HK Tata Negara
HK Tata Negara
sangat dibatasi
seluas-luasnya.
menghasilkan makna yang sama , maka wajib diambil metode penafsiran yang
hukum harus menajalani suatu proses yang panjang dan melibatkan berbagai
tersebut berupa pembuatan hukum dan penegakan hukum. Namun sebelum pada
tahap penegakan hukum , terlebih dahulu terdapat tahap penafsiran hukum dimana
keadaan yang diatur oleh hukum. Ia merupakan pemisah antara dunia sosial
Dilihat dari landasan teori diatas maka penafsiran hukum diperlukan dalam hal
mengadili sesuatu perkara yang diajukan. Karena hakim wajib memeriksa dan
mengadilinya, dan tidak diperbolehkan untuk menolak suatu perkara dengan dalih
bahwa hukum tidak atau kurang jelas. Dimana hakim harus bertindak berdasarkan
kehakiman pasal 14 ayat 1 dan juga pasal 27 ayat 1,[7] dimana dikarenakan hakim
merupakan perumus dan penggali dari nilai-nilai hukum yang hidup dalam
menyelami perasaan hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.
Sehingga dalam hal itu hakim diperlukan suatu upaya yang disebut penafsiran
hukum.
pada seorang atau orang-orang yang tertentu berkenaan dengan suatu hal yang konkrit,
tetapi pertauran-perturan yang bersifat abstrak dan ditujukan kepada kumpulan hal yang
tidak tertentu. Dalam hal ini kita dapat memahami bahwa salah satu masalah yang
terpenting dari hukum adalah mengenai cara bagaimana peraturan-peraturan hidup yang
abstrak itu harus dilaksanakan dalam hal-hal yang konkrit, yang timbul dalam kehidupan
masyarakat. Masalah itu adalah masalah tafsiran[8] , pemecahan masalah ini tidak
demikian sukarnya, apabila dalam suatu hal yang konkrit pelaksanaan dari hukum itu
dengan suatu keharusan yang logis menunjukan kearah suatu hasil yang tertentu. Namnu
menggunakan istilah-istilah yang kabur, sebagai itikad baik, menurut keadilan dan
membutuhkan pemahaman lebih lanjut. Namun bahas yang merupakan suatu yang hidup,
metode penemuan hukum yang memberi penjelasan yang tidak jelas mengenai teks
undang-undang agar ruang lingkup kaidah dapat ditetapkan sehubungan dengan oeristiwa
perundang-undangan yang dianggap tidak lengkap atau tidak jelas, seorang ahli hukum
menetapkan dalil-dalil hukum yang termuat dalam undang-undang yang akan digunakan
hukum. Interprestasi hukum diperlukan karena hukum bersifat dinamis, maka untuk
menegakkan suatu hukum kita harus memandang kodifikasi sebagai pedoman agar ada
makna dari hukum atau undang-undang tersebut perlu dilakukan penafsiran hukum.