan intrarenal,

mengganggu natriuresis tekanan hingga mengakibatkan hipertensi.18

Universitas Lambung Mangkurat


9

7. Manifestasi klinis

Kebanyakan orang hipertensi tidak memiliki gejala sama sekali. Ada

kesalahpahaman umum bahwa orang dengan hipertensi selalu mengalami gejala,

tetapi kenyataannya adalah bahwa kebanyakan orang hipertensi tidak memiliki

gejala sama sekali. Kadang-kadang hipertensi menyebabkan gejala-gejala seperti

sakit kepala, sesak napas, pusing, nyeri dada, jantung berdebar-debar dan hidung

berdarah. 15

8. Tatalaksana

Terapi untuk hipertensi bisa secara farmakologi dan nonfarmakologi.

Perawatan untuk pasien hipertensi termasuk keduanya nonfarmakologis

(perubahan gaya hidup) dan farmakologis (obat) terapi untuk menurunkan tekanan

darah dan mencegah kejadian kardiovaskular (jantung) seperti serangan jantung.

Pelaksanaan intervensi gaya hidup harus digunakan di seluruh dunia manajemen

semua pasien dengan tekanan darah tinggi. Menurut Komite Nasional Bersama

Kedelapan 2014 yang diperbarui (JNC-8) pedoman hipertensi, bukti dari uji klinis

menunjukkan obat antihipertensi (obat tekanan darah) harus dimulai pada pasien

berusia kurang dari 60 tahun jika darah sistolik tekanannya tetap > 140 mmHg

dan darah diastolik tekanannya tetap > 90 mmHg meskipun terapi

nonfarmakologis. Jika seorang pasien berusia 60 tahun dan lebih tua, terapi anti

hipertensi harus dimulai jika tekanan darah sistolik> 150 mmHg dan tekanan

darah diastolik> 90 mmHg.13

Jika pengobatan nonfarmakologis tidak efektif dalam mengelola tekanan

darah tinggi, terapi farmakologis dimulai. Awal terapi farmakologis untuk

Universitas Lambung Mangkurat


10

Hipertensi termasuk diuretik thiazide, long acting calcium channel blockers

(CCB), angiotensin-converting inhibitor enzim (ACE), dan penghambat reseptor

angiotensin II (ARB).13

Obat lain yang digunakan untuk pengobatan Hipertensi termasuk beta-

blocker, antagonis aldosteron, alpha-blocker , dan langsung inhibitor renin. Beta-

blocker hentikan reseptor beta di jantung agar tidak diaktifkan. Biasanya,

stimulasi reseptor ini akan menyebabkan jantung untuk meningkatkan dan

memberi tekanan pada jantung. Beta-blocker (BB) tidak diindikasikan untuk awal

pengobatan Hipertensi. Alasan beta-blocker adalah lini kedua terapi didasarkan

pada penelitian yang menunjukkan bahwa beta-blocker memiliki yang lebih tinggi

kejadian serangan jantung atau stroke ketika digunakan untuk Hipertensi pada

pasien tanpa indikasi spesifik untuk digunakan (contoh: serangan jantung baru-

baru ini atau stroke). Menurut pedoman JNC-8, beta-blocker harus dimulai jika

terapi lini pertama tidak efektif dalam menurunkan tekanan darah. Namun, beta-

blocker harus digunakan sebagai primer terapi jika pasien memiliki indikasi yang

kuat (stroke baru atau serangan jantung).13

9. Prognosis

Prognosis umumnya akan baik apabila tekanan darahnya terkontrol.19

Hipertensi dapat dikendalikan dengan baik dengan pengobatan yang tepat. Terapi

dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan obat-obatan antihipertensi biasanya

dapat menjaga tekanan darah pada tingkat yang tidak akan menyebabkan

kerusakan pada jantung atau organ lain. Kunci untuk menghindari komplikasi

Universitas Lambung Mangkurat


11

serius dari hipertensi adalah mendeteksi dan mengobati sebelum kerusakan

terjadi.20

B. Latihan Aerobik

1. Definisi

Olahraga merupakan gerakan olah tubuh yang memberikan efek pada tubuh

secara keseluruhan. Olahraga membantu merangsang otot-otot dan bagian tubuh

lainnya untuk bergerak. Aktivitas fisik yang teratur membantu meningkatkan

efisiensi jantung secara keseluruhan. Mereka yang secara fisik aktif umumnya

mempunyai tekanan darah yang lebih rendah dan lebih jarang terkena tekanan

darah tinggi. Aktivitas yang berupa gerakan atau latihan aerobik bermanfaat untuk

meningkatkan dan mempertahankan kebugaran, ketahanan kardiorespiratori.21

2. Manfaat latihan aerobik

Menurut Daniel Landers, Profesor Pendidikan Olahraga dari Arizona State

University, beberapa manfaat olahraga yaitu:22

1. Meningkatkan daya tahan tubuh. Olahraga yang dilakukan dengan teratur,

akan meningkatkan fungsi hormon-hormon dalam tubuh di mana hormon-

hormon ini mampu meningkatkan daya tahan tubuh.

2. Meningkatkan fungsi otak. Dengan olahraga, jumlah oksigen di dalam darah

akan meningkat sehingga memperlancar aliran darah menuju otak. Sehingga

meningkatkan fungsi otak.

3. Mengurangi stres. Bagi yang rutin melakukan olahraga memiliki tingkat

kecemasan yang lebih rendah dibandingkan orang yang tidak berolahraga.

Universitas Lambung Mangkurat


12

Aktivitas olahraga menyebabkan tubuh bereaksi termasuk otak. Karena otak

akan melepaskan banyak hormon termasuk endorphin yang dapat

mempengaruhi suasana hati menjadi lebih gembira, riang dan senang.

4. Menurunkan kolesterol. Ketika melakukan olahraga, tubuh bergerak dan

membantu tubuh membakar kalori yang ada sehingga menghasilkan energi

yang dibutuhkan tubuh untuk bekerja. Sehingga membantu tubuh mengurangi

tertimbunnya lemak dalam tubuh. Olahraga yang teratur juga dapat

membakar kolesterol LDL dan trigliserida serta meningkatkan kadar

kolesterol baik (HDL). Hal ini sangat membantu tubuh tetap fit dan

mengurangi risiko darah tinggi, kegemukan, dan penyakit jantung.

3. Jenis-jenis latihan aerobik

Semua jenis latihan aerobik baik untuk kesehatan, melakukannya dengan

teratur serta diiringi dengan pola hidup sehat. Tahap awal bagi pemula sebaiknya

olahraga dilakukan dengan singkat, untuk memberikan pengenalan dan adaptasi

tubuh. Sebaiknya dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu. Adapun jenis-jenis

latihan aerobik yang mudah didlakukan yang baik untuk kesehatan:23

1. Jalan cepat

Jalan cepat adalah berjalan kaki dengan kecepatan di atas rata-rata

kecepatan berjalan pada umumnya yaitu sekitar 7 sampai 9 kilometer per jam.

Jalan cepat kerap direkomendasikan oleh para ahli untuk menjadi alternatif

olahraga jogging bagi mereka yang membutuhkan intensitas olahraga menengah

sampai rendah, dengan detak jantung maksimal 60% sampai 80%.

2. Senam

Universitas Lambung Mangkurat


13

Saat melakukan olahraga senam hampir seluruh bagian tubuh bergerak.

Pergerakkan terjadi otot-otot besar pada tangan, kaki, dan pinggul. Pada saat

bergerak terjadi peningkatan laju pernafasan dan denyut jantung yang

menyebabkan kadar oksigen di darah meningkat dan pembuluh darah membesar.

Perubahan-perubahan metabolisme ini akan memberikan dampak positif yang

bermanfaat untuk tubuh.

3. Berenang

Berenang memang membuat seluruh anggota tubuh ikut bergerak, sehingga

meningkatkan kekuatan otot dan kekuatan kardiovaskular. Dengan demikian,

tubuh akan menerima asupan yang maksimum. Adapun manfaat berenang, yaitu

membantu mengencangkan otot perut dada paha dan lengan, melatih otot agar

menjadi lebih kuat, menjaga tubuh agar terus segar bugar, mengurangi gejala

arthritis, meredakan sakit punggung.

4. Lari

Manfaat lari bagi kesehatan adalah dapat menurunkan berat badan, baik

untuk kesehatan lutut, menjadikan jantung sehat, meningkatkan stamina tubuh,

mengurangi berbagai risiko penyakit.

5. Bersepeda

Aktifitas bersepeda yang dapat dilakukan minimal 1 kali seminggu, bisa

dilakukan di sekitar lingkungan tempat tinggal. Bersepeda mudah dilakukan

sekaligus menyenangkan dan berdampak pada kesehatan jantung dan

mengencangkan otot – otot tubuh. Bersepeda sebaiknya dilakukan minimal 30

menit dengan tujuan menjadi sehat, langsing dan bugar.

Universitas Lambung Mangkurat


14

C. Fisiologi Paru

Paru merupakan salah satu organ vital yang memiliki fungsi utama sebagai

alat respirasi dalam tubuh manusia, paru secara spesifik memiliki peran untuk

terjadinya pertukaran oksigen dengan karbon dioksida. Proses pertukaran udara di

paru terjadi akibat tekanan pada ruangan antara paru dan dinding dada berada di

bawah tekanan atmosfer, Pertukaran ini terjadi pada alveolus-alveolus di paru

melalui sistem kapiler.24 Perubahan yang terjadi selama satu siklus pernapasan,

yaitu satu kali menghirup (inspirasi) dan satu kali menghembuskan (ekspirasi)

udara.25

1. Volume paru

Selama pernapasan berlangsung, volume selalu berubah-ubah. Dimana

mengembang sewaktu inspirasi dan mengempis sewaktu ekspirasi. Dalam

keadaan normal, pernapasan terjadi secara pasif dan berlangsung hamper tanpa

disadari. Beberapa parameter yang menggambarkan volume paru adalah:24

1. Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi pada

setiap kali pernapasan. Besarnya ± 500 ml pada rata-rata orang dewasa.

2. Volume cadangan inspirasi (komplementer) adalah volume udara ekstra yang

masih dapat diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya mencapai ± 3000

ml.

3. Volume cadangan ekspirasi (suplementer) adalah jumlah udara yang masili

dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal, pada

keadaan normal besarnya ± 1100 ml.

Universitas Lambung Mangkurat


15

4. Volume residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru

setelah ekspirasi kuat, besarnya ± 1200 ml.

2. Kapasitas paru

Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan dibagi

menjadi empat bagian, yaitu:24

1. Kapasitas inspirasi, sama dengan volume tidal + volume cadangan inspirasi.

Besarnya ± 3500 ml dan merupakan jumlah udara yang dapat dihirup

seseorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru

sampai jumlah maksimum.

2. Kapasitas residu fungsional, sama dengan volume cadangan inspirasi +

volume residu. Besarnya ± 2300 ml dan merupakan besarnya udara yang

tersisa dalam paru pada akhir eskpirasi normal.

3. Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal +

volume cadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600 ml dan merupakan jumlah udara

maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi

paru secara maksimal dan kemudian mengeluarkannya sebanyak-banyaknya.

4. Kapasitas paru total sama dengan kapasitas vital + volume residu. Besarnya ±

5800 ml, yaitu volume maksimal paru yang dikembangkan sebesar mungkin

dengan inspirasi paksa.

Kapasitas vital paru dapat diukur dengan metode sederhana yaitu

menggunakan tes spirometri. Volume dan kapasitas vital paru dipengaruhi banyak

faktor, yaitu usia, jenis kelamin, kebiasaan olahraga, aktivitas merokok, status

gizi, dan riwayat penyakit.25

Universitas Lambung Mangkurat


16

D. Pengaruh Latihan Aerobik terhadap Hipertensi

Latihan aerobik adalah bagian dari aktivitas fisik total, yang dilakukan

secara sengaja, terstruktur dan berulang, yang bertujuan untuk meningkatkan

kardio-respirasi atau dimensi lain ketahanan fisik. Hal ini disebabkan oleh

pengaruh hormonal dan aktivitas jantung. Latihan Aerobik banyak dihubungkan

dengan pengelolaan penyakit tidak menular, karena latihan isotonik dan teratur

dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk

hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung

harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu.26

Olahraga dengan intensitas yang tinggi akan menyebabkan peningkatan

pada sistem tubuh dan membuat tekanan darah pasti naik selama olahraga. Pada

umumnya, tekanan darah sistolik naik 8-12 mmHg untuk setiap metabolic

equivalent (MET lebih tinggi) diatas saat istirahat.27 Metabolic equivalent (MET)

adalah rasio laju metabolisme kerja dibandingkan laju metabolisme istirahat. Satu

MET didefinisikan sebagai energi yang digunakan untuk duduk tenang dan setara

dengan penggunaan 1 kkal/kg/jam.26 Karena aliran darah lebih banyak dibutuhkan

selama berolahraga, tubuh akan secara otomatis menurunkan tingkat ketahanan

terhadap aliran darah didalam pembuluh darah selama melakukan olahraga untuk

memenuhi kebutuhan ini, demikian tekanan diastolik akan turun dengan

melakukan olahraga.27

Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko hipertensi karena

meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga

cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot

Universitas Lambung Mangkurat


17

jantungnya bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot

jantung memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri.26

E. Pengaruh Latihan Aerobik terhadap Kapasitas Vital Paru

Kebiasaan berolahraga dapat memengaruhi kapasitas vital paru seseorang.

Olahraga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-paru sehingga

menyebabkan kapiler paru mendapatkan perfusi maksimal, sehingga oksigen

dapat berdifusi ke dalam kapiler paru dengan volume lebih besar atau maksimal.28

Selama latihan fisik jumlah O2 yang memasuki aliran darah di paru

meningkat serta bertambahnya aliran darah pulmonal per menit. Otot-otot tungkai

yang berkontraksi pada saat melakukan latihan fisik membutuhkan oksigen yang

lebih banyak sebagai bahan bakar metabolisme penghasil energi selama latihan

fisik dilakukan. Pada saat latihan fisik otot-otot pernapasan berkontraksi maksimal

mengangkat iga sehingga rongga dada semakin melebar dan oksigen yang

memasuki alveolus di paru meningkat. Dengan demikian oksigen sebagai bahan

bakar metabolisme penghasil energi selama latihan fisik terpenuhi. Jumlah

karbondioksida yang dikeluarkan pun juga akan meningkat.25

Pada saat penghentian latihan fisik, terjadi penurunan ventilasi paru

mendadak yang setelah jeda singkat diikuti dengan penurunan bertahap mencapai

nilai sebelum latihan. Frekuensi pernapasan setelah latihan fisik dihentikan tidak

mencapai nilai basal sebelum oksigen terpenuhi. Keadaan ini dapat berlangsung

hingga 90 menit. Olahraga mempunyai peranan penting dalam mengusahakan

fungsi pernapasan yang maksimal sehingga meningkatkan kapasitas vital.28

Universitas Lambung Mangkurat


18

F. Sungai Barito dan Kejadian Hipertensi

Sungai Barito merupakan sungai yang besar dan panjang di Kalimantan

Selatan yang memiliki banyak muara sungai. Muara Sungai Kelayan, Sungai

Alalak, dan Sungai Kuin merupakan muara Sungai Barito yang terletak di

kawasan pesisir Kalimantan Selatan yang cukup mengalami tekanan berbagai

aktivitas atau kegiatan pembangunan. Kawasan tersebut memiliki kadar logam

berat pada badan air terutama air raksa (Hg) dan timbal (Pb) yang berada di atas

ambang batas maksimum. Biota (udang galah) di daerah tersebut juga sudah

terakumulasi oleh logam berat Hg, Pb, Cu (tembaga), dan Cd (kadmium).6

Penambahan timbal (Pb) dalam darah mempunyai hubungan dengan

terjadinya hipertensi. Secara biokimiawi timbal (Pb) memengaruhi metabolisme

kalsium (Ca) pada kontraksi otot pembuluh darah vaskuler dan sistem renin-

angiotensin.5 Paparan timbal dalam tubuh dapat menyebabkan peningkatan

produksi Reactive Oxygen Species (ROS) sehingga terjadi peningkatan oxidative

stress yang menyebabkan inflamasi dan mengganggu kerja nitric oxide yang

berfungsi dalam pelebaran pembuluh darah sehingga dapat memicu proses yang

menyebabkan peningkatan tekanan darah. Reactive Oxygen Species (ROS) juga

dapat meningkatkan tekanan darah secara langsung dan dapat memengaruhi

perubahan aterosklerotis dalam darah yang menyebabkan tekanan pembuluh

tekanan darah arteri meningkat dan gangguan jantung.29 Kadar timbal (Pb) ≥ 10

μg/dL akan berisiko terhadap kejadian hipertensi lebih besar dibandingkan dengan

kadar timbal (Pb) < 10 μg/dL.7

Universitas Lambung Mangkurat


BAB III

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah

sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg pada dua kali

pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup

istirahat/tenang.30

Sungai Barito memiliki kadar timbal yang tinggi.6 Penambahan timbal (Pb)

dalam darah mempunyai hubungan dengan terjadinya hipertensi. Paparan timbal

dalam tubuh dapat menyebabkan peningkatan produksi Reactive Oxygen Species

(ROS) sehingga terjadi peningkatan oxidative stress yang menyebabkan inflamasi

dan mengganggu kerja nitric oxide yang berfungsi dalam pelebaran pembuluh

darah sehingga dapat memicu proses yang menyebabkan peningkatan tekanan

darah. Reactive Oxygen Species (ROS) juga dapat meningkatkan tekanan darah

secara langsung dan dapat memengaruhi perubahan aterosklerotis dalam darah

yang menyebabkan tekanan pembuluh tekanan darah arteri meningkat dan

gangguan jantung.29

Penurunan fungsi pernapasan dikaitkan dengan variabilitas tekanan darah,

terutama di siang hari pada penderita hipertensi tanpa penyakit pernapasan.

Penjelasan yang mungkin untuk hubungan antara penurunan kapasitas vital dan

tekanan darah adalah toleransi yang rendah untuk aktivitas fisik harian pada

pasien dengan penurunan fungsi pernapasan. Aktivitas fisik dikenal sebagai salah

19
Universitas Lambung Mangkurat
20

satu penentu tekanan darah rawat jalan dan variasi diurnalnya. Selain itu, pasien

dengan penurunan fungsi pernapasan menunjukkan desaturasi oksigen signifikan

sepanjang hari melalui aktivitas normal kehidupan sehari-hari, diikuti oleh

peningkatan tekanan darah mendadak. Ada beberapa mekanisme yang mungkin

dapat menjelaskan hubungan tersebut. Pertama, pada pasien dengan penyakit

pernapasan, sistem saraf simpatis diaktifkan, sebagai bukti lebih lanjut dari

aktivasi ini, sensitivitas baroreseptor berkurang dan aktivitas saraf simpatis otot

meningkat pada pasien dengan penyakit pernapasan. Mekanisme potensial kedua

adalah efek dari perubahan tekanan intrathoraks. Pola pernapasan memengaruhi

sistem saraf otonom dan penekanan baroreflex pernapasan sebanding dengan

kedalaman inspirasi. Perubahan tekanan intrathoraks yang besar, seperti yang

terjadi pada pasien dengan penyakit pernapasan, ditransmisikan ke baroreseptor

dan memainkan peran utama dalam disfungsi otonom. Penurunan kapasitas vital

menyebabkan penghambatan reseptor regangan paru, menghasilkan aktivasi

sistem saraf simpatis.8 Beberapa penyakit paru yang dapat menghambat aliran

udara ialah PPOK, asma, bronkiektasis, cystic fibrosis.31

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-

obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Olahraga dianjurkan bagi

penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25

menit dengan frekuensi 3-5 x per minggu.30 Penurunan tekanan darah dengan

aktivitas fisik disebabkan oleh efisiensi kerja jantung yg meningkat dan

pelemahan pada resistensi pembuluh darah perifer, yang disebabkan oleh respons

neurohormonal dan struktural dengan pengurangan aktivitas saraf simpatis dan

Universitas Lambung Mangkurat


21

peningkatan diameter lumen arteri.32 Seseorang yang aktif dalam latihan akan

mempunyai kapasitas aerobik yang lebih besar dan kebugaran yang lebih tinggi

serta kapasitas paru yang meningkat. Olahraga bermanfaat untuk meningkatkan

kekuatan fisik tubuh.25

Selama latihan fisik jumlah O2 yang memasuki aliran darah di paru

meningkat serta bertambahnya aliran darah pulmonal per menit. Otot-otot tungkai

yang berkontraksi pada saat melakukan latihan fisik membutuhkan O2 yang lebih

banyak sebagai bahan bakar metabolisme penghasil energi selama latihan fisik

dilakukan. Pada saat latihan fisik otot-otot pernapasan berkontraksi maksimal

mengangkat iga sehingga rongga dada semakin melebar dan O2 yang memasuki

alveolus di paru meningkat. Dengan demikian O2 sebagai bahan bakar

metabolisme penghasil energi selama latihan fisik terpenuhi. Jumlah CO2 yang

dikeluarkan pun juga akan meningkat.25 Peningkatan fungsi kardiorespirasi

tersebut dapat ditandai dengan meningkatnya fungsi pernapasan, yaitu

meningkatnya kapasitas vital paru.33

Universitas Lambung Mangkurat


22

Usia Sungai Barito Kadar timbal tinggi


Merokok
Produksi reactive
Obesitas oxidative stress oxygen species (ROS)
Aktivitas fisik
Kerja nitric oxide terganggu Aterosklerosis

Penyakit paru:
Penderita Hipertensi PPOK, asma,
bronkiektasis, cystic
fibrosis

Aktivasi saraf simpatis

Penghambatan Kapasitas vital paru Sensitivitas baroreseptor


reseptor regangan paru menurun Aktivitas saraf simpatis
Aktivitas simpatis
Latihan Aerobik

Isi sekuncup Aktivitas Otot-otot berkontraksi dan


simpatis membutuhkan O2 lebih banyak

Dilatasi Konsumsi oksigen meningkat


ventrikel Vasodilatasi mencapai nilai maksimal
pembuluh darah (VO2max)

Denyut Resistensi perifer O2 yang memasuki alveolus di


jantung total paru meningkat

Otot-otot pernapasan
Curah jantung berkontraksi maksimal
mengangkat iga

Volume ekspirasi paru


Penurunan tekanan darah
meningkat

Kapasitas vital paru


meningkat
Gambar 3.1 Kerangka Teori Penelitian Pengaruh Latihan Aerobik terhadap
Kapasitas Vital Paru pada Penderita Hipertensi di Bantaran Sungai
Barito

Universitas Lambung Mangkurat


23

Penderita
hipertensi

Rutin Variabel bebas: Latihan aerobik Tidak rutin


melakukan melakukan
latihan aerobik latihan aerobik
Faktor Perancu
 Usia
 Jenis kelamin
 Kebiasaan
Berolahraga Nilai kapasitas
Nilai kapasitas
vital paru lebih vital paru lebih
tinggi rendah
Variabel terikat: Kapasitas vital paru

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Latihan Aerobik terhadap


Kapasitas Vital Paru pada Penderita Hipertensi di Bantaran Sungai
Barito

B. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah nilai kapasitas vital paru penderita

hipertensi yang rutin melakukan latihan aerobik lebih tinggi dibandingkan

penderita hipertensi yang tidak rutin melakukan latihan aerobik.

Universitas Lambung Mangkurat


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan rancangan

post test only control group design untuk mengetahui perbedaan nilai kapasitas

vital paru antara penderita hipertensi yang rutin dan tidak rutin melakukan latihan

aerobik di Kelurahan Alalak Selatan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah penderita hipertensi di Kelurahan Alalak

Selatan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sampel pada penelitian ini adalah

penderita yang didiagnosis hipertensi yang rutin melakukan latihan aerobik dan

yang tidak rutin melakukan latihan aerobik di Kelurahan Alalak Selatan,

Banjarmasin, Kalimantan Selatan selama minimal 2 bulan yang memenuhi kriteria

inklusi. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling

dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

A. Penderita yang didiagnosis hipertensi oleh dokter spesialis jantung dan

pembuluh darah, dokter spesialis penyakit dalam, atau dokter umum

berdasarkan kriteria JNC 8.

B. Subjek dalam keadaan stabil, dimana tidak ada kejadian krisis

hipertensi dalam 3 bulan terakhir

24
Universitas Lambung Mangkurat
25

C. Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani informed

consent.

D. Dapat melakukan komunikasi dengan baik.

2. Kriteria eksklusi

A. Wanita hamil

B. Subjek yang memiliki disabilitas melakukan mobilisasi untuk

melaksanakan program latihan oleh karena apapun.

C. Subjek memiliki riwayat penyakit paru aktif atau dengan asma

ekseserbasi akut (klinis)

D. Subjek dengan depresi berat atau psikosis

Semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi akan dijadikan sebagai

sampel.

Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara total sampling.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kapas alkohol, masker,

dan spirometer merek BTL-08.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah rutinitas latihan aerobik.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai kapasitas vital paru.

E. Definisi Operasional

Universitas Lambung Mangkurat


26

1. Penderita hipertensi adalah penderita yang telah didiagnosis menderita

hipertensi oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dokter spesialis

penyakit dalam, atau dokter umum berdasarkan kriteria JNC 8.

2. Latihan aerobik adalah latihan dengan mengutamakan kemampuan jantung,

gerakan otot besar, kelenturan sendi, dan upaya untuk memasukkan oksigen

sebanyak mungkin. Latihan aerobik yang dilakukan oleh subjek penelitian

adalah lari, jalan cepat, dan bersepeda. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok

yaitu rutin latihan aerobik dan tidak rutin latihan aerobik. Rutin apabila

subjek penelitian melakukan latihan aerobik minimal 3 kali dalam seminggu.

Tidak rutin apabila subjek melakukan latihan aerobik < 3 kali dalam

seminggu.

3. Kapasitas vital paru adalah jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan

seseorang dari paru-paru setelah inspirasi maksimal yang diukur

menggunakan spirometer merek BTL-08 dan dinyatakan dalam satuan liter.

F. Prosedur Penelitian

1. Ethical clearance

Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik

Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.

2. Tahap perizinan

Surat perizinan dibuat oleh unit P2M dan KTI PSPD FK ULM, kemudian

surat tersebut diserahkan ke bagian tata usaha PUSKESMAS Alalak Selatan untuk

diproses dan kemudian akan diserahkan kepada kepala PUSKESMAS Alalak

Selatan.

Universitas Lambung Mangkurat


27

3. Tahap persiapan

Persiapan subjek penelitian. Mengambil data pendahuluan di Kelurahan

Alalak Selatan dan melakukan penentuan sampel. Subjek penelitian diminta

mengisi informed consent agar subjek memenuhi persyaratan yang telah

ditetapkan oleh peneliti. Eksklusi dilakukan apabila subjek penelitian dianggap

tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Informed consent

berisikan persetujuan untuk mengikuti uji spirometri.

Persiapan peralatan penelitian. Alat dan bahan disiapkan di atas meja.

Spirogram dipasang pada bingkai yang berada di main unit Spirometer BTL-08.

Mouthpiece dan silicone seal dipasang pada pneumotachograph set spirometer

BTL-08. Main unit spirometer BTL-08 dan penumotachograph set spirometer

BTL-08 dirakit dan dihubungkan pada sumber listrik.

4. Tahap pemeriksaan

a. Nyalakan alat dengan menekan tombol ON/OFF

b. Periksa kalibrasi spirometer BTL-08

c. Tekan tombol profile, kemudian masukan data pasien, pengisian harus

tepat karena akan mempengaruhi nilai predictive vital capacity

d. Tekan tombol start, dan bersiaplah untuk melakukan percobaan.

e. Subjek memegang pneumotachograph set dan mulut diletakkan pada

bagian mouthpiece kemudian subjek disuruh menghembuskan napas

perlahan sampai tidak ada lagi udara yang bisa dihembuskan, tanpa

paksaan. Posisi mouthpiece dan hidung harus ditutup rapat.

f. Jika prosedur e telah dianggap benar, tekan tombol accept.

Universitas Lambung Mangkurat


28

g. Subjek disuruh bernapas normal minimal selama 30 detik.

h. Ulangi prosedur d, e, dan f sebanyak 3 kali.

i. BTL-08 spiro akan secara otomatis memilih hasil percobaan yang terbaik.

j. Tekan tombol print untuk mencetak hasil percobaan.

Kapas alkohol disiapkan untuk membersihkan mouthpiece setiap kali

pengukuran dengan subjek yang berbeda, dengan tujuan menjaga higienitas dan

menghindari risiko perpindahan mikroorganisme dari cairan yang mungkin

menempel. Setelah tahap pemeriksaan, dilakukan pengumpulan data hasil

penelitian.

Berdasarkan prosedur penelitian di atas dapat dibuat alur penelitian seperti

gambar 4.1 di bawah :

Persetujuan dari Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran


Universitas Lambung Mangkurat

Perizinan di wilayah kerja PUSKESMAS Alalak Selatan

Pengambilan data

Perlakuan olahraga

Pengambilan data post test

Pengolahan data

Pembuatan laporan

Gambar 4.1 Alur Penelitian Pengaruh Latihan Aerobik terhadap Kapasitas Vital
Paru pada Penderita Hipertensi di Bantaran Sungai Barito

Universitas Lambung Mangkurat


29

G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data dilakukan di Kelurahan Alalak Selatan, Banjarmasin,

Kalimantan Selatan pada bulan April 2020, kemudian menentukan sampel sesuai

kriteria inklusi dan dilakukan tes spirometri. Data dari hasil yang didapatkan

kemudian dikumpulkan, dan dilakukan pengolahan data. Hasil pengumpulan data

ditampilkan dalam bentuk tabel.

H. Cara Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan uji normalitas

terlebih dahulu untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak

dengan uji Saphiro-Wilk dan uji Kormogorov-Smirnoff. Apabila data terdistribusi

normal selanjutnya dilakukan uji homogenitas dengan uji levene untuk

mengidentifikasi varian antar kelompok uji T tidak berpasangan, namun jika data

tidak terdistribusi normal maka akan dilakukan uji Mann-Whitney.

I. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Alalak Selatan, Banjarmasin,

Kalimantan Selatan dan waktu penelitian pada bulan April 2020.

Universitas Lambung Mangkurat


30

Tabel 4.1 Rencana Kegiatan dan Waktu Penelitian Pengaruh Latihan Aerobik
terhadap Kapasitas Vital Paru pada Penderita Hipertensi di Bantaran
Sungai Barito

Bulan ke-
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyusunan Proposal X X
Konsultasi X X X X X X X X X X X X
Seminar Skripsi I X
Perbaikan X X
Ethical Clearance X
Perlakuan Olahraga X X X
Pengumpulan Data X X
Pengolahan Data X X X
Penyusunan Laporan X X
Seminar Skripsi II X
Perbaikan X X

J. Biaya Penelitian

Penelitian ini memerlukan dana sebesar Rp.600.000 dengan rincian sebagai

berikut:

1. Konsumsi koresponden Rp.300.000,-

2. Marchandise Rp.250.000,-

3. Kapas alkohol Rp.25.000,-

4. Masker Rp.25.000,-

Total Rp.600.000,-

Universitas Lambung Mangkurat


31

DAFTAR PUSTAKA

1. Muhadi. JNC 8: Evidence-based guideline penanganan pasien hipertensi


dewasa. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 2016;43(1):54-55.

2. Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus penatalaksanaan


hipertensi. PDHI. 2019.

3. Permadani L, Handayani OWK, Laksono B. The analysis of factor affecting


to the hypertension sympthom in pre elderly of selometro 2 health center
wonosobo regency. Public Health Perspectives Journal. 2019;4(2):149-156.

4. Kemenkes RI. Laporan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) Indonesia


tahun 2018. Jakarta:Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kemenkes RI. 2018.

5. Rosyidah H, Djannah SN. Hubungan antara kadar Pb dalam darah dengan


kejadian hipertensi pada operator SPBU di kota Yogyakarta. KES MAS.
2010;4(2):105-110.

6. Sofarini D, Rahman A, Ridwan I. Studi analisis logam berat pada badan air,
biota dan sedimen di perairan muara DAS Barito. Jurnal Bumi Lestari.
2010;10(1):28-36.

7. Fibrianti LD, Azizah R. Karakteristik, kadar timbal (Pb) dalam darah, dan
hipertensi pekerja home industry aki bekas di desa Talun kecamatan
Sukodadi kabupaten Lamongan. Jurnal Kesehatan Lingkungan.
2015;8(1):101.

8. Imaizumi Y, Eguchi K, Hoshide S, Kario K. Association between decreased


respiratory function and increased blood pressure variability. 2017.

9. Depkes RI. Masalah Hipertensi di Indonesia. 2010.

10. Sirait FB. Perbandingan kapasitas vital paru Pada pria dewasa normal yang
rutin berolahraga futsal dan yang tidak rutin berolahraga. [Thesis].
[Bandung]: Universitas Kristen Maranatha; 2009.

11. Khasan NA, Rustiadi T, Annas M. Korelasi denyut nadi istirahat dan
kapasitas vital paru terhadap kapasitas aerobik. Journal of Physical
Education, Sport, Health and Recreation. 2012;1(4):162-164.

12. Dinas kesehatan kota Banjarmasin. 2019.

Universitas Lambung Mangkurat


32

13. Bell K, Twiggs J, Olin BR. Hypertension : the silent killer : updated JNC-8
guideline recommendations. Alabama Pharmacy Association. 2015.

14. James PA, Oparil S, Carter BL, et al. 2014 evidence-based guideline for the
management of high blood pressure in adults. American Medical
Association. 2013.

15. World Health Organization. A global brief on hypertension.World Health


Day. 2015.

16. Sylvestris A. Hipertensi dan retinopati hipertensi. 2014;10(1).

17. Neter JE, Stam BE, Kok FJ, et al. Influence of weight reduction on blood
pressure: a meta-analysis of randomized controlled trials. Hypertension.
2003;42:878-884.

18. Hall EJ, Carmo JM, Silva AA, Wang Z, Hall ME. Obesity-induced
hypertension: interaction of neurohumoral and renal mechanisms. Circ Res.
2015;116(6):991-1006.

19. Ikatan Dokter Indonesia. Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas
pelayanan kesehatan primer. 2nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2014.

20. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit.
6th ed. Jakarta:EGC;2012.

21. Hasanudin, Ardiyani VM, Perwiraningtyas P. Hubungan aktivitas fisik


dengan tekanan darah pada masyarakat penderita hipertensi di wilayah
Tlogosuryo kelurahan Tlogomas kecamatan Lowokwaru kota Malang.
Nursing News. 2018.

22. Fröberg A, Raustorp A.Tracking of pedometer-determined physical activity.


A 16 year follow-up study. Journal of Physical Activity & Health. 2017.

23. Pane BS. Peranan olahraga dalam meningkatkan kesehatan. Jurnal


Pengabdian Kepada Masyarakat. 2015;21(79):2-3.

24. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. 12th ed.
Jakarta:EGC;2012. Hal. 1124 - 1126.

25. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta:EGC;
2011.

Universitas Lambung Mangkurat


33

26. Yunilasari. Prevalensi dan faktor yang memengaruhi hipertensi pada remaja
siswa sekolah menengah pertama di Jakarta Pusat [Thesis]. [Jakarta] :
Fakultas Kedokteran Indonesia;2014.

27. Divine JG. Program olahraga: tekanan darah tinggi. PT Citra Parama:
Yogyakarta. 2009.

28. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2008.

29. Eka H, Mukono J. Hubungan kadar timbal dalam darah dengan hipertensi
pekerja pengecatan mobil di Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan.
2017;9(1):71.

30. Kemenkes RI. Hipertensi. Infodatin pusat data dan informasi kementrian
kesehatan RI. 2014; (Hipertensi).

31. Fragoso CAV, Gill TM. Respiratory impairment and the aging lung: a novel
paradigm for assessing pulmonary function. J Gerontol A Biol Sci Med.
2012;67A(3):272-273.

32. Hegde SM, Solomon SD. Influence of physical activity on hypertension and
cardiac structure and function. 2015; 17(10):77.

33. Sarvasty D. Rawat jantung dengan senam jantung sehat. 2013 [cited 2019
Aug 27]. Available from : www.husadautamahospital.com/artikel_82.php.

Universitas Lambung Mangkurat


34

LAMPIRAN

Universitas Lambung Mangkurat


35

Lampiran 1. Surat Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN


MENJADI SUBJEK PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Usia :
Sehubung dengan dilaksanakannya penelitian tentang Pengaruh Latihan
Aerobik terhadap Kapasitas Vital Paru pada Penderita Hipertensi di Bantaran
Sungai Barito yang akan dilakukan oleh peneliti Muhammad Farid Syahbani,
NIM 1710911210034, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin.
Dengan ini menyatakan bersedia menjadi subjek penelitian dan mengikuti
prosedur Penelitian yang dilakukan oleh peneliti setelah mendapatkan penjelasan
yang selengkapnya.
Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan
tanpa ada paksaan dari pihak lain, dibuat sebagai kelengkapan persyaratan
pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat.
Banjarmasin,.................................

Saksi Peneliti Responden Penelitian

Universitas Lambung Mangkurat


36

Muhammad Farid Syahbani


NIM. 1710911210034

Lampiran II. Lembar isian/data isian penelitian

LEMBAR PENGISIAN DATA PENELITIAN

Pengaruh Latihan Aerobik terhadap Kapasitas Vital Paru pada Penderita


Hipertensi di Bantaran Sungai Barito

Identitas pasien

Nomor sampel :

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Pekerjaan :

Status Perkawinan :

Jenis Operasi :

Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai