BAB 4
KLASIFIKASI ENDAPAN MINERAL
49
tetapi hanya disebut dengan istilah “ karena naiknya air, berhubungan dengan
aktivitas batuan beku”.
A Evaporasi
1. KONSENTRASI KOMPONEN YANG BERASAL DARI TUBUH BATUAN SENDIRI
a. Oleh pelapukan 0-100° C P menengah
b. Oleh air tanah 0-100° C P menengah
c. Oleh metamorfosa 0-400° C P tinggi
2. PENAMBAHAN KOMPONEN DARI LUAR
a. TANPA AKTIVITAS BATUAN BEKU 0-100° C p menengah
b. BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS BATUAN BEKU
B
1) KARENA NAIKNYA AIR
Hypothermal 500-600° C P tinggi
50
Tabel 4.3 Ciri-ciri umum endapan Mesotermal (Lingren 1933)
Kedalaman 1200-4500 m
Temperatur 200-300
Pembentukan Umumnya pada atau di dekat batuan beku intrusive. Mungkin
berasosiasi dengan rekahan tektonik regional. Umum pada sesar
normal maupun sesar naik
Zona bijih Sebagai endapan replacement yang luas dan fracture-infilling.
Batas tubuh bijih bergradasi dari massif ke diseminasi.Seing
membentuk bijih tabular, stockwork, pipa, saddle-reefs,
beddingsurface. Strike dan dip Fissure agak teratur.
Logam bijih Au,Ag,Cu,As,Pb,Zn,Ni,Co,W,Mo,U, dll
Mineral bijih Native Au, Ag, kalkopirit, bornit, pirit, sfalerit, galena enargit,
kalkosit, bournonite, argentite, pitchblende, niccolite,cobaltite,
tetrahedritesulphosalt,
Mineral penyerta Mineral temperature tinggi jarang (garnet, tourmaline, topas dll),
(gangue) albit, kuarsa serisit, klorit, karbonat, siderite, epidot, monmorilonit.
Ubahan batu samping Kloritisasi intens, karbonisasi atau seritisasi.
Tekstur dan struktur Kristal lebih halus dibamding hipotermal, pirit jika hadir sangat
halus, lensa yang besar bisanya massif.
Zonasi Gradual, secara pasti terjadi perubahan mineralogy kearah
kedalaman
Tabel 4.6. Klasifikasi Lindgren (1933) yang dimodifikasi oleh Graton (1933) dan Buddington
(1935)
KOMPONEN EPIGENETIK
A. Di dalam magma, oleh proses diferensiasi B. Di dalam tubuh batuan C. Di dalam tubuh
air
53
Tabel 4.7 Ciri-ciri umum endapan teletermal (Graton, 1933 dari Evans , 1993)
54
Segregasi magmatik, injeksi, intrusi mafik berlapis
Anortosit, gabro
55
Guilbert dan Pak, jarang digunakan. Variasi endapan magmatic makin bervariasi,.
Istilah epitermal, sampai sekarang ini masih digunakan, walaupun pengertiannya
sudah mengalami modifikasi dari konsep aslinya, yang disampaikan oleh Lindgren
(1911). Istilah mesotermal, kadang masih digunakan, terutama untuk kategori
endapan epitermal, tetapi menunjukkan temperature pembentukan yang tinggi,
sedangkan istilah hipotermal, teletermal, maupun xenotermal, jarang digunakan lagi.
stilah-istilah yang banyak digunakan dalam eksplorasi endapan mineral adalah
klasifikasi yang didasarkan pada pembentukan serta tatanan geologinya, seperti
endapan logam dasar porifir, urat Cordilleran, Mississipi Valey dan sebagainya.
Secara Genetik, endapan mineral dibagi menjadi endapan yang disebabkan oleh
proses magmatik, proses hidrotermal, proses metamorfisme, serta prosesproses
dipermukaan. Endapan magmatik , dibagi menjadi endapan yang disebabkan proses
gravitational settling, liquid immisvibility, maupun pegmatik. Endapan hidrotemal
meliputi endapan porfir (porphyry deposit), endapan greisen, massive sulphide
deposit, skarn, epitermal (low sulphidation dan high sulphidation) dll. Endapan skarn
kadang juga digolongkan sebagai endapan metamorfik. Sedangkan endapan-
endapan permukaan meliputi endapan palcer, endapan evaporasi, endapan residual
laterit, endapan supergen, maupun endapan volkanik-exhalative. Proses
pembentukan bijih logam secara umum dapat di bagi menjadi empat kelompak, yaitu
proses magmatik, proses hidrotermal, proses metamorfik dan proses permukaasn
(disarikan dari Hutchison, 1983, Evans 1993)
a. Proses Magmatik
Mineral-mineral bijih seperti magnetit, ilmenit, kromit terbentuk pada fase awal
diferensiasi magma, bersamaan dengan pembentukan mineral olivine, piroksen, Ca-
Plagioklas. Semua mineral bijih yang terbentuk pada fase ini disebut sebagai
endapan magmatik. Beberapa proses pada fase magmatisme diantaranya meliputi:
a. Proses kristalisasi (diseminasi), intan (C ) pada kimberlit
b. Proses segregasi (kumulat, gravity settling): kromit (Cr), magnetit
(Fe), platinum (Pt)
c. Liquid immiscibility : : Cu-Ni sulfide, Fe-Ti Oksida
d. Pegmatik : Fe, Sn
Di Indonesia endapan-endapan bijih yang disebabkan oleh proses magmatik, sampai
sekarang belum menunjukksan nilai ekonomi yang signifikan. Konsentrasi bijih besi
(Fe) atau nikel (Ni) lebih disebabkasn oleh proses pelapukan, baik kimiawi maupun
fisik, membentuk endapan residusal atau placer.
b.Proses hidrotermal
56
Sistem hidrotermal dapat didifinisikan sebagai sirkulasi fluida panas (50° sampai
>500°C), secara lateral dan vertikal pada temperatur dan tekanan yang bervarisasi,
di bawah permukaan bumi (Pirajno, 1992). Sistem ini mengandung dua komponen
utama, yaitu sumber panas dan fase fluida. Sirkulasi fluida hidrotermal
menyebabkan himpunan mineral pada batuan dinding menjadi tidak stabil, dan
cenderung menyesuasikan kesetimbangan baru dengan membentuk himpunan
mineral yang sesuasi dengan kondisi yang baru, yang dikenal sebagai alterasi
(ubahan) hidrotermal. Endapan bijih hidrotermal terbentuk karena sirkulasi
fluida hidrotermal yang melindi (leaching), menstranport, dan mengendapkan
mineral-mineral baru sebagai respon terhadap perubahan kondisi fisik maupun
kimiawi (Pirajno, 1992). Interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan yang
dilewatinya (batuan dinding), akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral
primer menjadi mineral ubahan (alteration minerals.
Semua mineral bijih yang terbentuk sebagai mineral ubahan pada fase ini disebut
sebagai endapan hidrotermal. Endapan hidrotermal dapat dibagai menjadi
beberapa kelompak, yaitu:
a. Berhubungan dengan batuan beku
1. Porfiri : Cu, Au, Mo . Contoh di Grasberg, Batuhijau
2. Skarn : Cu,Au,Fe. Contoh Ertzberg complex
3. Greisen : Sn, W. Contoh di P.Bangka
4. Epitermal (low and high sulphidation type, Carlyn type) : Au,
Cu, Ag, Pb. Contoh di Pongkor, M.Muro
5. Massive Sulphide Volcanogenic : Au, Pb, Zn. Contoh Wetar
57
Gambar 4.1. Diagram proses magmatisme-hidrotermal-vulkanisme, kaitannya dengan
mineralisasi bijih logam
58
Seringkali kita mendapati kenampakan endapan, baik mineralogi maupun teksturnya
merupakan gradasi dari endapan epitermal dengan endapan hidrotermal lain.
Endapan sulfida masif sering berasosiasi dengan batuan-batuan pelite sampai
semipelite atau berasosiasi dengan endapan volkanik bawah laut . Endapan yang
berasosiasi dengan volkanik sering dikenal sebagai endapan sulfida vulkanogenik,
yang terutama banyak mengandung tembaga dan timah maupun emas dan perak
sebagai by-product. Sawkind(l 976) membagi endapan massive sulphide
volcanogenic menjadi tipe Kuroko, tipe Cyprus, tipe Besshi, dan tipe Sullivan.
C. Proses metamorfisme-hidrotermal
Suatu tubuh batuan yang diterobos magma (batuan beku) umumnya akan
mengalami rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, penggantian (replacement), pada
bagian kontaknya. Perubahan ini disebabkan oleh adanya panas dan fluida yang
berasal dari aktifitas magma tersebut. Istilah metamorfosa kontak dan metasomatosa
kontak sangat terkait dengan proses-proses di atas.
Metamorfosa dan metasomatosa kontak yang melibatkan batuan samping
terutama batuan karbonat seringkali menghasilkan skarn dan endapan skarn. Dalam
proses ini berbagai macam fluida seperti magmatik, metamorfik, serta meteorik ikut
terlibat. Fluida yang mengandung bijih ini sering tercebak dan terakumulasi antara
tubuh pluton dan sesar-sesar disekitar pluton dengan batuan disekitarnya. Walaupun
sebagian besar skarn ditemukan pada batuan karbonat, tetapi juga dapat terbentuk
pada jenis batuan lainnya, seperti serpih, batupasir maupun batuan beku.
a. Kontak pirometasomatik (skarn): Cu, Au, Fe
b. Metamorfosa menyebabkan bijih terkonsentrasi : Au
Kata "skarn" pertama kali digunakan di pertambangan Swedia untuk sebuah
material gangue kalk-silikat yang kaya akan bijih-Fe dan endapan-endapan sulfida
terutama yang telah me-replace kalsit dan dolomit pada batuan karbonat.
Klasifikasi skarn pada umumnya banyak mempertimbangkan tipe batuan dan asosiasi
mineral dari batuan yang di-replace.. Pengertian endo-skarn dan exo-
skarn mengacu pada skarnifikasi batuan beku dan batugamping yang terkait.
Endoskarn adalah proses skarnifikasi yang terjadi pada batuan beku, sedangkan
exoskarn adalah skarnifikasi pada batugampiong sekitar batuan beku. Pada
kenyataannya sebagian besar bijih skarn hadir sebagai exo-skarn.
59
Tabel 4.9. Karakteristik berbagai tipe endapan bahan galian logam
Endapan Placer
Endapan placer secara umum dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu endapan
placer eluvial, endapan placer colluvial, endapan placer aluvial, dan
endapan placer aeolian (Macdonald, 1983 dalam Evans ,1993). Secara tradisional juga
sering digunakan istilah endapan placer residual, untuk endapan yang terbentuk dan
berada di atas batuan sumbernya. Endapan ini umumnya terbentuk pada daerah yang
mempunyai morfologi yang relatif datar. Penggunaan istilah endapan placer colluvial tidak
begitu populer, beberapa penulis menyebut endapan ini terbentuk di dasar suatu tebing
(cliff) dan sering diartikan sama dengan endapan talus. Endapan placer eluvial
umumnya terbentuk pada daerah yang memiliki morfologi bergelombang. Mineralmineral
berat akan terkonsentrasi di lereng-lereng dekat batuan sumber.Komoditi penting yang
terbentuk sebagai endapan placer adalah emas (Au), platina (Pt) dan Timah (Sn).
Endapan residual
Endapan-endapan placer, seperti yang telah dibahas di atas terbentuk dari material yang
terlepas dari batuan sumbernya baik secara mekanik maupun kimiawi. Seringkali material
atau unsur yang tertinggal oleh karena proses tersebut mempunyai nilai
61
62