Anda di halaman 1dari 3

KUALITI

Kajian Jum’at Muslimah Teknik Industri

PERJALANAN SETELAH KEMATIAN

Seringkali muncul di benak kita pertanyaan, mengapa seseorang bisa terkujur kaku
tak bernyawa? Dan apakah ketika kita meninggal sudah tidak ada kehidupan lagi? Allah
subhanahuwata’ala berfirman dalam QS. An-Nisa' 4:78 dan QS. Ali 'Imran 3:185.

"Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu
berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka
mengatakan, Ini dari sisi Allah, dan jika mereka ditimpa suatu keburukan mereka
mengatakan, Ini dari engkau (Muhammad). Katakanlah, Semuanya (datang) dari sisi Allah.
Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan (sedikit pun)?" (QS. An-Nisa' 4: Ayat 78)

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah
diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan
ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah
kesenangan yang memperdaya." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 185)

Itulah jawaban atas segala pertanyaan tersebut. Kita percaya kepada Allah subhanahu
wa ta’ala yang menetapkan bahwa setiap yang bernyawa akan mengalami kematian.
Kematian adalah suatu kepastian. Hanya Allah subhanahu wa ta’ala yang mengetahui waktu
dan caranya. Sebab itu manusia diwajibkan bertaqwa dengan berbuat kebaikan sepanjang
waktu. Kematian bisa datang kapan saja tanpa mengenal usia, status sosial, ataupun
kondisinya, baik sehat maupun sakit manusia tak memiliki kemampuan apapun untuk
menghindarinya. Adapun tahapan-tahapan yang dilalui setelah kematian:

1. Alam Barzakh
Barzah berarti sesuatu yang terletak di antara dua barang atau penghalang. Pada masa itu
ruh manusia sudah menyadari akan kebenaran janji-janji Allah. Al-Barra bin ’Azib
menceritakan hadits yang panjang yang diriwayat Imam Ahmad tentang perjalanan seseorang
setelah kematian. Seorang mukmin yang akan meninggal dunia disambut ceria oleh malaikat
dengan membawa kain kafan dari surga. Kemudian datang malaikat maut duduk di atas
kepalanya dan memerintahkan ruh yang baik untuk keluar dari jasadnya.
Selanjutnya disambut oleh malaikat dan ditempatkan di kain kafan surga dan diangkat ke
langit. Penduduk langit dari kalangan malaikat menyambutnya, sampai di langit terakhir
bertemu Allah, kemudian Allah memerintahkan pada malaikat untuk mencatat kitab hamba-
Nya ke dalam ’illiyiin dan dikembalikan ruhnya ke Barzakh. Setelah dikembalikan lagi ruh
itu ke jasadnya dan datanglah dua malaikat, Munkar dan Nakir yang akan bertanya kepada
sang mayat. Pertanyaan itu adalah;
"Siapa Tuhanmu?"
"Apa agamamu?"
"Siapa lelaki yang diutus kepadamu?"
Menurut syariat Islam, hanya orang yang beriman saja yang dapat menjawabnya
dengan baik. Maka kemudian akan diberi alas dari surga, mendapat kenikmatan di kubur
dengan selalu dibukakan baginya pintu surga, dilapangkan dan diterangkan kuburnya. Sang
mayat akan mendapat teman yang baik dengan wajah yang baik, pakaian yang baik dan
aroma yang baik. Lelaki itu adalah gambaran dari amal perbuatannya selama hidup didunia.
Keadaan berubah sebaliknya jika si mayat adalah orang yang tidak beriman.

2. Peniupan Sangkakala
Sangkakala adalah terompet yang ditiup oleh malaikat Israfil yang menunggu kapan
diperintahkan Allah SWT. Tiupan yang pertama akan mengejutkan manusia Dan
membinasakan mereka dengan kehendak Allah subhanahu wa ta’ala.

3. Hari Berbangkit
“Pada Hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakannya kepada
mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) perbuatan itu,
padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu”. (QS. Al
Mujadilah : 6).

4. Padang Mahsyar
Hasr adalah pengumpulan seluruh mahluk pada Hari kiamat untuk dihisap Dan diambil
keputusannya. Lamanya di Padang Mahsyar adalah satu Hari yang berbanding 50.000 tahun
di dunia. Allah berfirman:
“Malaikat-malaikat Dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya
50.000 tahun.(QS. Al Maarij:4).
Karena amat lamanya Hari itu, manusia merasa hidup mereka di dunia ini hanya seperti satu
jam saja.

5. Syafa’at
Syafaat ini khusus hanya untuk umat Muslim, dengan syarat tidak berbuat syirik besar
yang menyebabkan kepada kekafiran. Adapun bagi orang musyrik, kafir Dan munafik, maka
tidak Ada syafaat bagi mereka.
Syafaat ini diberikan Rasulullah SAW kepada umat Muslim (dengan izin dari Allah SWT).

6. Hisab
Yawm al Hisãb artinya hari perhitungan/ penghakiman amal baik dan amal buruknya
manusia. Setelah berada di Mahsyar selanjutnya mereka satu persatu dihisab. Sebelum
dihisab, mereka diberitahu tentang amal perbuatan yang telah mereka kerjakan meskipun
mereka telah lupa apa yang mereka kerjakan. Amal manusia didunia telah dicatat oleh
Malaikat Kirâman Kâtibîn, tanpa ada kekliruan sedikitpun.
Pada tahap (fase) ini, Allah SWT menunjukkan amal-amal yang mereka perbuat dan
ucapan yang mereka lontarkan, serta segala yang terjadi dalam kehidupan dunia baik berupa
keimanan, keistiqomahan atau kekafiran.
7. Pembagian catatan amal
Manusia akan merenima buku catatan amal yang telah dilakukan ketika di dunia. Amal-
amal tersebut kemudian ditimbang di atas mizan atau neraca. Barang siapa yang berat amal
kebaikannya akan dimasukkan ke surga dan yang ringan kebaikannya akan dimasukkan ke
neraka. Apabila buku (catatan) itu berat amal kebaikkannya akan diterima tangan kanan,
sebaliknya bila buku itu berat amal kejahatannya akan diterima tangan kiri.

8. Ujian Keimanan Seseorang


Selama di dunia, orang munafik terlihat seperti orang beriman karena mereka
menampakkan keislamannya. Pada fase inilah kepalsuan iman mereka akan diketahui,
diantaranya cahaya mereka redup. Mereka tidak mampu bersujud sebagaimana sujudnya
orang mukmin. Saat digiring, orang-orang munafik ini merengek-rengek agar orang-orang
mukmin menunggu dan menuntun jalannya.Karena saat itu benar-benar gelap dan tidak ada
petunjuk kecuali cahaya yang ada pada tubuh mereka

9. Shirat
Shirath adalah jembatan yang dibentangkan di atas neraka jahannam, untuk diseberangi
orang-orang mukmin menuju Jannah (Surga).
“Telah sampai kepadaku bahwasanya shirath itu lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari
pedang”. (HR. Muslim)
“Ada yang melewati shirath laksana kejapan mata dan ada yang seperti kilat, ada yang
seperti tiupan angin, ada yang terbang seperti burung dan ada yang menyerupai orang yang
mengendarai kuda, ada yang selamat seratus persen, ada yang lecet-lecet dan ada juga yang
ditenggelamkan di neraka jahannam”. (HR. Bukhari Muslim)

Anda mungkin juga menyukai