dengan ABAQUS
1. Membuka aplikasi Abaqus CAE.
Pastikan komputer sudah ter-install Abaqus CAE. Untuk membuka Abaqus
CAE bisa dicari lewat search, ketik Abaqus. Dapat dilihat di Gambar 1.
500 KPa
0,30 m
0,20 m
1,30 m 0,20 m
2D16
P10‐100
2D16
Gambar 3. Dimensi contoh model struktur beton bertulang.
4. Part
a. Menggunakan Solid Element untuk model beton
Pilih Create Part, dapat dilihat di Gambar 4. Beri nama Part, Modeling
Space = 3D, Type = Deformable, Base Future; Shape = Solid, Type =
Extrusion, klik Continue seperti pada Gambar 5. Gambarkan penampang
balok beton yang mau dibuat dengan membuat sembarang Rectangle
dengan klik pada kanvas dengan dua titik sebagai sudut yang berlawanan
seperti pada Gambar 6. Dan Gambar 7. Dimensi penampang dapat diatur
dengan melakukan klik Add Dimension seperti pada Gambar 8., atur
dimensinya sehingga penampang balok adalah b = 0,20 m dan h = 0,3 m.
Hasilnya seperti pada Gambar 9. Kemudian klik Done seperti pada Gambar
10., selanjutnya muncul tampilan seperti pada Gambar 11. isikan Length =
1,50 m, Klik OK hasilnya seperti pada Gambar 12. Untuk model zona
pengangkuran tendon prategang, struktur merupakan gabungan beberapa
Part seperti pada Gambar 13.
Gambar 4. Tampilan untuk memilih Create Part
Gambar 11. Proses membuat Extrusion dari penampang menjadi bentuk balok
Solid 3D.
Gambar 12. Geometrik Part balok beton Solid 3D yang selesai dibuat.
Gambar 13. Geometrik Part zona pengangkuran tendon prategang Solid 3D yang
selesai dibuat.
Gambar 19. Cell yang dipartisi dan Datum Plane sebagai pembagi.
σc (MPa)
35.00
30.00
25.00
Linear
20.00
15.00
Non Linear
10.00
5.00
0.00 εtotal
σc (MPa)
2.50
2.00
1.50 Linear
1.00 Non Linear
0.50
0.00 εtotal
dt
1.20
1.00
0.80
0.60
Tension Damaged
0.40
0.20
0.00
εplastis
Gambar 30. Tampilan form input model material Concrete Damaged Plasticity.
Gambar 31. Tampilan form input parameter Plasticity pada model material
Concrete Damaged Plasticity.
Gambar 32. Tampilan form input Compression Behavior model material Concrete
Damaged Plasticity.
Gambar 33. Tampilan form input Tension Behavior model material Concrete
Damaged Plasticity.
σc (MPa)
600
500
400
300 Elastis
200
Plastis
100
0
εtotal
Gambar 41. Masukan material baja dan luas penampang tulangan dengan Truss
Element.
Gambar 43. Masukan material baja dan luas penampang tulangan dengan Truss
Element.
6. Mesh
Mesh merupakan fasilitas untuk melakukan pembagian dan penentuan tipe
dari Element dari Part ataupun Assembly. Konvergensi dari analisis
tergantung dari tingkat keteraturan dan kesesuaian elemen yang digunakan
dengan geometrik struktur. Dalam contoh ini meshing dilakukan pada Part
(Dependent). Untuk menampilkan fasilitas mesh pilih Mesh, Object = Part
seperti pada Gambar 44.
Gambar 60. Posisi Truss Part (Tulangan) sudah sesuai dengan rencana.
Gambar 61. Solid Part (beton) dan Truss Part (tulangan) yang sudah diposisikan
sesuai dengan desain rencana.
Gambar 62. Solid Part (beton) dan Truss Part (tulangan) yang sudah diposisikan
sesuai dengan desain rencana pada model zona pengangkuran tendon
prategang.
8. Interaction
Interaction merupakan fasilitas yang memberikan hubungan antar Part dalam
suatu Assembly. Dalam contoh pemodelan struktur kantilever beton bertulang
ini hubungan beton dengan tulangan dihubungkan sebagai interaksi
Embedded Region. Dalam contoh pemodelan ini fasilitas Interaction dilakukan
dalam lingkup Assembly.
Tampilkan Part tulangan saja pada Assembly dengan klik View, Assembly
Display Options, pilih Instance, seperti pada Gambar 63. dan Gambar 64.
Selanjutnya pilih Interaction seperti pada Gambar 65., pilih Embeded Region
seperti pada Gambar 66., pilih Embedded Element dengan memilih elemen
tulangan seperti pada Gambar 67., klik Done, selanjutnya buka form
Assembly Display Option, pilih Part Intance, Tampilkan Part beton saja, pilih
elemen beton seperti pada Gambar 68., klik OK seperti pada Gambar 69.
9. Step
Step merupakan fasilitas digunakan untuk menentukan algoritma iterasi
numerik. Untuk memulai maka pilih perintah Step seperti pada Gambar 70.,
klik Create, beri nama Step, pilih General, “Static, Riks” seperti pada Gambar
71. Selanjutnya isikan input seperti pada Gambar 72., Gambar 73., dan
Gambar 74., klik OK, hasil Step yang sudah jadi seperti pada Gambar 75.
Output analisis yang diinginkan dapat ditentukan dengan perintah Field Output
Request Manager, carasnya adalah dengan mengikuti isian seperti pada
Gambar 76.
11. Job
Job merupakan fasilitas untuk mengkonversi model menjadi file input yang
selanjutnya akan di eksekusi secara numerik oleh Abaqus. Prosedur yang
dilakukan adalah pilih perintah Job seperti pada Gambar 83., isikan nama
Job dan klik Continue seperti pada Gambar 84. Selanjutnya isikan masukan
Job pada bagian Submission, dan Memory seperti pada Gambar 85. dan
Gambar 86., klik OK, dan hasilnya Job sudah jadi seperti pada Gambar 87.
Untuk menjalankan analisis numerik klik Submit dari Job yang dipilih. Untuk
melakukan monitor progress analisis numerik klik Monitor seperti pada
Gambar 88.
Gambar 83. Perintah Job.
12. Visualization
Visualization merupakan fasilitas untuk menampilkan keluaran analisis
numerik secara grafis meliputi kontur tegangan, regangan, displacement,
damage parameter, dan parameter output lainnya. Cara menampilkan
perintah ini adalah klik Result pada form Job Manager seperti pada Gambar
89. Selanjutnya tampilkan kontur parameter output dengan cara klik Result,
pilih Field Output seperti pada Gambar 90., pilih DAMAGET untuk
menampilkan kontur Damaged Tension seperti pada Gambar 91. Berikut
perintah; tambahan untuk menampilkan output agar lebih mudah dibaca
hasilnya
a. Agar kontur tegangan dan regangan Part beton dapat terlihat
perbedaanya, ataupun kontur Part tulangan dapat diamati, visualisasi Part
dalam output dapat dipisahkan melalui fasilitas Display Group Manager.
Untuk memisahkan Part dari beton dan tulangan klik Display Group
Manager seperti pada Gambar 92., Tampilkan Part beton saja caranya
seperti pada Gambar 93. Untuk memperbesar ukuran huruf pada Legend
gunakan perintah View Part Annotation Option seperti pada Gambar 94.,
dan atur ukuran huruf pada Legend seperti pada Gambar 95. Dan
hasilnya seperti Gambar 96.
b. Common Plot Option digunakan untuk mengatur visualisasi dan skala
deformasi model. Caranya dengan pilih Common, Common Plot Option
seperti pada Gambar 97., aturlah tampilan visualisasi output model
seperti pada Gambar 98.
c. Kontur parameter output yang lain dapat ditampilkan dengan cara klik
parameter yang tersedia pada form Field Output, misalnya kontur
regangan maksimum prinsipal. Untuk memperlihatkan perbedaan nilai
kontur yang lebih jelas dapat dilakukan dengan memilih Contour Option
seperti pada Gambar 99., dimana nilai batasan maksimum atau
minimumnya ditentukan.
d. Untuk menampilkan kontur tegangan tulangan lakukan prosedur Display
Group Manager dan buatkan group untuk Part tulangan, dan hasil
visualisasi kontur tegangan penampang seperti pada Gambar 100.
Gambar 105. Cara mengambil data Load dari form Job Monitor.
P (KN)
30
Yield
25
20
15
1st full open
10 Carck
1st Crack
5
0 δ (mm)
0 2 4 6 8 10
Gambar 108. Kontur DAMAGET pada kondisi retak terbuka penuh pertama kali.
Gambar 109. Kontur DAMAGET pada kondisi baja mulai leleh.
Gambar 124. Memasukkan beban 300 KN/m2 (12 KN) untuk pembebanan model
ke dua pada Step-1.
Gambar 125. Memasukkan beban 400 KN/m2 (16 KN) untuk pembebanan model
ke tiga pada Step-1.
Gambar 126. Cara membuat Job1 untuk pembebanan 100 KN/m2 (4 KN).
Gambar 127. Cara modifikasi memory komputer yang disediakan untuk analisis.
Gambar 128. Keluaran increment Step-1
Gambar 132. Parameter DAMAGET dan Mode Shape dari struktur pada saat
beban 4 KN.
Gambar 133. Parameter DAMAGET dan Mode Shape dari struktur pada saat
beban 12 KN.
Gambar 134. Parameter DAMAGET dan Mode Shape dari struktur pada saat
beban 16 KN.
15. Menambahkan tulangan prategang (pretension)
Abaqus memiliki fasilitas untuk memodelkan beban prategang pada baja
tulangan. Dalam bahasan ini adalah contoh kasus pemodelan balok
prategang pretension. Model struktur balok kantilever beton bertulang yang
dicontohkan sebelumnya dimodifkasi dengan menambahkan tulangan
prategang seperti yang diilustrasikan pada Gambar 135. Rencana skema
pemodelan yang dilakukan mengikuti Error! Reference source not found..
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Part tendon prategang dibuat dengan cara melakukan perintah Copy Part
tulangan longitudinal seperti pada Gambar 136. dan Gambar 137.
b. Material baja prategang dibuat dengan cara melakukan perintah Copy
Material dan modeifikasi modulus elastis beserta parameter plastisitas
baja tulangan seperti pada Gambar 138., Gambar 139., Gambar 140.
c. Penampang tulangan baja prategang dibuat dengan membuat
penampang struktur 3D, kategori Beam dan tipe Truss dan luas
penampang diisikan seperti pada Gambar 141. dan Gambar 142.
d. Penampang baja tulangan yang terpasang pada elemen dimodifikasi
menjadi penampang baja prategang seperti pada Gambar 143. dan
Gambar 144 .
e. Part baja prategang dimasukkan dan diatur posisinya menggunakan
perintah Move dan Rotate ke dalam Assembly sedemikian hingga sesuai
dengan model rencana, seperti yang disajikan pada Gambar 145. dan
Gambar 146.
f. Constraint tipe Embeded Region dibuat untuk menentukan interaksi baja
prategang dengan beton seperti pada Gambar 147. dan Gambar 148.
g. Job dibuat dengan cara melakukan perintah Copy Job seperti pada
Gambar 149.
h. Step-0 disisipkan sebelum Step-1 untuk memberi fasilitas beban
prategang seperti pada Gambar 150.
i. Load Manager dibuka untuk melihat urutan pembebanan seperti pada
Gambar 151.
j. Job di print dalam bentuk notepad melalui perintah Write Input seperti
pada Gambar 152. Selanjutnya input file dalam format notepad dibuka di
dalam folder Abaqus tempat program di-install seperti pada Gambar 153.
Notepad dibuka dan dibaca pada bagian tulangan prategang yang
sebagai Embeded Region seperti pada Gambar 154. Membuat source
code beban prategang dengan cara seperti pada Gambar 155.
Selanjutnya dilakukan perintah Seve-as pada notepad yang telah
dimodifikasi.
k. Job dibuat dengan menggunakan perintah Create Job menggunakan
notepad seperti pada Gambar 157. Selanjutnya memori Job ditentukan
seperti pada Gambar 158.
l. Melakukan Submit Job seperti pada Gambar 159.
m. Keluaran analisis dapat diamati pada Gambar 160., Gambar 161.,
Gambar 162., Gambar 163., Gambar 164., dan Tabel 8.
500 KPa
0,30 m
0,20 m
1,30 m 0,20 m
2D16
5 cm
PS‐A=100 mm2
P10‐100
2D16
Tabel 6. Rencana skema pembebanan pada tiap step dari Job pembebanan
model.
Tabel 7. Skema pembebanan pada tiap step dari Job pembebanan model.
Gambar 146. Memposisikan tulangan prategang sesuai posisi rencana.
Gambar 154. Membuka notepad Input File dan membaca Part tendon prategang
sebagai Embeded Element.
Gambar 155. Memberikan beban prategang dengan masukan berupa source
code .
Gambar 156. Melakukan Create Job menggunakan Input File yang telah
dimodifikasi.
Gambar 157. Membuka Input File yang telah dimodifikasi beban prategang.
Gambar 158. Menentukan memori dalam analisis.
Gambar 162. Kontur displacement pada Step-2 (akibat beban prategang dan
beban luar).
Gambar 163. Kontur DAMAGET (rusak tarik) setelah beban luar dihilangkan.
Gambar 164. Frekwensi natural struktur pada mode shape vertikal setelah beban
luar dilepaskan.
Tabel 8. Pembebanan dan frekwensi natural pada tiap step dari Job
pembebanan model.
Pembebanan Job1 Job2 Job3 Job4
(KN)
Step-0 (PS) 1000 MPa 1600 MPa 1000 MPa 1600 MPa
Step-1 (KN) 4 4 16 16
Step-2 (KN) 0 0 0 0
Step-3 Built into Built into Built into Built into
base state base state base state base state
Frekwensi (Hz) 23,221 23,218 15,340 15,340
∆maks (mm) 0,5339 1,6600 -0,4003 0,7036