Anda di halaman 1dari 2

Ada banyak sekali dalil yang dengan jelas dan tegas memerintahkan untuk taat pada ulil amri

secara
mutlak, baik dia shalih atau fajir. Diantaranya:

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ia bersabda:

‫عصاني فقد األمير يعص ومن أطاعني فقد األمير يطع ومن هللا عصى فقد يعصني ومن هللا أطاع فقد أطاعني من‬
“Barang siapa yang mentaati aku sungguh ia telah mentaati Allah, dan barang siapa yang durhaka padaku
sungguh ia telah mendurhakai Allah, barang siapa yang taat pada pemimpin sungguh ia telah taat padaku,
dan barang siapa yang durhaka pada pemimpin sungguh ia telah durhaka padaku.” (HR. Muslim no. 1835).

Dari Ubadah bin Shamit radhiallahu’anhu, ia berkata:

‫هانعيابف َمَّلسو ِهيلع ُهللا ىَّلص ُّيبنلا اناعد‬، ‫ انيلع ذخأ اميف لاقف‬: ‫ ِةعاطلاو ِعمسلا ىلع انعياب نأ‬، ‫ان ِهركمو ان ِطشنم يف‬، ‫انيلع ٍةرثأو انِرسيو انِرسعو‬،
‫ َهلهأ َرمألا َعزانن ال نأو‬، ‫اًحاوَب اًرفُك اورت نأ الإ‬، ‫ٌناهرب هيف ِهللا نم مكدنع‬
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pernah memanggil kami, kemudian membaiat kami. Ketika membaiat
kami beliau mengucapkan poin-poin baiat yaitu: taat dan patuh kepada pemimpin, baik dalam perkara yang
kami sukai ataupun perkara yang tidak kami sukai, baik dalam keadaan sulit maupun keadaan lapang, dan
tidak melepaskan ketaatan dari orang yang berhak ditaati (pemimpin). Kecuali ketika kalian melihat
kekufuran yang jelas, yang kalian punya buktinya di hadapan Allah.” (HR. Bukhari no. 7056, Muslim no.
1709).

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫مكل يذلا هللا نولأستو مكيلع يذلا قحلا نودؤت لاق كلذ انم كردأ نم رمأت فيك هللا لوسر اي اولاق اهنوركنت رومأو ةرثأ يدعب نوكتس اهنإ مث‬
“Akan datang banyak kezaliman sepeninggalku. Dan perkara-perkara yang kalian ingkari”. Lalu para sahabat
bertanya, “Wahai Rasulullah apa nasehatmu bagi orang yang mendapat masa itu?”. Lalu beliau bersabda:
“Tunaikan kewajiban yang dibebankan kepada kalian, dan mintalah kepada Allah sesuatu yang baik untuk
kalian.” (HR. Muslim no. 1843).

Salamah bin Yazid Al Ju’fiy bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

‫ةثلاثلا يف وأ ةيناثلا يف هلأس مث هنع ضرعأف هلأس مث هنع ضرعأف انرمأت امف انقح انوعنميو مهقح انولأسي ءارمأ انيلع تماق نإ تيأرأ هللا يبن اي‬
‫متلمح ام مكيلعو اولمح ام مهيلع امنإف اوعيطأو اوعمسا لاقو سيق نب ثعشألا هبذجف‬
“Wahai Nabi Allah bagaimana menurutmu bila diangkat bagi kami pemimpin-pemimpin yang menuntut
segala hak mereka, tetapi mereka tidak menunaikan hak-hak kami? apa perintahmu untuk kami wahai
Rasulullah?”. Maka Rasulullah berpaling darinya, sampai ia tanyakan tiga kali namun Rasulullah tetap
berpaling darinya. Kemudian Al Asy’ats bin Qais menariknya dan berkata: “Kewajibanmu hanya mendengar
dan taat, sesungguhnya mereka akan mempertanggung-jawabkan apa yang dibebankan atas mereka, dan
kalian juga akan mempertanggung-jawabkan apa yang dibebankan atas kalian.” (HR. Muslim no. 1846).

Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫أميرِِه من ك َِره من‬ ْ ‫ علي ِِه فلي‬. ‫ليس فإنّه‬


ِ ‫صبِ ِْر شيئا‬ َِ ‫الناس من أح ٌِد‬
ِِ ‫السلطان من خرج‬
ِِ ‫ ِشبْرا‬، َِ‫ علي ِِه فمات‬، ‫جاهلي ِةً ميت ِةً ماتَِ إال‬

“Barang siapa yang tidak suka terhadap suatu hal dari pemimpinnya, maka hendaknya ia bersabar. Karena
tidak ada yang memberontak kepada penguasa satu jengkal saja, kemudian ia mati, kecuali ia mati
jahiliyah.” (HR. Bukhari no. 7054, Muslim no. 1849).

Dari Ummu Salamah Hindun bintu Abi Umayyah radhiallahu’anha, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda:

‫ ُءارمأ ُنوكتس‬. ‫ َنوركْ ُنتو ََِنوفرعتف‬. ‫ ئِرَب فِرَع نمف‬. ‫ َمِلَس َرِكَن نمو‬. ‫ اولاق َعباتو يِضَر نم نكلو‬: ‫ لاق ؟ مُهلتاقن الفأ‬: ‫ ال‬. ‫اولص ام‬
“Akan ada para pemimpin kelak. Kalian mengenal mereka dan mengingkari perbuatan mereka. Siapa yang
membenci kekeliruannya, maka ia terlepas dari dosa. Siapa yang mengingkarinya, maka ia selamat. Namun
yang ridha dan mengikutinya, itul

Anda mungkin juga menyukai