Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

Halaman .

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 2

A.Latar Belakang ............................................................................................. 2

B.Tujuan ........................................................................................................... 3

BAB II PELAKSANAAN AUDIT................................................................... 4

A. Waktu audit hand hygiene......................................................................... 4


B. Tempat audit hand hygiene....................................................................... 4
C. Pelaksana audit hand hygiene................................................................... 4
D. Jumlah sampel hand hygiene..................................................................... 4
E. Tata Laksana Audit hand hygiene............................................................. 4

BAB III HASIL DAN ANALISA ...................................................................... 5

A. Hasil audit tingkat kepatuhan................................................................... 5


B. Rencana tindak lanjut ................................................................................ 7

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan health care system yang di dalamnya terdapat sistem
surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang mempunyai peran strategis di
rumah Sakit dalam upaya mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia,
karena rumah sakit merupakan fasilitas yang padat karya dan padat teknologi. Peran strategis
rumah sakit sangat diperlukan untuk menghadapi transisi epidemiologi yang terjadi saat ini.
HAI’s (Health Care Associated Infection) merupakan kejadian infeksi yang didapatkan
penderita setelah mendapatkan perawatan >48 jam dan pasien tidak dalam masa inkubasi.
Macam kejadian HAIs banyak dihubungkan karena pemasangan alat, seperti CAUTI
(Catheter Associated Urinary Tract Infection), VAP (Ventilator Associated Pneumonia),
CRBSI (Catheter (IV, Central) Related Blood Stream Infection) dan IDO (Infeksi Daerah
Operasi) karena tindakan operasi. Karena HAIs diidentifikasi melalui kegiatan surveilans.
Media penularan utama dari sebagian besar bakteri atau virus penyebab infeksi rumah sakit
adalah tangan-tangan personil medik yang terkontaminasi. Hand hygiene adalah istilah yang
digunakan untuk mencuci tangan menggunakan antiseptik pencuci tangan.
Pada tahun 2009, WHO mencetuskan global patient safety challenge dengan clean
care is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas
kesehatan dengan my five moments for hand hygiene yaitu melakukan cuci tangan sebelum
bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan prosedur bersih dan steril, setelah
bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah
bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien.
Pengetahuan tentang infeksi rumah sakit dan pencegahannya merupakan stimulus sosial yang
dapat menimbulkan respon emosional terhadap upaya universal precaution sehingga akan
meningkatkan peran sertanya dalam upaya pencegahan infeksi rumah sakit. Kegagalan
melakukan kebersihan tangan yang baik dan benar dianggap sebagai penyebab utama HAIs
dan penyebaran mikroorganisme multiresisten

2
di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap
timbulnya wabah (boyce dan pittet, 2002). Sehingga perlu adanya audit kepatuhan
pelaksanaan hand hygiene untuk evaluasi kegiatan hand hygiene yang telah dilakukan oleh
TIM PPI RSUD Provinsi NTB.

2. Tujuan

Evaluasi kegiatan pemantauan cuci tangan dimaksudkan untuk:


a. Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand hygiene)
b. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand hygiene) dengan handrub
maupun handwash.
c. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan tangan (hand hygiene)
d. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci tangan (hand hygiene) dengan
6 langkah dalam 5 momen.

3
BAB II
PELAKSANAAN AUDIT

A. Waktu Audit
Audit dilakukan tanggal 25-27 Oktober 2019, tanggal 13-15 November 2019,
serta tanggal 18-20 Desember 2019.

B. Tempat Audit
Audit dilaksanakan di unit pelayanan yang memungkinkan adanya kontak
dengan pasien, diantaranya :

1. Hemodialisa
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. NICU
5. ICU
6. IGD
7. VK
8. Radiologi
9. Ruang Operasi
10. Laboratorium

C. Pelaksana Audit
Audit dilakukan oleh IPCN yang akan mengobservasi selama waktu
pelaksanaan audit di masing-masing unit pelayanan yang disebutkan di atas.

D. Jumlah sampel
Sampel yang diobservasi sebanyak 150 tindakan dari tenaga kesehatan setiap
kali audit. Sampel yang merupakan tenaga kesehatan terdiri dari dokter,
perawat, dan tenaga kesehatan lain yaitu therapist, analis, dan nutrisionis serta
sanitarian.

E. Tata Laksana Audit


a. Pengambilan sampel secara random saat dilakukan observasi pada petugas
yang kontak langsung dengan pasien atau dengan lingkungan pasien.
b. Tidak mengobservasi lebih dari tiga petugas dalam waktu yang bersamaan.
c. Waktu observasi: diisi waktu memulai observasi di ruang terpilih, sampai
waktu selesai melakukan observasi. (10-20 menit).sehingga
memungkinkan sampel untuk diobservasi lebih dari satu kali.

4
BAB III
HASIL AUDIT

A. Hasil Audit Tingkat Kepatuhan

Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan mengukur
kepatuhan para petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene yang merupakan perilaku
mendasar dalam upaya mencegah timbulnya infeksi silang. Berikut ini laporan kepatuhan
hand hygiene pada setiap unit pelayanan kesehatan di RSUD Provinsi NTB bulan Oktober-
Desember 2019.

HASIL AUDIT KEPATUHAN CUCI TANGAN


BULAN OKTOBER-DESEMBER DI RSUD PROVINSI NTB
TAHUN 2019
82
81
80
79
78
77
76
75
74
73
Oktober November Desember
Series1 81.3 76 80

Gambar 3.1

Berdasarkan Gambar 3.1 menunjukkan angka kepatuhan hand hygiene di RSUD


Provinsi NTB pada trimester keempat yaitu pada bulan November 76%.

5
HASIL AUDIT KEPATUHAN CUCI TANGAN BERDASARKAN PROFESI
BULAN OKTOBER-DESEMBER DI RSUD PROVINSI NTB
TAHUN 2019
88
86
84
82
80
78
76
74
72
70
68
Dokter Perawat P.Kesehatan Lain
Oktober 76 83 86.1
November 75 75 78.3
Desember 79.2 79 81.6

Gambar 3.2

Berdasarkan Gambar 3.2 menunjukkan bahwa angka kepatuhan hand hygiene


tertinggi bulan Oktober-Desember pada profesi kesehatan lain sebesar 86,1%,
sedangkan pada bulan November angka kepatuhan hand hygiene terendah pada
profesi dokter dan perawat sebesar 75%.

6
HASIL AUDIT KEPATUHAN CUCI TANGAN BERDASARKAN
5 MOMENT BULAN OKTOBER-DESEMBER DI RSUD PROVINSI
NTB TAHUN 2019
120
100
80
60
40
20
0
set-drh.c
seb-pas seb-asept set-pas set.lkg ps
tbh
Oktober 81.2 96 100 82.4 88.4
November 77 60.7 94 92.5 87.2
Desember 85 72 90 94.3 83

Gambar 3.3

Berdasarkan data dari gambar di atas menunjukkan bahwa rata-rata angka kepatuhan
hand hygiene berdasarkan five moment, kepatuhan yang tertinggi pada bulan Oktober-Desember
sebesar 100% adalah moment ke 3 yaitu setelah kontak dengan darah dan cairan tubuh pasien.
Pada bulan November dan Desember kepatuhan hand hygiene terendah pada moment ke 2 yaitu
sebesar 60.7% dan 72%.

B. Rencana Tindak Lanjut


a. Monitoring cuci tangan oleh IPCLN diruangan untuk selalu evaluasi dan mengingatkan
petugas untuk tidak lupa cuci tangan 6 langkah pada 5 moment.
b. Edukasi cuci tangan 6 langkah pada 5 moment untuk semua pegawai rumah sakit.
c. Monitoring ketersediaan handrub dan handwash di setiap ruangan.
d. Pemasangan poster 5 moment dan 6 langkah di semua area rumah sakit.
e. Melakukan pemasangan tempat tissue di setiap wastafel serta monitoring ketersediaan
tissue untuk mendukung pelaksanaan hand wash.
f. Melakukan sosialisasi hand hygiene sesuai five moment dan enam langkah sesuai jadwal
monitoring.

7
8

Anda mungkin juga menyukai