Anda di halaman 1dari 10

MODUL UJI TARIK BAJA BETON

POLOS

PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA BETON

1. Tujuan Percobaan
Pengujian kuat tarik baja ini bertujuan untuk mendapatkan nilai kuat tarik
baja beton dan parameter lainnya sepeti tegangan leleh, tegangan putus
dan regangan. Pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam
pengendalian mutu baja sehingga dapat diketahui umur dan daya tahan baja
terhadap beban sesungguhnya.

2. Pengertian
Ada beberapa istilah dari pengujian kuat tarik baja, diantaranya sebagai
berikut :

1. Baja beton adalah baja yang digunakan sebagai penulangan dalam


konstruksi beton bertulang
2. Nilai kuat tarik leleh adalah besarnya gaya tarik yang bekerja pada
saat benda uji mengalami leleh pertama
3. Nilai kuat tarik putus adalah besarnya gaya tarik maksimum yang
bekerja pada saat benda uji putus

3. Teori Dasar
Kekuatan atau tegangan yang dapat dikerahkan oleh baja tergantung
dari mutu baja, tegangan leleh dan tegangan dasar dari berbagai macam
baja bangunan adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Sifat Mekanis Baja Struktural

Sumber :SNI 03- 1729- 2002)


Untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari baja, terutama mengenai
batas leleh, kuat tarik dan regangannya, biasanya dilakukan pengujian kuat
tarik. Umumnya hasil pengujian tersebut dapat digambarkan dalam suatu
diagram yang menyatakan hubungan antara tegangan dan regangan yang
terdiri atas beberapa daerah, seperti tampak pada gambar berikut :

Tabel 2. Sifat Mekanis Baja Tulangan Beton

(Sumber :SNI 07- 2052- 2002)

σ Tarik ( MPa)
f (MPa)

E’

D Kekuatan Tarik

E
Patah f (MPa)
σ Tarik ( MPa)
Daerah elastis MUTU TINGGI
B Daerah Perkuatan Regangan

A C
Titik Leleh

MUTU
RENDAH

0 ε ( %)
0 ε ( %)

Gambar 1. Grafik Hubungan antara Tegangan-Regangan Baja


Titik A adalah batas regangan proporsional dengan tegangan proporsional
(fp). sedikit di atas A terdapat daerah elastis (f e) sehingga pada daerah ini
panjang batang akan kembali semula jika beban dihilangkan. Biasanya
dianggap fp = fe. Pada titik B baja mulai meleleh (fy). Pada keadaan ini baja
masih memiliki kekuatan (masih mampu memberikan gaya perlawanan).
Tegangan leleh adalah tegangan yang menimbulkan regangan sebesar 0,2%.
Kondisi ini ditandai dengan pertambahan regangan tanpa pertambahan
tegangan. Pada titik C mulai terjadi perkuatan tegangan sampai tercapai kuat
tarik (Tensile Strenght) di titik D. Setelah itu kurva menurun sampai terjadi patah
di titik E. Garis terputus menunjukkan bila penyempitan penampang sesaat
setelah titik C ikut diperhitungkan. Besar tegangan pada titik itu tergantung mutu
baja. Modulus Young (E) tidak dipengaruhi oleh tegangan leleh dan sama untuk
semua jenis mutu baja. Dalam hal ini harga E adalah antara 190-210 GPa.
Semakin tinggi tegangan leleh baja, semakin kecil regangan putusnya (getas).

4. Peralatan

Untuk melakukan pengujian kuat tarik baja diperlukan alat pendukung


sebagai berikut :

a. Mesin uji tarik (Universal Testing Machine)


b. Jangka sorong
c. Micrometer
d. Baja beton
Gambar 2. Mesin Uji Tarik

Gambar 3. Proses Uji Tarik

5. Benda Uji:

Ada beberapa ketentuan benda uji dalam pengujian ini, diantaranya sebagai
berikut :
1. benda uji merupakan batang proporsional dimana perbandingan antara,
panjang dan luas penampang sebelum pengujian adalah sama
2. bentuk dan dimensi benda uji, adalah sebagai berikut :
a. Jika diameter contoh ≤ 15 mm sehingga gaya tarik maksimum lebih
kecil dari kapasitas mesin tarik, maka benda uji dibuat dengan
bentuk dan dimensi seperti tercantum pada Gambar 4, tanpa
perubahan bentuk penampang :

Gambar 4 Bentuk Benda uji yang Mempunyai Diameter ≤ 15 mm

b. jika diameter contoh > 15 mm, atau gaya tarik maksimum melebihi
kapasitas mesin tarik, maka bentuk dan dimensi benda uji dibuat
seperti Gambar 5.

Gambar 5 Bentuk Benda uji yang Mempunyai Diameter > 15 mm

3. Benda uji yang digunakan


a. Besi polos (Ø10)

b. Besi polos (Ø10)

Keterangan Gambar 5:
D = diameter contoh, mm
Do = diameter terkecil benda uji, mm
lt = panjang total benda uji, mm
lo = panjang ukur semula benda uji, mm
lj = panjang bagian benda uji yang terjepit pada mesin tarik
r = jari-jari cekungan, bagian benda uji yang konis
p = panjang bagian benda uji yang berbentuk yang berbentuk konis, mm
m = panjang bebas benda uji, mm
Aso = luas penampang benda uji semula, mm

Besarnya parameter dimensi benda ujitercantum pada tabel 3 dibawah ini.


Tabel 3. Parameter benda uji (ukuran dalam mm)

6. Tahap – Tahap Melakukan Uji Tarik

a. Mengukur panjang batang baja (lt)


b. Menetapkan panjang ukuran, l0 = 8 x d0
c. Menandai batang baja yang telah diukur pada kedua ujungnya dengan
selotip, sedemikian hingga panjang ukur l0 tetap sama dengan 8 d0
d. Memasang batang baja yang telah disiapkan tepat pada bagian yang
telah ditandai kedua ujungnya pada mesin UTM
e. Membebani (menarik batang baja yang telah dijepit) dan mencatat beban
yang mengakibatkan batang baja tersebut leleh dan putus
f. Menyambung batang baja yang telah putus dan mengukur panjangnya
sebagai panjang setelah putus (lU)
Putus

DU

lu

Gambar 5. Benda Uji sesudah pengujian.

7. Data Benda Uji, Hasil Pengujian dan Perhitungan

A. Benda uji 1 - Baja Tulangan polos

Perhitungan:

a. Luas penampang awal:


Aso = ¼ π d02 = ¼ . 3,1416 . 9,692 = 73,75 mm2

b. Luas penampang akhir:


Asu = ¼ π du2 = ¼ . 3,1416 . 6,32 = 31,17 mm2

c. Tegangan Leleh:
𝑃𝑦 31000
fy = = = 420,34 MPa
𝐴𝑠𝑜 73,75

d. Tegangan Putus:
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠 44000
fu = = = 596,61 MPa
𝐴𝑠𝑜 73,75

e. Regangan Maksimum:
𝑙𝑢 − 𝑙𝑜 98,45 − 80
𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑥 100% = = 23,06 %
𝑙𝑜 80

f. Kontraksi:
𝐴𝑠𝑜 − 𝐴𝑠𝑢 73,75 −31,17
𝑆 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 57,74 %
𝐴𝑠𝑜 73,75

B. Benda uji 2 - Baja Tulangan polos

Perhitungan:

g. Luas penampang awal:


Aso = ¼ π d02 = ¼ . 3,1416 . 9,562 = 71,78 mm2

h. Luas penampang akhir:


Asu = ¼ π du2 = ¼ . 3,1416 . 7,52 = 44,18 mm2

i. Tegangan Leleh:
𝑃𝑦 29000
fy = = = 404,01 MPa
𝐴𝑠𝑜 71,78

j. Tegangan Putus:
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠 39000
fu = = = 543,33 MPa
𝐴𝑠𝑜 71,78

k. Regangan Maksimum:
𝑙𝑢 − 𝑙𝑜 98,75 − 80
𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑥 100% = = 23,44 %
𝑙𝑜 80

l. Kontraksi:
𝐴𝑠𝑜 − 𝐴𝑠𝑢 71,78 −44,18
𝑆 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 38,45 %
𝐴𝑠𝑜 71,78
8. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengujian diperoleh hasil pemeriksaan kuat tarik baja


tulangan, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Baja tulangan polos I :

- Tegangan leleh, (fy) = 420,34 MPa


- Tegangan putus, (fu) = 596,61 MPa
- Regangan maksimum, (εmaks) = 0,2306

Berdasarkan nilai Tegangan Leleh dan Tegangan Putus yang diperoleh,


maka dapat diklasifikasikan bahwa baja tulangan polos tersebut menurut
tabel SNI dapat digolongkan dalam jenis mutu baja Bj TP. 24

2. Baja tulangan polos II :

- Tegangan leleh, (fy) = 404,01 MPa


- Tegangan putus, (fu) = 543,33 MPa
- Regangan maksimum, (εmaks) = 0,2344

Berdasarkan nilai Tegangan Leleh dan Tegangan Putus yang diperoleh,


maka dapat diklasifikasikan bahwa baja tulangan polos tersebut menurut
tabel SNI dapat digolongkan dalam jenis mutu baja Bj TP. 24

Anda mungkin juga menyukai