Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
Diploma III Program Studi Teknik Mesin
Di Jurusan Teknik Mesin
Oleh :
Arya Yudha Sadewa NIM. 3214110004
Carga Jonatan Hutabarat NIM. 3214110066
Luthfianty Restiana NIM. 3214110050
Shena Alfath NIM. 3214110058
Oleh :
Arya Yudha Sadewa NIM. 3214110004
Carga Jonatan Hutabarat NIM. 3214110066
Luthfianty Restiana NIM. 3214110050
Shena Alfath NIM. 3214110058
Pembimbing 1 Pembimbing 2
ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANG BANGUN MESIN PRESS SERBUK KAYU UNTUK
PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL
Oleh :
Arya Yudha Sadewa NIM. 3214110004
Carga Jonatan Hutabarat NIM. 3214110066
Luthfianty Restiana NIM. 3214110050
Shena Alfath NIM. 3214110058
iii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANG BANGUN MESIN PRESS SERBUK KAYU
UNTUK PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL
Oleh :
Arya Yudha Sadewa NIM. 3214110004
Carga Jonatan Hutabarat NIM. 3214110066
Luthfianty Restiana NIM. 3214110050
Shena Alfath NIM. 3214110058
Menyatakan bahwa judul dan isi Laporan Tugas Akhir ini bebas dari Plagiasi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
v
ABSTRAK
Studi ini adalah mengenai rancang bangun mesin press papan partikel yang
menggunakan material plat besi, dan besi berbasis hidraulik dengan memanfaatkan limbah
serbuk kayu yang terdapat pada UMKM. Serbuk kayu sebagai bahan utama untuk papan
partikel. Serbuk kayu merupakan limbah yang dihasilkan dari proses pemotongan atau
pengamplasan kayu dengan cara digergaji atau menggunakan permesinan seperti drilling,
milling, sander, grinding, dan lain-lain pada suatu industri.
Mesin ditunjang dengan hand pump yang terhubung oleh selang menuju pengukur
tekanan gaya lalu ke cilinder hidrolik yang berkapasitas 20 [ton] yang tersambung pada
kerangka bagian atas. Hand pump tersebut diletekkan tetap tergabung pada mesin press
agar menjadi lebih mudah dalam penggunaan. Hand pump dan cilinder hidrolik tersebut
mampu menghasilkan papan partikel berukuran 600 x 300 x 12 [mm], mekanisme mesin
press serbuk kayu adalah manual dengan penggunaan tenaga manusia ini dikarenakan
mesin press serbuk kayu diperuntukan untuk industri menengah bawah.
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to build and design a particle board press machine
using iron plate and iron-based hydraulic by utilizing the sawdust that can be found in
UMKM. Sawdust is the main material for particle board. Sawdust is a waste generated
from the process of cutting or sanding wood by sawing or using machining such as drilling,
milling, sander, grinding, and others in an industry.
The engine is supported by a 2-tonne hydraulic jack connected to a rod that
becomes a handle for the human power input capable of producing a 600 x 300 x 10 mm
particle board [mm], the mechanism of a sawdust press machine is a manual with the use
of human power due to the sawdust press machines intended for lower middle industry.
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami sampaikan kehadiat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya,
sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Selama penyusunan Tugas Akhir ini banyak kendala yang saya hadapi. Namun
berkat bimbingan dari dosen pembimbing semua hambatan dapat teratasi. Selain itu Tugas
Akhir ini juga dapat diselesaikan karena bantuan dari pihak-pihak yang membatu
penyusunan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta, Bapak Dr.
Belyamin, Msc.Eng, B.Eng (Hons)
2. Ketua Program Studi Teknik Mesin, Ibu Dra. Indriyani Rebet, Msi.
3. Dosen pembimbing Tugas Akhir, Bapak Rudi Edial, S.T. M.T. dan Bapak Seto
Tjahyono, S.T. M.T.
4. Orang tua kami yang selalu memberi support baik moril maupun materi.
5. Teman-teman seperjuangan Jurusan Teknik Mesin yang juga memberikan
support
Laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu saya mengharapkan
masukan berupa kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat. Atas perhatiannya saya ucapkan terima
kasih.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………….……………………. i
Halaman Pengesahan……………………………………………………………………... ii
Pernyataan Bebas Plagiasi………………………………………………………………... v
Abstrak………………………………………………………………………………........ vi
Kata Pengantar……………………………………………………………………...….... vii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………. ix
Daftar Tabel……………………………………………………………………………... xii
Daftar Gambar………………………………………………………………………….. xiii
Daftar Lampiran………………………………………………………………………... xiv
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang……………………………………………………………………1
I.2 Rumusan Masalah……………………………………………………...................2
I.3 Tujuan…………………………………………………………………………….2
I.4 Pembatasan Masalah………………………………………………...………...... 2
I.5 Lokasi Objek Tugas Akhir………………………………………...……………. 2
I.6 Metodologi Penyelasaian Masalah…………………………………..………….. 3
I.7 Manfaat………..……………...…………………………………………………. 3
I.8 Sistematika Penulisan………………………...…………………………………. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Papan Partikel………………………………..…………………….. 5
II.2 Pengertian Press…………………………………………………………...…… 5
II.3 Kajian Pembanding Alat Sejenis…………………………………………..…... 5
II.3.1 Hydraulic Tile Press……………..………………………….…………. 6
II.3.2 Black Widow Hydraulic Press…………………………….…………... 7
II.4 Penjelasan Komponen Utama……………………………….………………... 8
ix
II.4.1 Pompa Tangan……….………………………………………………... 8
II.4.2 Silinder Hidrolik…………………………….………………………… 8
II.4.3 Pressure Gauge……………………………………………………….. 10
II.4.4 Dies…………………………………………………………………….11
II.4.5 Punch..……………………………………………………………..…. 11
II.4.6 Kerangka………………………………………………………..……. 11
II.5 Rumus yang Digunakan…………………………………................................. 14
II.5.1 Dies / Wadah yang Ditampung…..…………………………………… 14
II.5.2 Silinder Hidrolik………………………………………….…………... 14
II.5.3 Pompa Tangan…………………………………………….………….. 16
II.5.4 Baut………………………………………………...………………… 17
II.5.5 Kerangka…………………………………………….……………….. 18
BAB III METODOLOGI
III.1 Metode Penelitian…………………………………………………………… 20
III.1.1 Identifikasi Masalah…………………………………………………. 21
III.1.2 Perumusan Masalah…………………………………………………. 21
III.1.3 Studi Literatur……………………………………………………….. 21
III.1.4 Perancangan dan Fabrikasi………………………………………….. 21
III.1.5 Pengujian Mesin…………………………………………………….. 22
III.1.6 Analisis Pengujian Hasil…………………………………………….. 22
III.1.7 Pembuatan Laporan…………………………………………………. 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Identifikasi Kebutuhan Konsumen………………..………………………… 23
IV.2 Spesifikasi Produk…………………………………………………..………. 25
IV.3 Konsep Produk………………………………………………………………. 25
IV.4 Pemilihan Konsep…………………………………………………………… 27
IV.5 Prinsip Kerja Mesin Press Papan Partikel…………………………………… 28
IV.6 Analisis Rancang Bangun…………………………………………………… 28
x
IV.7 Proses Fabrikasi………………………….………………………………….. 46
IV.8 Pengujian Alat……………………………………………………………..... 54
IV.9 Pemeliharaan Komponen Mesin……………………………………………. 55
IV.10 Biaya Pembuatan…………………………………………………………... 57
BAB V KESIMPULAN
V.1 Kesimpulan…………………………….….…………………………………. 59
V.2 Saran…………………………………….…………………………………… 60
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………... 62
Lampiran……………………………………………………………………………….. 63
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
kebutuhan pasar sehingga tentunya akan menguntungkan pihak pengrajin kayu atau UKM
yang mengolah limbah serbuk kayu.
1.3 Tujuan
Rancang bangun mesin press kayu sederhana untuk suatu UMKM yang digunakan
untuk mendaur ulang limbah serbuk kayu menjadi produk yang memiliki nilai
ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Membuat papan partikel dengan dimensi 600 x 300 x 12 [mm].
2
1.6 Metodologi Penyelesaian Masalah
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagai berikut :
a. Mencari dan menelaah jurnal ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan.
b. Mendapatkan gambaran tentang mesin press untuk menghasilkan produk berupa papan
kayu partikel
c. Merancang mesin, menganalisa gaya yang terjadi, menghitung kekuatan atas akibat
gaya yang terjadi, menentukan dimensi dan menggambar rancangan.
d. Melakukan fabrikasi tiap-tiap komponen mesin sesuai dari gambar rancangan.
1.7 Manfaat
a. Menghasilkan produk berupa papan kayu partikel yang dapat dijadikan berbagai
peralatan rumah tangga
b. Mendaur ulang limbah serbuk kayu yang berdampak negatif bagi lingkungan dan
kesehatan
c. Memudahkan pengusaha kayu dan pengrajin kayu dalam pengolahan limbah serbuk
kayu
d. Untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengusaha kayu dan pengrajin kayu
dalam skala kecil dalam pemanfaatan limbah menjadi barang yang memiliki nilai
tambah.
Bab 1 : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang pemilihan topik, perumusan masalah, tujuan umum dan
khusus, ruang lingkup penelitian dan pembatasan masalah, lokasi objek tugas akhir,garis besar
metode penyelesaian masalah, manfaat yang akan didapat dan sistematika penulisan tugas
akhir.
3
Bab 2 : Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi rangkuman kritis atas pustaka yang menunjang penyusunan/penelitian,
meliputi pembahasan tentang topik yang akan dikaji lebih lanjut dalam tugas akhir.
Bab 3 : Metodologi
Bab ini berisi tentang metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah/penelitian,
meliputi prosedur, pengambilan sampel dan pengumpulan data, teknik analisis data atau teknik
perancangan
Bab 5 : Kesimpulan
Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh hasil pembahasan. Isi permasalahan harus menjawab
permasalahan dan tujuan yang telah ditetapkan dalam tugas akhir. Serta berisi saran-saran yang
berkaitan dengan tugas akhir.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tugas akhir ini membuat rancang bangun mesin press serbuk kayu untuk
pembuatan papan partikel. Referensi yang dibutuhkan untuk membuat mesin press adalah
massa jenis campuran serbuk kayu dengan zat perekat, pengertian tentang mesin press,
kajian pembanding alat sejenis, dan rumus perhitungan elemen mesin.
5
1. Hydraulic Tile Press
2. Black Widow Hydraulic Press
6
Gambar 2.2 Hasil dari Hydraulic Tile Press
7
dipindah-pindahkan. Kekurangan dari mesin press ini adalah lebar meja
kerja yang pendek sehingga hanya dapat mengerjakan benda-benda yang
berukuran kecil.
Papan partikel adalah papan buatan yang terbuat dari serbuk kayu
dengan bantuan perekat sintetis kemudian mengalami kempa panas
sehingga memiliki sifat seperti kayu, tahan api dan merupakan bahan isolasi
serta bahan akustik yang baik (Dumanauw, 1993). Menurut Badan Standar
Nasional (1996) papan partikel adalah produk kayu yang dihasilkan dari
pengempaan panas antara campuran partikel kayu atau bahan
berlignoselulosa lainnya dengan perekat organik serta bahan perekat lainnya
yang dibuat dengan cara pengempaan mendatar dengan dua lempeng datar.
2.4 Penjelasan Komponen-Komponen Utama
2.2.1 Pompa Tangan
8
Gambar 2.5 Silinder Hidrolik
9
Tabel 2.2 Standar Oli Hidrolik Sesuai Tingkat Viskositas ISO
10
Sebuah alat yang dapat digunakan sebagai penanda besarnya
tekanan fulida yang terdapat dalam sebuah alat proses pada mesin press
untuk papan partikel agar selalu memiliki nilai pada hasil press yang selalu
konstan / tidak berubah.
2.2.4 Dies
Menurut Society of Manufacturing Engineers (SME), Dies adalah
suatu alat perkakas yang digunakan untuk mencetak produk sesuai dengan
bentuk cetakan. Cetakan yang ingin dibuat adalah berdimensi 606 x 306 x
30 [mm].
2.2.5 Punch
Adalah bagian dari dies set yang merupakan pasangan dari dies.
Punch tersebut adalah plat baja hitam yang berukuran 600 x 300 x 12 [mm]
dengan memiliki 2 batang besi kanal u sebagai penguat dari punch tersebut
memiliki panjang 600 [mm].
2.2.6 Kerangka
2.2.6.1 Besi Kanal UNP
Kerangka yang digunakan pada mesin press hidrolik serbuk kayu ini
merupakan besi kanal u standar ukuran 80 [mm] atau UNP 8 dan besi kanal
ukuran 120 [mm] atau UNP 12. Besi kanal U atau UNP adalah besi dengan
profil penampang berbentuk U yang dihasilkan dari proses canai panas (hot
rolling mill). Besi kanal UNP merupakan bahan utama yang biasanya untuk
kebutuhan konstruksi. Bahan konstruksi jenis ini sudah memenuhi standar
konstruksi sehingga sangat direkomendasikan sebagai bahan konstruksi.
Pada pembuatan mesin press ini juga menggunakan besi kanal UNP sebagai
rangka yang kokoh untuk menopang komponen utama penggerak mesin
press.
11
Gambar 2.7 Detail Besi Kanal U
Tabel 2.3 Ukuran besi kanal UNP (Sumber : SNI 07 - 0052 – 2006)
12
2.2.6.2 Sambungan Mur dan Baut
Mur dan baut merupakan alat pengikat yang sangat penting untuk mencegah
kerusakan mesin, pemilihan baut dan mur sebagai alat pengikat harus dilakukan
dengan teliti untuk mendapatkan ukuran yang sesuai. Pada mesin ini sambungan
mur dan baut digunakan untuk mengikat kerangka atas, ke batang penyanggah,
sambungan silinder hidrolik ke punch dan dudukan silinder hidrolik ke rangka atas.
13
2.5.1 Dies / Wadah yang mampu ditampung
𝜌 = 𝑚/𝑉
Diketahui:
m = massa [kg]
𝜌 = massa jenis [gr/cm3]
V = Volume [cm3]
𝑑12 . 𝜋
𝐴=
4
Diketahui:
Ar = Luas Penampang Batang Torak [mm2]
D1 = Diameter Batang Torak [mm]
π = nilai phi
2. Luas Penampang Batang Torak
𝑑22 . 𝜋
𝐴𝑟 =
4
Diketahui:
π = nilai phi
14
𝐴𝑅 = 𝐴 − 𝐴𝑟
Diketahui:
𝐴𝑅 = Luas Penampang Kerja / Analus Area [𝑚𝑚2 ]
𝐴 = Luas Penampang Torak [𝑚𝑚2 ]
𝐴𝑟 = Luas Penampang Batang Torak [𝑚𝑚2 ]
4. Volume Silinder Penampung Hidrolik
𝑚
𝑉2 =
𝜌𝑜𝑙𝑖
Diketahui:
𝑉2 = Volume pada Penampung Silinder Hidrolik
𝑚 = Total Massa yang Bisa Dilakukan Hidrolik
𝜌𝑜𝑙𝑖 = Massa Jenis Oli Hidrolik
𝑉2
𝐴2 =
𝑡2
Diketahui:
𝐹2 = 𝑚 . 𝑔
Diketahui:
15
𝐹2 = Gaya [N]
𝑚 = Massa [kg]
𝑔 = percepatan gravitasi [m/s2]
𝑚
𝑉1 =
𝜌𝑜𝑙𝑖
Diketahui:
𝑉 = Volume pada Tabung Pompa Tangan
𝑚 = Total Massa yang Bisa Dilakukan Pompa Tangan
𝜌𝑜𝑙𝑖 = Massa Jenis Oli Hidrolik
𝑉1
𝐴1 =
𝑡1
Diketahui:
Diketahui:
16
𝐹1 = Gaya yang dibutuhkan oleh Pompa Tangan
2.5.4 Baut
a. Tegangan Geser
𝜋
𝐹𝑔 = 𝑑 2 . 𝜏𝑔 . 𝑛 (RS Khurmi, 2005:390)
4
Diketahui:
𝐹𝑔 = Gaya geser yang ditahan oleh baut
𝑑 = Diameter mayor baut
𝜏𝑔 = Tegangan Geser yang Diijinkan
𝑛 = Jumlah Baut
𝜋 = Nilai phi
b. Tegangan Tarik
𝜋
𝐹= 𝑑𝑐2 . 𝜎𝑡 (RS Khurmi, 2005:390)
4
Diketahui:
17
𝑑𝑐 = Diameter core ulir
𝜋 = Nilai phi
𝑎
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐹1 + ( 1+𝑎 ) 𝐹2 (RS Khurmi, 2005:392)
Diketahui:
2.5.5 Kerangka
1. Momen Inersia
(b+l)4 −6.𝑏2 .𝑙 2
I = 8.
12.(b+l)
Diketahui:
𝐼 = Momen inersia
𝑏 = Lebar total
𝑑 = Panjang total
ℎ = Panjang batang tengah sampai sisi miring
𝑙 = Panjang batang tengah murni
𝑡 = lebar batang tengah
𝑔 = Gaya Gravitasi
18
2. Momen Bending
𝐸 .𝐼
𝑀=
𝑅
Diketahui:
3. Tegangan Bending
𝐸
𝜎𝑏 = 𝑦 .
𝑅
Diketahui:
𝜎𝑏 = Tegangan bending
19
BAB III
METODOLOGI
START
IDENTIFIKASI MASALAH
PERUMUSAN MASALAH
STUDI LITERATUR
PERANCANGAN
FABRIKASI
PENGUJIAN
ALAT TIDAK
YA
PEMBUATAN LAPORAN
FINISH
20
Identifikasi Masalah
Tahap pertama yang dilakukan untuk pembuatan mesin yaitu identifikasi masalah.
Pada tahap ini kami mengidentifikasi masalah dengan cara berdiskusi dengan mitra
UMKM yang dituju.
Perumusan Masalah
Pada tahap ini yang dilakukan adalah merumuskan masalah yang timbul setelah
proses pengidentifikasian masalah dengan mitra UMKM yang dituju.
Studi Literatur
Sumber pustaka dapat diperoleh dari berbagai buku pustaka, jurnal ilmiah,artikel
ilmiah, dll. Di tahap ini kami juga berdiskusi dengan teman yang mempunyai pengetahuan
terkait mesin ini, mencari refrensi dari internet, berdiskusi dengan dosen pembimbing
terkait serta berdiskusi dengan karyawan bengkel mesin untuk mengetahui harga material
yang dibutuhkan untuk membuat mesin press papan partikel
21
Gambar 3.1 Desain Mesin Press Serbuk Kayu untuk Membuat Papan Partikel
Pengujian Mesin
Setelah mesin berhasil dibuat, saatnya kinerja dari mesin ini diuji dengan harapan
sesuai target rancangan saat penyusunan di awal. Target yang dituju adalah hasil
pengepressan yang mencapai 12 [mm] pada tebal papan partikel dan memiliki ketebalan
yang merata.
Pembuatan Laporan
Setelah rancang bangun dan pengujian mesin selesai, maka laporan akhir pun
dibuat untuk mengetahui hasil dari kegiatan yang telah dilakukan
22
BAB IV
23
Alat perawatan mesin press
Pengoperasian mesin press
Dimensi benda
No.
1. Mudah digunakan ∎
2. Perawatan yang mudah ∎ ∎
3. Wadah sampah yang mudah dibersihkan ∎ ∎
4. Ringan ∎
5. Bisa untuk pemakaian jangka panjang ∎ ∎
6. Berbentuk compact ∎ ∎
24
4.2 Spesifikasi Produk
25
Pada konsep pertama ini proses pengepressan diletakkan diatas dan dies
berada dibawah dengan bentuk kerangka yang lebih sederhana dan ramping apabila
dibandingkan dengan konsep kedua maupun konsep ketiga. Namun proses
pengepressannya akan mengeluarkan tenaga berlebih karena tidak ada bantuan dari
penyambung poros terhadap tuas. Jadi proses pengepressannya langsung
menggunakan tenaga dan berbanding lurus dengan apa yang akan dihasilkan.
Ketika proses pengepressan telah selesai, proses pengeluaran benda yang telah
dipress akan lebih sulit karena harus mengangkat diesnya keluar, menyebabkan
nilai efisien yang rendah.
4.3.2 Konsep 2
4.3.3 Konsep 1
26
Gambar 4.3 Konsep 3
Pada konsep 3 ini alat pengepressannya terdapat diatas dies. Dan memiliki
slot agar ketika proses pengepressan selesai ada ruang untuk papan kayu keluar dan
langsung masuk pada mesin heater. Dengan silinder hidrolik yang terpisah dengan
pompa tangan maka memudahkan proses pengepressan dan adanya pressure gauge
membuat nilai penekanan menjadi tetap.
27
Pemilihan konsep tersebut berdasarkan aspek dari proses pengepressan yang
lebih mudah dan lebih ringan, lalu cara memasukkan serbuk kayu ke dies dari mesin
press tersebut, dan memindahkan serbuk kayu yang telah di press ke mesin heater
untuk proses selanjutnya.
μ = m / Vwadah
1200 [gr]
μ =
60 [cm] x 30 [cm] x 2,4 [cm]
μ = 0,2778 [gr/cm3 ]
28
Dengan nilai μ = 0,2778 [gr/cm3 ], maka masih membutuhkan penekanan pada
dies / wadah karena menurut SNI 03-2105-2006 syarat kerapatan papan partikel adalah
0,40 [gr/𝑐𝑚3 ] – 0,90 [gr/𝑐𝑚3 ].
𝑑22 . 𝜋
𝐴𝑟 =
4
47.952 . 𝜋
𝐴𝑟 =
4
𝐴𝑟 = 1.804,874 [𝑚𝑚2 ]
Keterangan: Ar = Luas Penampang Batang Torak [𝑚𝑚2 ]
𝑑2 = Diameter Batang Torak [𝑚𝑚]
𝜋 = nilai phi
29
Keterangan: 𝐴𝑅 = Luas Penampang Kerja / Analus Area [𝑚𝑚2 ]
𝐴 = Luas Penampang Torak [𝑚𝑚2 ]
𝐴𝑟 = Luas Penampang Batang Torak [𝑚𝑚2 ]
2
𝑑𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 . 𝜋
𝐴=
4
7,72 . 𝜋
𝐴=
4
30
59,29 . 𝜋
𝐴=
4
𝐴 = 46,566 [𝑚𝑚2 ]
31
Merekam postur kerja dibutuhkan untuk memastikan bahwa seluruh postur tubuh
terekam, sehingga segala hal yang mempengaruhi postur tubuh tercakup dalam
penilaian.
Postur tubuh dibagi menjadi 2 segmen yaitu bagian A dan B. Bagian A, menurut
studi yang dilkakukan oleh Tichauer, Chaffin, Herberts et al, Schuldt et al, dan Harms-
Ringdahl, merupakan jangkauan gerakan untuk lengan bagian atas, lengan bagian
bawah, dan pergelangan tangan. Bagian B, menurut studi yang dilakukan oleh Chaffin
dan Kilbom et al, merupakan jangkauan gerakan leher, punggung, dan kaki
32
Skor Batang Tubuh
Tabel B
1 2 3 4 5 6
Postur Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
Leher
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
Tahap 3: Menghitung score akhir untuk menentukan Grand Score dan Action List
Berdasarkan grand score, tindakan yang dapat dilakukan terdiri dari 4 action list,
yaitu:
a. Action Level 1: Skor 1 atau 2 menunjukkan bahwa postur dapat diterima selama tidak
dijaga atau berulang untuk waktu yang lama.
b. Action Level 2: Skor 3 atau 4 menunjukkan bahwa penyelidikan lebih jauh
dibutuhkan dan mungkin saja perubahan diperlukan.
33
c. Action Level 3: Skor 5 atau 6 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan
dibutuhkan segera.
d. Action Level 4: Skor 7 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan dibutuhkan
sesegera mungkin (mendesak).
Tujuan dari menghitung skor RULA adalah untuk mendapatkan tindakan dan posisi
yang paling efektif saat mengoperasikan Mesin Press Hidrolik Serbuk Kayu.
4.6.5 Perhitungan Skor RULA pada Operator Mesin Press Hidrolik Serbuk Kayu
Skor
Skor
No Bagian Tubuh Keterangan Akhir Total Skor
1 Lengan atas 1
2 Lengan bawah 1
2 3
Pergelangan
3 2
tangan
Putaran
4 pergelangan 1
tangan
34
satu atau lebih
Penambahan
5 bagian tubuh 1
skor aktivitas
statis / diam 2+1+
0=3
(Skor A)
Penambahan
6 beban <2kg 0
skor beban
7 Leher 1
8 Batang tubuh 2 2
9 Posisi kaki 1
Dengan perhitungan skor diatas didapatkan hasil akhir atau Grand Score yaitu 3. Dengan
begitu, action level 2 diperlukan
4.6.6 Punch
Punch adalah sebagai media penekan dari mesin press serbuk kayu untuk
pembuatan papan partikel dan mendapatkan tenaga dari silinder hidrolik. Punch tersebut
35
memiliki dimensi 600 [mm] x 300 [mm] x 12 [mm] dan berupa plat mild steel berstandard
JIS G3101 SS400 dan memiliki penguat besi canal UNP 10 berdimensi 600 [mm]
berstandard SS 34.
Plat mild steel memiliki massa jenis = 7860 [kg/mm3 ], Modulus Elastisitas = 190
[GPa], Kekuatan Tegangan = 400 [MPa], Kekuatan Tarik = 205 [MPa], Poisson’s Ratio =
0.26.
Tabel 4.9 Standard Plat Hitam
4.6.7 Baut
Tabel 4.10 Ukuran Standard Baut
36
Tabel 4.11 Standard Baut
1. Baut yang digunakan pada dudukan silinder hidrolik adalah berukuran M10,
dengan perhitungan sebagai berikut:
𝜋 2
𝐹= .𝑑 .𝜎 .𝑛
4 𝑐 𝜏
37
𝜋 2
1.130,875 = 𝑑 . 60 . 4
4 𝑐
𝑑𝑐 = 3,46
𝑛 = Jumlah baut
Karena dengan 𝑑𝑐 = 3,46 maka standard minimal pada M4.5 maka aman
menggunakan baut M10.
2. Baut yang digunakan pada kerangka atas dengan berukuran M14, dengan
perhitungan sebagai berikut:
𝜋 2
𝐹= .𝑑 .𝜎 .𝑛
4 𝑐 𝜏
𝜋 2
1.209,355 = 𝑑 . 60 . 2
4 𝑐
𝑑𝑐 = 3,71
𝑛 = Jumlah baut
38
3. Baut yang digunakan pada silinder hidrolik dengan punch adalah berukuran M8,
dengan perhitungan sebagai berikut:
𝜋 2
𝐹= .𝑑 .𝜎 .𝑛
4 𝑐 𝜏
𝜋 2
953,472 = 𝑑 . 60 . 2
4 𝑐
𝑑𝑐 = 3,175
𝑛 = Jumlah baut
4000 x 9.81
P=
0.18
P = 218.000 [N/m2 ]
P = 2,18 [bar]
Keterangan :P = Tekanan
F = Gaya
39
m = Massa
g = Gaya gravitasi
A = Luas Penampang
40
𝜎
𝜎𝑡 =
𝑣
43,6 [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 ]
=
8
= 5,45 [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 ]
Tegangan geser ijin
𝜎𝑡
𝜏𝑔 =
2
5,45 [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 ]
=
2
= 2,725 [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 ]
𝐹
𝜏𝑔 =
𝐴
9999,9 [𝑘𝑔]
2,725 [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 ] =
𝐴
𝐴 = 3669,688073 [𝑚𝑚2 ]
𝐴 =𝐿𝑥𝑡
3669,688073 [𝑚𝑚2 ] = 100 [𝑚𝑚]𝑥 𝑡
t = 3,669688073 [mm]
41
Gambar 4.6 Momen Bending
Wb = Z
b . h2
Z=
6
0,04 . 0,242
Z=
6
0,04 . 0.0576
Z=
6
Z = 384.000 [mm3 ]
Momen bending
Mb
σb =
Wb
960.000
σb =
384.000
kg
σb = 2,5 [ ⁄mm2 ]
4.6.11 Kerangka
Kerangka yang digunakan adalah besi canal u dengan UNP 8 dan 10. Besi canal u
dengan UNP 8 digunakan pada kaki dan kerangka bawah. Lalu, besi canal u dengan UNP
10 digunakan pada kerangka bagian atas terhitung dari 2 besi canal u yang berhadapan
sampai 2 plat sejajar yang mengapit silinder hidrolik.
42
Perhitungan Kerangka
Beban merata yang bekerja adalah
𝐹
𝑊= (𝐽𝑙 𝑀𝑒𝑟𝑖𝑎𝑚, 𝐿. 𝐺. 𝐾𝑟𝑎𝑖𝑔𝑒, 2002: 38)
𝑙
20000 [𝑘𝑔]
=
740 [𝑚𝑚]
𝑊 = 27.027 [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚]
43
∑𝑀𝐵 = 0
1
𝑅𝑎 ∙ 𝑙 − (𝑊 × 𝑙) × ∙ 𝑙 = 0
2
1
𝑅𝑎 ∙ 𝑙 − ∙ W ∙ 𝑙 2 = 0
2
1 𝑘𝑔
𝑅𝑎 ∙ 740 [𝑚𝑚] − ∙ 27.027 [ ⁄𝑚𝑚] ∙ 740 [𝑚𝑚]2 = 0
2
𝑅𝑎 ∙ 740 [𝑚𝑚] − 7399992,6 [𝑘𝑔. 𝑚𝑚] = 0
7399992,6 [𝑘𝑔. 𝑚𝑚]
𝑅𝑎 =
740[𝑚𝑚]
𝑅𝑎 = 9999,99 [𝑘𝑔]
∑𝑀𝐴 = 0
1
−𝑅𝑏 ∙ 𝑙 + (𝑊 × 𝑙) × ∙𝑙 =0
2
1
−𝑅𝑏 ∙ 𝑙 + ∙ W ∙ 𝑙2 = 0
2
1 𝑘𝑔
−𝑅𝑏 ∙ 740 [𝑚𝑚] + ∙ 27,0270 [ ⁄𝑚𝑚] ∙ 740 [𝑚𝑚]2 = 0
2
−𝑅𝑏 ∙ 740 [𝑚𝑚] + [𝑘𝑔. 𝑚𝑚] = 0
739992,6 [𝑘𝑔. 𝑚𝑚]
𝑅𝑏 =
740 [𝑚𝑚]
𝑅𝑏 = 9999,99 [𝑘𝑔]
Momen Inersia
44
(𝑏+𝑙)4 −6.(𝑏)^2.(𝑙)^2
I = 8. 12.(𝑏+𝑙)
(64+45)4 −6.(64)^2.(45)^2
I = 8. 12.(64+45)
141158161−24576.2025
I = 8. 1308
I = 8. 69871,38
I = 558971,04 [mm]4
Titik Berat
𝑏^2 64^2
Y = 2(𝑏+𝑙) = 2(64+45) = 18,789 [mm]
𝑙^2 45^2
X = 2(𝑏+𝑙) = 2(64+45) = 9,289 [mm]
Digunakkan baja kanal UNP 80 material SS400, dengan tegagangan tarik maksimum 400
[𝑁⁄𝑚𝑚2 ] dengan angka keamanan 3.
𝜎𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
𝜎𝑡 =
𝑠𝑓
45
40[𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 ]
=
3
𝜎𝑡 = 13,33 [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 ]
Tegangan maksimum yang terjadi pada rangka dengan 4 buah tumpuan tersebut yaitu :
𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 4 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 2 × 𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 2 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
= 2 × 0,084 [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 ]
𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 4 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = 0,168 [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 ]
Tegangan yang terjadi pada pembebanan tidak melebihi tegangan izin tarik yang diijinkan untuk
baja kanal UNP 80 bahan SS400, sehingga rangka ini aman untuk menahan beban.
UNP 8
46
UNP 10
UNP 12
2. Baut M14
3. Baut M8
4. Besi plat
61x32x6 [mm3]
64x31x12 [mm3]
2. Rangka Base
- Memotong ujung ujung dari besi canal tersebut sebesar 45o dari titik
terluarnya menggunakan mesin gerinda potong.
3. Base
47
- Siapkan besi plat 61x32x6 [mm3]
4. Rangka Penyangga
- Memotong besi canal tersebut sepanjang 42 [cm] dan menjadi dua buah
menggunakan mesin gerinda potong
5. Rangka Atas
- Memotong besi canal tersebut sepanjang 74 [cm] dan menjadi dua buah
menggunakan mesin gerinda potong
6. Punch
48
- Bersihkan sisa sisa pemotongan dengan menggunakan mesin gerinda di
setiap sisinya
7. Rangka Beban
Letakkan rangka penyangga di sebelah kiri dan kanan rangka base sesuai
design. Lalu sambungkan rangka penyangga dengan rangka base menggunakan
mesin las dan di las dibagian bawahnya
Hubungkan lubang lubang rangka penyangga dengan rangka atas sesuai dengan
design, lalu sambungkan menggunakan baut M14
49
Letakkan cover silinder hidrolik di tengah punch sesuai design, lalu di las agar
cover silinder hidrolik dengan punch menyambung.
Letatakkan rangka beban dengan punch sesuai design, lalu di las agar rangka beban
dengan punch menyambung.
Rangka bagian kaki memiliki 3 jenis pengelasan yang masing-masing dari titik
tersebut memiliki beberapa pengelasan dengan ukuran yang berbeda. Titik A memiliki 4
titik pengelasan yang sama, titik B juga memiliki 4 titik pengelasan yang sama.
a. Waktu pengelasan di titik A
L = 80 [mm]
v = 101,6 [mm/min]
320 [𝑚𝑚]
t = 101,6 [mm/min]
t = 3,15 [min]
L = 45 [mm]
v = 101,6 [mm/min]
180 [𝑚𝑚]
t = 101,6 [mm/min]
t = 1.772 [min]
50
4.7.3.2 Perhitungan waktu pengelasan pada rangka bagian penyangga
Rangka bagian penyangga memiliki 1 jenis pengelasan.
L = 100 [mm]
v = 101,6 [mm/min]
400 [𝑚𝑚]
t = 101,6 [mm/min]
t = 3,94 [min]
L = 90 [mm]
v = 101,6 [mm/min]
720 [mm]
t = 101,6 [mm/min]
t = 7,09 [min]
L = 650 [mm]
51
v = 101,6 [mm/min]
1300 [mm]
t = 101,6 [mm/min]
t = 12,795 [min]
L = 310 [mm]
v = 101,6 [mm/min]
620 [mm]
t = 101,6 [mm/min]
t = 6,102 [min]
Pengeboran yang terjadi pada rancangan ini dilakukan pada rangka (material SS400) untuk
sambungan baut antara rangka atas dengan rangka penyangga. Berikut adalah perhitungan MRR
(Material Removal Rate):
D = 14 [mm]
f = 0,25 [mm]
cs = 22 [m/min] π
52
CS .1000
n= π. d
m
22 [ ] .1000
min
n= π . 14 [mm]
n = 500,20 [rpm]
MRR = π/4 . D2 . f . n
MRR = π/4 . (14)2 [mm] . 0.25 [mm] . 500,20 [rpm]
MRR = 19249,95191 [mm3 /min]
MRR = 320,8325318 [mm3 /s]
Pengeboran yang terjadi pada rancangan ini dilakukan pada rangka (material alumunium)
untuk sambungan baut antara cover silinder dengan silinder. Berikut adalah perhitungan MRR
(Material Removal Rate):
D = 7,8 [mm]
f = 0,12 [mm]
cs = 120 [m/min] π
CS .1000
n= π. d
m
120 [ ] .1000
min
n= π . 7,8 [mm]
n = 4897,075172 [rpm]
MRR = π/4 . D2 . f . n
MRR = π/4 . (7,8)2 [mm] . 0,12 [mm] . 4897,075172 [rpm]
MRR = 28080 [mm3 /min]
MRR = 468 [mm3 /s]
53
4.8 Pengujian Alat
Pengujian alat ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan mesin ini dalam proses
pengadukan dan penyaluran campuran bahan baku ke mesin press.
Pengujian mesin pengaduk ini dilakukan dengan menggunakan sample bahan baku
seperti : serbuk kayu akasia dan resin dengan takaran tertentu. Pengujian dilakukan untuk
memperoleh data berupa waktu pengadukan hingga campuran merata dan homogen.
Prosedur pengujian
Sebelum melakukan pengujian menyiapkan bahan baku setelah itu diaduk terlebih
dahulu, yaitu:
1.Serbuk kayu akasia yang sudah diaduk dengan ukuran mesh 20 dengan resin
Setelah bahan campuran siap, langkah pengujian mesin sebagai berikut :
1. Melakukan penuangan dan meratakan campuran serbuk kayu dan resin di dies
2. Menaruh dies pada mesin press
3. Melakukan pengepressan sampai angka di pressure gauge menunjukkan 4 [ton]
4. Catat lama waktu pengepressan
5. Memutar katup pada pompa tangan untuk menaikkan punch
6. Memindahkan dies yang berisikan serbuk kayu dan resin setelah di press ke proses
mesin selanjutnya yaitu pemanas
Hasil pengujian
Untuk pengujian pengadukan ini dilakukan dengan sample sebanyak 6 [kg] campuran
bahan baku. Uji coba pengadukan dilakukan sebayak 3 kali. Didapatkan hasil pengujian
yang yang akan dijelaskan pada tabel berikut :
54
Ukuran Luas Komposisi Partikel Waktu Tebal
Penampang papan Resin : Serbuk Kayu Pengepressan Papan
600 x 300 [mm2] 40 : 60 5 [min] 13,6 [mm]
Dari data trial yang sudah dicoba di dapatkan data dengan waktu pengepressan 10 [min]
menghasilkan papan partikel dengan ketebalan 11,8 [mm] ~ 12 [mm]. Sesuai dengan tebal
pada papan partikel dan memiliki kerapatan papan partikel 0,545 [gr/𝑐𝑚3 ] – 0,736
[gr/𝑐𝑚3 ] sesuai dengan standar SNI 03-2105-2006 yaitu memiliki kerapatan papan
partikel 0,40 [gr/𝑐𝑚3 ] – 0,90 [gr/𝑐𝑚3 ].
55
Beberapa titik yang harus diperiksa secara reguler setiap akan mengoperasikan
sistem adalah:
1. Pemeriksaan tangki hidrolik oli
Memeriksa permukaan (level) oli. Permukaan (level) oli ini
harus berada pada garis batas.
Memeriksa kondisi oli. Kondisi oli tidak boleh berbusa atau
bergelembung.
Memeriksa kekentalan oli. Jika oli berubah menjadi seperti air
susu berarti ada air yang tercampur pada oli hidrolik sehingga
oli / cairan hidrolik harus diganti. Oli / cairan hidrolik tidak
boleh terkontaminasi oleh apapun.
Memeriksa saringan oli. Saringan oli yang kotor oleh debu harus
segera dibersihkan.
2. Pemeriksaan katup-katup
Memeriksa kebersihan katup, karena kotoran pada katup akan
membuat katup popet tidak menutup dengan rapat dan dapat
menyebabkan katup cepat aus.
3. Pemeriksaan silinder atau akuator
Memeriksa pengikat silinder (cylinder mounting). Keadaan
pengikat silinder tidak boleh kendor
Memeriksa kebocoran pada silinder baik kebocoran dalam
maupun luar.
4. Pemeriksaan pompa hidrolik
Memeriksa sambungan antara saluran tekan dengan ulir pada
penutup pompa sudah cukup kuat dan rapat
Memeriksa kebocoran pada sambungan pompa
4.9.3 Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance)
Beberapa jenis kegiatan pemeliharaan berkala antara lain:
- Penambahan oli / carian hidrolik
- Mengganti oli / cairan hidrolik
- Membersihkan saringan (filter)
56
4.10 Biaya Pembuatan
4.10.1 Biaya Material
Jumlah Jumlah
No Nama Material Harga Satuan
Material Harga
57
4.10.3Biaya Lain-Lain
3 Seminar Rp.700.000,00
58
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Pada rancang bangun mesin press serbuk kayu untuk pembuatan papan partikel
dengan prinsip hidrolik kerja aktuator tunggal ini kami membuat alat dengan
spesifikasi :
Kapasitas Press 20 [ton]
Kapasitas Hidrolik
770 [ml]
pada Hand Pump
Berat 70 [kg]
Diameter Batang
47.94 [mm]
Torak
59
Berdasarkan data diatas penggerak utama yang dipakai pada rancang bangun alat ini
menggunakan hidrolik, karena pada umumnya mesin press manual yang digunakan
adalah hidrolik karena mampu mengepress lebih berat.. Terdapat juga katup pada
pompa tangan untuk menaikkan kembali setelah dilakukannya pengepressan, dan
kegunaan pressure gauge adalah untuk mengetahui jumlah tekanan secara lebih rinci.
5.2 Saran
Untuk desain selanjutnya sebaiknya berikan batasan pada dies agar tidak dapat
dengan mudah berpindah – pindah.
Untuk pengembangan alat selanjutnya sebaiknya diberikan dudukan untuk pompa
tangan dan peredam karet pada bawah kerangka agar lebih aman ketika dipindahkan
dan tidak merusak media penempat mesin press serbuk kayu.
Dalam merawat alat bantu ini tidaklah sulit, antara lain :
a. Memeriksa permukaan (level) oli. Permukaan (level) oli ini harus berada pada garis
batas.
b. Memeriksa kondisi oli. Kondisi oli tidak boleh berbusa atau bergelembung.
c. Memeriksa kekentalan oli. Jika oli berubah menjadi seperti air susu berarti ada air
yang tercampur pada oli hidrolik sehingga oli / cairan hidrolik harus diganti. Oli /
cairan hidrolik tidak boleh terkontaminasi oleh apapun.
d. Memeriksa saringan oli. Saringan oli yang kotor oleh debu harus segera
dibersihkan.
e. Memeriksa kebersihan katup, karena kotoran pada katup akan membuat katup
popet tidak menutup dengan rapat dan dapat menyebabkan katup cepat aus.
60
f. Memeriksa pengikat silinder (cylinder mounting). Keadaan pengikat silinder tidak
boleh kendor
g. Memeriksa kebocoran pada silinder baik kebocoran dalam maupun luar.
h. Memeriksa sambungan antara saluran tekan dengan ulir pada penutup pompa sudah
cukup kuat dan rapat
i. Memeriksa kebocoran pada sambungan pompa
61
DAFTAR PUSTAKA
[1] BSN, Standar Nasional Indonesia, 2006. SNI Nomor 03-2105- 2006 tentang Papan
Partikel. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta
[2] BSN, Standar Nasional Indonesia, 2006. SNI Nomor 07-0052- 2006 tentang Baja Profil
Kanal U proses canai panas (Bj P Kanal U). Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
[3] “Safety and Health Topics Wood Dust”, United States Department of Labor. 1970,
https://www.osha.gov/SLTC/wooddust/, (25 Ferbruari 2017)
[4] L. Bean, Thomas, “Wood Dust Exposure Hazards”, Ohio State University Food,
Agricultural and Biological Engineering. 2006, http://healthfully.org/eoh/id1.html, (25
Februari 2017)
[5] “What are the Effects of Dust on the Lungs?”, Canadian Centre for Occupational Health
and Safety. 2012, http://www.ccohs.ca/oshanswers/chemicals/lungs_dust.html, (25
Ferbruari 2017)
[6] Raveendra, “Design and Analysis of Press Tool Assembly”, International Journal &
Magazine of Engineering, Technology, Management and Research. Januari. 2017,
http://www.ijmetmr.com/oljanuary2017/Raveendra-ChNagaraju-21.pdf, (25 Februari
2017)
[7] Khurmi, R. S. & Gupta J. K. 1980. A Text Book Of Machine Design. New Delhi, Eurasia
Publishing House LTD.
[8] Nugroho, Eko. dan Asroni. 2016. Pengaruh Komposisi Resin Terhadap Kekuatan Mekanik
Papan Partikel Yang Diperkuat Serbuk Kayu Aksia. Lampung, Universitas
Muhammadiyah Metro Lampung.
[9] Slamet, Sugeng. 2013. Karakteristik Komposit Dari Serbuk Kayu Gergaji Kayu (Sawdust)
Dengan Proses Hotpress Sebagai Bahan Baku Papan Partikel. Kudus. Universitas Muria
Kudus.
62
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
N7
ROUGH
180
5
15
10
30
20 40
6
25 x
0
M1
15
240
30
90
N7
ROUGH
600 12
300
N7
ROUGH
300
50
6
100
600
N7
ROUGH
300
200
30
N7
ROUGH
310
650
N7
ROUGH
312
VIEW -
30
612
DETAIL A
SCALE 1 : 5