Anda di halaman 1dari 19

PERCOBAAN 7

UJI POTENSI ANTIBIOTIK (5+1)

I. TUJUAN
1.1 Mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba uji yang disebabkan oleh zat
baku standard dengan zat yang diuji.
1.2 Menentukan kesetaraan antibiotika uji dibandingkan antibiotika standar
terhadap mikroba uji tertentu.

II. TEORI DASAR


2.1 Definisi Antibiotik

Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikro-organisme hidup


terutama fungi dan bakteri tanah, yang memiliki khasiat mematikan atau
menghambat pertumbuhan banyak bakteri dan beberapa virus besar,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil (Tjay, Tann Hoan.
Rahardja,Kirana.2008).

2.2. Golongan Antibiotik

Golongan antibiotik terdiri dari (Tjay, Tann Hoan,Rahardja,Kirana.2008)


1. Penisilin

Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari


bermacam-macam jenis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai
gugusan samping R ) benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin
diperoleh dari jamur cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943)
penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesi
dinding sel.

2. Sefalosforin

Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan


cara menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin
mirip dengan penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di
hambat probenisid.

Sefalosforin terbagi atas :


a. Sefadroksil
b. Sefrozil
c. Sefotakzim
d. Sefuroksim
e. Sefamandol
f. Sefpodoksim

3. Tetrasiklin

Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas.


Penggunaannya semakin lama semakin berkurang karena masalah
resistansi.

Tetrasiklin terbagi atas :

a. Tetrasiklin.
b. Demeklosiklin Hidroklorida
c. Doksisiklin
d. Oksitetrasiklin

4. Aminoglikosida

Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram


posistif dan gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga
aktif terhadap pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap
mycobacterium tuberculosis dan penggunaannya sekarang hampir
terbatas untuk tuberkalosa.

Aminoglokosida terdiri atas :

a. Amikasin
b. Gentamisin
c. Neomisin Sulfat
d. Netilmisin

5. Kloramfenikol

Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas,


namun bersifat toksik. Obat ini seyogyanya dicadangkan untuk infeksi
berat akibat haemophilus influenzae, deman tifoid, meningitis dan abses
otak, bakteremia dan infeksi berat lainnya. Karena toksisitasnya, obat ini
tidak cocok untuk penggunaan sistemik..

6. Makrolid

Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama


dengan penisilin, sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin.
Indikasi eritremisin mencakup indikasi saluran napas, pertusis, penyakit
gionnaire dan enteritis karena kampilo bakteri.

Makrolid terdiri atas :

a. Eritromisinb
b. Azitromisin
c. Klaritromisin
7. Polipeptida

Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin),


basi-trasin dan gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan
gugusan-gugusan amino bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya
yang semuanya diperoleh dari jamur, antibiotika ini dihasilkan oleh
beberapa bakteri tanah. Polimiksin hanya aktif terhadap basil Gram-
negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin terhadap
kuman Gram-positif.

Khasiatnya berupa bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya


(surface-active agent) dan kemampuannya untuk melekatkan diri pada
membran sel bakteri, sehingga permeabilitas sel diperbesar dan akhirnya
sel meletus. Antibiotika ini sangat toksis bagi ginjal, polimiksin juga
untuk organ pendengar. Maka penggunaannya pada infeksi dengan
Pseu¬domonas kini sangat berkurang dengan munculnya antibiotika
yang lebih aman (gentamisin dan karbenisilin).

8. Golongan Antimikobakterium
Golongan antibiotika dan kemoterapetka ini aktif te rhadap kuman
mikobakterium. Termasuk di sini adalah obat-obat anti TBC dan lepra,
misalnya rifampisin, streptomisin, INH, dapson, etambutol dan lain-lain.

2.2 Mekanisme Antibiotik

Mekanisme kerja senyawa antibiotik atau anti mikroba diantaranya


(Jawetz,Melnick, Adelberg’s.2005) :

1. Menghambat sintesis dinding sel


2. Menurunkan permeabilitas membrane atau menghambat transport
aktif melewati membrane sel
3. Menghambat sintesis protein ( misalnya melalui penghambatan
translasi dan traskripsi material genetik)
4. Menghambat sintesis asam nukleat

2.3 Spektrum Kerja Antibiotik

Spektrum kerja adalah luasnya daerah kerja antibiotika terhadap berbagai


spesies mikroba. Pengelompokan antibiotik berdasarkan spektrum kerja
meliputi (Katzung, B.G. 2004) :

a. Spektrum kerja luas

Antibiotik spektrum kerja luas dapat dapat bekerja terhadap bakteri


gram positif dan bakteri gram negatif dan mikroba lain seperti klamidia,
mikroplasma, riketsia. Penggunaan spektrum luas digunakan apabila
identifikasi kuman penyebab susah dilakukan namun kerugiaanya dapat
menghambat pula bakteri flora normal dalam tubuh.

b. Spektrum kerja sempit

Antibiotik spektrum sempit umumnya terbatas pada bakteri gram


posif atau gram negatif saja. Contohnya eritromisin, klindamisin,
kanamisin, hanya bekerja terhadap mikroba gram-positif. Sedang
streptomisin, gentamisin, hanya bekerja terhadap kuman gram-negatif.

c. Spektrum kerja relatif luas


Antibiotik spektrum relatif luas dapat bekerja pada bakteri gram
positif dan bakteri gram negatif. Pada dosis rendah antibiotik jenis ini akan
bekerja sebagai antibiotik dengan spektrum kerja sempit, dan pada dosis
yang tinggi antibiotik ini dapat bekerja pada bakteri gram positif maupun
bakteri gram negatif.

d. Spektrum kerja spesifik

Berbeda dengan antibiotik spektrum luas dan antibiotik spektrum


sempit, antibiotik jenis ini bukan bekerja pada bakteri gram positif atau
gram negatif, tetapi lebih spesifik lagi yaitu bakteri yang bersifat aerob
dan bakteri yang bersifat anaerob.

2.4. Ampicillin

Ampicillin adalah obat antibiotik yang termasuk dalam kelompok


antibiotik penisilin. Antibiotik ampisilin ini berfungsi mengatasi infeksi akibat
bakteri, contohnya infeksi pada saluran pernapasan (ISPA), infeksi pada
telinga, dan infeksi pada saluran kemih. Ia bekerja dengan cara membunuh
bakteri yang menyebabkan infeksi tersebut. Ampisilin penisillinum yang
berasal dari inti penisilina yaitu asam 6-amino penisilinat (6-APA). Ampicillin
memiliki spektrum luas, bersifat bakterisid terhadap bakteri gram negatif juga
positif (Craig, W.A. 1998).

Ampicillin bekerja dengan cara menghambat secara irreversibel aktivitas


enzim transpeptidase yang dibutuhkan untuk menumbuhkan dinding sel
bakteri. Secara lebih spesifik lagi, ampicillin bekerja dengan cara menghambat
tahap tiga sampai tahap akhir dari proses sintesis dinding sel bakteri, yang
akhirnya akan membuat bakteri mati. Secara klinis ampicillin efektif
melawan bakteri gram-positif yang peka terhadap penisilina G dan bermacam-
macam bakteri gram-negatif, diantaranya : Bakteri gram-positif seperti S.
Pneumoniae, enterokokus dan stafilokokus yang tidak menghasilkan
penisilinase. Bakteri gram-negatif seperti gonokokus, H. Influenzae, beberapa
jenis E. Coli, Shigella, Salmonella dan P. Mirabilis (Mc Evoy,G.K,J.L.
Miller.2002).
Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada
glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini
berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke
dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.
Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping :
reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia,
trombositopenia, diare pada pemberian per oral (Craig, W.A. 1998).

2.5 Esceria colli


Escherichia coli atau biasa disingkat E. Coli adalah salah satu jenis spesies
utama Bakteri Gram negatif. Pada umumnya Bakteri yang ditemukan oleh
Theodor Escherich pada tahun 1885 ini hidup pada tinja, dan dapat
menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, seperti diare, muntaber dan
masalah pencernaan lainnya (Ditjen POM. 2001).

Gambar 2.1 Bakteri E.Coli

Klasifikasi Escherichia Coli

Kerajaan Bacteria

Divisi Phylogenetica

Kelas Gamma Proteobacteria

Bangsa Enterobacteriales
Suku Enterobacteriaceae

Marga Escherichia

Jenis Escherichia Coli

E.coli merupakan Bakteri batang Gram negatif, tidak berkapsul,


umumnya mempunyai fibria dan bersifat motil. Sel E.coli mempunyai ukuran
panjang 2,0-6,0 mm dan lebar 1,1-1,5 mm, tersusun tunggal, berpasangan.
Bakteri ini dapat menggunakan asetat sebagai sumber karbon. Bakteri ini
tumbuh pada suhu antara 10-40 °C, dengan suhu optimum 37 ºC. pH optimum
untuk pertumbuhan adalah pada 7,0-7,5, pH minimum pada pH 9,0. Bakteri
ini relatif sangat sensitif terhadap panas dan dapat diinaktifkan pada suhu
pasteurisasi makanan (50-100°C) atau selama pemasakan makanan (Ditjen
POM. 2001).

E.coli termasuk ke dalam golongan Bakteri Gram negatif, sifat dari


Bakteri ini yang membedakan dengan Bakteri lainnya adalah susunan dinding
selnya. Dinding sel Bakteri Gram positif berlapis tunggal dengan kandungan
lipid 1-4%, sedang pada Bakteri Gram negatif dinding selnya berlapis tiga
yang terdiri dari lipoprotein, membran luar fosfolipid dan lipopolisakarida,
dan kandungan lipid pada dinding sel berkisar antara 11-22%. Membran luar
fosfolipid tersebut menyebabkan komponen kimia yang bersifat antiBakteri
sulit untuk menembus dinding sel Bakteri Gram negatif. pada keadaan tertentu
dapat mengalahkan mekanime pertahanan tubuh sehingga dapat tinggal di
dalam blader (cystitis), pelvis ginjal dan hati, antara lain dapat menyebabkan
diare, septikemia (sepsis), dan infeksi lainnya (Lim, D. 1998).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
 Bunsen  Perforator
 Cawan petri  Pinset
 Erlenmeyer  Pipet ukur 10ml, 5ml
 Incubator 37oC  Rak tabung reaksi
 Jangka sorong  Tabung reaksi
 Ose bundar
Bahan :

 Akuadest steril
 Ampisilin standar dengan konsentrasi 1mg/ml
 Media nutrien agar
 Sampel ampisilin uji
 Suspensi E.coli dalam NaCl fisiologis dengan transmitan (%T) 25%

IV. PROSEDUR

Diberi tanda dengan spidol pada lima cawan petri yang akan digunakan, sesuai
pola. Dibuat agar inokula 0,4%, setelah tercampur homogen dengan suspensi
E.coli, dituang dalam cawan petri sebanyak 30ml dan didiamkan memadat. Setelah
itu disiapkan ampisilin trihidrat dengan dilarutkan dalam akuadest steril hingga
didapat konsentrasi 1000mg/ml. Kemudian, dilakukan pengenceran dengan
akuadest steril hingga diperoleh dosis S1-S5 dengan perbandingan 4:5. Pada agar
inokula yang sudah memadat diberi lubang pada bagian tengah setiap pola dengan
menggunakan perforator, setelah itu tetesi pada bagian yang telah dilubangi dengan
larutan standar dosis S1-S5 dan uji. Sebelum diinkubasi didiamkan pada suhu
kamar selamat 30-60 menit, lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.

Diamati dan diukur diameter hambatan yang terjadi. Dibuat perhitungan


potensi antimikroba uji, yaitu :

a. Dihitung rata-rata diameter S3 disemua cawan petri (Y3T)


b. Dihitung rata-rata diameter S3 ditiap cawan (Y31, Y32, Y34, Y35)
c. Dihitung rata-rata diameter S1, S2,S4 dan S5 (Y1, Y2, Y4, Y5)
d. Dihitung koreksi untuk setiap larutan :
 S1 = Y1 + ( Y3T – Y31 )
 S2 = Y2 + ( Y3T – Y32 )
 S3 = Y3T
 S4 = Y4 + ( Y3T – Y34 )
 S5 = Y5 + ( Y3T – Y35 )

Setelah dihitung, dibuat grafik dimana X = log potensi dan Y = diameter rata-
rata. Diukur potensi sampel yaitu YU (koreksi) = YU + ( YS – Y3U ), dimana YU
adalah diameter rata-rata U, YS adalah interpolasi S3 pada kurva kalibrasi, dan
Y3U adalah rata-rata diameter S3 pada cawan uji. Kemudian, plot YU ke dalam
kurva baku hinga diperoleh XU. Untuk potensi (konsentrasi) XU = XU x factor
𝑋𝑢
pengenceran, jika potensi antibiotik standar dalam IU maka 𝑈 = ×
𝑆3

𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑆3, potensi U = U x factor pengenceran.

V. DATA PENGAMATAN
5.1 Perhitungan Media Nutrien Agar
Dik : Nutrien agar 175 mL
Kekuatan sediaan 20g / 1 L
175
1000
𝑥 20 𝑔𝑟 = 3,5 𝑔𝑟𝑎𝑚

10
3,5 𝑥 = 0,35 𝑔𝑟𝑎𝑚
100

0,35 + 3,5 = 3,85 𝑔𝑟𝑎𝑚

10
Aquadest = 175 mL + (175 𝑚𝐿 𝑥 100
)

= 175 mL + 17,5 mL

= 192,45 mL

5.2 Perhitungan pengenceran


Dik : 𝑆3 = 100

𝑆1 ∶ 𝑆2 ∶ 𝑆3 ∶ 𝑆4 ∶ 𝑆5

64𝜇𝑔/𝑚𝐿 : 80𝜇𝑔/𝑚𝐿 : 100𝜇𝑔/𝑚𝐿 : 125𝜇𝑔/𝑚𝐿 : 156,25𝜇𝑔/𝑚𝐿


𝑆2 ∶ 𝑆3 𝑆1 ∶ 𝑆2 𝑆3 ∶ 𝑆4 𝑆4 ∶ 𝑆5

4 : 5 4 : 5 4 : 5 4 : 5

X : 100 X : 80 100 : X 125 : X

80 : 100 64 : 80 100 : 125 125 : 156,25

Dik : Larutan induk 500𝜇𝑔/𝑚𝐿, stok dibuat dalam 100mL

𝑆5 = 𝑉1 . 𝑁1 = 𝑉2 . 𝑁2

𝑉1 . 500 = 100 . 156,25

100 . 156,25
𝑉1 = 500

𝑉1 = 31, 25 mL

𝑆4 = 𝑉1 . 𝑁1 = 𝑉2 . 𝑁2

𝑉1 . 156,25 = 100 . 125

100 . 125
𝑉1 = 156,25

𝑉1 = 80 mL

𝑆3 = 𝑉1 . 𝑁1 = 𝑉2 . 𝑁2

𝑉1 . 125 = 100 . 100

100 . 100
𝑉1 =
125

𝑉1 = 80 mL

𝑆2 = 𝑉1 . 𝑁1 = 𝑉2 . 𝑁2

𝑉1 .100 = 100 . 80

100 . 80
𝑉1 = 100

𝑉1 = 80 mL
𝑆1 = 𝑉1 . 𝑁1 = 𝑉2 . 𝑁2

𝑉1 . 80 = 100 . 64

100 . 64
𝑉1 = 80

𝑉1 = 80 mL

5.3 Perhitungan suspensi bakteri

0,4
100
X 192,5 mL = 0,77 mL

5.4 Perhitungan Potensi Antimikroba


Dik =

Cawan 1 Cawan 2 Cawan 4 Cawan 5 Cawan U

1,2+1,4 1,6+1,4 1,7+1,9 1,9+1,7 1,2+1,3


𝑆1 = = 1,3 𝑺𝟐 = = 1,5 𝑺𝟒 = = 1,8 𝑺𝟓 = = 1,8 𝑺𝑼 = = 1,25
2 2 2 2 2

1,1+1,2 1,2+1,5 1,6+1,7 1,8+1,7 1,9+1,6


𝑆1 = 2
=1,15 𝑺𝟐 = = 1,35 𝑺𝟒 = 2
= 1,55 𝑺𝟓 = 2
= 1,75 𝑺𝑼 = 2
= 1,75
2

1,3+1.5 1,6+1,5 1,3+1,2 2,5+1,5 1,8+1,7


𝑆1 = = 1,4 𝑺𝟐 = = 1,55 𝑺𝟒 = 2
= 1,25 𝑺𝟓 = = 2,0 𝑺𝑼 = 2
= 1,75
2 2 2

1,4+1,6 1,7+1,7 2,1+1,5 2,0+1,4 1,5+1,5


𝑆3 = =1,5 𝑺𝟑 = = 1,7 𝑺𝟑 = = 1,8 𝑺𝟑 = = 1,7 𝑺𝟑 = = 1,5
2 2 2 2 2

1,5+1,5 1,4+1,5 1,6+1,6 1,6+1,5 1,8+1,9


𝑆3 = = 1,5 𝑺𝟑 = = 1,45 𝑺𝟑 = 2
= 1,6 𝑺𝟑 = = 1,55 𝑺𝟑 = 2
= 1,85
2 2 2

1,6+1,4 1,4+1,5 1,3+1,4 1,6+1,5 1,8+1,5


𝑆3 = 2
= 1,5 𝑺𝟑 = = 1,45 𝑺𝟑 = 2
= 1,35 𝑺𝟑 = = 1,55 𝑺𝟑 = =1, 65
2 2 2

Dit =

a Rata-rata diameter 𝑆3 disemua cawan (𝑌3𝑇 )


b Rata-rata diameter 𝑆3 tiap cawan (𝑌31, 𝑌32, 𝑌34, 𝑌35)
c Rata-rata diameter 𝑆1 , 𝑆2 , 𝑆4, dan 𝑆5 (𝑌1, 𝑌2, 𝑌4, 𝑌5 )
d Koreksi untuk tiap larutan
e Buat grafik antara x = log potensi dan y = diameter rata-rata
f Ukur potensi sampel
g Hasil perhitungan potensi antibiotik

Jawab =
𝑌31 + 𝑌32 + 𝑌34 + 𝑌35
a. 𝑌3𝑇 = 12
4,5 + 4,6 + 4,75 + 4,8
= 12
18,65
= 12

= 1,55
𝑆3 + 𝑆3 + 𝑆3
b. 𝑌31 = 3
1,5+1,5+1,5 4,5
= 3
= 3
= 1,5
𝑆3 + 𝑆3 + 𝑆3
𝑌32 = 3
1,7+1,45+1,45 4,6
= 3
= 3
= 1,53
𝑆3 + 𝑆3 + 𝑆3
𝑌34 = 3
1,8+1,6+1,35 4,75
= 3
= 3
= 1, 58
𝑆3 + 𝑆3 + 𝑆3
𝑌35 = 3
1,7+1,55+1,55 4,8
= 3
= 3
= 1,6
𝑆1 + 𝑆1 + 𝑆1
c. 𝑌1 = 3
1,3+1,15+1,4 3,85
= = = 1,28
3 3
𝑆2 + 𝑆2 + 𝑆2
𝑌2 = 3
1,5+1,35+1,55 4,4
= 3
= 3
= 1,47

𝑆4 + 𝑆4 + 𝑆4
𝑌4 = 3

1,8+1,55+1,25 4,6
= 3
= 3
= 1,53

𝑆5 + 𝑆5 + 𝑆5
𝑌5 = 3

1,8+1,75+2,0 5,55
= 3
= 3
= 1,85

d. 𝑆1 = 𝑌1 + (𝑌3𝑇 − 𝑌31 )
=1,28 + (1,55-1,5)
= 1,28 + 0,05
= 1,33
𝑆2 = 𝑌2 + (𝑌3𝑇 − 𝑌32 )
=1,47 + (1,55-1,53)
= 1,47 + 0,02
= 1,49
𝑆3 = 1,57
𝑆4 = 𝑌4 + (𝑌3𝑇 − 𝑌34 )
=1,53+ (1,55-1,58)
= 1,53 - 0,03
= 1,50
𝑆5 = 𝑌5 + (𝑌3𝑇 − 𝑌35 )
=1,85 + (1,55-1,6)
= 1,85 - 0,05
= 1,80
e. Tabel 1.1
Konsentrasi Log konsentrasi Diameter hambar koreksi
𝑆1 64 1,81 1,33
𝑆2 80 1,90 1,49
𝑆3 100 2,00 1,57
𝑆4 125 2,10 1,50
𝑆5 156,25 2,19 1,80

2.5
diameter hambat

2 1.8
1.57
1.49 1.5
1.5 1.33

0.5

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
log konsentrasi

Gambar 1.1 kurva antara log konsentrasi dan diameter hambat


a = -0,42 ; b =0,98 ; r = 0,87

Y = a ± bx
= -0,42 + 0,98x
𝑈+𝑈+𝑈 1,25+1,75+1,75 4,75
f. 𝑌𝑢 = = = = 1,58
3 3 3
𝑆3 + 𝑆3 +𝑆3 1,5+1,85+1,65 5
𝑌3𝑢 = 3
= 3
= 3 = 1,67

𝑌𝑠 = 𝑎 ± 𝑏𝑥
= -0,42 + 0,98 (2)
= -0,42 + 1,98
= 1,54
𝑌𝑢𝑘 = 𝑌𝑢 + (𝑌𝑠 − 𝑌3𝑢 )
= 1,58 + (1,54-1,67)
= 1,58 – 0,13
= 1, 42
Y = 𝑎 ± 𝑏𝑥
1,42 = -0,42 + 0,98x
1,42 + 0,42 = 0,98x
1,84 = 0,98x

1,84
0,98
=x

Antilog 1,88 =x

75, 86 𝝁𝒈/𝒎𝑳 = x

0,076 mg/mL = x

Jadi dapat disimpulkan masuk ke rentang S1 dan S2


DOKUMENTASI HASIL PENGAMATAN

Gambar 1.2 agar inokula pada dosis S1

Gambar 1.3 agar inokula pada dosis S2

Gambar 1.4 agar inokula pada dosis S4


Gambar 1.5 agar inokula pada dosis S5

Gambar 1.6 agar inokula pada uji

VI. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini adalah Uji Potensi Antibiotik dalam media padat
menggunakan metode difusi agar terhadap bakteri Escheria coli untuk melihat
zona bening disekeliling sumur atau cakran akibat adanya zat antimikroba.
Antibiotik uji dan standar yang digunakan adalah sama yaitu Ampisilin.
Ampisilin adalah obat antibiotik yang termasuk dalam kelompok antibiotik
penisilin, memiliki spektrum luas, bersifat bakterisid terhadap bakteri gram
negatif juga positif (Craig, W.A. 1998).

Cawan petri besar bagian bawah diberi tanda dengan menggunakan spidol
dibagi menjadi 6 bagian untuk memudahkan perhitungan dan dilakukan
sebanyak 5 cawan petri besar.

Setelah cawan petri besar sudah disiapkan, dibuat agar inokula 0,4% dan
setelah tercampur secara homogen dituang kedalam cawan petri besar yang
sudah disiapkan sebelumnya sebanyak 30ml dengan hati hati karena mudah
terkontaminasi oleh udara. Sebelum dituangkan, cawan petri dibuka sedikit di
dekat Bunsen dan di flambir supaya mencegah kontaminasi dari udara luar.
Dan pada saat pengambilan agar juga di dekatkan dengan Bunsen dan di
flambir.

Cawan petri yang telah diberi tanda pola dan telah diisi media (yang telah
dicampurkan suspense bakteri Escheria coli) dibiarkan memadat. Setelah
didapatkan konsentrasi untuk S1, S2, S4, dan S5 dari konsentrasi S3 (100) lalu
dilakukan pengenceran bertingkat dengan cara pengenceran dilakukan pada
konsentrasi paling tinggi terlebih dahulu, lalu pengenceran konsentrasi yang
lebih rendah dihitung dari konsentrasi yang lebih tinggi (sebelumnya). Pada
pengenceran bertingkat ini menggunakan persamaan V1 × N1 = V2 × N2.

Media agar telah padat pada cawan petri dibuat lubang dengan
menggunakan perforator untuk tempat antibiotik yang akan diuji. Pada saat
pelubangan dilakukan dengan hati hati supaya agar tidak sobek bagian pinggir
yang dilubangi. Lalu cawan petri diinkubasikan di inkubator dengan suhu 37˚C
(suhu tubuh), karena bakteri yang digunakan dapat tumbuh pada suhu tersebut.

Dari perhitungan akhir didapatkan hasil potensi (konsentrasi)


antibiotik adalah 75 µg/mL atau 0,076 mg/mL

VII. KESIMPULAN

Terbentuknya zona bening atau zona hambat yang menandakan adanya


potensi dari antibiotik yang digunakan dalam menghambat dan membunuh
bakteri gram negatif yaitu E,coli. Pengaruh konsentrasi antibiotika terhadap
pertumbuhan bakteri adalah semakin besar konsentrasi dari antibiotika maka
kemampuan antibiotika untuk menghambat atau membunuh bakteri akan
semakin besar (efektifitas kerja antibiotia meningkat).

DAFTAR PUSTAKA
Craig, W.A. 1998. Choosing An Antibiotic On The Basis of Pharmacodynamics. Ear
NoseThroat J. New England.
Ditjen POM. 2001. Bacterial Chemistry and Physiology. New York

Jawetz, Melnick, Adelberg’s. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika.

Jakarta.

Katzung, B.G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerbit Buku Kedokteran

EGC.Jakarta.

Lim, D. 1998. Microbiology 2nd Edition. McGraw Hill. United of States America.

Mc Evoy, G.K., J.L. Miller, J. Shick and E.D. Milikan. 2002. AHFS Drug

Information.American Society of Health: USA.

Pelczar, M., E.C.S. Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Universitas

Indonesia. Jakarta.

Tjay, Tann Hoan., Rahardja, Kirana. 2008. Obat-Obat Penting. Penerbit Elexmedia

Komputindo. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai