Anda di halaman 1dari 3

Nama : Cici Meisari

Nim : 10011381621116

M.K : Epidemiologi Kesehatan Kerja

Epidemiologi kesehatan keselamatan kerja adalah studi yang mempelajari efek kesehatan
yang disebabkan oleh faktor-faktor pemaparan (bahaya) di lingkungan kerja. Selain itu gaya hidup
( merokok, minum minuman keras, pola makan kebiasaan olah raga merupakan faktor sekunder
yang turut memodifikasi variabel yg menyertai pemaparan faktor lingkungan Kerja.

Tujuan adanya epidemiologi di lingkup kesehatan keselamatan kerja adalah untuk


menentukan pemapar yang menyebabkan penyakit akibat pekerjaan atau gangguan kesehatan dan
merekomendasi upaya pencegahan serta menyediakan data untuk proyeksi yang akan datang.
Pendekatan yang dilakukan dalam epidemiologi kesehatan keselamatan kerja experimental,
Observasional (retrospektif dan prospektif).

Hazard yang terdapat di area tempat kerja menjadi sangat bervariasi, dan tingkat faktor
risiko yang berbeda-beda, mulai dari hazard yang melingkupi kapasitas dan status kesehatan,
hazard perilaku yang melingkupi masalah kebiasaaan merokok dan aktivitas
fisik, hazard lingkungan yang terdiri dari fisik, biologi, kimia dan hazard psikologi kerja. Faktor
fisik seperti kebisingan, vibrasi dan iluminasi, serta faktor mekanik seperti benturan, kebakaran
dan ledakan diikuti oleh faktor kimia misalnya, gas CO, H2S dan lain-lain, serta faktor stres kerja
berupa pengaturan shift kerja malam yang mungkin ada dalam industri. Pola hidup tidak sehat
terbukit berdampak pada kesehatan pekerja. Oleh Karena hal tersebutlah petugas kesehatan
keselamatan kerja sangat di butuhkan. Akan tetapi petugas kesehatan keselamatan kerja juga
membutuhkan ilmu epidemiologi khususnya epidemilogi dalam lingkup kesehatan keselamatan
kerja.
Manfaat Epidemiologi dalam lingkup kesehatan keselamatan kerja dalam penganalisa status
kesehatan pekerja adalah:

1. Mengidentifikasi faktor sebagai bahan perencanaan, manajemen dan evaluasi.


2. Menyusun standar keselamatan Kesehatan Kerja
3. Menggambarkan mekanisme toksisitas dan proporsi kelompok tenaga kerja yang terpapar
hazards ke arah perkembangan atau timbulnya penyakit akibat pekerjaan atau gangguan
kesehatan
4. Melihat banyaknya kesakitan akibat penyakit akibat pekerjaan atau kecelakaan kerja antara
berbagai kelompok tenaga kerja.
5. Menjelaskan sebab terjadinya penyakit akibat pekerjaan atau kecelakaan kerja
6. Mencari hubungan sebab akibat atau pengaruh hazards bagi tenaga kerja dan menguji
hipotesa

Pelaksanaan upaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di dunia usaha dan dunia kerja
didasarkan atas tiga alasan penting, yaitu Hak Asasi Manusia (HAM) untuk perlindungan pekerja,
kewajiban pemberi kerja yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, dan alasan ekonomi,
yaitu untuk mencapai sustainable development suatu organisasi. Keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) merupakan salah satu upaya untuk mengelola hazard di tempat kerja agar tercapai pekerja
yang sehat, selamat, sejahtera, produktif dan kompetitif serta organisasi yang sustain, melalui
konsep manajemen terhadap risiko yang ditimbulkan hazard di tempat kerja.

Hazard atau faktor risiko di tempat kerja dapat berupa

1. hazard lingkungan, meliputi faktor fisik, kimia, dan biologi;


2. hazard ergonomi, meliputi faktor postur janggal, beban, durasi, dan frekuensinya;
3. hazard somatik, meliputi faktor antara lain antropometri, status kesehatan, status
kebugaran, ataupun penyakit;
4. hazard perilaku, meliputi antara lain kebiasaan merokok, makanan padat energi tinggi
lemak kurang serat, sedentary lifestyle (kurang aktivitas fisik); dan
5. hazard pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja, berupa faktor stres kerja.
Hazard dan risiko bila tidak dikendalikan dapat menurunkan kapasitas kerja dan status
kesehatan pekerja, karena menimbulkan penyakit, penyakit akibat kerja atau luka akibat
kecelakaan kerja.

Konsep dasar Manajemen Risiko adalah upaya mengendalikan risiko yang dilakukan untuk
mencapai tujuan K3 berupa

 antisipasi;
 rekognisi hazard;
 evaluasi atau penilaian tingkat risiko, dan,
 control atau intervensi untuk menghilangkan atau mereduksi risiko ke tingkat yang dapat
diterima.

Dalam rangka mengenal atau rekognisi hazard dan risiko K3, diperlukan analisis data.
Epidemiologi yang salama ini banyak dianggap sulit bahkan oleh para akademisi, kenyataannya
di lapangan sudah banyak dimanfaatkan oleh praktisi keselamatan dan kesehatan kerja, dalam
membantu manajemen di perusahaan atau otoritas yang terikait dengan kegiatan K3.

Hal ini sejalan dengan kegiatan epidemiologi yaitu :

1) melihat besar masalah;


2) menilai hubungan sebab akibat;
3) membandingkan kondisi sebelum dan sesudah intervensi; dan
4) melakukan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai