Anda di halaman 1dari 19

”KONSEP DASAR DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA”

Oleh

Nama : ENDRI HERMAWAN

NPM : 1711021015

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Mata kuliah : Kewirausahaan

Dosen : Afri Arifin S.E., M.S.M.


Mirwan Karim S.E., M.M.

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikanpenulisan Makalah ini. Tujuan penulisan
makalah ini untuk memenuhitugas akhir mata kuliah Kewirausahan.

Terlepas dari itu semua, saya pribadi sepenuhnya sangat menyadari bahwa
dalam penulisan Makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat, tata bahasa maupun pembahasan materi.Oleh karena itu dengan sangat
terbuka saya menerima segala kritik dan saran dari semua pihak sangat membantu
penilis yang di harapkan demi penyempurnaan pembuatan Makalah ini.

Dengan demikian, saya berharap semoga dengan mempelajari makalah ini


dapat menambah literasi dan pemahaman bagi para pembaca, dan kedepan nya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi Makalah agar menjadi lebih
baik lagi.

Bandar Lampung, 9 Juni 2019

Endri Hermawan
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................iii

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................. 2
II. PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Pentingnya Berkewirausahaan Sejak Dini ........................................ 3
B. Profil Penduduk Indonesia dan Pemicu Berwirausaha ..................... 5
C. Motivasi Seseorang Berwirausaha .................................................... 5
D. Apa Motivasi Seorang untuk Menjadi Wirausahawan ..................... 8
E. Apa Perbedaan Esensial Antara Wirausahawan dengan
Karyawan/Orang Gajian ................................................................... 9
F. Keuntungan dan Kelemahan Menjadi Wirausahawan ..................... 10
G. Studi Kasus ...................................................................................... 17
III. SIMPULAN DAN SARAN............................................................ 20
A. Simpulan ........................................................................................ 20
B. Saran .............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 15

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Penduduk Miskin di Indonesia ........................................................... 11


2. Jumlah Pengangguran Indonesia ........................................................ 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses.Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang
menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan
merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui
proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda. Di
Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan
seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui
pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai
cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai
motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai
nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.Pada makalah ini dijelaskan
tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan
dalam perekonomian nasional.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pentingnya berwirausaha sejak dini?


2. Bagaimana prodil Indonesia pemicu berwirausaha?
3. Apa motivasi seseorang untuk menjadi wirausahawan?
4. Apa perbedaan esensi wirausaha dan karyawan?

1
5. Apa saja keuntungan serta kelemahan menjadi wirausaha?
6. Bagaimana jumlah keluarga miskin di Indonesia?
7. Bagaimana proses pemiskinan mutlak melalui BLT?
8. Bagaimana jumlah pengangguran di Indonesia?
9. Bagaimana perkembangan pinjaman luar negeri dan dalam negeri?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pentingnya berwirausaha


2. Untuk mengetahui motivasi berwirausaha dan cara menjadi wirausahawan
3. Untuk mengetahui perbedaan karyawan dan wirausaha
4. Untuk mengetahui Keuntungan dan Kelemahan dalam berwirausaha
5. Mengetahui tentang keluarga miskin serta pengangguran
6. Mengetahui pemiskinan melalui BLT

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Berkewirausahaan Sejak Dini

Beberapa puluh tahun lalu, ada yang berpendapat bahwa berwirausahaan


tidak dapat diajarkan, namun pada decade terakhir ini entrepreneurship
(berkewirausahaan) telah menjadi mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-
sekolah dan menjadi mata kuliah wajib yang diajarkan di sebagian besar
perguruan tinggi negeri maupun swasta, baik perguruan tinggi dalam maupun
luar negeri. Bahkan di Indonesia telah diajarkan diberbagai kursus, seminar,
workshop, dan sejenisnya.Di Negara-negara maju, baik di eropa maupun
amerika, setiap sepuluh menit lahir wirausaha baru.Bahkan pertumbuhan
wirausaha membawa peningkatan ekonomi yang luar biasa.Pengusaha-pengusaha
baru itu telah memperkaya pasar dengan berbagai produk barang dan jasa yang
kreatif dan inovatif.
Menurut Buchari Alma (2005), “Tahun 1998 an di Amerika Serikat telah
lahir sebanyak 20 juta wirausahawan baru, mereka menciptakan lapangan
perkejaan baru. Demikian pula di eropa timur, wirausahawan ini mulai
bermunculan. Bahkan di negeri china yang masa lalu menganut paham
komunisme murni, kini mulai membuka diri terhadap lahirnya wirausahawan
baru dan menerima investasi dari luar, Universutas Beijing menghapuskan mata
kuliah Marxis , dan menggantikannya dengan mata kuliah berkewirausahaan.
Transformasi pengetahuan berkewirausahaan telah berkembang pada decade
terakhir ini. Demikian pula tren di Negara-negara lain termasuk Indonesia, mata
pelajaran atau mata kuliah kewirausahaan telah diajarkan dibeberapa sekolah
menengah atas kejuruan dan berbagai perguran tinggi bahkan dijadikan sebagai
kurikulum wajib xerta di berbagai kursus bisnis dan koperasi menjadi materi ajar
utama. Bahkan menjadi konsentrasi di program studi tertentu.Jadi dapat

3
disimpulkan bahwa berkerirausahaan dapat dijadikan sebagai mata pelajaran atau
mata kuliah yang dapat diajarkan. Tujuannya agar paradigm berpikir peserta
didik berubah dan termotivasi bahwa setelah mereka lulus sekolah akan menjadi
seorang wirausahawan.
Saat ini pengangguran dan kemiskinan terjadi karena perbandingan antara
jumlah penawaran dan kesempatan kerja diseluruh sector baik didalam maupun
diluar negeri yang meliputi sector industri, pertanian, pertambangan, transportasi,
pariwisata, dan lain-lain tidak sebanding dengan jumlah lulusan atau penawaran
tenaga kerja baru yang dihasilkan di segala kevel pendidikan., baik tingkat SMP
sampai dengan perguruan tinggi di semua jenjang. Kesenjangan antara
permintaan dan penawaran tenaga kerja ini perlu dipikirkan oleh kita semua,
lebih-lebih tenaga kerja yang tidak terdidik, tidak terampil atau tenaga kerja
berpendidikan rendah, bila tidak tertampung dilapangan kerja formal maka jalan
satu-satunya adalah dibekali dengan keterampilan berwirausaha agar mereka
setelah lulus sekolah tetap memperoleh penghasilan dan pada akhirnya mencapai
kesejahteraan yang diharapkan tanpa harus mengandalkan untuk menjadi
pegawai disebuah perusahaan.
Solusi untuk mengatasi hal itu tentu tidak ada jalan pilihan lain kecuali
setiap lulusan atau tenaga kerja baru baik yang dihasilkan dari tingkat paling
bawah sampai dengan tingkat yang paling tinggi , mau tidak mau harus dibekali
dan diarahkan untuk tidak lagi berorientasi menjadi pegawai atau pencari kerja
atau buruh sebagai gajian, namun diarahkan untuk menjadi seorang pemula
wirausahawan atau menjadi pengusaha mikro. Dengan diperkenalkannya cara-
cara berwirausaha sedini mungkin setiap lulusan yang dihasilkan oleh seluruh
level pendidikan ditingkat SMP sampai dengan perguruan tinggi akan
dipersiapkan sebagai anak didik yang nantinya siap terjun menjadi
wirausahawan, meskipun putus sekolah di level pendidikan tingkat pendidikan
yang paling dasar sekalipun.

4
B. Profil Penduduk Indonesia Pemicu Berwirausaha

Jumlah pebisnis atau wirausahawan di Indonesia masih sangat minim jika

dibandingkan dengan jumlah penduduk.Salah satu penyebabnya adalah perilaku

masyarakat Indonesia.Dalam melakukan bisnis, perilaku masyarakat Indonesia

tidak mau mengambil risiko.Meski tidak mau mengambil risiko adalah sebuah

tindakan yang wajar dalam kehidupan, dalam berbisnis hal itu menjadi tidak

wajar.“Umumnya di Indonesia perilakunya tak mau ambil risiko.Untuk itu,

banyak sekali yang mau menjadi PNS (pegawai negeri sipil). Padahal, dengan

gaji PNS tanpa korupsi, seumur hidup gaji mereka akan habis untuk sekali ke

Amerika,” ungkap Director Center for Innovation Entrepreneurship and

Leadership sekaligus dosen di Sekolah Bisnis ITB, Dwi Larso pada

penyelenggaraan The 2nd Indonesia International Conference on Innovation

Entrepreneurship and Small Business(IICIES) 2010 kemarin.

Jadi, masalah rendahnya jumlah entrepreneur di Indonesia adalah masalah

mental dan budaya. Dari sejarah yang kita ketahui, Belanda itu dengan politik

devide et empera-nya menarik orang-orang Indonesia untuk bekerja pada

pemerintah Belanda. Padahal mereka sebenarnya dijadikan sebagai bemper untuk

melawan rakyatnya sendiri.

Mereka diangkat jadi juru tulis, asisten, administrator, sampai jadi Bupati

atau Demang.Derajat mereka ditinggikan oleh Belanda, terlihat keren oleh

masyarakat, dipuja puji dan menjadi idaman para perempuan.Penampilan mereka

selalu rapi, bersih, terlihat intelek. Lama kelamaan profesi menjadi pegawai itu

menjadi primadona para orang tua untuk mencarikan jodoh anak perempuannya.

5
Indonesia baru merdeka 73 tahun, sementara dijajah 350 tahun. Jelas, pengaruh

yang ditanamkan para penjajah masih bercokol di benak sebagian besar orang

Indonesa. Sebagian besar masyarakat menilai bahwa menjadi wirausaha itu

adalah “pilihan terpaksa” lantaran tidak diterima kerja. Stigma inilah yang

menjadikan jiwa berwirausaha jarang muncul pada orang Indonesia.

C. Motivasi Seseorang Untuk Menjadi Wirausaha

Semakin banyaknya angka pengangguran dijaman sekarang, memaksa

seseorang untuk bisa lebih kreatif dalam memenuhi kebutuhannya.Salah satu

langkah aman untuk terhindar dari pengangguran atau pemecatan kerja saat ini

adalah dengan berwirausaha. Tetapi tidak mudah untuk mendorong seseorang

untuk mau berkecimpung di dunia wirausaha,Banyak sekali penyebab ketakutan

tersebut, seperti: ketakutan akan kerugian, ragu dalam memulai usaha, dan

penyebab yang paling sering ditemui adalah kurangnya motivasi untuk

berwirausaha.

Motivasi adalah kunci yang akan membuka potensi manusia.Tanpa

motivasi,sedahsyat apapun potensi yang dimiliki tidak mampu untuk merubah

menjadi kemampuan yang maha dahsyat. Motivasi usaha merupakan salah satu

pendorong tumbuh kembangnya jiwa wirausaha seseorang.Kesuksesan seseorang

seringkali disertai dengan motivasinya yang kuat dalam menjalakan setiap usaha

yang dijalaninya.

6
Salah satu motivasi yang paling dibutuhkan pelaku usaha adalah

keinginannya untuk terus belajar dan menambah keterampilan.Seperti kita

ketahui bersama, motivasi belajar menjadi modal awal bagi para pengusaha

untuk mengembangkan raksasa bisnisnya.Karena itu, belajarlah dari orang-orang

sukses di sekitar Anda, belajarlah dari kegagalan yang pernah Anda alami, dan

belajarlah dari sumber ilmu yang tersedia di seluruh belahan dunia.

Adapun faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Usaha adalah Kondisi

lingkungan seperti sistem hukum, industri, pasar modal dan kondisi ekonomi

nasional mempengaruhi wirausaha, tetapi motivasi wirausahawan akan

mengarahkan tindakan wirausaha pada kondisi lingkungan yang berbeda. Tetapi

alangkah lebih baik menumbuhkan motivasi di dalam diri sendiri,Metode

paksaan sangat tepat dilaksanakan oleh mentor/coach kepada orang yang ingin

maju tetapi tidak menyadari potensi raksasa di dalam dirinya. Dengan adanaya

motivasi kita mempunyai dorongan untuk berbuat, melakukan sesuatu yang kita

inginkan. Motivasi dalam berwirausaha memang sangat diperlukan guna

menjalankan suatu usaha memajukannya.

Dengan adanya motivasi yang berasal dari dalam diri kita, kita akan dengan

mudah menjalankan apapun karena motivasi merupakan modal awal yang harus

dipunyai dan dikembangkan oleh seorang wirausahawan. Tanpa adanya motivasi

mustahil suatu usaha dapat berjalan sediri tanpa ada yang menggerakkannya.

7
D. Apa Motivasi Seseorang untuk Menjadi Wirausahawan?

Motivasi seorang untuk menjadi wirausahawan anatra lain:


1. Laba
2. Kebebasan
3. Impian personal
4. Kemandirian

Dari empat hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:


Motivasi menjadI seorang wirausahaawan adalah karena mereka akan
memperolehminimal 4 bentuk imbalan sebagiamana diberikan dalam bagan 2.1

Bagan 2.1 IMBLAN WIRAUSAHA

IMBLAN WIRAUSAHA

LABA KEBEBASAN IMPIAN KEMANDIRIAN

PERSONAL

Dapat Bebas mengatur Bebas mencapai Memilik rasa


menentukan laba waktu, bebas standar yang bangga, karena
yang dari supervisi, diharapkan,lepas dapat mandiri
dikehendaki, bebeas dari dari rutinitaskerja dalam segala
keuntungan yang suvervisi, bebas yang membosankan hal,seperti
diterima , dan aturan main karena harus permodalan
berpa yang akan yang menekan mengikuti visi, mandiri dalam
dibayarkan atau intervensii, misi, impian rang pengelolaan
kepada pihak bebas dari aturan lain. Imbalan untuk /manjemen ,
lain atau budaya menentukan mandiri alam
pegawainya. organisasi/ nasib/visi, misi dan pengawasan
perusahaan impianya sendiri. serta menjai
manajer terhadap
drrinya sendiri.

8
Dari bagan 2.1 dapat disimpulkan bahwa dengan berwirausha seorang akan
termotivasi untuk memperoleh imbalan minimal dalam bentukmlaba,kebebasan,
impian personal yang mungkin menjadi kenyataan , kemandirian, disamping
memiliki peluang-peluang pengembangan usaha, memiliki peluang untuk
mengendalikan nasibnya sendiri, seorang wirausaha tidak menunggu hari gajian
atau tanggal gajian, tetapi diharapkan memeperoleh penadapatan rutin. Seorang
wirusah akan berusaha sistem bisnisnya akan dapat dijalankan orang lain dan
dirinya sendiri dapat berjalan jalan.

E. Apa Perbedaan Esensial Antara Wirausahawan Dengan Karyawan/Orang

Gajian?

Apakah menjadi seorang wirausahawan selalu menguntungkan?Apakah


menjadi seorang karyawan juga menguntungkan?Tentu saja jawaban dari kedua
pertanyaan tersebut adalah belum pasti.Kedua jenis pekerjaan tersebut memiliki
perbedaan.Perbedaan ini dapat menjadi tolak ukur apakah menjadi wirausahawan
lebih menguntungkan dan menjanjikan dibandingkan sebagai karyawan?Atau
malah sebaliknya?

Berikut adalah perbedaan esensial antara Wirausahawan dan Karyawan :

1. Wirausahawan

 Penghasilan bervariasi atau tidak teratur, sehingga pada tahap awal


sulit mengatur karena penghasilan tidak pasti
 Memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi orang kaya,
penghasilan sebulan dapat menutupi pengeluaran atau biaya hidup
untuk satu tahun
 Pekerjaan bersifat tidak rutin
 Kebebasan waktu yang tinggi (tidak terikat oleh jam kerja)

9
 Tidak ada kepastian (ketidakpastian tinggi) dalam banyak hal
termasuk meramalkan keuntungan atau kekayaan
 Kreativitas atau inovasi dituntut setiap saat
 Ketergantungan rendah
 Berbagai risiko tinggi (asset dapat hilang bila dijadikan sebagai
agunan dalam pinjaman) dan usahanya bangkrut
 Terbuka peluang untuk menjadi bos
 Tanggung jawab besar

2. Karyawan

 Memiliki penghasilan pasti atau teratur, sehingga mudah diatur


meskipun gaji kecil.
 Peluang kaya relatif (sangat tergantung kemujuran dan karier)
 Pekerjaan bersifat rutin
 Waktu tidak bebas (terikat) pada jadwal atau jam kerja perusahaan
 Ada kepastian (dapat diprediksi) dalam banyak hal, keuntungan atau
kekayaaan dapat diramalkan/dihitung
 Bersifat menunggu instruksi/perintah
 Ketergantungan tinggi
 Risiko relatif rendah bahkan dapat diramalkan
 Menjadi bos relatif sulit apalagi bekerja pada perusahaan keluarga
 Tanggung jawab relatif

F. Keuntungan dan Kelemahan Menjadi Wirausaha

Keuntungan menjadi wirausahawan menurut Buchari Alma (2000) :

 Tercapai peluang-peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri


 Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan potensi seorang secara penuh

10
 Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara
maksimal
 Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkret
 Terbuka peluang untuk menjadi bos minimal bagi dirinya sendiri

Kelemahan menjadi wirausaha :

 Memperoleh pendapatan yang tidak pasti dan memikul berbagai resiko


 Bekerja keras atau jam kerja yang mungkin lebih panjang
 Kualitas hidup mungkin masih rendah sampai usahanya berhasil, sebab
pada tahap-tahap awal seorang wirausaha harus bersedia berhemat
 Memiliki tanggungjawab sangat besar, banyak keputusan yang harus dibuat
walaupun mungkin kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya

11
G. Studi Kasus

“KISAH NADIEM MAKARIM MENDIRIKAN GO-JEK, BERAWAL DARI


FRUSTRASI”

Nadiem Makarim menjadi sosok yang banyak dipuji dan disukai saat ini.
Terutama oleh millennials. Keberhasilan Nadiem dalam membuka dan membesarkan
Go-jek menjadi inspirasi bagi para millennials.

Nadiem mengatakan bahwa Go-jek berdiri sejak tahun 2010. Muncul pertama kali
sebagai penyedia layanan jasa transportasi roda dua dengan panggilan telepon. Saat
ini, Go-jek menjadi perusahaan teknologi dengan jasa transportasi, logistik,
pembayaran, dan layanan lain.

Dengan mitra kerja satu juta orang yang tersebar di Indonesia, Go-jek memiliki
sedikitya tiga puluh juta pengguna. Perusahaan ini berdiri tidak secara tiba-tiba.
Perjuangan, kerja keras, dan kegagalan telah mewarnai langkahnya.

1. Lahir Dari Rasa Frustrasiakti


Ditemui saat melakukan talkshow di London School of Public relations
(LSPR) Jakarta, Nadiem mengaku bahwa Go-jek pada awalnya dibangun karena
kebutuhannya. “Go-jek itu lahir dari frustrasi saya naik ojek di Jakarta,” tutur
Nadiem.Pria 33 tahun ini mengatakan sebelum ia mendirikan Go-jek, ia terbiasa
menggunakan jasa ojek pangkalan dalam melakukan aktivitasnya. “Dulu saya naik
ojek ke mana-mana. Karena kalau naik mobil gak akan nyampe,” kata
Nadiem.Nadiem mengeluhkan ojek pangkalan yang dulu sering digunakannya kerap
sulit dicari ketika dibutuhkan. Saat tidak dibutuhkan, justru banyak terlihat. “Alasan
jujurnya (mendirikan Go-jek) karena saya butuh layanan tersebut,” tutur Nadiem.

2. Ngopi Bareng Ojek Langganan

12
Sulitnya menemukan ojek di pangkalan, membuat Nadiem pada akhirnya
memutuskan untuk memiliki ojek langganan. “Saya suka ajak ojek langganan saya
ngopi, sambil ngobrol,” kata Nadiem. Di momen ini, Nadiem mengaku banyak
bertanya pada ojek langganannya.Tingginya tarif ojek yang kerap diterimanya
membuat banyak pertanyaan seputar ojek dan kesejahteraan pengemudinya muncul di
benak Nadiem. “Harganya tinggi, bisa Rp 50 sampai Rp 60 ribu,” tutur Nadiem
mengenang masa-masa menggunakan Ojek pangkalan.

Dalam perbincangannya dengan ojek langganannya, Nadiem tersadar bahwa


permasalahan tentang jasa ojek bukan hanya menjadi masalahnya. “Saya sadar ini
adalah problem fundamental. Ada supply and demand yang gak seimbang,” tutur
Nadiem.Sebelum membangun Go-jek, Nadiem sempat melakukan “trust test” kepada
ojek langganannya. “Saya minta anter barang, dianter. Dan aman,” kata Nadiem. Hal
ini membuat Nadiem yakin usaha yang akan dibangunnya dapat bergerak dengan baik
kedepannya.

3. Lebih Banyak Belajar Dari Kegagalan


“Saya lebih banyak belajar dari kegagalan,” tutur Nadiem. Dari sekian
banyak keberhasilan yang dimiliknya Nadiem mengaku masih lebih banyak
kegagalan yang dialami. Tidak hanya dirinya, Nadiem mengatakan Go-jek pun
banyak belajar dari kesalahan.

“Tidak ada malapetaka yang bisa terjadi kepada kompeni teknologi belum
terjadi di Go-jek” tutur Nadiem sempat disambut tawa mahasiswa LSPR. “Bahkan
tidak hanya terjadi sekali,” kata Nadiem lagi.Malapetaka yang muncul tidak lantas
dijadikan Nadiem sebagai beban dan membuat stres, namun dijadikan bahan evaluasi
untuk membawa Go-jek menjadi lebih baik lagi.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Enterpreneurship telah menjadi mata pelajaran penting yang diajarkan


disekolah sekolah dan menjadi mata kuliah wajib di berbagai perguruan tinggi
dalam maupun luar negeri. Tujuannya agar paradigma berpikir peserta didik
berubah, yakni setelah tamat pendidikan akan menjadi seorang wirausahawan
atau berminat untuk berwiraswasta. Kewirausahaan adalah suatu usaha yang
kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan
bisa dinikmati oleh orang banyak. Selain itu kewirausahaan adalah suatu
kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda yang dijadikan dasar.

Keluarga miskin merupakan masalah yang terus muncul. Kebijakan


pemerintah dengan adanya BLT tidak menjadi solusi. Sebaiknya uang tunai
yang diberikan harus dijadikan sarana modal usaha bersama secara
berkelompok ditingkat desa atau kecamatan. Artinya kesejahteraan dapat
dihasilkan oleh usaha (berwirausaha) dengan mengembangkan keahlian
tertentu melalui prinsip pemberdayaan.

B. Saran
Menjadi seorang wirausaha yang sukses adalah impian setiap
wirausahawan.Tidak semua wirausahawan sukses dalam usaha yang
digelutinya.Kegagalan pasti sudah menjadi pengalaman buat seorang
wirausaha.
Dalam berwirausaha percaya diri sangatlah dibutuhkan selain percaya diri,
modal dan dukungan dari orang disekitar kita juga membantu dalam
melancarkan usaha kita. Dan dalam berwirausaha kita harus optimis bahwa

14
apa yang telah kita usahakan akan menjadi suatu keberuntungan dalam hidup
kita.

Komentar

Dari kisah CEO Go-Jek yaitu Nadiem Makarim menunjukkan bahawa sikap
pantang menyerah yang selalu ditunjukkan oleh salah satu cerminan dan contoh
pemuda millenial masa kini. Dia adalah salah satu pemuda yang mampu
menumbuhkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar, secara tidak langsung terjadi
interksi antara penumpang dan driver sehingga kepekaan sosial secara tidak langsung
muncul di kalangan masyarakat. Selain itu melalui Nadien Makarim menjadi salah
satu pemuda yang terus terus melakukan pembaharuan dan mampu melalikaninovasi
yang berhubungan erat dengan kehidupan manusia modern, misalnya e-dagang
hingga ojek daring yang sangat bermanfaat bagi sebagian besar warga masyarakat
khususnya urban dan yang paling penting perusahaan Go-Jek Indonesia menurut
lembaga kajian demografi Universitas Indonesia telah menyumbang kontribusi
terhadap perekonomian sebesar Rp. 8,5 Triliyun setiap tahunnya, artinya melalui
pembaharuan dan inovasi yang telah dilakukan nya tidak hanya bermanfaat untuk
masyarakat, tetapi juga memberikan manfaat untuk perekonomian negara.

Di-era industri 4.0 tentu para warga negara diseluruh dunia apabila ia tidak
melakukan pembaharuan dan mempelajari teknologi, maka ia akan tergerus oleh
zaman. Melalui gagasan yang di buat oleh Nadiem yaitu ojek daring yang cukup
sederhana tetapui mampu mengubah tatanan transportasi di Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai