Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelelahan kerja merupakan permasalahan umum kerika bekerja di
laboratorium pada mahasiswa. Kelelahan pada individu secara nyata dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat menurunkan produktivitas kerja,
yang mana kelelahan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
kecelakaan kerja. Untuk mengatasi kelelahan karena kondisi kerja maka muncul
ilmu ergonomi. Fokus ergonomi melibatkan tiga komponen utama yaitu, manusia,
sarana dan prasarana, lingkungan yang saling berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya, interaksi tersebut menghasilkan suatu system kerja yang tidak dapat
dipisahkan.
Penerapan ergonomi untuk meningkatkan kesehatan, keselamatan dan
produktivitas kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu proses produksi
semakin dirasakan. Oleh karena itu, penyelenggaraan ergonomi perlu dilakukan
dengan baik dan benar melalui penyesuaian mesin, alat, dan sarana dan prasarana
yang mendukung kenyamanan dan efisiensi kerja. Agar tercapai kondisi seperti itu,
seharusnya sarana dan prasarana serta lingkungan dikondisikan sesuai kemampuan
dan keterbatasan manusia, bukan sebalikanya, yaitu manusia yang menyesuaikan
dengan alat.
Dari jabaran diatas, terlihat bahwa sarana dan prasarana serta lingkungan
yang sesuai dengan kaidah ilmu ergonomic dapat meningkatkan efektivitas kerja.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap sarana dan
prasarana yang digunakan mahasiswa dalam menjalankan proses praktikumnya.
Sarana dan prasarana yang digunakan apakah sudah sesuai dengan kaidah ilmu
ergonomi ataukah masih sebagian.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang seperti uraian diatas maka diambil rumusan masalah
sebagai berikut “ Berapa persen sarana dan prasarana yang telah sesuai dengan
kaidah ergonomi pada laboratorium bakery di Universitas Negeri Malang?

C. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi
penelitian dimasa yang akan dating, terutama yang berhubungan dengan
ergonomi.
2. Manfaat Praktis
a. bagi sekolah
1). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
bagi kampus maupun dosen dalam memilih perlatan yang sesuai dengan
ergonomic
2) Hasil penelitian ini dapat menjadi sarana pengembangan ilmu
pengetahuan melalui teori
b. Bagi Peneliti
1). Penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu wahana dalam penerapan
teori-teori yang telah diperoleh selama menjalani studi di Universitas Negeri
Malang
2). Penelitian ini bermanfaat untuk memperluas pengetahuan dan wawasan
tentang ilmu ergonomi.
3

D. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional
1. Ilmu ergonomi Ilmu yang mempelajar tentang hubungan
sarana dan prasarana dengan fisik manusia
2. Sarana dan Sarana dalah segala sesuatu yang dapat
prasarana dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah
segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya suatu proses.(KBBI)
Sarana yang digunakan dalam melaksanakan
praktikum yaitu, meja kerja, sink, dan mixer
dough
4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
2.1 Ergonomi
a. Pendahuluan mengenai ergonomi
Kata “ergonomi” berasal dari kata Yunani yaitu “ergon” berarti kerja
dan “nomos” berarti hukum alam, dapat didefinisikan sebagai studi
tentang aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara
anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan perancangan
dan desain (Nurmianto, 1996). Ergonomi adalah ilmu, seni dan
penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara
segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat
dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental
sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik
(Tarwaka, dkk, 2004).
Ergonomi merupakan kajian interaksi interaksi antara manusia
dengan mesin serta factor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan kinerja system secara keseluruhan (Bridger,
2009). Fokus ergonomi melibatkan tiga komponen utama yaitu manusia,
mesin dan lingkungan yang saling berinteraksi satu dengan yang
lainnya. Interaksi tersebut menghasilkan suatu sistem kerja yang tidak
bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya yang dikenal
dengan istilah worksystem (Bridger, 2003).

Menurut Internatonal Ergonomic Association (IEA), Ergonomi


merupakan studi anatomis, fisiologi, dan psikologi dari aspek manusia
dalam bekerja di lingkungannya. Konteks ini memiliki kaitan dengan
efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan dari orang-orang di
tempat bekerja, di rumah, dan sejumlah permainan. Hal itu secara umum
5

,memerlukan studi dari system dan fakta kebutuhan manusia, mesin-


mesin dan lingkungan yang saling berhubungan dengan tujuan
mengenai penyesuaiannya
Ergonomi merupakan suatu aktifitas multidisiplin yang diarahkan
untuk mengumpulkan informasi tentang kapasitas dan kemampuan
manusia, dan memanfaatkannya dalam merancang pekerjaan, produk,
tempat kerja, dan peralatan kerja. (Chengalur et al., 2004). Tujuan
penerapan ergonomi dapat pula dibuat dalam suatu hierarki, dengan
tujuan yang paling rendah adalah system kerja yang masih dapat
diterima dalam batas-batas tertentu, asalkan system ini tidak memiliki
potensi bahaya terhadap kesehatan dan nyawa manusia. Tujuan yang
lebih tinggi adalah suatu keadaan ketika pekerja dapat menerima kondisi
kerja yang ada. Dengan mengingat keterbatasan yang bersifat teknis
maupun organisatoris. Kondisi kerja yang optimal, yaitu beban dan
karakteirstik pekerjaan telah sesuai dengan kemampuan dan
keterbatadan individu pengguna system kerja (Kroemer,2004).
Jadi, dari beberapa pertanyaan tersebut dapat disimpulkan bahwa
Ergonomi adalah ilmu yang mengkaji hubungan atau interaksimanusia
dengan objek atau produk yang digunakannya, dengan tujuan untuk
mencapai kenyamanan, kemanan, keselamatan, keindahan.
b. Manfaat ergonomi
Menurut Pheasant (2003) ada beberapa manfaat ergonomi, yaitu :
1. Peningkatan hasil produksi, yang berarti menguntungkan secara
ekonomi. Hal ini antara lain disebabkan oleh:
a. Efisiensi waktu kerja yang meningkat.
b. Meningkatnya kualitas kerja.
c. Kecepatan pergantian pegawai (labour turnover) yang relatif
rendah.
2. Menurunnya probabilitas terjadinya kecelakaan, yang berarti:
a. Dapat mengurangi biaya pengobatan yang tinggi. Hal ini cukup
berarti karena biaya untuk pengobatan lebih besar daripada
biaya untuk pencegahan.
6

b. Dapat mengurangi penyediaan kapasitas untuk keadaan gawat


darurat
3. Dengan menggunakan antropometri dapat direncanakan atau
didesain:
a. Pakaian kerja
b. Workspace
c. Lingkungan kerja
d. Peralatan/ mesin
e. Consumer product
c. Prinsip Ergonomi
Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari keserasian kerja
dalam suatu sistem (worksystem). Sistem ini terdiri dari manusia, mesin
dan lingkungan kerja (Bridger, 2003). Pada penerapannya jika pekerjaan
menjadi aman bagi pekerja/manusia dan efisiensi kerja meningkat maka
tercapai kesejahteraan manusia. Keberhasilan aplikasi ilmu ergonomi
dilihat dari adanya perbaikan produktivitas, efisiensi, keselamatan dan
diterimanya sistem desain yang dihasilkan (mudah, nyaman dan
sebagainya) (Pheasant, 1999).
Prinsip ergonomi tersebut dapat ditentukan pekerjaan apa yang
layak digunakan agar mengurangi kemungkinan keluhan dan
menunjang produktivitas. Penerapan ergonomi dapat dilakukan melalui
dua pendekatan (Anies, 2005), yaitu:
1. Pendekatan Kuratif
Pendekatan ini dilakukan pada suatu proses yang sudah atau
sedang berlangsung. Kegiatannya berupa intervensi, modifikasi
atau perbaikan dari proses yang telah berjalan. Sasaran dari
kegiatan ini adalah kondisi kerja dan lingkungan kerja. Dalam
pelaksanaannya terkait dengan tenaga kerja dan proses kerja
yang sedang berlangsung.
2. Pendekatan konseptual
Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan sistem dan akan
sangat efektif dan efisien jika dilakukan pada saat perencanaan.
7

Jika terkait dengan teknologi, sejak proses pemilihan dan alih


teknologi, prinsipprinsip ergonomi telah diterapkan.
Penerapannya bersama-sama dengan kajian lain, misalnya
kajian teknis, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan.
Pendekatan holistik ini dikenal dengan pendekatan teknologi
tepat guna. Aplikasi ergonomi dapat dilaksanakan dengan
prinsip
Aplikasi ergonomi dapat dilaksanakan dengan prinsip
pemecahan masalah. Pertama, melakukan identifikasi masalah
yang sedang dihadapi dengan mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi. Kedua, menentukan prioritas masalah dan
masalah yang paling mencolok harus ditangani lebih dahulu.
Kemudian dilakukan analisis untuk menentukan alternatif
intervensi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penerapan ergonomi (Anies, 2005) :
1. Kondisi fisik, mental dan sosial harus diusahakan sebaik
mungkin sehingga didapatkan tenaga kerja yang sehat
dan produktif.
2. Kemampuan jasmani dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan antropometri, lingkup gerak sendi dan
kekuatan otot.
3. Lingkungan kerja harus memberikan ruang gerak
secukupnya bagi tubuh dan anggota tubuh sehingga
dapat bergerak secara leluasa dan efisien.
4. Pembebanan kerja fisik dimana selama bekerja
peredaran darah meningkat 10 s/d 20 kali. Meningkatnya
peredaran darah pada otot-otot yang bekerja memaksa
jantung untuk memompa darah lebih banyak.
5. Sikap tubuh dalam bekerja. Sikap tubuh dalam bekerja
berhubungan dengan tempat duduk, meja kerja dan luas
pandangan. Untuk merencanakan tempat kerja dan
perlengkapan yang dipergunakan, diperlukan ukuran-
8

ukuran tubuh yang menjamin sikap tubuh paling alamiah


dan memungkinkan dilakukan gerakan-gerakan yang
dibutuhkan.
d. Bidang-Bidang Kajian Ergonomi
Cikal bakal ergonomi adalah pemanfaatan dari sejumlah ilmu dasar
yang mempelajari manusia, seperti anatomi, fisiologi, kedokteran,
ortopedi, psikologi, serta sosiologi. Ergonomi kemudian tumbuh dan
berubah dengan pesat. Selain itu, ergonomi dalam konteks perancangan
banyak memanfaatkan ilmu-ilmu rekayasa. Berikut adalah sebagaian
dari beberapa sub-disiplin ergonomi, yaitu
1. Antropometri
Antropometri yaitu bidang yang mengkaji dimensi fisik tubuh
manusia, termasuk usia, tinggi berdiri, bobot, panjang jangkauan
lengan, tinggi duduk, dan lain sebagainya. Data antropometri
banyak dimanfaatkan dalam perancangan produk, peralatan, serta
tempat kerja.
2. Biomekanika kerja
Biomekanika kerja adalah suatu bidang yang memfokuskan pada
proses mekanika yang terjadi pada tubuh manusia, terkait dengan
aktivitas fisik yang dilakukan pekerja.
3. Fisiologi kerja
Fisiologi kerja adalah bidang ergonomi yang mengkaji respons
fungsi-fungsi tubuh yang terjadi saat bekerja. Aplikasinya dapat
berupa penentuan besar beban kerja bila dibandingkan dengan
kemampuan metabolik pekerja, serta penentuan jadwal kerja-
istirahat optimal yang meminimalkan stress dan kelelahan
4. Human information processing dan ergonomi kognitif
Human information processing dan ergonomi kognitif adalah
bidang ergonomic yang mempelajari bagaimana manusia
memproses informasi dari lingkungannya, dimulai dari tahap
mengindra adanya stimulus dan mempersepsikannya, sampai
dengan mengambil kepiutusa dan melakukan tindakan yang
9

diperlukan. Bidang ini mempelajari proses persepsi, mengingat,


pemberian perhatian, serta pengambilan keputusan. Bidang ini
snagat bermanfaat, sebagai contoh, dalam memahami bagaimana
seorang operator mengartikan data yang diberikan oleh suatu display
dalam menentukan moda yang terbaik (lisan, tulisan, atau berupa
gambar) dalam menyampaikan informasi kritis kepada pengguna
atau dalam menentukan besarnya beban mental seorang operator.
5. Ergonomi makro
Ergonomi makro , berangkat dari konsep sosio-teknologi, bidang
ini merupakan suatu pendekatan system dalam mengkaji kesesuaian
antara individu, organisasi, teknologi, serta proses interaksi yang
terjadi. Tujuannya adalah tercapainya tujuan organisasi
secaraefektif dan berkelanjutan melalui evaluasi oerganisasi kerja.
Dengan demikian, perbaikan tidak difokuskan pada operator dan
pekerjaannya, namun lebih pada perancangan system secara
keseluruhan sebagai upaya yang efisien dalam mencapai tujuan
organisasi. Manfaat bidang ini antara lain berupa perbaikan system
kerja yang bersifat bottom-up, peningkatan kualitas kerja, serta
minimasi biaya yang terkait dengan implementasi teknologi baru

2.2 Antropometri
a. Pengertian Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthoropos
artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran
tubuh. Pengertian ini bersifat sangat umum sekali (Supariasa, dkk, 2001).
Sedangkan sudut pandang gizi, Jelliffe (1966) mengungkapkan bahwa
antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi.
10

Antropometri merupakan ilmu yang berhubungan dengan aspek


ukuran fisik manusia. Aspek fisik ini tidak hanya dimensi linier, tetapi
juga berupa berat badan. Keilmuan ini melingkupi metode pengukuran
dan pemodelan dimensi tubuh manusia, serta teknik aplikasi untuk
perancangan (Roebuck, 1995).
Antropometri dapat dibagi atas antropometri struktural (statis) dna
antropometri fungsional (dinamis). Antropometri statis adlaah
pengukuran keadaan dan ciri0ciri fisik mannusia dalam posisi diam pada
dimensi-dimensi dasar fisik, meliputi panjang segmen atau bagian tubuh,
lingkar bagian tubuh, massabagian tubuh dan sebagainya. Antropometri
dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia
ketikamelakukan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat bekerja,
berkaitan erat dengan dimensi fungsional, misalnya tinggi duduk panjang
jangkauan, dan lain-lain. Dalampenerapannya, kedua antropometri ini
tidak dibedakan. Hasil pengukuran baik pada keadaan statis atau dinamis
secara umum disebut data antropometri.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Antropometri
1. Usia
Tinggi tubuh manusiaterus bertambah mulai darilahir hingga usia
sekitar 20-25 tahun. Usia saat berhentinya pertumbuhan pada
perempuan lebih dini daripada laki-laki. Berbeda dengantinggi tubuh,
dimensi tubuh yang lain, seperti bobotbadan dan lingkar perut
mungkin tetap bertambah hingga usia 60 tahun. Pada tahap usialanjut,
dapat terjadi perubahan bentuk tulang seperti bungkuk pada tulang
punggung, terutama pada perempuan.
2. Jenis Kelamin
Pengamatankita sehari0hari meunjukkan adanya perbedaan
antropometri antara laki-laki dan perempuan. Di usia dewasa, laki-
laki pada umumnya lebih tinggi daripada perempuan,dengan
perbedaan sekitar 10%. Namun perbedaan ini tidak terlihat saat usia
pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan maksimum peremouan terjadi
pada usia sekitar 10-12 tahun. Pada usia ini, perempuan cenderung
11

lebih tinggi dan lebih berat disbanding laki-laki seusianya. Pada laki-
laki tingkat pertumbuhan maksimum terjadi pada usia sekitar 13-15
tahun. Selain lebih tinggi dan lebih berat,pada umumnya tubuh laki-
laki juga lebih besar dibandingkan perempuan.
3. Ras dan Etnis
Ukuran dan proporsi tubuh sangat beragam antar ras dan etnis yang
berbeda, misalnya antara Negroid (Afrika), Kaukasoid (Amerika
Utara dan eropa), Mongoloid (Asia),dan Hispanik (Amerika Selatan).
Orang Asia biasanya memiliki postur tubuh yang berbeda dengan
Amerika dan Eropa, dengan proporsi kaki yang lebih pendek dan
punggung lebih panjang.
4. Pekerjaan dan Aktifitas
Perbedaan dalam ukuran dan dimensi fisik dapat dengan mudah
ditemuka pada kumpulan orang yang mempunyai aktivitas kerja
berbeda.
5. Kondisi Sosio-ekonomi
Faktor kondisi sosio-ekonomi berdampak pada pemberian nutrisi dan
berpengaruh pada tingkat pertumbuhan badan. Sleain itu faktor ini
juga berhubungan dngan kemampuan untuk mendapatkan pendidikan
yang lebih tinggi. Panero dan Zelnik (1979) menggambarkan
hubungan linier antara rata-rata tinggi badan dan bobotanak-anak di
Amerik Serikat dengan pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan
terakhir orang tua. Berbagai penelitian menunjukkan terjadinya
peningkatan pada tinggi tubuh rata-rata manusia antargenerasi. Hal ini
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya kemakmuran dan
asupan gizi yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya.
c. Metode Pengukuran
Metode pengummpulan data antropometri dan jenis peralatan yang
digunakan untuk pengukutan bergantung pada jenis data yang akan
dikumpulkan. Data antropometri dapat dikelompokkan atas hal-hal
berikut:
1. Dimensi Linear (jarak)
12

Dimensi ini merupakan jarak terpendek antara dua titik pada tubuh
manusia melingkupi panjang, tinggim dan lebar segmen tubuh seperti:
panjang jari, tinggi lutut, dan lebarpinggul.
2. Lingkar Tubuh
Lingkar tubuh diukursebagai panjang keliling, misalnya lingkar paha,
perut, kepala.
3. Ketebalan Lapisan Kulit
Biasanya pengukuran ini dilakuka untuk mengukur kandungan lemak
yang ada didalam tubuh yang kemudian dijadikan acuan sebagai
tingkat kebugaran tubuh.
4. Sudut
Terdterdapat dua craa pengukuran sudut, yaitu dilakuan secarapasif
dan secaraaktif. Pengukuran secara pasif ditujukan untuk mengetahui
kecenderungan posisi tubuh ketika bekerja, yang lebih lanjut laagi
dapat digunakan untuk mengevaluasi potensi resiko kelainan pada
system otot rangka. Pengukuran sududt secara aktif yaitu untuk
mengetahui fleksibilitas tubuh dalam bentuk kemampuan maksimum
gerakan system otot-sendi. Pengukuran ini banyak digunakan dalam
studi yang berhubungan dengan rehabilitasi, olahraga, dan
biomekanika.
5. Bobot tubuh
Metode pengukuran bobot tubuh dapat dibagi atas dua yakni secara
langsung,dan tidak langsung. Metode langsungadalah pengukuran
yang melibatkan kontak langsung peralatan antropometri dengan
permukaan tubuh atau pakaian individu yang diukur.
d. Ukuran Antropometri
a. Berat badan (BB)
Berat badan menggambarkan tentang massa tubuh. Dalam keadaan
normal, BB berkembang mengikuti perkembangan umur (balita).
Sedangkan saat dalam keadaan tidak normal, BB berkembang lebih
cepat atau lambat. Berdasarkan sifat tersebut, maka indikator BB/U
13

hanya dapat menggambarkan status gizi saat ini. Prosedur


penimbangan BB yaitu
(1) dilakukan sebaiknya pagi hari setelah buang air atau keadaan perut
kosong supaya hasil akurat
(2) meletakkan timbangan di tempat yang datar,
(3) sebelum dilakukan penimbangan sebaiknya timbangan dikalibrasi
terlebuh dahulu
(4) mahasiswa diminta melepas alas kaki, aksesoris yang digunakan
dan menggunakan pakaian seminimal mungkin
(5) mahasiswa naik ke timbangaan dengan posisi menghadap
kedepan, pandangan lurus, tangan disamping kanan kiri dan posisi
rileks serta tidak banyak gerakan,
(6) catat hasil pengukuran (Aritonang, 2013).
b. Tinggi badan (TB) Tinggi badan merupakan gambaran
pertumbuhan. Dalam keadaan normal, TB tumbuh bersama dengan
pertambahan umur. Pengaruh kekurangan gizi terhadap TB akan
tampak pada kekurangan yang sangat lama. Berdasarkan hal tersebut
indeks TB/U dapat menggambarkan keadaan masa lalu (Aritonang,
2013). Prosedur pengukuran TB yaitu (1) memasang mikrotoa pada
dinding yang rata dan tegak lurus pada lantai, (2) mikrotoa digeser
keatas hingga melebihi tinggi anak yang akan diukur, (3) mahasiswa
berdiri tegak lurus rapat ke dinding, (5) posisi kepala, bahu belakang,
pantat dan tumit rapat ke dinding, pandangan lurus ke depan, (6)
membaca angka pada mikrotoa dengan pandangan mata sejajar
dengan angka yang ditunjuk pada garis mikrotoa (Aritonang, 2013).
e. Teknik Pengolahan Data
1. Konsep persentil
Data antropometri biasanya digunakan dalam bentuk nilai persentil.
Persentil menunjukkan junlah bagian per seratus orang dari suatu
populasi yang memiliki ukuran tubuh tertentu. Suatu persentil
menggambarkann persentase atau rangking dalam data terurut, atau
14

dalam bahsa teknisnya merupakan data ke-i dari suatu kelompok data
yang sudah diurutkan mulai dari terkecil hingga terbesar.
Informasi tentang persentil ini penting untuk menetapkan persentase
populasi pengguna yang akan diakomodasi oleh produk yang
dirancang. Selain itu persentil juga digunakan dalam evaluasi p[roduk
untuk menguji apakah suatu rancangan produk dapat digunakan oleh
populasi yang menjadi target.
2. Pengolahan Data Lanjut
a. Korelasi
Manusia memiliki dimensi ukuran anggota tubuh dan proporsi
yang beragam, walaupun kenyataannya berbeda, dalam
praktiknya proposri tubuh dapat diasumsikan hampir sama untuk
populasi ras dna etnis yang sama. Secara sepintas kita melihat
bahwa proporsi panjang kaki terhadap tinggi badan anatar kitadan
rekan lain relatif sama, seperti yang disampaikan Vitruvirus pada
abad ke 1 SM. Atas dasar ini, suatu model antropometeri dapat
dibuat dengan mengacu pada proporsi rata-rata suatu kelompok
populasi. Metode ini disebut juga pendekatan skala rasio. Pada
metode ini yang biasanya dijadikan acuan adalah tinggi tubuh.
2.3 Sarana dan Prasarana
a. Pengertian Sarana dan Prasarana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)Sarana
adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala
sesuatu yang merupakan penunjang utamaterselenggaranya suatu
proses (usaha, pembangunan, proyek). untuk lebih memudahkan
membedakan keduanya. Sarana lebih ditujukan untuk benda-
benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin,
sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang
tidak bergerak seperti gedung.
Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat
dipindah-pindah, sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk
15

menjalankan fungsi sekolah atau madrasah. Sarana pendidikan


antara lain gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat-alat media
pembelajaran. Sedangkan yang termasuk prasarana antara lain
seperti halaman, taman, lapangan, jalan menuju sekolah dan lain-
lain (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24, 2004).
Secara umum definisi sarana dan prasarana adalah alat
penunjang keberhasilan suatu proses atau upaya yang dilakukan
di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak
tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat
mencapai hasil yang diharapkan sesuaidengan rencana. Moenir
(1992:119) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis
peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai
alat utama dan pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga
dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan
organisasi kerja.
Menurut Nana Syaodih (2009, h.49) “Fasilitas belajar merupakan
semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak
maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan berjalan lancar,
teratur, efektif dan efisien”.
Berdasarkan pendapat diatas, bisa dikatakan bahwa segala sarana
prasarana belajar merupakan suatu fasilitas yang diperlukan bagi siswa
dalam mencapai tujuan belajar melalui kegiatan belajar dalam bentuk
penyelidikan dan penemuan untuk mendapatkan pemahaman tentang
masalah-masalah yang dipelajari
e. Fungsi Sarana dan Prasarana Belajar
Fungsi Sarana dan Prasarana Menurut Sanjaya (2010, h. 18) “ Sarana
belajar adalah segala sesuatu yang mendukung terhadap kelancaran
proses pembelajaran “. Dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana
belajar sekolah sangat penting dalam proses pembelajaran untuk
mendukungjalannya proses pembelajaran. Dengan berbagai macam sarana dan
prasarana belajar sekolah yang tersedia dan pemanfaatan yang dapat
menunjang kegiatan belajar tentunya akan membantu siswa dalam belajar baik
di rumah maupun sekolah.
f. Macam – macam Sarana dan Prasarana Belajar
16

Menurut Mulyani menyatakan, perpustakaan sekolah merupakan suatu


unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah
yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara
sistematik dengan cara tertentu dan digunakan siswa dan guru sebagai suatu
sumber informasi dalam rangka menunjang program belajar dan mengajar.
Berdasarkan paparan serta pendidikan
a. Gedung Sekolah
Gedung sekolah menjadi sentral perhatian dan pertimbangan bagi
setiap pelajar yang ingin memasuki suatu lembaga sekolah
tertentu.Karena mereka beranggapan kalau suatu sekolah mempunyai
bangunan fisik yang memadai tentunya para siswa dapat belajar
dengan nyamandan menganggap sekolah tersebut termasuk sekolah
yang ideal.Terkadang perhatian mereka berlebihan dan terjadi salah
pandang. Sekolah dianggap sebagai sarana untuk mencari sensasi dan
persaingan,sehingga tujuan utama untuk mencari sekolah yang benar-
benar memadai dalam proses belajar mengajar terlupakan dan hanya
tertarik pada bangunan fisik yang indah,tanpa memperhatikan apakah
sekolah tersebut sudah sesuai dengan syarat pendidikan. Ini tidak
berarti bahwa gedung sekolah yang indah dan memenuhi syarat untuk
belajar tidak penting, karena keadaan gedung sekolah yang ada
berpengaruh terhadap suatu kegiatan belajar mengajar. Mulyasa
(2004, h. 76)
b. Ruang Belajar (Kelas)
Menurut Karwati ( 2014, h.17) “Kelas adalah suatu ruangan sebagai
tempat terjadinya proses interaksi belajar mengajar”. Kelas yang baik
dan serasi adalah kelas yang dapat menciptakan kondisi yang
kondusif,karena ruangan belajar merupakan salahsatu penunjang
belajar yang nantinya berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan
belajar. Letak kelas sudah diperhatikan dan diperhitungkan terhadap
kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat proses belajar
mengajar jika lingkungan belajar yang disediakan dalam ruangan
cukup nyaman, maka akan mendorong peserta didik untuk lebih giat
dan 15 memperoleh hasil yang baik, namun sebaliknya, jika ruang
belajar menyediakan lingkungan belajar yang kurang nyaman maka
kegiatan belajar akan kurang terangsang dan hasilnya kurang
17

memuaskan. Tempat belajar yang baik bisa dikatakan suatu tempat


yang tenang,dan dalam ruangan jangan sampai ada hal yang yang
dapat menggangu perhatian karena sebagian besar waktu siswa dan
guru selama berada di sekolah dipergunakan di ruang belajar, dengan
ruang belajar yang memenuhi persyaratan peserta didik akan betah
didalam kelas karena suasana kelas yang kondusif. Secara ideal
diharapkan ruang belajar itu memenuhi persyaratan yang mampu
menunjang kegiatan belajar,dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
1). Ukuran Kelas Mengenai bentuk dan ukuran kelas hendaknya
disesuaikan dengan rancangan pengembangan indtruksional yang
sangat efektif untuk belajar dan mengajar sehingga daya serap
peserta didik terhadap suara guru dapat didengar dengan baik. Luas
kelas hendaknya memungkinkan murid yang duduk paling belakang
sekalipun untuk membaca tulisan di papan tulis dan mendengarkan
suara guru dengan baik dan jelas.
2). Penerangan Suatu tempat belajar yang baik bila memiliki
penerangan yang cukup, sehingga seseorang akan dapat membaca
dengan kapasitas yang 16 lebih besar dan kelelahan mata yang lebih
kecil apabila memanfaatkan penerangan alamiah.
3). Sirkulasi udara Dengan adanya ventilasi maka udara yang kita
hirup akan bersih dan ruangan yang kita pakai untuk belajar tidak
pengap.
4). Meja tulis dan kursi Sekolah harus menyediakan tempat untuk
siswa belajar dilengkapi meja dan kursi, tentunya harus nyaman bagi
siswa dan posisis diamana siswa akan bisa belajar dengan
konsentrasi. Menurut Karwati dkk (2014, h.58) “Untuk menciptakan
suasana kelas yang kondusif diperlukan pengaturan kelas yang
memadai dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, waktu,
pengaturan ruang belajar,dan pengelompokan peserta didik”.
5) Perpustakaan sekolah merupakan suatu unit kerja yang merupakan
bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah yang menyimpan
koleksi bahan pustaka. Perpustakaan diatur dan dikelola dengan
suatu cara tertentu dan digunakan oleh siswa dan guru sebagai
sumber penelitian, membantu perencanaan pendidikan, mendorong
18

hasrat belajar, memudahkan cara mengajar dan memenuhi kehausan


peserta didik atas suatu informasi tertentu. Perpustakaan adalah
sebuah bangunan gedung yang isinya berupa bukubuku dan bahan
lainnya serta berbagai sumber pengetahuan yang disediakan untuk
para pengguna. Karwati dkk (2014, h, 24) 17
6) Buku Pelajaran Dalam kegiatan pembelajaran seseorang perlu
memiliki buku yang dapat menunjang dalam proses belajar, buku
yang harus dimiliki siswa antara lain : 1. Buku pelajaran wajib,2.
Buku kamus , 3. Buku tambahan seperti majalah tentang
pendidikan
7) Media Belajar Penggunaan media pembelajaran memang sudah
tidak asing pada zaman sekarang ini, karena kemajuan teknologi
yang memang sudah canggih maka sudah seharusnya sekolah
mengikuti perkembangan teknologi dan diterapkan di dalam
kegiatan belajar mengajar karena media ini juga bisa memudahkan
siswa dan membantu siswa belajar dikelas. Menurut Karwati dkk
(2014, h.223) “Proses pembelajaran yang optimal bagi peserta
didik melibatkan media pembelajaran sebagai sarana yang
dimanfaatkan oleh guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran”.

B. Penelitian Sebelumnya
C. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis

Anda mungkin juga menyukai