PENDAHULUAN.
1
bergantung pada jenis pesawat, jumlah pergerakkan, dan jumlah jam
terbang dari pesawat setelah pemeriksaan terakhir. Pemeriksaan pesawat
terbang dapat ditunda oleh pihak maskapai apabila dari beberapa kondisi-
kondisi yang telah dicek dan ditentukan sebelumnya dapat terpenuhi. B
check yaitu pemeriksaan yang dilakukan dalam waktu 6-8 bulan sekali.
Pemeriksaan ini membutuhkan 160-180 jam kerja. Tergantung pada jenis
pesawat terbang itu sendiri, dan umumnya dapat selesai dalam waktu 1-3
hari di hanggar. Pemberlakukan jadwal yang sama bisa dilakukan terhadap
A check dan B check. C check yaitu pemeriksaan yang dilakukan dalam
waktu 20-24 bulan sekali atau terkait pada jumlah jam terbang tertentu
seperti yang telah ditetapkan oleh perusahaan pembuat pesawat.
Pemeriksaan perawatan C check ini jauh lebih luas cangkupannya
dibandingkan B check, sehingga mengharuskan sebagian besar dari
komponen pesawat terbang tersebut untuk diperiksa. Pemeriksaan C check
ini membuat pesawat tidak diperbolehkan terbang sampai perawatan
selesai. D check yaitu pemeriksaan yang paling luas dan paling berat bagi
sebuah pesawat. Pemeriksaan D check ini dilakukan setiap enam tahun
sekali. Pemeriksaan ini membutuhkan hampir semua bagian dari pesawat
dibongkar untuk diinspeksi dan diteliti.
2
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan batasan masalah yang ada di atas, maka penulisan ini
bertujuan untuk :
1. Mengetahui penyebab terjadinya mikroba pada fuel tank ?
2. Mengetahui akibat terjadinya mikroba pada fuel tank ?
3. Mengetahui cara membersihkan mikroba ?
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang penulisan,
perumusan dari masalah, batasan masalah, tujuan dari penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini membahas penyebab terjadinya microbial growth pada fuel tank,
dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya microbial growth dan cara
pembersihan fuel tank microbial growth.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan dan saran
yang nantinya dapat diambil sebagai bahan perbaikan untuk kedepannya.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
mengalami kerusakan. Dan jika cara perbaikan ini tidak dapat dilakukan
atau dilaksanakan dengan alasan secara teknik maupun alasan secara
ekonomis, maka harus dilakukannya penggantian pada komponen
tersebut.
5
proses perawatan pesawat terbang. Dokumen perawatan dari manufacture
terdapat 2 macam :
1. Customized dokumen, yaitu dokumen yang memiliki sifat efektivitas tertentu
berdasarkan register pesawat. Dokumen ini dapat disesuaikan dengan
konfigurasi dari pesawat terbang yang dimaksud. Sehingga masing-masing
pesawat terbang akan mempunyai dokumen berbeda-beda. Yang termasuk
dokumen customized : AMM, IPC, WDM.
2. Non customized dokumen, yaitu dokumen yang mempunyai efektivitas
yang bersifat umum. Untuk pesawat dengan satu tipe biasanya akan
memiliki dokumen yang sama. Contoh dari dokumen ini adalah Structural
Repair Manual (SRM) dan Standart Wiring Practise Manual (SWPM).
6
Integral Tank : tank yang merupakan bagian yang integral atau
menjadi satu bagian dengan struktur dasar dari pesawat terbang.
Bagian-bagian struktur meliputi wing skin, ribs, stingers sehingga
membentuk tank. Guna mencegah kebocoran di gunakan bahan
sealing, yang terbuat dari karet sintetis. Dalam integral tank terdiri
dari :
a. Tank no 1 (kiri) yang berkapasitas 1499 U.S Gallons/5674
Liters. Suatu wadah tempat bahan bakar yang memisahkan
dengan tank yang no 2 (kanan)
b. Tank no 2 (kanan) yang berkapasitas 1499 U.S Gallons/5674
Liters. Suatu wadah tempat bahan bakar yang memisahkan
dengan tank yang no 1 (kiri)
c. Center tank yang berkapasitas 2313 U.S Gallons/8756 Liters.
Suatu wadah untuk menyimpan fuel atau juga di sebut tempat
transfer fuel dari kiri ke kanan.
Surge Tank : tank yang biasanya terdapat pada pesawat terbang
dengan kontruksi yang mirip seperti tank dengan jenis integral.
Surge tank sebenarnya tidak diisi fuel secara lansgung, tetapi hanya
digunakan untuk tempat menampung kelebihan maupun tumpahan
dari fuel saat pengisian fuel.
7
2.5 Corrosion
Corrosion adalah perusakan suatu bahan logam yang disebabkan
adanya interaksi (reaksi kimia) antara logam dengan macam-macam zat
lingkungan sekitarnya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
diinginkan. corrosion disebut juga sebagai perkaratan, sebagai contoh
corrosion yang sering terjadi adalah korosi pada besi.
corrosion timbul akibat struktur yang terkontaminasi oleh tumpahan
bahan kimia/cairan yang tidak diduga. Mengenai bagian dari besi yang
mana yang bertindak sebagai anode dan bagian dari besi yang mana yang
bertindak yang sebagai katode tergantung daripada berbagai faktor, misal
zat-zat pengotor.
Proses terjadinya dari korosi itu sendiri dapat diperlambat atau
dicegah dengan cara memperhatikan dari hal-hal yang menyebabkan
terjadinya korosi itu sendiri, terutama dari pabrik pembuat pesawat itu
sendiri mulai dari desain awal pesawat terbang tersebut dan juga dari
proses perakitan pesawat terbang tersebut.
Kecepatan dari korosi sangat tergantung pada banyaknya faktor-
faktor. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh, yaitu: kelembaban udara,
elektrolit, zat terlarut yang membentuk asam ,adanya oksigen (O2), lapisan
pada permukaan, dan letak logam pada deret potensial yang reduksi.
Pencegahan korosi/penghambatan terhadap serangan korosi dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Pengecatan
2. Dilapisi logam yang lebih mulia.
3. Melapisi logam yang mudah teroksidasi.
4. Dicampur dengan logam lain.
8
2.5.1 Type Of Corrosion
Type corrosion diklasifikasikan secara umum ada 2, yaitu:
9
B. Stress Corrosion
Stress corrosion merupakan bentuk corrosion interganular yang
berasal dari suatu tegangan yang bekerja secara terus-menerus pada suatu
struktur di lingkungan yang bersifat korosif. Proses terjadinya stress
corrosion dapat terjadi dalam waktu beberapa menit apabila berada pada
lingkungan yang dapat bersifat korosif dan dapat terjadi dalam waktu
beberapa tahun setelah penggunaan.
C. Fretting Corrosion
Fretting corrosion merupakan korosi yang di akibatkan oleh dua
permukaan yang bergerak dan terjadi gesekan antar permukaan suatu
bahan yang mengakibatkan gugusan. Gugusan–gugusan ini jika didalam
lingkungan yang bersifat korosif, maka akan terjadi corrosion yang biasanya
membentuk lobang-lobang kecil atau bisa disebut pitting. Corrosion ini
umumnya terjadi dengan cara menyerang secara terpusat pada permukaan
logam dengan merusak perlindungan permukaan, sehingga permukaan
dari logam tersebut menjadi tidak simetris atau tidak beraturan.
10
Gambar 2.5.2 Fretting Corrosion[10]
D. Biological corrosion
Biological corrosion merupakan jenis korosi yang disebabkan oleh
kumpulan mikrooganisme seperti bakteri, jamur yang terdapat pada cairan
yang terkontaminasi. Korosi ini terjadi pada cuaca yang lembab dan panas.
Mikroorganisme atau jamur itu sendiri menghasilkan interaksi elektrokimia
yang berhubungan langsung dengan kelembaban.
11
E. Filiform Corrosion
Proses Filiform Corrosion merupakan korosi yang terjadi di bawah lapisan
cat. Korosi ini di awali dengan adanya pemanasan osmotis (Osmotic
Blistering) yang berakibat pada terjadinya kontaminan di bawah pelindung
cat yang rusak oleh air yang meresap melalui cat. Akibat adanya tekanan
osmosis yang besar menyebabkan air di tarik melewati pelindung cat dan
terbentuklah blister (cat yang melepuh). Blister biasanya terjadii pada tepi
goresan, dan retak pada pelindung cat. Kemudian jumlah air bertambah dan
terjadi korosi akibat kurangnya kebutuhan oksigen pada cat. Daerah
dimana terjadi kekurangan oksigen menjadi anode dan menjadi awal
pertumbuhan filiform corrosion.
F. Crevice corrosion
Crevice corrosion adalah bentuk korosi yang terjadi apabila larutan
elektrolit masuk ke dalam celah atau ruang logam yang sempit dan
terbatas.
12
Gambar 2.5.2 Crevice corrosion[10]
13
menyebabkan masalah teknis lainnya seperti menyebabkan kerusakan
kuantitas bahan bakar, dan penyumbatan filter bahan bakar. Karena itu,
penting untuk menghilangkan atau mengurangi keberadaan air dan
pertumbuhan mikroba di dalam bahan bakar.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
Start
Membuat Rencana
Kerja
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Re-Check Data
Selesai
15
3.2 Penentuan Topik Tugas Akhir
Setelah dilakukan studi pustaka, membaca beberapa referensi
literature, dan diskusi yang di lakukan dengan dosen pembimbing maka
penulis mengambil topik penelitian berkaitan dengan studi literatur Fuel
Tank Microbial Growth Removal/Cleaning pada Boeing 737-300.
16
3.7 Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data-data terkait Studi literatur fuel
tank microbial growth removal/cleaning pada boeing 737-300, penulis
melakukan pengolahan data untuk membuat studi literature.
17
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
.
Gambar 4.1 vent surge tank[6]
18
Pertumbuhan mikroba menghasilkan apa yang tampak sebagai
bakteri, bahkan menyamakannya dengan chocolate mousse. Spora bakteri
dan jamur yang biasa ditemukan di tanah dapat memasuki tangki bahan
bakar melalui ventilasi di tangki penyimpanan atau melalui kontaminasi
selama pengisian. Dalam kondisi yang parah, lumpur menumpuk di bagian
bawah storage tank. Fungus dan microba akan menempel di dalam fuel
tank structure pada area dimana water tertampung di dalam fuel tank,
normalnya terjadi pada bagian bawah permukaan dari tank, di dalam fuel
tank yang basah fungus berwarna hitam, halus bercampur dengan material
apabila di dalam tank yang kering maka fungus akan berubah menjadi
warna coklat muda.
19
tinggi. Sehingga mempunyai dampak yang besar pada kinerja engine
apabila terjadi corrosion pada fuel tank. Corrosion tersebut termasuk dalam
jenis biological corrosion.
20
4.4 Pelaksanaan
Pada pelaksanaan ini akan menjelaskan mengenai point utama
yang dilakukan dalam cleaning fuel tank dan juga perawatannya
21
4. Gunakan baju protective untuk mencegah kontak dengan mikroba
a. Tidak boleh ada kantong, karena apabila ada kantong
mikroba tersebut bisa masuk ke dalam kantong baju
protective tersebut
b. Mask
c. gloves
d. gogles
e. boots
5. Membersihkan timbul nya mikroba secara manual
a. Masuk ke dalam tank
b. Laksanakan step-step berikut
Gunakan sikat fiber untuk membersihkan yang sudah
terkontaminasi
Membersihkan dengan alcohol,dengan memakai cotton
wiper
Gunakan seminimal mungkin alcohol tersebut, tidak boleh
berlebihan karena kandungan alcohol itu sangat tidak baik
untuk pernapasan manusia.
Setelah diberi alcohol, lalu dibersihkan dengan cotton wiper
untuk membersihkan kontaminasi mikroba.
letakkan cotton wiper yang sudah digunakan ke dalam
plastic bag untuk mengurangi campuran udara didalam
tank.
Gunakan air hose atau wire untuk memastikan bahwa
lubang-lubang tersebut tidak tersumbat.
Gunakan tekanan udara maksimal 90 psi untuk
membersihkan bahan apapun yang mengandung kadar air
dan fuel scavange pumps.
6. Melaksanakan pengecekan secara visual pada struktur tank untuk
mengetahui terjadinya korosi
22
7. Kembalikan kondisi pesawat seperti semula
(a) Pasang semua panel struktur yang telah di lepas
(b) Keluar dari tank dan tutup tank
(c) Dan laksanakan treatment fuel tank kontaminasi.
23
4.4.2 Pembersihan menggunakan Pressure Washer
- Pembersihan dengan menggunakan pressure washer tersebut apabila
fuel warna nya sudah agak sedikit hitam. Jika terlalu lama dibiarkan
akan terjadi banyak fungus di dalam tank tersebut. Dan pembersihan
nya pun harus memakai tekanan air panas. Dan tidak bisa memakai
wire lagi untuk membersihkan. Selanjutnya harus memakai alat dan
bahan lebih untuk melakukan preventive tersebut. Setelah
pembersihan harus di beri tekanan nitrogen agar cepat kering di
dalam fuel tank tersebut
24
Pindahkan semprotan anda pada area sekitar 6 inch per
detik
Lebih baik membersihkan disela-sela tempat dari pada
membersihkan hanya satu arah
Jangan semprot pada lokasi ujung seal compound
Jika memberi tekanan panas untuk waktu yang lama bisa
merusak seal
5. Persiapkan air panas untuk mencuci tank
Persiapan untuk masuk ke tank
Lepaskan pintu akses yang berada di area fuel tank
Lepaskan fuel tank yang diperlukan dengan tujuan
mendapatkan akses ke daerah itu.
Pasang perlengkapan pelindung untuk mencegah kontak
dengan pertumbuhan mikroba. Diantara lain :
- Respirator
- Fuel resistant gloves
- Saranex coveralls
- Neoprene boots
Lepaskan komponen tank yang harus dibersihkan
- Sump drain valve
- FQIS tank units and compensators
- Fuel scavenge jet pump
- Water scavenge ejector pump
Meletakkan penutup, pelindung fuel system, dan ambil lagi
penutup pelindung nya sebelum penerbangan.
Bersihkan unit-unit tank
25
Persiapan mencuci tank dengan pressure washer
- Respirator
- Heat protective gloves
- Water-proof outer gloves
- Water-proof and heat protective hood
- A full face mask
6. Langkah-langkah pembersihan fuel tank menggunakan pressure
washer
- Pertama mulai dari luar tank
- Tahan nozzle dijarak 6-10 (150-250mm) inch dari
permukaan tank
- Posisi nozzle 45% dari permukaan tank
- Arahkan nozzle ke arah akses drain valve
- Selanjutnya membersihkan drain valve yang setelah dibuka
tadi
- Hanya dengan memakai metode semprot bisa
membersihkan pertumbuhan mikroba
- Gunakan semprotan pendek, tidak boleh sembarangan
semprot
- Apabila ada peringatan bau yang aneh dari dalam tank,
harus segera keluar
- Dan lengkap cara membersihkan dengan menggunakan
pressure washer
7. Sesudah membersihkan fuel tank, ikuti langkah-langkah ini
- Gunakan air hose dengan nozzle maximal 90 psi untuk
membersihkan air yang berada di dalam
- Jangan sampai tersisa air didalam fuel tank, apabila masih
ada air di dalam, fuel tersebut langsung terkontaminasi
langsung.
26
Gambar 4.4.2 Prosedur fuel tank microbial growth removal/cleaning
dengan memakai pressure washer/skala besar [10]
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi literatur fuel tank microbial
growth removal/cleaning pada Boeing 737-300 adalah sebagai berikut :
1. Penyebab terjadinya fuel tank microbial growth karena disebabkan
oleh proses kondesasi uap air ketika pesawat berada diketinggian.
Dan air yang berada di fuel tank terbentuk karena adanya udara yang
masuk melalui vent ketika quantity fuel berkurang.
2. Dampak/akibat terjadinya fuel tank microbial growth, yaitu dapat
mengakibatkan tersumbatnya filter fuel pada fuel tank, dan dapat
menyebabkan terkikisnya lapisan fuel tank karena corrosion
tersebut. Dan dapat mengarah pada penurunan kualitas bahan
bakar.
3. Cara pembersihan/pencegahan terhadap fuel tank microbial growth,
yaitu pada saat kembali ke base maintenance dilakukan drain fuel
untuk mencegah adanya kadar air pada fuel.
5.2. Saran
Berdasarkan proses pengkajian tugas akhir ini, bagi peneliti
selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan sumber penelitian
sebelumnya, dengan menganalisa microbial growth.
28
DAFTAR PUSTAKA
29