Oleh :
RANNY WIDIANTI
16.114054.1267
Oleh :
RANNY WIDIANTI
16.114054.1267
i
2019
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT yang hanya kepada-Nya kami memuji,
memohon pertolongan dan memohon ampunan. Kami berlindung kepada-Nya
dari kekejian diri dan kejahatan amalan kami. Shalawat serta salam kita
hanturkan kepada Rosulullah Muhammad SAW dan keluarga serta
sahabatnya. Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan untuk :
SAHABAT TERKASIH
Kepada sahabat-sahabatku Ferra, Ariska, Santika, Dhea, Harti, Ayu
Amalia, terkhusus kepada Tanti Nur Hayati dan Prada Rifki Ridho
Pramono terimakasih banyak atas segala motivasi, bantuan, semangat dan
doanya selama ini. Kepada MUCILAGO (angkatan 16b) dan teman-teman
seperjuanganku penelitian mikrobiologi di laboratorium Venessia, Heny,
Evita, Annisa, Ayu dan Samuel terimakasih atas dukungan, ilmu, semangat
dan kerja samanya.
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KTI
NIM : 16.114054.1267
Dengan ini menyatakan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “Uji Aktivitas
Bakteri Propionibacterium acnes” adalah hasil pekerjaan saya dan hasil ide saya,
pendapat atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan cara penulisan referensi
yang sesuai.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika ada pernyataan ini
tidak sesuai dengan kenyataan, maka saya bersedia menanggung sanksi yang akan
dikenakan kepada saya termasuk pencabutan gelar Ahli Madya Farmasi yang saya
nanti dapatkan.
(Ranny Widianti)
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan
yang Maha Esa, karena atas izin dan karunia-Nya Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan
judul “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Tambora (Ageratum conyzaides
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Samarinda. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada kesempatan ini
1. Bapak Supomo, M.Si., Apt. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Samarinda.
2. Ibu Yulistia Budianti Soemarie, M.Farm., Apt. Selaku Pembimbing 1 saya yang
dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah baik berupa saran maupun masukan-
masukan.
3. Ibu Nurul Fatimah, M.Sc., Apt. Selaku Pembimbing 2 saya yang telah banyak
Ilmiah.
v
4. Bapak Triswanto Sentat, M.Farm-Klin., Apt dan Bapak Supomo, M.Si., Apt
selaku dosen penguji saya yang telah memberikan masukan dalam penyusunan
bapak dan ibu dosen yang telah banyak memberikan pengajaran ilmu yang
6. Kepada orang tua tercinta bapak Syaiful Anwar dan ibu Indah Neni Iriani
terimakasih atas segala doa, motivasi, semangat serta dukungannya sejak awal
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak. Demikian
Karya Tulis Ilmiah ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat dalam perkembangan
ilmu pengetahuan.
(Ranny Widianti)
vi
ABSTRAK
Jerawat merupakan kondisi abnormal pada permukaan kulit wajah, leher, dada
dan punggung yang terjadi akibat adanya kondisi abnormal pada kulit karena
gangguan produksi kelenjar minyak (sebaseus gland) sehingga menyebabkan
produksi minyak berlebihan. Salah satu bakteri penyebabnya adalah
Propionibacterium acnes. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas
antibakteri ekstrak etanol daun tambora dan konsentrasi efektif ekstrak etanol daun
tambora dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.
Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental. Objek penelitian ini adalah
ekstrak etanol daun tambora. Konsentrasi ekstrak etanol daun tambora yang
digunakan sebesar 50%, 60% dan 70% dengan kontrol positif klindamisin 0,1% dan
kontrol negatif DMSO 1%. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode kertas
cakram dengan melihat zona hambat.
Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol daun tambora mengandung alkaloid,
flavonoid, tanin dan saponin. Hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
tambora dengan variasi konsentrasi 50%, 60%, 70%, kontrol positif dan kontrol
negatif pada bakteri Propionibacterium acnes secara berturut-turut adalah 8,82 mm,
9,64 mm, 10,71 mm, 29,27 mm dan 0.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
viii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tumbuhan Tambora.................................................................................. 4
B. Simplisia ................................................................................................... 6
1. Pengertian ........................................................................................ 6
C. Ekstraksi ................................................................................................... 8
E. Maserasi .................................................................................................... 10
G. Bakteri....................................................................................................... 11
1. Bakteri Positif.................................................................................. 11
I. Antibiotik .................................................................................................. 14
ix
2. Klindamisin .................................................................................... 14
G. Prosedur Penelitian.................................................................................... 18
6. Sterilisasi ........................................................................................ 22
x
12. Uji Aktivitas Antibakteri Dengan Metode Disc Diffusion ............. 24
BAB IV PEMBAHASAN
C. Ekstraksi .................................................................................................. 27
E. Sterilisasi ................................................................................................. 31
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................... 30
B. Saran .......................................................................................................... 30
LAMPIRAN ....................................................................................................... 42
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
6. Sterilisasi ..................................................................................................... 48
7. Cara Kerja Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Tambora ........ 49
10. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Tambora ................. 53
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jerawat merupakan penyakit pada permukaan kulit wajah, leher, dada dan
punggung yang terjadi akibat adanya kondisi abnormal kulit karena gangguan
berlebihan. Gangguan ini memicu terjadinya penyumbatan saluran folikel rambut dan
doksisiklin, dan klindamisin. Efek samping dari penggunaan antibiotik dalam jangka
waktu yang panjang dapat mengakibatkan resistensi dan dapat mengalami kerusakan
1
manusia, yaitu dengan zat aktif pembunuh bakteri yang terkandung pada tumbuhan.
Salah satu
2
3
alkaloid, benzofuran, chromen, chromon, kumarin, minyak atsiri, dan tanin sehingga
tanaman ini dipercaya memiliki banyak manfaat dan salah satunya adalah sebagai
B. Rumusan Masalah
3
4
C. Hipotesis Penelitian
D. Tujuan Penelitian
Propionibacterium acnes.
E. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan daun Tambora (Ageratum conyzaides L.) dapat
digunakan sebagai salah satu antibakteri alami untuk pengobatan pada jerawat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tumbuhan Tambora
1. Klasifikasi Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzaides Linn.
2. Morfologi Tumbuhan
atau bagian bawahnya berbaring, tingginya sekitar 30-90 cm dan memiliki cabang.
5
6
Batang berbentuk bulat dan berbulu. Daun tunggal bertangkai, letaknya saling
berhadapan dan bersilang, helaian daun bulat telur dengan pangkal membulat dan
ujung meruncing, tepi bergerigi, panjang 1-10 cm, lebar 0,5-7 cm, kedua permukaan
bawah daun warnanya hijau. Bunga majemuk berkumpul tiga atau lebih, berbentuk
malai rata yang keluar dari ujung tangkai, biasanya berwarna biru hingga ungu,
terkadang putih. Panjang bonggol bunga 6-8 mm, dengan tangkai yang berambut.
Buah bulat panjang berwarna hitam dan bentuknya kecil (Badan POM RI, 2008).
3. Nama Daerah
tempuyak.
Sulawesi : Dawet, lawet, rukut, rukut weru, rukut manooe dan sopi
4. Khasiat Tumbuhan
dkk., 2016).
7
B. Simplisia
1. Pengertian Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang
telah dikeringkan. Simplisia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu simplisia nabati,
simplisia hewani dan simplisia mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang
adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau dengan cara tertentu
dikeluarkan dari selnya atau zat nabati lain yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tumbuhannya. Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan. Simplisia mineral adalah simplisia berupa
bahan mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
tumbuhan saat panen, serta waktu tepat untuk panen (DepKes RI, 1985).
kotoran dan atau bahan asing lainnya yang terikut saat pengumpulan,
seperti tanah, kerikil, rumput, gulma dan bagian tumbuhan yang tidak
air bersih yang mengalir agar kotoran yang terlepas tidak menempel
proses pengeringan.
pengotor lain yang masih ada. Seperti bagian yang tidak diinginkan,
C. Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut. Senyawa
aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan
minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Dapat diketahui senyawa aktif yang
ekstraksi yang tepat (Depkes RI, 2000). Ekstraksi dapat menggunakan pelarut tunggal
dan pelarut campuran. Pelarut campuran yang biasa digunakan yaitu campuran air
dan etanol, campuran air dan metanol, campuran air dan eter.
10
D. Skrining Fitokimia
1. Alkaloid
alkaloid mencakup senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih
atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagian dari sistem siklik (Harbone, 1987).
2. Tanin
Secara kimia terdapat dua jenis utama tanin yang tersebartidak merata dalam
gymospermae, dan tersebar luas dalam angiospermae, terutama pada jenis tumbuhan
3. Flavonoid
dalam jaringan timbuhan mula-mula didasarkan pada sifat kelarutan dan reaksi warna
(Harbone, 1987).
4. Saponin
Saponin adalah senyawa aktif yang permukaannya kuat menimbulkan busa, bila
dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hermolisis
dalam darah.
11
5. Steroid/Triterpenoid
Senyawa ini berstruktur siklik, kebanyakan berupa alkohol, aldehid, atau asam
1987).
E. Maserasi
wadah yang bermulut lebar bersama pelarut yang telah ditetapkan, wadah tertutup
penyari pada 1:10 metode maserasiadalah satu bagian serbuk simplisia dan 10 bagian
pelarut(DepkesRI, 2008).
diisi dengan agen mikroba dan diletakkan pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar tersebut. Adanya aktivitas
12
antibakteri diindikasikan dengan area jernih pada daerah sekitar piringan (Pratiwi,
2008).
G. Bakteri
sel merupakan struktur kompleks yang berfungsi sebagai sel tersusun dari
1. Bakteri Positif
yang membentuk struktur tebal, kaku, dan asam teikoat yang mengandung alkohol
dan fosfat.Terdapat 2 macam asam teikoat yaitu, asam lipoteikoat yang merentang
dilapisan peptidoglikan dan terikat pada membran plasma dan asam teikoat danding
2. Bakteri Negatif
luar. Terdapat daerah plasma yang merupakan daerah antara triplasma yang
Dinding sel yang tidak mengandung asam teikoat dan hanya terdiri dari peptidoglikan
c. Fase stasioner merupakan fase deplesi nutrient atau adanya produk toksit
1. Klasifikasi Bakteri
Kingdom : Bacteria
Phylum : Actinobacteria
Class : Actinobacteridae
Ordo : Actinomycetales
Family : Propinibacteriaceae
Genus : Propionibacterium
Spesies : Propionibacterium acnes (Bruggeman, 2010).
14
bentuk basil, pada jerawat bakteri ini berada di kelenjar sebasea tertentu yang
parvum, dimana bakteri ini adalah bakteri gram positif aerotoleran anaerobik non
sporulating yang telah digambarkan sebagai difteri atau coryneform. Studi lebih
lanjut membedakan spesies bakteri ini bakteri gram positif lainnya berdasarkan
I. Antibiotik
1. Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah bahan atau senyawa yang khusus digunakan untuk kelompok
membran sel, antibakteri yang menghambat sintesis asam nukleat sel dan
menghambat sintesis protein. Secara umum bakteri dibagi menjadi dua macam yaitu
2. Klindamisin
A. Rancangan Penelitian
bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang terjadi akibat adanya
skrining fitokimia dan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun tambora (Ageratum
50%, 60% dan 70% dengan kontrol positif yaitu klindamisin 0,1% dan kontrol negatif
B. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun tambora
(Ageratum conyzaides L.) dengan konsentrasi 50%, 60% dan 70% yang dapat
16
17
Sampel yang digunakan adalah daun tambora (Ageratum conyzaides L.) yang
diperoleh dari Desa Kota Bangun Seberang Kecamatan Kota Bangun, Kutai
sampling, yaitu teknik penentuan sampel untuk kriteria tertentu. Kriteria tumbuhan
yang digunakan adalah keseluruhan bagian daun tumbuhan yang berwarna hijau dan
segar.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah konsentrasi daun tambora (Ageratum
2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah zona hambat bakteri yang terbentuk
3. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah ekstrak etanol daun tambora
E. Definisi Operasional
bagian daun tumbuhan yang berwarna hijau dan segar yang diambil dari Desa
3. Ekstrak etanol daun tambora (Ageratum conyzaides L.) adalah ekstrak kental
etanol 70%.
ekstrak etanol daun tambora dengan konsentrasi 50%, 60% dan 70% terhadap
a. Alat
ayakan mesh 60, beaker glass, blender, cawan petri, cawan porselen,cotton
bud,hotplate, incubator, jangka sorong, jarum ose, kaca arloji, kain kasa,
kapas, laminar air flow, lampu spiritus, magnetic stirrer, mikropipet, oven,
analitik.
19
b. Bahan
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah aquadest steril, bakteri
G. Prosedur Penelitian
1. Pengambilan Sampel
diperoleh dari Desa Kota Bangun Sebarang Kecamatan Kota Bangun, Kutai
Kartanegara. Daun yang digunakan adalah keseluruhan bagian daun tumbuhan yang
3. Pembuatan Simplisia
Pemilihan bahan baku simplisia daun tambora sesuai dengan kriteria peneliti.
berikut:
20
a. Sortasi Basah
rumput, batang, daun, akar yang telah rusak serta pengotoran lainnya harus
buang.
b. Pencucian
Daun tambora yang melalui proses sortasi basah kemudian dicuci dengan
air bersih dan dibilas dengan air mengalir bertujuan untuk menghilangkan
c. Pengeringan
dengan kain hitam tipis. Proses pengeringan bertujuan agar simplisia tahan
d. Sortasi Kering
bagian tanaman yang tidak diinginkan dan kotoran lain yang masih tertinggal
masukkan 200 g serbuk kering daun tambora kedalam bejana kaca lalu tambahkan
dengan 1 liter pelarut etanol 70% didiamkan selama 24 jam, kemudian diaduk selama
etanol 70% sebanyak 1 liter didiamkan selama 24 jam, kemudian diaduk selama 2
cara disaring menggunakan kertas saring, maserat yang diperoleh dari perendaman
pertama dan kedua diuapkan diatas penangas air sampai diperoleh ekstrak kental.
5. Skrining Fitokimia
a. Uji alkaloid
2 menit, didinginkan lalu disaring filtrat yang diperoleh digunakan untuk uji
berikut:
22
1) Pereaksi Mayer
2) Pereaksi Bouchardat
3) Pereaksi Dragendorf
b. Uji Flavonoid
panas, dididihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas. Diambil
menunjukkan flavonoid positif jika pada lapisan amil alkohol terjadi warna
c. Uji Tanin
disaring lalu diambil filtrat secukupnya dan diencerkan dengan air sampai tidak
23
d. Uji Saponin
panas, didinginkan dan kocok kuat, saponin positif jika terbentuk buih yang
6. Sterilisasi
Semua alat yang akan digunakan disterilisasi harus dicuci bersih terlebih dahulu
yang sesuai. Alat dan bahan yang telah dibungkus sesuai prosedur dimasukkan
kedalam autoklaf dengan tekanan 2 atm pada suhu 121° C selama 15 menit (Adjie,
dkk., 2007).
ditambahkan air suling 250 ml, kemudian diletakkan di atas hotplate dan diaduk.
Koloni bakteri diambil dengan jarum ose kemudian dilakukan streak zig-zag
pada media agar miring, diinkubasi pada suhu 37° C selama 1 kali 24 jam dan 2 kali
24 jam.
Larutan asam sulfat (H2 SO4) 1% 9,95ml dicampurkan dengan 0,05 ml larutan
barium klorida (BaCl2 ) 1,175% dalam tabung reaksi kocok sampai homogen.
tabung yang berisi 10 ml aquadest steril sampai diperoleh kekeruhan yang sama
dengan standar Mc Farland, jika kurang keruh ditambah biakan bakteri, dan apabila
2014).
dibuat dengan berbagai konsentrasi yaitu 50%, 60%, dan 70% dengan
homogen.
homogen.
homogen.
merata. Papper disk yang telah direndam dalam ekstrak etanol daun tambora
dengan varian konsentrasi 50%, 60%, dan 70% diletakkan pada media Nutrient
Agar, untuk kontrol negatif yaitu papper disk direndam dengan DMSO 1%,
pada suhu 37° C selama 1x24 jam sampai 2x24 jam (Merta, dkk., 2013). Amati
dan ukur zona hambat yang terbentuk, diukur diameter dengan menggunakan
jangka sorong di daerah yang bening sekitar konsentrasi ekstrak etanol daun
tambora. Pengukuran dilakukan dengan membuat dua garis tegak lurus melalui
dan diukur.
d1+d2
Pengukuran zona hambat = ( )
2
Keterangan:
Diameter zona hambat yang diukur yaitu daerah bening sekitar kertas
cakram (tidak ada pertumbuhan bakteri), diukur dari satu ujung ke ujung yang
H. Analisis Data
Data hasil penelitian ini akan dianalisis dengan metode deskriptif berupa data
kualitatif dan kuantitatif. Data disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan narasi.
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tumbuhan
Samarinda adalah tumbuhan tambora dengan nama (Ageratum conyzaides L.). Hasil
diperoleh dari desa Kota Bangun Seberang Kecamatan Kota Bangun Kutai
sortasi basah bertujuan untuk memisahkan antara daun dengan tangkai dan bagian
tanaman yang lain dan daun tambora dicuci menggunakan air mengalir agar kotoran
yang terlepas tidak menempel kembali kemudian daun ditiriskan. Daun tambora segar
diperoleh dengan berat basah sebanyak 1350 gram kemudian proses pengeringan
simplisia daun tambora dilakukan dengan cara alami yaitu dengan dikering anginkan
di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung. Proses pengeringan simplisia
28
29
bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak sehingga dapat
disimpan dalam jangka waktu yang lama (Musaenah, 2016). Daun tambora kering
yang lebih halus dan homogen agar proses ekstraksi lebih efektif dan efesien (Depkes
RI, 2008). Serbuk simplisia dengan luas permukaan yang besar pada umumnya
penyarian akan bertambah baik, karena permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan
dengan cairan penyari semakin luas dan memecah dinding sel sehingga cairan penyari
dapat masuk ke dalam sel dan mengekstraksi kandungan kimia lebih banyak
C. Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut cair.
Proses pembuatan ekstrak daun tambora pada penelitian ini menggunakan metode
beberapa kali pengadukan (Depkes RI, 2000). Metode maserasi dapat menghindari
alamseperti flavonoid, alkaloid dan minyak atsiri. Serbuk simplia daun tambora
sebanyak 200 gram direndam menggunakan pelarut etanol 70% sebanyak 1100 ml
D. Skrining Fitokimia
metabolit sekunder yang terkandung dalam simplisia dan ekstrak etanol daun
Berdasarkan pada hasil tabel diatas, menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
tambora memiliki senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tannin dan
saponin. Hasil skrining fitokimia memperlihatkan bahwa ekstrak etanol daun tambora
memiliki senyawa golongan alkaloid, pada pereaksi Mayer didapatkan hasil negatif
Bouchardart mendapatkan hasil positif karena terbentuknya endapan coklat dan pada
bata. Pengujian alkaloid dapat dinyatakan positif jika terjadi endapan paling sedikit
dua dari tiga percobaan diatas, apabila kurang dari dua dari tiga percobaan maka
32
dikatakan negatif alkaloid (Budiyanti, 2016). Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa
Senyawa golongan flavonoid pada ekstrak etanol daun tambora didapatkan hasil
positif, pengujian dengan penambahan serbuk Mg, HCl pekat, dan amil alkohol
Senyawa golongan tanin pada ekstrak etanol daun tambora didapatkan hasil
golongan saponin pada ekstrak etanol daun tambora didapatkan hasil positif, dengan
terbentuknya busa yang permanen selama tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2015), ekstrak etanol daun bandotan
seperti alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, glikosida dan steroid.Menurut Kamboj dan
seperti flavonoid, alkaloid, minyak atsiri, tanin, steroid, saponin dan kumarin.
Menurut Ndip dkk (2009), kandungan senyawa metabolit yang terkandung didalam
E. Sterilisasi
33
segala bentuk kehidupan mikroorganisme. Alat yang digunakan untuk proses steril
adalah autoklaf yang berfungsi untuk mensterilkan dengan uap panas bertekanan.
Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda. Alat-alat seperti cawan petri,
batang pengaduk, pinset serta wadah yang telah dicuci bersih dikeringkan kemudian
reaksi dan gelas ukur ditutup menggunakan kapas yang telah dibungkus dengan kain
kassa dan dilapisi dengan aluminium foil, media Nutrient Agar yang telah dibuat
kemudian dimasukkan kedalam autoklaf. Media dan alat disterilkan dalam autoklaf
dengan suhu 121° C selama 15 menit pada tekanan 2 atm (Pelczar dan Chan, 2007).
F. Peremajaan Bakteri
medium lama ke medium yang baru agar bakteri dapat memulai metabolisme kembali
beberapa ose suatu koloni bakteri Propionibacterium acnes. Koloni bakteri diambil
diswabkansecara zig-zag pada media agar miring NA, kemudian di inkubasi dalam
Jerawat merupakan penyakit pada permukaan kulit yang terjadi akibat kondisi
tabung reaksi yang berisi aquadest steril kemudian diaduk sampai larutan menjadi
Vis dengan larutan Mc Farland sebagai pembanding, blank yang digunakan adalah
nilai yang menunjukkan besarnya jumlah cahaya yang diserap oleh larutan, panjang
antara 70%-75% (Nur dkk, 2014). Berdasarkan hasil uji spektrofotometri terhadap
mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun tambora (Ageratum conyzaides L.) terhadap
penelitian ini adalah disk difusion ( metode kertas cakram) metode ini dipilih karena
35
tidak memerlukan peralatan khusus, pengerjaan lebih mudah dilakukan dan relatif
Konsentasi ekstrak etanol daun tambora yang digunakan ada 3 variasi yaitu
50%, 60%, 70%, klindamisin 0,1% sebagai kontrol positif dan DMSO 1% sebagai
Pada hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun tambora terhadap bakteri
hambat yang terbentuk adalah daerah bening disekitaran kertas cakram, yang artinya
paling besar dengan rata-rata zona hambat sebesar 29,27 mm, hal ini dikarenakan
menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif.
Kontrol positif berfungsi sebagai kontrol dari zat uji untuk mengetahui perbandingan
konsentrasi 1% tidak menunjukkan adanya zona hambat yang terbentuk, hal ini
yang memiliki aktivitas adalah zat uji bahan pelarut (Pratiwi, 2008).
disekitaran area kertas cakram. Menurut Davis (1971), apabila zona hambat yang
Berdasarkan hasil uji antibakteri ekstrak etanol daun tambora terhadap bakteri
konsentrasi 50% ekstrak etanol daun tambora rata-rata zona hambat yang terbentuk
sebesar 8,82 mm, konsentrasi 60% rata-rata zona hambat yang terbentuk sebesar 9,64
mm dan pada konsentrasi 70% rata-rata zona hambat yang terbentuk sebesar 10,71
mm. Sedangkan pada penelitian Laoli (2018) uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol
37
pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 60% rata-rata zona hambat yang terbentuk
sebesar 10,83 mm dengan kategori kuat. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
zona hambat yang terbentuk yaitu konsentrasi, metabolit sekunder, ph, suhu, jumlah
Berdasarkan kriteria zona hambat yang diperoleh dari pengujian ekstrak etanol
untuk konsentrasi 50% dan 60% kategori daya hambat dikatakan sedang dan
konsentrasi 70% kategori daya hambat dikatakan kuat. Zona hambat yang dihasilkan
dari ekstrak etanol daun tambora dapat dihubungkan dengan senyawa yang
Hasil skrining fitokimia yang dilakukan penelitian ini pada ekstrak etanol daun
tambora mengandung senyawa metabolit yaitu alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin.
ekstrak etanol daun tambora, senyawa alkaloid yang terkandung didalam daun
dinding sel tidak terbentuk utuh dan menyebabkan kematian sel (Supomo dkk, 2017).
membentuk senyawa kompleks dengan protein dan terlarut sehingga dapat merusak
membran sel bakteri (Nuria, 2009). Tanin memiliki aktivitas sebagai antibakteri,
38
zona bening daya hambat yang terbentuk. Hal ini sesuai dengan penelitian Laoli
(2018), yang menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan
A. Simpulan
konsentrasi 50% dengan zona hambat rata-rata sebesar 8,82 mm kategori daya
B. Saran
2. Bagi peneliti selanjutnya melakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
39
40
DAFTAR PUSTAKA
Merta, IW., IN, Nuidja., dan NM, Marwati. 2013. “Ekstrak Gambir Memiliki Daya
Hambat Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureusSecara Invitro”. Jurnal
Skala Husada Vol. 10 No. 1.Hal : 39-43.
Mukhriani. 2014. “Ekstrak, Pemisahan Senyawa dan Identifikasi Senyawa Aktif”.
Jurnal Kesehatan. 7 (2). Hal: 326.
Mumpuni, Y., 2010. Cara Jitu Mengatasi Jerawat. Yogyakarta. Penerbit: Andi.
Ndip, R.N., Ajonglefac, A.N., Wirna, T., Luma, H.N., Wirmum, C., dan Efange,
S.M.N. 2009. “In-vitro antimicrobial activity of A conyzaides L. on clinical
isolated of Helicobacter pylori”. African Journal of Pharmacy and
Pharmacology. Vol. 3 (11).
Nur, S.F., Rauf, A.P., Ahmad, A. 2014. “Isolasi Senyawa Polisakarida dan Ekstrak
Intraselular dari Alga Emas (Nitzchiaps.)Sebagai Antijamur dan
Antioksidan”.Jurnal Kimia dan Ilmu Pengetahuan Alam.Makassar. Universitas
Hasanuddin.
Nuria, M.C.A., Faizatun, dan Sumantri. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Jarak Pagar (Jatropha cuircas L.) terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus ATCC 25926, Escherichia coli ATCC 25922, dan Salmonella typhi
ATCC 1480. Ilmu-ilmu Pertanian. Vol: 5. Hal: 26-37.
Pelczar, M.J., Chan, E.C.S. 2007. Dasar-dasar Mikrobiologi. Diterjemahkan oleh:
Hadioetomo, R.S., Imas, T., Tjitrosomo, S.S. dan Angka, S.L. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga. Hal: 26-28, 188-191,
137-138, 110.
Sears, B. W., Lisa, S., dan Rodrigo, S. 2011. Intisari Mikrobiologi dan Imunologi.
Jakarta: EGC. Hlm: 2-3, 47.
Supomo., Soemarie, Y.B., Saihatin, U. 2017. “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol Umbi Bawang Rambut (Allium chinense G. Don) Terhadap Bakteri
Escherichia coli ATCC 8939”. Media Sains. Vol: 2. Hal: 193.
Supomo., Supriningrum, R., dan Junaid, R. 2016. “Karakterisasi dan Skrining
Fitokimia Daun Karehau (Callicarpa longifolia Lamk)”. Jurnal Kimia
Mulawarman. 13 (2): 89-95.
Tiwari, P. Kumar, B. Kaur, G. Kaur, H. 2011. Phytochemical screening and
Extraction: A Review. Internationale Pharmaceutica Sciencia. Vol: 1 (1).
Utami, R.E., 2012. Antibiotika, Resistensi dan Rasionalitas Terapi.Saintis Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang. Malang.
43
Pengumpulan Sampel
Determinasi Tumbuhan
Pembuatan Simplisia
Ekstraksi
Skrining Fitokimia
Analisis Data
45
Lampiran 6. Sterilisasi
Penimbangan Media NA
600 = 74,2447
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Lampiran 10. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Tambora
56
DMSO 1%
58
50 gram 50000mg
1. Konsentrasi 50% b/v =
100ml 100ml
50mg
= 50mg dalam 1 ml
1ml
60 gram 60000mg
2. Konsentrasi 60% b/v =
100ml 100ml
60mg
= 60mg dalam 1 ml
1ml
70 gram 70000mg
3. Konsentrasi 70% b/v =
100ml 100ml
70mg
= 70mg dalam 1 ml
1ml
1. Media NA
1000 𝑚𝑙 250 𝑚𝑙
=
20 𝑔 𝑀2
1000 ml x M2 = 20 g x 250 ml
5000 𝑔/𝑚𝑙
M2 = 1000 𝑚𝑙
M2 = 5 gram
Lampiran 13. Perhitungan Diameter Zona Hambat Hasil Uji Aktivitas Antibakteri
Konsentrasi 50%
9,6 9,5
R1 = 9,55 mm
2
8,3 8,12
R2 = 8,21 mm
2
8,4 9,88
R3 = 9,14 mm
2
Konsentrasi 60%
9,58 9,8
R1 = 9,69 mm
2
9,4 9,9
R2 = 9,65 mm
2
10,1 9,56
R3 = 9,83 mm
2
Konsentrasi 70%
11,38 10,58
R1 = 10,98 mm
2
61
10,7 11,36
R2 = 11,03 mm
2
10,9 10,1
R3 = 10,5 mm
2
28,56 29,32
Klindamisin 0,1% = 28,94 mm
2
DMSO 1% =0
Konsentrasi 50%
9,1 9,1
R1 = 9,1 mm
2
7,86 8,3
R2 = 8,08 mm
2
8,2 9,48
R3 = 8,84 mm
2
Konsentrasi 60%
9,9 91
R1 = 9,5 mm
2
9,6 9,18
R2 = 9,39 mm
2
10,2 9,38
R3 = 9,79 mm
2
62
Konsentrasi 70%
11,38 10,1
R1 = 10,74 mm
2
10,16 11,3
R2 = 10,73 mm
2
10,5 10,1
R3 = 10,3 mm
2
29,2 30
Klindamisin 0,1% = 29,6 mm
2
DMSO 1% =0
8,97 8,67
Rata-Rata Konsentrasi 50% = 8,82 mm
2
9,72 9,56
Rata-Rata Konsentrasi 60% = 9,64 mm
2
10,84 10,59
Rata-Rata Konsentrasi 70% = 10,71 mm
2
28,94 29,6
Rata-Rata Klindamisin 0,1% = 29,27 mm
2
Rata-Rata DMSO 1% =0
63
RIWAYAT HIDUP
tiga bersaudara dari pasangan bapak Syaiful Anwar dan ibu Indah
Ayu dan tamat pada tahun 2010. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke
Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Bangun dan tamat pada tahun 2013. Setelah itu
penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Kota Bangun dan
tamat pada tahun 2016. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan jenjang
Propionibacterium acnes.