Bab Iv KP
Bab Iv KP
48
dan dikontrol dengan pengamatan matahari.Bila dilapangan hanya ada
satu titik referensi dan tidak memungkinkan dilakukan pengukuran
GPS, maka pengukuran poligon dilakukan secara kring (tertutup),
yaitu pengukuran yang dimulai dan diakhiri pada titik yang sama.
5. Tiap sudut poligon diukur dengan satu seri rangkap dengan hasil 4
(empat) kali sudut, dari bacaan biasa(B) dan Luar Biasa (LB). Alat
ukur yang digunakan untuk pengukuran kerangka kontrol horizontal
adalah Total Station yang mempunyai bacaan terkecil 1.
6. Semua titik poligon harus dibuat sketsa pengukurannya.
7. Kesalahan penutup sudut poligon tidak boleh lebih dari 10”n, dimana
n adalah jumlah titik poligon, ketelitian linier yang harus dicapai untuk
kerangka kontrol horizontal adalah harus lebih kecil atau sama dengan
1 : 7.500.
49
4. Pembacaan rambu harus dilakukan pada 3 benang silang yaitu benang
atas (ba), benang tengah (bt) dan benang bawah (bb) sebagai kontrol
bacaan.
5. Rambu ukur harus dilengkapi nivo kotak untuk pengecekan
vertikalnya rambu, serta di pasang bergantian muka dan belakang dan
dengan slag genap, hal ini untuk mengurangi kesalahan akibat titik nol
rambu yang tidak sama.
6. Alat sipat datar diupayakan terletak ditengah-tengah antara dua rambu
yang diukur, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan akibat
garis bidik tidak sejajar garis arah nivo.
7. Pengukuran harus dihentikan bila terjadi undulasi udara (biasanya
pada tengah hari) yang disebabkan oleh pemuaian udara oleh panasnya
matahari, ataupun bila turun hujan.
50
4.4 Hasil Pembuatan Peta
4.4.1 Peta Topografi
Dari pengolahan data koordinat selanjutnya dilakukan penggambaran peta
topografi menggunakan Autocad Civil 3D 2020. Hasil dari penggambaran
topografi kemudian dibuatkan desain jalan untuk menggambar long section dan
cross section. Gambar dibawah ini merupakan Layout Peta Topografi yang dibuat
dengan skala 1:1000. Dicetak dikertas A3.
51
4.4.2 Gambar long Section
Gambar potongan memanjang STA 23+330 – STA 24-300. Penggambaran
long section dibuat berdasarkan hasil pengukuran topografi yang belum diuji
kualitas pengukurannya. Gambar long section dibuat dari desain topografi jalan,
mulai dari membuat aligment dengan jarak per STA 25 Meter. Berikut merupakan
gambar long section dengan skala 1:7500.
52
4.4.3 Gambar Potongan Melintang
Gambar potongan melintang dibuat dengan skala Vertikal 1: 300 dan
Horisontal 1:300 dengan jarak per STA 50 m. Penggambaran cross section dibuat
dari gambar long section yang belum diuji kualitas pengukurannya. Proses
penggambaran cross section dimulai dari membuat desain rencana elevasi jalan,
assembly/tipikal jalan, corridor jalan sampai sample line.
53