Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PRAKTIKUM KMB 2

PENILAIAN STATUS NUTRISI


Alfrina Hany, S.Kp, M.Ng (AC)

Pendahuluan

Nutrisi merupakan faktor yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia. Kebutuhan nutrisi yang
diperlukan oleh tiap-tiap orang berbeda satu dengan yang lainnya. Nutrisi adalah proses tersedianya
energy dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk pembentukan, pemeliharaan, dan
penggantian sel tubuh. Nutrien adalah zat organic dan anorganik dalam makanan yang diperlukan oleh
tubuh. Nutrien esensial yang ada di dalam tubuh terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air. Intake/masukan nutrisi dikatakan adekuat apabila manusia bisa memenuhi keenam
nutrient esensial tersebut. Komposisi diet yang dianjurkan adalah karbohidrat 45-50%, lemak 35-40%,
dan protein 10-15%. Kebutuhan nutrisi setiap orang berbeda-beda dengan mempertimbangankan usia,
kondisi penyakit, kondisi khusus seperti ibu hamil.

Peran perawat dalam pengkajian nutrisi diharapkam dapat melakukan evaluasi terhadap keadekuatan
nutrisi yang diterima oleh pasien. Defisiensi nutrisi menyebabkan pasien berisiko tinggi terjadi
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, penyembuhan luka terhambat, dan meningkatya infeksi.
Pasien yang malnutrisi akan menghabiskan cadangan karbohidrat dan lemak, protein akan digunakan
untuk membentuk energy daripada pertumbuhan atau menghambat penyembuhan. Status nutrisi yang
buruk akan mempengaruhi fungsi ginjal dan hati, meningkatkan risiko pembentukan thrombus dan
memperparah perdarahan. Kelebihan nutrisi atau obesitas juga akan meningkatkan risiko penyakit
pernapasan, jantung, dan pencernaan.

Penilaian status nutrisi

Perawat perlu untuk mengukur berat badan dan intake kalori dan nutrient dalam mengevaluasi status
nutrisi pasien serta mereview hasil lab dan pemeriksaan diagnostic yang dilakukan.. Penilaian status
nutrisi seseorang dapat dilihat dari beberapa hal berikut ini:

1. Pengukuran antropometri

Pengukuran antropometri dapat dilihat dari 3 hal, yaitu indeks masa tubuh atau body mass index
(BMI), BB relative, dan LLA (Lingkar Lengan Atas).

a. BMI atau IMT (Indeks Masa Tubuh)

Rumus dalam penghitungan BMI adalah BMI = BB/(TB)2 dimana BB dalam Kg, TB dalam M
Klasifikasi obesitas pada orang dewasa berdasarkan BMI menurut WHO adalah

BMI < 18,5 : BB Kurang / Underweight

BMI 18,5-22,9 : BB normal

BMI ≥ 23 : kelebihan BB / overweight

BMI 23-24,9 : dengan risiko

BMI 25-29,9 : Obesitas I

BMI ≥ 30 : Obesitas II

b. BB relative/BB ideal

Pengukuran BB ideal melalui rumus : BBI = (TB dalam cm – 100) – 10%

Hasil interpretasi BB:

Normal = BBI ± 10%

Kurus = < BBI – 10%

Gemuk : > BBI + 10%

KASUS

Pria usia 30 tahun, BB 54 kg, TB 165 cm menderita demam 2 hari. Berapakah IMT dan BBI nya?

c. Lingkar pinggang

Indernational Diabetes Federation (IDF) dalam Alberti (2005) mengeluarkan criteria


mengukur lingkar pinggang sebagai salah satu pengukuran antropometri berdasarkan etnis.
Untuk etnis Asia selatan, populasi China, Melayu, dan Asia-India lingkar pinggang dalam cm
pada obesitas pria ≥ 90 cm dan wanita ≥ 80 cm.
d. LLA

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran melingkari lengan atas pasien.

Interpretasi :

LLA < 12 cm : Gizi buruk

LLA 12-13,5 cm : Gizi kurang

LLA > 13,5 cm : Normal

2. Riwayat diet

Dalam mengkaji riwayat diet, perawat perlu menanyakan tentang:

a. Pola kebiasaan makan (waktu, jenis, dan jumlah)

b. Makanan yang disukai, tidak disukai, menimbulkan alergi, dan pantangan.

c. Pembatasan makanan (diet khusus, budaya, keyakinan)

d. Intake cairan

e. Penggunaan vitamin dan mineral (jenis dan frekuensi)

f. Masalah yang ditemui saat makan (nafsu makan, makanan yang memicu diare atau sakit
perut, kembung, kesulitan mengunyah dan menelan)

3. Data Lab

a. Hb dan HT (dipengaruhi oleh kadar Fe, B12, dan protein)

b. Albumin (indicator protein dalam jangka waktu yang lama)

c. Transferin (protein plasma yang berperan dalam pembentukan iron binding (Fe) dan
sifatnya lebih sensitive daripada albumin untuk indicator malnutrisi protein.

d. Limfosit (menurun apabila intake protein berkurang)

e. BUN (blood urea nitrogen) (meningkat pada kondisi intake protein tinggi, dehidtrasi berat,
malnutrisi, penyakit ginjal kronis, kelaparan)

f. Kreatinin (merefleksikan massa otot)


4. Riwayat kesehatan

Riwayat penyakit terdahulu atau sekarang dari DM, Jantung, tumor, batu ginjal/empedu, ulkus,
penyakit pencernaan, hiper/hipotiroid.

Kebutuhan Nutrisi

Penghitungan kebutuhan nutrisi seseorang terdiri dari kebutuhan kalori, kebutuhan protein, kebutuhan
lemak, kebutuhan vitamin dan mineral, serta kebutuhan cairan.

1. Kebutuhan kalori orang dewasa

Untuk mengetahui kebutuhan energy (kalori) per hari dapat dilakukan dengan cara cepat seperti di
bawah ini (Kementrian Kesehatan, 2017):

Laki-laki = 30 kkal x kg BBI

Perempuan = 25 kkal x kg BBI

Pertimbangan khusus kebutuhan kalori berdasarkan:

a. Kehamilan/laktasi

 Trimester 1 ditambahkan kalori 150 kkal, trimester II dan III 350 kkal, dan saat laktasi 550
kkal.

b. Berat badan

 Pada pasien obesitas kebutuhan kalori dikurangi sebanyak 20-30% mengikuti tingkat
obesitas. Sebaliknya pada pasien kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan kebutuhan
untuk meningkatkan BB.

 Jumlah kalori minimal yang harus diberikan untuk menurunkan BB adalah wanita sebesar
1000-1200 kkal dan pria 1200-1600 kkal.
c. Aktifitas fisik

Penambahan kebutuhan kalori dapat diberikan dengan intensitas aktivitas fisik:

 10% dari kebutuhan basal saat istirahat (bedrest, banyak duduk)

 20% dengan aktivitas ringan (pekerja kantoran, IRT)

 30% dengan aktivitas sedang (petani, mahasiswa dengan aktifitas sedang)

 50% dengan aktivitas yang sangat berat (atlet, tentara yang berlatih, pandai besi, pekerja
konstruksi wanita)

d. Usia

 Kebutuhan kalori bayi dan anak kurang dari 1 tahun = 112 kkal

 Kebutuhan kalori anak usia di atas 1 tahun = 100 kkal

 Kebutuhan kalori untuk dewasa, dengan ketentuan sebagai berikut:

Dikurangi 5% untuk usia 40-59 tahun

Dikurangi 10% untuk usia 60-69 tahun

Dikurangi 20% untuk usia lebih dari 70 tahun

e. Komplikasi penyakit

 Infeksi, trauma, atau operasi dimana terjadi peningkatan suhu memerlukan tambahan kalori
sebesar 13% untuk peningkatan 1 derajat celcius.
KASUS

Seorang laki-laki berumur 30 tahun dengan BB 80 kg TB 170 cm, kebutuhan energy seimbangnya
berapa?

2. Kebutuhan protein

Dewasa : 1 gr/kgBB/hari

Neonatus premature : 3 gr/kgBB/hari

0-1 tahun : 2,5 gr/kgBB/hari

2-13 tahun : 1,5-2 gr/kgBB/hari

Remaja : 1-1,5 gr/kgBB/hari

3. Kebutuhan lemak

Sesuai dengan Permenkes no 30 tahun 2013, anjuran konsumsi lemak per orang perhari adalah 20-
25% dari total energy (702 kkal) yaitu sebanyak 67 gr lemak atau setara dengan 5 sendok makan
minyak.

4. Kebutuhan cairan, vitamin dan mineral

Untuk usia dewasa dibutuhkan cairan: 35 ml/KgBB/hari.

Mineral makro yang penting seperti C, P, Mg, S, Na, K, Cl sementara itu mineral mikro yang penting
seperti Cr, Co, Cu, I, Fe, Mn, Zn, F, Se, Mo.
Berikut ini adalah kebutuhan gizi per hari bagi pekerja menurut umur, jenis kelamin, dan aktivitas
fisik berdasarkan AKG (2004)

KASUS

Seorang wanita 35 tahun dengan BB 52 kg dengan aktifitas sedang. maka energi yang diperlukan
adalah ….

Kebutuhan energy dan protein selama bekerja

Kebutuhan energy selama bekerja atau aktivitas (8 jam) adalah 40-50% dari kebutuhan sehari. Bila
diterjemahkan ke dalam menu menjadi kebutuhan 1 kali makan dan 1 kali snack. Kebutuhan energy
dan protein selama bekerja seperti tercantum dalam tabel di bawah ini
Pengaturan nutrisi

Diet sehat dengan kalori seimbang adalah pola konsumsi makanan yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, mencakup pemilihan makanan rendah gula,
rendah garam, rendah lemak, tinggi serat, dan kalori seimbang. Kalori seimbang adalah jumlah
energy yang dibutuhkan dalam sehari dengan memperhatikan umur, jenis kelamin, berat badan, dan
aktifitas fisik.

Nutrisi seimbang adalah pemenuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dalam tubuh
yang seimbang, yaitu karbohidrat (50-65% dari total energy), protein (10-20% dari total energy),
lemak 20-25% dari total energy)

Sumber : Pedoman gizi seimbang, Kementrian Kesehatan (2014)


Di bawah ini adalah standar porsi makanan bagi pekerja menurut usia dan kategori aktifitas fisik
selama 8 jam:

Di bawah ini merupakan anjuran makan yang disertai dengan pengaturan menu makan
Contoh menu lainnya

Sumber: Kesmas Kementrian Kesehatan (2011)


Contoh pola makan diabetes

Sumber: P2PTM Kementrian Kesehatan (2017)

KASUS KALORI

Seorang pria usia 50 tahun BB 70 kg, TB 169cm, bekerja di pasar dari jam 2 pagi sampai jam 8 pagi
dilanjutkan dengan bekerja di sawah. Berapa BBI, IMT, kebutuhan kalorinya, dan contoh pengaturan
menunya?
Berikut ini adalah daftar bahan makanan penukar

Anda mungkin juga menyukai