I. TUJUAN
1.1 Mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba uji yang disebabkan oleh zat
baku standard dengan zat yang diuji.
1.2 Menentukan kesetaraan antibiotika uji dibandingkan antibiotika standar
terhadap mikroba uji tertentu.
2. Sefalosforin
3. Tetrasiklin
a. Tetrasiklin.
b. Demeklosiklin Hidroklorida
c. Doksisiklin
d. Oksitetrasiklin
4. Aminoglikosida
a. Amikasin
b. Gentamisin
c. Neomisin Sulfat
d. Netilmisin
5. Kloramfenikol
6. Makrolid
a. Eritromisinb
b. Azitromisin
c. Klaritromisin
7. Polipeptida
8. Golongan Antimikobakterium
Golongan antibiotika dan kemoterapetka ini aktif te rhadap kuman
mikobakterium. Termasuk di sini adalah obat-obat anti TBC dan lepra,
misalnya rifampisin, streptomisin, INH, dapson, etambutol dan lain-lain.
2.4. Ampicillin
Kerajaan Bacteria
Divisi Phylogenetica
Bangsa Enterobacteriales
Suku Enterobacteriaceae
Marga Escherichia
Akuadest steril
Ampisilin standar dengan konsentrasi 1mg/ml
Media nutrien agar
Sampel ampisilin uji
Suspensi E.coli dalam NaCl fisiologis dengan transmitan (%T) 25%
IV. PROSEDUR
Diberi tanda dengan spidol pada lima cawan petri yang akan digunakan, sesuai
pola. Dibuat agar inokula 0,4%, setelah tercampur homogen dengan suspensi
E.coli, dituang dalam cawan petri sebanyak 30ml dan didiamkan memadat. Setelah
itu disiapkan ampisilin trihidrat dengan dilarutkan dalam akuadest steril hingga
didapat konsentrasi 1000mg/ml. Kemudian, dilakukan pengenceran dengan
akuadest steril hingga diperoleh dosis S1-S5 dengan perbandingan 4:5. Pada agar
inokula yang sudah memadat diberi lubang pada bagian tengah setiap pola dengan
menggunakan perforator, setelah itu tetesi pada bagian yang telah dilubangi dengan
larutan standar dosis S1-S5 dan uji. Sebelum diinkubasi didiamkan pada suhu
kamar selamat 30-60 menit, lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.
Setelah dihitung, dibuat grafik dimana X = log potensi dan Y = diameter rata-
rata. Diukur potensi sampel yaitu YU (koreksi) = YU + ( YS – Y3U ), dimana YU
adalah diameter rata-rata U, YS adalah interpolasi S3 pada kurva kalibrasi, dan
Y3U adalah rata-rata diameter S3 pada cawan uji. Kemudian, plot YU ke dalam
kurva baku hinga diperoleh XU. Untuk potensi (konsentrasi) XU = XU x factor
𝑋𝑢
pengenceran, jika potensi antibiotik standar dalam IU maka 𝑈 = ×
𝑆3
V. DATA PENGAMATAN
5.1 Perhitungan Media Nutrien Agar
Dik : Nutrien agar 175 mL
Kekuatan sediaan 20g / 1 L
175
1000
𝑥 20 𝑔𝑟 = 3,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
10
3,5 𝑥 = 0,35 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
10
Aquadest = 175 mL + (175 𝑚𝐿 𝑥 100
)
= 175 mL + 17,5 mL
= 192,45 mL
𝑆1 ∶ 𝑆2 ∶ 𝑆3 ∶ 𝑆4 ∶ 𝑆5
4 : 5 4 : 5 4 : 5 4 : 5
𝑆5 = 𝑉1 . 𝑁1 = 𝑉2 . 𝑁2
100 . 156,25
𝑉1 = 500
𝑉1 = 31, 25 mL
𝑆4 = 𝑉1 . 𝑁1 = 𝑉2 . 𝑁2
100 . 125
𝑉1 = 156,25
𝑉1 = 80 mL
𝑆3 = 𝑉1 . 𝑁1 = 𝑉2 . 𝑁2
100 . 100
𝑉1 =
125
𝑉1 = 80 mL
𝑆2 = 𝑉1 . 𝑁1 = 𝑉2 . 𝑁2
𝑉1 .100 = 100 . 80
100 . 80
𝑉1 = 100
𝑉1 = 80 mL
𝑆1 = 𝑉1 . 𝑁1 = 𝑉2 . 𝑁2
𝑉1 . 80 = 100 . 64
100 . 64
𝑉1 = 80
𝑉1 = 80 mL
0,4
100
X 192,5 mL = 0,77 mL
Dit =
Jawab =
𝑌31 + 𝑌32 + 𝑌34 + 𝑌35
a. 𝑌3𝑇 = 12
4,5 + 4,6 + 4,75 + 4,8
= 12
18,65
= 12
= 1,55
𝑆3 + 𝑆3 + 𝑆3
b. 𝑌31 = 3
1,5+1,5+1,5 4,5
= 3
= 3
= 1,5
𝑆3 + 𝑆3 + 𝑆3
𝑌32 = 3
1,7+1,45+1,45 4,6
= 3
= 3
= 1,53
𝑆3 + 𝑆3 + 𝑆3
𝑌34 = 3
1,8+1,6+1,35 4,75
= 3
= 3
= 1, 58
𝑆3 + 𝑆3 + 𝑆3
𝑌35 = 3
1,7+1,55+1,55 4,8
= 3
= 3
= 1,6
𝑆1 + 𝑆1 + 𝑆1
c. 𝑌1 = 3
1,3+1,15+1,4 3,85
= = = 1,28
3 3
𝑆2 + 𝑆2 + 𝑆2
𝑌2 = 3
1,5+1,35+1,55 4,4
= 3
= 3
= 1,47
𝑆4 + 𝑆4 + 𝑆4
𝑌4 = 3
1,8+1,55+1,25 4,6
= 3
= 3
= 1,53
𝑆5 + 𝑆5 + 𝑆5
𝑌5 = 3
1,8+1,75+2,0 5,55
= 3
= 3
= 1,85
d. 𝑆1 = 𝑌1 + (𝑌3𝑇 − 𝑌31 )
=1,28 + (1,55-1,5)
= 1,28 + 0,05
= 1,33
𝑆2 = 𝑌2 + (𝑌3𝑇 − 𝑌32 )
=1,47 + (1,55-1,53)
= 1,47 + 0,02
= 1,49
𝑆3 = 1,57
𝑆4 = 𝑌4 + (𝑌3𝑇 − 𝑌34 )
=1,53+ (1,55-1,58)
= 1,53 - 0,03
= 1,50
𝑆5 = 𝑌5 + (𝑌3𝑇 − 𝑌35 )
=1,85 + (1,55-1,6)
= 1,85 - 0,05
= 1,80
e. Tabel 1.1
Konsentrasi Log konsentrasi Diameter hambar koreksi
𝑆1 64 1,81 1,33
𝑆2 80 1,90 1,49
𝑆3 100 2,00 1,57
𝑆4 125 2,10 1,50
𝑆5 156,25 2,19 1,80
2.5
diameter hambat
2 1.8
1.57
1.49 1.5
1.5 1.33
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
log konsentrasi
Y = a ± bx
= -0,42 + 0,98x
𝑈+𝑈+𝑈 1,25+1,75+1,75 4,75
f. 𝑌𝑢 = = = = 1,58
3 3 3
𝑆3 + 𝑆3 +𝑆3 1,5+1,85+1,65 5
𝑌3𝑢 = 3
= 3
= 3 = 1,67
𝑌𝑠 = 𝑎 ± 𝑏𝑥
= -0,42 + 0,98 (2)
= -0,42 + 1,98
= 1,54
𝑌𝑢𝑘 = 𝑌𝑢 + (𝑌𝑠 − 𝑌3𝑢 )
= 1,58 + (1,54-1,67)
= 1,58 – 0,13
= 1, 42
Y = 𝑎 ± 𝑏𝑥
1,42 = -0,42 + 0,98x
1,42 + 0,42 = 0,98x
1,84 = 0,98x
1,84
0,98
=x
Antilog 1,88 =x
75, 86 𝝁𝒈/𝒎𝑳 = x
0,076 mg/mL = x
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini adalah Uji Potensi Antibiotik dalam media padat
menggunakan metode difusi agar terhadap bakteri Escheria coli untuk melihat
zona bening disekeliling sumur atau cakran akibat adanya zat antimikroba.
Antibiotik uji dan standar yang digunakan adalah sama yaitu Ampisilin.
Ampisilin adalah obat antibiotik yang termasuk dalam kelompok antibiotik
penisilin, memiliki spektrum luas, bersifat bakterisid terhadap bakteri gram
negatif juga positif (Craig, W.A. 1998).
Cawan petri besar bagian bawah diberi tanda dengan menggunakan spidol
dibagi menjadi 6 bagian untuk memudahkan perhitungan dan dilakukan
sebanyak 5 cawan petri besar.
Setelah cawan petri besar sudah disiapkan, dibuat agar inokula 0,4% dan
setelah tercampur secara homogen dituang kedalam cawan petri besar yang
sudah disiapkan sebelumnya sebanyak 30ml dengan hati hati karena mudah
terkontaminasi oleh udara. Sebelum dituangkan, cawan petri dibuka sedikit di
dekat Bunsen dan di flambir supaya mencegah kontaminasi dari udara luar.
Dan pada saat pengambilan agar juga di dekatkan dengan Bunsen dan di
flambir.
Cawan petri yang telah diberi tanda pola dan telah diisi media (yang telah
dicampurkan suspense bakteri Escheria coli) dibiarkan memadat. Setelah
didapatkan konsentrasi untuk S1, S2, S4, dan S5 dari konsentrasi S3 (100) lalu
dilakukan pengenceran bertingkat dengan cara pengenceran dilakukan pada
konsentrasi paling tinggi terlebih dahulu, lalu pengenceran konsentrasi yang
lebih rendah dihitung dari konsentrasi yang lebih tinggi (sebelumnya). Pada
pengenceran bertingkat ini menggunakan persamaan V1 × N1 = V2 × N2.
Media agar telah padat pada cawan petri dibuat lubang dengan
menggunakan perforator untuk tempat antibiotik yang akan diuji. Pada saat
pelubangan dilakukan dengan hati hati supaya agar tidak sobek bagian pinggir
yang dilubangi. Lalu cawan petri diinkubasikan di inkubator dengan suhu 37˚C
(suhu tubuh), karena bakteri yang digunakan dapat tumbuh pada suhu tersebut.
VII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Craig, W.A. 1998. Choosing An Antibiotic On The Basis of Pharmacodynamics. Ear
NoseThroat J. New England.
Ditjen POM. 2001. Bacterial Chemistry and Physiology. New York
Jakarta.
Katzung, B.G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerbit Buku Kedokteran
EGC.Jakarta.
Lim, D. 1998. Microbiology 2nd Edition. McGraw Hill. United of States America.
Mc Evoy, G.K., J.L. Miller, J. Shick and E.D. Milikan. 2002. AHFS Drug
Indonesia. Jakarta.
Tjay, Tann Hoan., Rahardja, Kirana. 2008. Obat-Obat Penting. Penerbit Elexmedia
Komputindo. Jakarta.